Anda di halaman 1dari 12

MAKNA PANCASILA DILIHAT DARI PANDANGAN

AGAMA ISLAM

Oleh:

AFIYA MAULIDTA
205080501111001

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

i
Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................................................................i

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3

1.3 Tujuan...........................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.........................................................................................................................4

2.1 Pancasila dalam Sudut Pandang Agama Islam............................................................4

2.2 Relasi antara Pancasila dengan Islam...........................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP...................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................9

3.2 Saran.............................................................................................................................9

Daftar Pustaka...........................................................................................................................10

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pancasila tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas pada mata kuliah
pancasila. Penyusunan makalah pancasila yang bertema “ Prespektif Agama Islam Terhadap
Pancasila” ini bertujuan menambah wawasan dalam bidang kebangsaan serta keagamaan.

Saya sangat berterima kasih kepada yang terhormat Bapak Ir. Muchammad Rasyid
Fadholi selaku dosen pada mata kuliah pancasila yang telah memberikan wawasan terhadap
kami. Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 10 Desember 2020

Afiya Maulidta

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Setiawan, pandangan hidup di suatu negara pada dasarnya berakar dari
fitrah manusia, hanya karena setiap negara memiliki pandangan yang berbeda tentang
kodrat manusia maka menimbulkan pandangan hidup yang berbeda pula (Setiawan,
2019). Pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila yang merupakan jiwa
bangsa Indonesia, kemudian diwujudkan sebagai kepribadian bangsa dalam budi pekerti
dan perilaku. Kepribadian bangsa yang kuat adalah kepribadian bangsa ini. Akhirnya,
kepribadian bangsa yang kuat menjelma menjadi gaya hidup dan cara hidup ini, dan
bangsa Indonesia mendeklarasikan gaya hidup ini sebagai landasan falsafah nasional
dan falsafah bangsa.

Melalui sejarah yang panjang, Pancasila lahir sebagai falsafah negara Indonesia.
Pancasila merupakan bagian dari doktrin agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
perdamaian, persamaan hak dan pengalaman beragama dalam konteks kebangsaan. Di
suatu negara diperlukan sistem regulasi yang dapat mengkoordinasikan semua orang
yang berada di bawah naungan negara tersebut, dan Pancasila merupakan contoh dari
sistem regulasi di Indonesia.

Sejak bangsa Indonesia berdiri, para petinggi negara sudah menyadari bahwa
kekayaan bangsa indonesia salah satunya adalah masyarakat majemuk, maka dari itu
harus dihormati dan diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika(Ridwan, 2017).
Mengutip dari pernyataan Kahin dan Dahm dalam Ridwan, mengatakan bahwa
Pancasila yang dikemukakan oeh Soekarno merupakan konsepsi yang khas yang tidak
ada pada pemikiran filsafat lain di dunia (Ridwan, 2017). Kita semua tahu dalam sejarah
bahwa Pancasila telah lama mendukung dan mempersatukan semua suku, ras dan agama
yang ada di Indonesia, dan dianggap sangat cocok untuk mengkoordinasikan semua ras,
suku dan agama yang ada di Indonesia. Kesepakatan antara asas-asas dalam Pancasila
dan prinsip yang dijelaskan dalam Al- Quran membuktikan hal tersebut.

2
Sebagai falsafah kehidupan suatu negara, sejak berdirinya bangsa Indonesia,
hakikat nilai-nilai Pancasila telah dihayati dan dianut oleh bangsa Indonesia. Artinya,
pernyataan Pancasila dalam ayat 4 UUD 1945 sebenarnya mencerminkan falsafah dan
budaya negara, termasuk inspirasi dari nilai-nilai agama dan ajaran bangsa Indonesia.

Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di negeri ini,
dan tentunya sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila. Namun mengapa saat ini
tampaknya Islam adalah satu-satunya agama Islam yang berhak atas Pancasila.
Faktanya, Pancasila tidak hanya lahir sebagai untuk seorang Muslim, tapi lebih dari itu.
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman dan nilai toleransi yang tinggi. Oleh
karena itu, Indonesia mengakui keberagaman agama. Tetapi, tetap terdapat relevansi
yang sangat erat diantara Pancasila dengan ajaran agama Islam seperti pada segi akidah,
syariah, dan akhlak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pancasila dalam sudut pandang agama Islam?
2. Bagaimana hubungan antara Pancasila dan Islam?

1.3 Tujuan
1. Memahami hakikat Pancasila dalam perspektif Islam.
2. Mengetahui relasi antara Pancasila dan Islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila dalam Sudut Pandang Agama Islam


Negara Indonesia memiliki landasan dan ideologi Pancasila. Kata Pancasila
terdiri dari dua kata dasar dalam bahasa Sansekerta: Panca berarti lima, dan Sila berarti
prinsip. Berbeda dengan negara lain, Indonesia tidak termasuk negara seluler yang
memisahkan agama dari negara. Meski sebagian besar penduduk Indonesia menganut
agama Islam, Indonesia bukanlah negara Islam yang menganut hukum Islam sebagai
dasar hukum di Indonesia (AS, 2016). Indonesia adalah negara dengan filosofi
Pancasila, pada hakikatnya negara yang Berketuhanan yang Maha Esa.

Pancasila dapat dikatakan sebagai landasan pandangan dunia, ideologi nasional,


dan landasan kehidupan bangsa Indonesia, nasionalisme, dan persatuan pembangunan
bangsa. Dalam hal ini Pancasila adalah sumber jati diri, sumber kepribadian dan proses
penyelamatan bangsa (Fuad, 2012). Sebagai ideologi dan landasan negara, Pancasila
sebenarnya sejalan dengan ajaran Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk di
Indonesia. Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama, tetapi Pancasila
bisa menjadi sarana implementasi syari’at islam di Indonesia dan Pancasila dirumuskan
oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama islam.

Mengutip dari pernyataan Ma’arif didalam Setiawan mengungkapkan bahwa


sila-sila dalam Pancasila sebenarnya memiliki kandungan nilai-nilai Islam, meskipun
tidak bersumber langsung dari wahyu Ilahi (Setiawan, 2019). Menurut tokoh ini, sanagat
mungkin mengislamkan pancasila atau dapat menemukan titik temu antara keduanya.
Tertulis dalam sejarah Islam bahwa Al-Quran mengislamkan konsep yang telah ada di
Arab sebelum Islam yaitu konsep syura.

Tidak hanya itu, Ma’aruf Amin didalam Marhaeni mengharuskan Pancasila dan
agama tidak lagi dipertentangkan. Agama dan Pancasila sebenarnya saling melengkapi,
karena semua nilai dalam Pancasila mirip dengan ajaran Islam, mulai dari aspek
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, musyawarah dan keadilan sosial dalam
Alquran dan Hadist. (Marhaeni, 2017).

4
Dalam hubungan Islam dan Pancasila, keduanya dapat saling mendukung dan
melengkapi. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Juga tidak
harus memilih salah satu dan meningalkan yang lain. Sinkronisasi antara nilai-nilai
Pancasila dengan misi ajaran agama Islam tercermin dalam setiap sila yang sejalan
dengan ajaran Islam dalam semua aspek Akidah, syariah dan nilai moral.

2.2 Relasi antara Pancasila dengan Islam


Indonesia adalah negara yang penuh dengan perbedaan, baik itu perbedaan ras,
suku, agama, atau budaya. Di sisi lain, kebanyakan orang Indonesia memeluk agama
Islam. Dalam kondisi seperti itu, Indonesia perlu menggunakan Pancasila sebagai
ideologi nasional dalam berbangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Terdapat relevansi yang sangat erat antara Pancasila dengan agama Islam, yang dapat
dilihat dari nilai-nilai syariat Islam yang secara implisit dan eksplisit terdapat pada
masing-masing sila dalam Pancasila, diantaranya adalah:

1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Pada prinsipnya sila pertama menegaskan bahwa bangsa Indonesia dan setiap warga
negara harus mengakui keberadaan Tuhan (Fuad, 2012). Agama diberikan tempat untuk
hidup dan berkembang oleh pemerintah dan masyarakat, dan pengikutnya dapat dengan
leluasa mengembangkan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Keterkaitan antara Islam dengan Pancasila dapat terlihat jelas dalam Al Quran,
khususnya surat Al Ikhlas ayat 1, "Katakanlah Dia (Allah) yang Maha Esa." Hal ini
selaras dengan sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yaang Maha Esa”, Islam juga
menjelaskan bahwa Allah merupakan tuhan Yang Maha Esa. Dalam kacamata Islam,
Tuhan adalah Allah semata. Tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 163, yang berbunyi
"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang." Hal ini mengisyaratkan bahwa Islam selalu
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan.

2. Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)

Menurut Yudi Latif yang dikutip Ridwan sile Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab menekankan pada prinsip bahwa bangsa Indonesia adalah bagian dari
kemanusiaan universal, yang dituntut mengembangkan persaudaraan untuk membangun
dunia yang berkeadilan dan nilai-nilai kemanusiaan yang beradab (Ridwan, 2017).

5
Tidak hanya itu, Roman juga menyampaikan bahwa sila kedua Pancasila juga
mengajarkan bagaimana menjaga nilai-nilai kemanusiaan dengan memperlakukan
manusia secara adil dan jujur, sehingga menumbuhkan manusia yang beradab, santun,
dan humanis dalam tindakan dan perkataan (Rohman, 2013).

Didalam Islam terdapat sebuah konsep yang mengatur hubungan sesame


manusia, dikenal dengan sebutan “Hablum min an-nass”, konsep ini mengatur
bagaimana manusia saling berhubungan satu sama lain, yang akan mengimplikasikan
rasa menghargai satu sama lain sebagai makhluk ciptaan Allah yang beradab.

Jika ditinjau dari sisi Al-quran, pada surat An-Nahl ayat 90 yang berbunyi
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi
kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” Ayat tersebut mengajari kita bahwa sebagai seorang manusia harus berbuat
adil kepada sesama, siapapun itu tanpa memandang fisik dan harta. Adil dan keadilan
merupakan landasan ajaran Islam dan syariat agama Islam.

3. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)

Yudi Latif didalam Ridwan, mengatakan bahwa Asas Persatuan Indonesia


menegaskan secara prinsip bahwa bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa dengan
keinginan untuk bersatu, meski ada berbagai perbedaan di dalamnya (Ridwan, 2017).
Negara Indonesia merupakan negara kaya akan budaya karena terdiri dari berbagai
agama, suku, budaya, dan latar belakang sosial.

Didalam Islam, terdapat sebuah ayat yang menjelaskan tentang keberagaman,


yaitu Surat Al-Hujarat ayat 13, yang berbunyi “ Hai manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal…” Ayat ini
mengajarkan kita bahwa meskipun manusia di ciptakan dengan berbagai perbedaan dan
keragaman suku, tapi dengan sebuah kesatuan yaitu Islam, dapat mengikat dan
menyatukan manusia dari berbagai latar belakang.

6
4. Sila Keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan)

Inti dari sila keempat menjelaskan tentang negara Indonesia yang menggunakan
sistem musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan. Musyawarah dan
mufakat merupakan kearifan budaya lokal bangsa Indonesia dalam menjaga sistem
demokrasi dalam sistem kenegaraan (Rohman, 2013).

Terdapat keterkaitan antara nilai-nilai keislaman dengan sila keempat, sebagai


contoh pada surat Asy-Syura ayat 38 yang berbunyi “Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” Disimpulkan dari ayat ini. bahwa Islam
juga menggunakan cara berdiskusi atau musyawarah unttuk mengambil keputusan-
keputasan penting yang bersifat kepentingan bersama, seperti persoalan ekonomi,
politik, rumah tangga, dan lain sebagainya.

5. Sila kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Sila kelima menegaskan tentang keadilan sosial bagi rakyat Indonesia,


maksudnya yaitu tidak ada kemiskinana didalam negara Indonesia yang merdeka
dikarenakan rakyat Indonesia mendapatkan keadilan sosial yang sama dimata negara.
Sila ini menekankan pada prinsip keadilan dan kesehjateraan ekonomi dengan melalui
persamaan dan emansipasi yang terletak pada bidang ekonomi (Fuad, 2012).

Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang apa itu keadilan, yaitu terdapat pada Surat
An-Nahl ayat 90, yang berbunyi “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil
dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.” Ayat ini dapat menjadi gambaran sila kelima yang
menggambarkan apa itu keadilan, kemakmuran, keamanan, serta kedamaian Indonesia.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Islam adalah agama


dengan penganut terbanyak di Indonesia dan Islam tidak memiliki konflik substansial
dengan Pancasila. Semua sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang sangat sejalan
dengan ajaran Islam, diantarnya seperti menganut prinsip Tuhan adalah Esa / satu, hidup
harus adil dan beradab, siapa pun dia, apakah Muslim atau bukan (Rohman, 2013).

7
Islam juga mengajarkan pentingnya persatuan. Islam juga memiliki prinsip
pertimbangan prioritas. Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang
sangat tinggi, yang dapat kita lihat dalam kegiatan-kegiatan yang meningkatkan
kesejahteraan umat. Secara khusus, kita dapat mengutip beberapa ayat dari Alquran,
yang menggambarkan relevansi dasar antara Pancasila dan Islam (Marhaeni, 2017).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai landasan negara, Pancasila memegang peranan yang sangat penting
dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, guna mewujudkan cita-cita pendiri
bangsa Indonesia. Pancasila yang digunakan sebagai ideologi nasional berisi tentang
konsep-konsep dasar kehidupan yang dambakan bangsa Indonesia, serta pemikiran dan
konsep terdalam bangsa Indonesia tentang apa yang dianggap sebagai bentuk kehidupan
yang baik. Pancasila merupakan pandangan hidup Indonesia merupakan perwujudan
dari nilai-nilai yang dimiliki oleh negara Indonesia yang dianggap benar dan dan
menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia.

Pancasila memiliki relevansi yang sangat erat kaitannya dengan agama Islam,
seperti butir-butir sila dalam Pancasila selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-
Qur’an. Dengan menerapkan pancasila dalam kehidupan, maka tidak akan menjadikan
kita sebagai manusia yang melenceng dari syariat agama Islam.

3.2 Saran
Indonesia merupakan negara dengan banyak keberagaman didalamnya.
Masyarakat Indonesia lahir dengan suku, bahasa, dan budaya yang berbeda antar satu
sama lain. Tapi, sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus saling
mempercayai, menghormati, menghargai, dan menjaga satu sama lain. Walaupun latar
belakang kita berbeda, tetapi kita masih tetap Bersatu dibawah naungan bangsa
Indonesia.

9
Daftar Pustaka

AS, A. S. (2016). Pengaruh Nilai-nilai Pancasila dan Ajaran Islam Terhadap Tujuan
Pendidikan Nasional. 1(1), 61–84.

Fuad, F. (2012). Islam dan Ideologi Pancasila, Sebuah Dialektika. Lex Jurnalica, 9(3), 164–
170.

Marhaeni, S. S. (2017). Hubungan Pancasila dan Agama Islam Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. JPPKn, 2(2), 112–118.

Ridwan, M. (2017). Penafsiran Pancasila Dalam Perspektif Islam: Peta Konsep Integrasi.
Dialogia, 15(2), 203–224. https://doi.org/10.21154/dialogia.v15i2.1191

Rohman, M. S. (2013). Kandungan Nilai-Nilai Syariat Islam Dalam Pancasila. Millah, 13(1),
205–215. http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,40159-lang,id-
c,kolom-t,Pancasi

Setiawan, S. A. (2019). Pancasila dan Ajaran Islam: Menegaskan Kembali Argumen


Penerimaan Pancasila sebagai Dasar Negara. Muẚṣarah : Jurnal Kajian Islam
Kontemporer, 1(1), 1–8. https://doi.org/10.18592/khazanah.v17i1.3002

10

Anda mungkin juga menyukai