Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya


selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Puja dan puji syukur saya haturkan
kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerusakan pada
Perkerasan Jalan” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal
berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah
ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Curup Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL........................................ i
KATA PENGANTAR..................................... ii
DAFTAR ISI.................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................... 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT................. 2
BAB II
A. Definisi Perkerasan Jalan ..................... 3
B. Jenis-jenis perkerasan jalan................... 6
C. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur
Flexible pavement.................................. 7
D. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku
Rigid pavement...................................... 11
BAB III
A. KESIMPULAN......................................... 16
B. SARAN..................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana yang sangat


menunjang bagi kebutuhan hidupmasyarakat,kerusakan
jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada
konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan
permukaan jalan berupa lubang potholes, bergelombang
rutting, retak-retak dan pelepasan butiran ravelling serta
gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi
menurun.
Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di
suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey,
perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan
pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus
integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini
dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang
agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan
yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda
kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan
kepada sarana transportasi dimanadiharapkan selama
masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti.

1
Maka dari itu sudah kewajiban kita untuk mengetahui
mulai dari penyebab kerusakan dan cara pemeliharaan
jalan tersebut.
Agar tercipta jalan yang aman,nyaman dan
memberikan manfaat yang signifikan bagi
kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat
luas dan menjadi salah satu factor menjadikannya
peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek
– aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah
berjalan selama ini, dalam pembangunan jalan ada
banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan
teliti baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun
pelaksanaan tentunya.
Kita sebagai pengguna jalan pastinya
menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman,
bersih dll. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan
tersebut harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan
sungguh-sungguh.

B. Rumusan masalah

Dalam penulisan kali ini kami rumuskan tiga


permasalahan penting

1. Apa sajakah jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada


jenis-jenis perkerasan jalan?

2
2. Apa sajakah penyebab dari masing-masing kerusakan
jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan
pemeliharaan kerusakan jalan yang terjadipada
perkerasan jalan?

C. Tujuan Dan Manfaat

1. Untuk menjelaskan jenis-jenis kerusakan jalan yang


terjadi
2. Untuk mengetahui penyebab dari masing-masing
kerusakan jalan tersebut
3. Untuk mengetahui alternatif penanganan dan
pemeliharaan kerusakan jalan yang terjadipada
perkerasan jalan

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan


bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu
lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu
belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai adalah
aspal, semen ataupun tanah liat.
Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat
memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah
berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan
manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh
komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu.
Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan
barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang
sampai berat. Jenis kendaraan penumpang akan
memberikan pula sejumlah variasi.Dan hal itu harus
didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan
jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang
bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban
besar dibanding jalan kelas 2.
Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas
berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah
dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata

4
dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa
hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan
pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca.
Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi
persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara
tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim
yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa
yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari
badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang
bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri.
Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya,
konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa jenis
antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur

Flexible pavement, yaitu perkerasan yang


menggunakan aspal sebagi bahan pengikat di mana lapisan-
lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan
beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku

Rigid pavement, yaitu perkerasan yang


menggunakan semen Portland Cement sebagai bahan
pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa
tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah sehingga beban lalulintas sebagian
besar dipikul oleh pelat beton.

5
c. Konstruksi perkerasan komposit

Composite pavement, yaitu perkerasan kaku


yangdikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa
perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan
kaku di atas perkerasan lentur.
2. Jenis-jenis perkerasan jalan

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari


beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusundari
bawah ke atas,sebagai berikut :

a. Lapisan tanah dasar sub grade


b. Lapisan pondasi bawah subbase course
c. Lapisan pondasi atas base course
d. Lapisan permukaan / penutup surface course

Lapisan perkerasan jalan lenturTerdapat


beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :

a. Flexible pavement perkerasan lentur.


b. Rigid pavement perkerasan kaku.
c. Composite pavement gabungan rigid dan flexible
pavement.
3. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur Flexible pavement
a. Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima


beban lalu-lintas dan menyebarkannya kelapisan di

6
bawahnya terus ke tanah dasar Lapisan Tanah Dasar
Subgrade
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang
berfungsi sebagai tempat perletakan lapisperkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut
Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas dari
timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan
dengan kepadatan dan dayadukungnya CBR
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang
didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan
tanah dasar dibedakan atas :
a. Lapisan tanah dasar, tanah galian.
b. Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
c. Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan


sangat tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah
dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
1. Perubahan bentuk tetap deformasi permanen
akibat beban lalu lintas.
2. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah
akibat perubahan kadar air.

7
3. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat
adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasiyang berdekatan atau akibat kesalahan
pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang
baik.
b. Lapisan Pondasi Bawah Subbase Course

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang


terletak di atas lapisan tanah dasar dan dibawah lapis
pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk
menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di
pondasi.
3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-
roda alat berat akibat lemahnya daya dukung tanah
dasar pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh
cuaca terutama hujan

c. Lapisan pondasi atas base course

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang


terletak di antara lapis pondasi bawah danlapis
permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

8
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda dan menyebarkan beban
kelapisan di bawahnya.
2. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus


cukup kuat dan awet sehingga dapat menahanbeban-
beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini
perlu dipertimbangkan beberapa hal antara
lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume
pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

d. Lapisan Permukaan Surface Course

Lapisan permukaan adalah lapisan yang


bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai:

1. Lapisan yang langsung menahan akibat


beban roda kendaraan.
2. Lapisan yang langsung menahan gesekan
akibat rem kendaraan lapisaus.
3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh
di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan


bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan

9
dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang
suatu lapis penutup / lapis aus wearing course di
ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini
adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis
permukaan untuk mencegah masuknya air dan
untuk memberikankekesatan skid resistance
permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut
memikul beban lalu linta

4. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku Rigid pavement

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum


disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat slab beton
semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah
bisa juga tidak ada di atastanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
pondasikarena dimungkinkan masih adanya lapisan
aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai
lapispermukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki
modulus elastisitas yang tinggi, akanmendistribusikan
beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga
bagian terbesar darikapasitas struktur perkerasan
diperoleh dari plat beton sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana
kekuatan perkerasan diperoleh dari teballapis pondasi
bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang

10
paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur
yang menanggung beban, maka faktor yang paling
diperhatikandalam perencanaan tebal perkerasan beton
semen adalah kekuatan beton itu sendiri.
Adanyaberagam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadapkapasitas
struktural perkerasannya.Lapis pondasi bawah jika
digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaituantara lain untuk menghindari
terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase,
kendaliterhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja working
platform untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis
pondasibawah adalah :
a. Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan
permanen
b. Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar
menjadi modulus reaksi gabungan
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–
retak pada plat beton
d. Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat
selama masa kostruksi

Menghindari terjadinya pumping, yaitu


keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air

11
padadaerah sambungan, retakan atau pada bagian
pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakanvertikal
plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air
bebas terakumulasi di bawahpelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku
dibandingkan dengan perkerasan lenturyang sudah lama
dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan
berdasarkan keuntungan dankerugiannya.
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat
perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanahdasar
tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan
kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat
beton setebal 6–7 inch. Dengan bertambahnya beban
lalu-lintas, khususnya setelah Perang Dunia ke II, mulai
disadari bahwa jenis tanah dasar berperan
pentingterhadap unjuk kerja perkerasan, terutama sangat
pengaruh terhadap terjadinya pumping padaperkerasan.
Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha
untuk mengatasi pumping sangatpenting untuk
diperhitungkan dalam perencanaan.Pada periode
sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan
penebalan di bagian ujung/ pinggir untuk mengatasi
kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat
beban truk yangsering lewat di bagian pinggir
perkerasan.

12
Kemudian setelah efek pumping sering terjadi
pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan,
banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih
tebal yaitu antara 9 –10 inch. Guna mempelajari
hubungan antara beban lalu-lintas dan perkerasan kaku,
pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test
Roads atau JalanUji dengan arahan dari Highway
Research Board, yaitu untuk mempelajari dan
mencarihubungan antara beragam beban sumbu
kendaraan terhadap unjuk kerja perkerasan kaku.
Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal
potongan melintang 9 – 7 –9 inch, jarak antara siar susut
40 kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki.
Untuk sambungan memanjang digunakan dowel
berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian
tengah. Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire
mesh. Tujuan dari program jalan uji ini adalahuntuk
mengetahui efek pembebanan relatif dan konfigurasi
tegangan pada perkerasan kaku.
Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan
22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000serta
44.000 pounds pada sumbu ganda. Hasil yang paling
penting dari program uji ini adalah bahwa
perkembangan retak pada pelatbeton adalah karena
terjadinya gejala pumping.

13
Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan
uji adalah akibat adanya pumping. Selain itu dikenal
juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa,
Illinois pada tahun 1950. Salah satu hasil yang paling
penting dari penelitian pada jalanuji AASHO ini adalah
mengenai indeks pelayanan.
Penemuan yang paling signifikan adalah adanya
hubungan antara perubahan repetisi beban terhadap
perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji
AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan
angka 1,5 tergantung juga kinerja perkerasan yang
diharapkan, sedangkan tingkat pelayanan awal selalu
kurang dan5,0.Berdasarkan adanya sambungan dan
tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasanbeton
semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai
berikut :
a. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan
tanpa tulangan untuk kendali retak.
b. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan
dengan tulangan plat untuk kendaliretak. Untuk
kendali retak digunakan wire mesh diantara siar
dan penggunaannyaindependen terhadap adanya
tulangan dowel.
c. Perkerasan beton bertulang menerus tanpa
sambungan. Tulangan beton terdiri daribaja
tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup

14
banyak 0,02 % dari luaspenampang beton. Pada
saat ini, jenis perkerasan beton semen yang
populer dan banyak digunakan di negara-negara
maju adalah jenis perkerasan beton bertulang
menerus.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik


kesimpulan bahwa tanpa pemeliharaan dan perbaikan
jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan
dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada
jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan
fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun
perkerasan jalan.
Apabila perkerasan jalan dipelihara dengan baik
dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua jenis
perkerasan jalan tersebutakan mempunyai umur lebih
lama dari. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan
dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan , maka kerusakan
yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan
pemeliharaan yang bersifat pencegahanseperti menutup
sambungan atau retak-retak dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan, yangtimbul, dan menemukan
penyebab-penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan
(inspeksi)secara rutin. Adapun penyebab-penyebab
kerusakan perkerasan jalan bias di simpulkan
pulasebagai berikut :

16
1. Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang
tidak memenuhi spesifikasi yangseharusnya
digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi
jalan
2. Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu
lintas yang berulang-ulang
3. Sistem drainase yang kurang baik
4. Keadaan topografi dan faktor alam seperti cuaca
yang buruk
5. Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dan
masyarakat untuk melakukan perawatan jalan.

B. Saran

1. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang


terjadi, maka rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan
survey yang lebih akurat dengan melibatkan sejumlah
instansi terkait.

2. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi


lebih parah, maka perlu segera dilakukan tindakan
perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

3. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang


ditetapkan.

17
4. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN
oleh dinas atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi
lebih bermutu.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/kadekku/d/59838593
Kerusakan-pada-perkerasan-aspal UniversitasGunadarma
http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-
retak
http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/je
nis-jenis-perkerasan-jalan/
http://sanggapramana.wordpress.com/category/jalan-
raya/?blogsub=confirming#blog_subscription-2
http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-
kerusakan-pada-perkerasan-lentur.html
http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-
Perkerasan-Jalan
http://keteknik-
sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html
http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-
dan-tulangannya/
http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perba
ikan-retakan-struktur-di-slab-beton/
http://ilustri.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=161:penyebab-
keretakan-beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2

19

Anda mungkin juga menyukai