Anda di halaman 1dari 17

Temulawak Pendeteksi Boraks dalam Makanan

Temulawak Pendeteksi Boraks dalam Makanan dan


Bahaya Boraks bagi Kesehatan Manusia
Kresensia Molo Wruin, Muhammad Ali Sodik
STIKes Surya Mitra Husada
sensiwrun@gmail.com, kwruin@gmail.com

Abstrak

Dikalangan Masyarakat sering di Jumpai makanan yang mengandung Boraks,


karena Para Pedagang Nakal yang berusaha merai keuntungan dengan
mengawetkan bahan makan dari Boraks, karena Boraks Relatif murah dan mudah
di temukan. Namun penggunaan Boraks dilarang oleh Pemerinta karena sangat
berbahaya bagi kesehatan Manusia, mengkonsumsi Boraks dalam makanan secara
terus menerus akan berbahaya buruk dan sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit
demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis, sehingga sekitar beberapa tahun ke
depan akumulasi dari pengkonsumsian zat Boraks tersebut dapat menyebabkab
kanker yang mana sampai saat ini masih sulit disembuhkan. Boraks tidak hanya
diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan
tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu
enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat Reproduksi Pria. Boraks
yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan hilang nafsu makan. Oleh karena Itu
untuk mengetahui makanan yang mengandung Boraks dengan Menggunakan
Ekstrak Temulawak. Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat
yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas
permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur.

Kata Kunci : Boraks, Makanan, Temulawa

1. Latar Belakang
Dikalangan Masyarakat sering di Jumpai makanan yang
mengandung Boraks,karena Para Pedagang Nakal yang berusaha merai
keuntungan dengan mengawetkan bahan makan dari Boraks, karena
Boraks Relatif murah dan mudah di temukan. Namun penggunaan Boraks
dilarang oleh Pemerinta karena sangat berbahaya bagi kesehatan Manusia,
mengkonsumsi Boraks dalam makanan secara terus menerus akan
berbahaya buruk dan sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi
sedikit dalam organ hati, otak dan testis, sehingga sekitar beberapa tahun
ke depan akumulasi dari pengkonsumsian zat Boraks tersebut dapat
menyebabkab kanker yang mana sampai saat ini masih sulit disembuhkan.
Penggunaan Zat Kimia berbahaya pada pembuatan Makanan,
Membuat kami mencari-cari bagaimana cara agar setidaknya kita sebagai
konsumen yang sama sekali tidak memilki kemampuan di bidang tekhnik
kimia maupun farmasi ini dapat maembedakan makanan yang tidak
mengandung zat kimia berbahaya (seperti boraks) dengan cara yang lebih
cepat, praktis, dan ekonomis tanpa harus melakukan percobaan terlebih
dahulu di laboratorium.
Pada dasarnya penggunaan zat berbahaya seperti yang dikatakan
sebelumnya ditujukan agar menunjang kualitas bahan konsumsi. Akan
tetapi, kualitas kandungan gizi makanan yang seharusnya menjadi hal
utama yang harus diperhatikan malah dikesampingkan. Para podusen
hanya memikirkan kualitas tampilan yang mana pada kenyataannya
makanan yang memiliki tampilan menarik dapat mengundang minat beli
konsumen. Hal seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah, akan tetapi
dalam menunjang kegiatan produksinya para produsen telah melanggar
aturan. Mereka menggunakan zat-zat berbahaya yag seharusnya digunakan
untuk kebutuhan pengobatan dan produksi tekstil menjadi bahan
pelengkap pada pembuatan produk makanannya. Oleh karena itu,
diharapkan laporan project ini dapat mengurangi pengkonsumsian pada
makanan berbahaya tersebut  dengan tujuan menyadarkan para produsen
nakal, bahwa produk yang berkualitas bukan terletak pada tampilannya
saja melainkan pada kandungan gizi yang ada di dalamnya.

2. Kasus/Masalah
Di DKI Jakarta ditemukan 26% makanan mengandung boraks baik
di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada
pedagang makanan dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan
boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 – 0,6 %.

3. Tinjauan Pustaka
a. Temulawak
Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal
dari Indonesia khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar kebeberapa
tempat dikawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar
budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China,
Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa
negara Eropa.
Namum Daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng
gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh
dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas
permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur.
 Ciri-ciri Temulawak
 Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah
dan tangkal daun yang agak panjang.
 Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol)
dan berwarna kuning tua.
 Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam
dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan.
 Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah dan juga dapat tumbuh
baik sampai pada ketinggian tanah 1.500 m dpl.
 Kandungan Temulawak
Kandungan Tanaman Rimpang temulawak mengandung
kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta minyak lemak. Tepung
merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 – 54 %
tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat
tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung , temulawak
juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak
serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium
(Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd). Komponen
utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah
zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan juga protein ,pati, serta zat –
zat minyak atsiri.Minyak atsiri temulawak mengandung phelandren,
kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin
berkisar antara 1,6% – 2,22% dihitung berdasarkan berat kering. Berkat
kandungan dan zat – zat minyak atsiri tadi, diduga penyebab
berkhasiatnya temulawak. Kandungan Zat Aktif Temulawak Kurkumin,
kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral,
minyak atsiri serta minyak lemak, karbohidrat, protein, mineral seperti
Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn),
dan Kadmium (Cd). Mekanisme Kerja Kurkuminoid Kurkumin yang
dapat menurunkan SGOT dan SGPT sampai tingkat normal.
Kurkuminoid dalam temulawak dapat meningkatkan sekresi cairan
empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak serta dapat
menurunkan kadar lemak dalam darah dan hepatoprotektor. P-
toluilmetilkarbinol dan seskuiterpen d-kamper untuk meningkatkan
produksi dan sekresi empedu serta turmeron sebagai antimikroba.
Minyak atsiri berefek merangsang produksi empedu dan sekresi
pankreas serta mempunyai kemampuan sebagai bakterisid maupun
kemampuan melarutkan kolesterol. Pada dosis tinggi, minyak atsiri
dapat menurunkan kadar enzim glutamate Oksaloasetat transaminase
dalam serum (SGOT) dan enzim glutamate Piruvat transaminase dalam
serum (SGPT). Oleh karena itu temu lawak bisa di pakai sebagai obat
untuk Penyakit liver, juga penyakit asam lambung, juga penyakit asam
urat, juga penyakit ambeien, demikian penjelasan tentang temu lawak.
 Resep Obat Herbal Temulawak
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan
obat yang biasa digunakan sebagai obat herbal tradisional Indonesia.
Secara empiris, temulawak digunakan sebagai obat dalam bentuk
tunggal maupun campuran yaitu sebagai hepatoproteksi, anti inflamasi,
anti kanker, anti diabetes, anti mikroba, antihiperlipidemia (obat atau
senyawa yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar lipid dalam
darah) dan pencegah kolera.
Penelitian menunjukkan bahwa komponen aktif utama yang
terdapat dalam temulawak adalah xanthorrhizol dan kurkuminoid.
Beberapa efikasi dari xanthorrhizol adalah berpotensi sebagai
antibakteri streptococcus mutans. Kurkuminoid dapat digunakan sebagai
antioksidan dan antihiperkolesterolemia. Khasiat lain yang dimiliki oleh
komponen kimia dalam temulawak adalah antibakteri.
 Maag :
o 1 rimpang temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar.
o Kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih dan
disaring.
o Diminum 1 kali sehari 1 gelas.
 Sakit Pinggang :
o 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
o Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air kemudian
disaring dan diminum 1 kali sehari 1 gelas.
 Menambah nafsu makan
o 2 rimpang temulawak, ¼ rimpang lengkuas, ½ genggam daun
meniran.
o Semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring dan
diminum 2 kali sehari ½ gelas.
 Sakit perut pada waktu haid
o 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
o Temulawak diparut, kemudian direbus bersama bahan lainnya
dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
o Diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
 Menghilangkan bau amis sewaktu haid
o 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
o Temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan.
o Kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom
(rantang/panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat
selama kurang lebih 15 menit.
o Disaring dan diminum 3 kali, 1 kali sehari.
 Memacu ASI yang macet
o 1 ½ rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3
sendok makan adonan sagu.
o Temulawak diparut, kemudian bersama bahan lainnya direbus
dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
o Diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
Kesulitan buang air besar
o Bahan yang diperlukan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata
asam, 1 potong gula kelapa.
o Temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sampai
kering.
o Kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas
secukupnya, dan disaring. Diminum biasa.
 Efek samping Temulawak
Berdasarkan penelitian, temulawak ternyata memiliki kandungan
bahan aktif yang memengaruhi produksi empedu. Maka temulawak secara
singkat saja, dapat membantu menetralkan racun. Akan tetapi, perlu diingat
bahwa temulawak hanya bisa dikonsumsi dalam waktu yang singkat saja.
Hal ini disarankan untuk menjaga tubuh terhadap kemungkinan buruk yang
bisa saja terjadi apabila mengonsumsi temulawak dalam jangka waktu lebih
dari 3 bulan. Beberapa efek samping pada tubuh jika melebihi kadar
konsumsi temulawak secara tepat diantaranya akan diulas pada penjelasan
berikut ini.

 Mual dan Muntah : Konsumsi temulawak akan membantu lambung


merasa dingin pada sesaat. Ini terjadi karena enzim yang dibawa oleh
temulawak sedang menetralisir segala bakteri dan membantu kinerja
lambung. Namun, apabila terlalu lama dikonsumsi tanpa jeda waktu
tertentu serta kontrol kadar normalnya justru dapat mengakibatkan
lambung terasa panas dan penuh. Kondisi ini akan menyebabkan rasa
mual serta muntah jika dibiarkan saja.
 Iritasi Lambung : Iritasi lambung dapat terjadi apabila meminum
ekstrak temulawak dalam kadar yang banyak atau tidak dikontrol oleh
dokter. Perlu dicatat bahwa pengobatan dengan metode herbal
temulawak disarankan hanya dengan pengawasan dari ahlinya. Bagi
wanita hamil dilarang menggunakan temulawak dalam jenis apapun
karena akan mengakibatkan peradangan pada rahim, yang bisa
berakibat gangguan kondisi janin dalam kandungan.
 Gangguan Liver : Liver merupakan organ penting dalam tubuh
manusia. Kerusakan pada liver dapat terjadi saat tubuh mengonsumsi
terlalu banyak temulawak dalam jangka yang panjang hingga lebih
dari 4 bulan. Oleh karena itu, pada sebagian orang yang tengah
menjalani terapi pengobatan suatu penyakit dengan menggunakan
temulawak sebagai bahan aktif utamanya, akan disarankan hanya
mengonsumsi selama kurang dari 3 bulan. Jika penyakit seseorang
tersebut tak kunjung sembuh dianjurkan untuk melakukan metode
pengobatan lainnya dan menghentikan terapi temulawak yang dijalani
sebelumnya.
 Kerusakan Ginjal : Ginjal adalah organ yang berfungsi dalam
pembuangan limbah segala zat yang kita konsumsi. Kerusakan ginjal
dapat terjadi saat menerima zat-zat yang sejenis dalam jumlah yang
tidak terkontrol. Temulawak yang dikonsumsi secara berlebihan
sementara tidak dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak akan
berakibat endapan di dalam ginjal sehingga mengganggu kinerja
ginjal. Penyakit ginjal dan penurunan fungsi ginjal adalah risiko yang
cukup besar, maka perhatikan setiap kali minum herbal temulawak.
Anda bisa coba untuk mengimbanginya dengan minum banyak air
putih sehingga ginjal tak terbebani dengan kandungan temulawak saja.
 Penyumbatan Saluran Empedu : Temulawak mengandung enzim yang
mampu merangsang produksi empedu, sehingga bagi penderita batu
empedu disarankan untuk tidak mengonsumsi temulawak karena
berakibat keracunan empedunya sendiri. oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk penderita batu empedu yang sudah didiagnosa
semenjak awal agar menghentikan pengobatan (jika memiliki riwayat
penyakit lain) menggunakan herbal yang mengandung temulawak.
 Pendarahan : Pendarahan dapat terjadi pada seseorang yang
mengonsumsi temulawak secara berlebihan. Konsumsi temulawak
beserta ekstrak atau kandungan temulawak lainnya yang sejenis tidak
boleh digunakan bersama dengan obat pengencer darah, hal ini dapat
berakibat pendarahan  karena temulawak juga berfungsi menurunkan
kadar lemak dalam darah.
 Gangguan Pencernaan : Gangguan pencernaan yang seringkali dialami
saat mengonsumsi temulawak secara berlebihan adalah diare serta
sembelit. Diare dan sembelit yang tidak segera diatasi atau tidak
menghentikan konsumsi temulawak akan mengakibatkan tubuh lemas
dan kekurangan cairan. Kondisi ini harus segera ditangani oleh medis
agar mendapatkan penanganan yang tepat agar pencernaan normal
kembali.
 Jantung Berdebar : Kinerja beberapa organ tubuh yang dipompa
melalui konsumsi temulawak dapat berakibat fatal apabila terus
dilakukan secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan jantung
berdebar secara tidak normal. Dari kondisi ini akan ada juga beberapa
kondisi lain yang menyertai, seperti: Rasa gelisah,Hipereaksi. Hal
tersebut akan lebih diperparah apabila seseorang tersebut juga
mengalami tekanan darah tinggi. Maka dari itu, pemakaian obat herbal
berbahan utama temulawak harus dengan dosis yang benar agar
kondisi-kondisi yang tidak baik bisa dihindari.
 Infeksi Kemih : Kandungan enzim yang terbawa oleh temulawak saat
dimakan bisa jadi tidak terserap seluruhnya karena hanya dibutuhkan
sebagian saja oleh tubuh. Hal ini menyebabkan tumpukan enzim yang
tidak terpakai sehingga memenuhi volume ginjal yang akan dibuang
menuju saluran kemih. Semakin banyak yang disekresikan melalui
urin maka dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Beberapa tanda
pada kondisi ini adalah warna air kencing yang kuning pucat disertai
dengan bau yang sedikit lebih kuat dibandingkan biasanya. Infeksi
dapat terjadi apabila seseorang yang mengonsumsi temulawak tidak
segera menghentikannya, penanganan sementara pada kondisi infeksi
karena temulawak ini adalah dengan mengonsumsi air kelapa hijau
muda.
 Nafsu Makan Bertambah : Salah satu efek samping yang tidak
menimbulkan kerugian signifikan bagi tubuh adalah bertambahnya
nafsu makan. Ya, temulawak seringkali justru dijadikan obat bagi
anak-anak yang memiliki nafsu makan sedikit. Maka untuk dapat
meningkatkan nafsu makan mereka kebanyakan dari mereka
mengonsumsi jamu temulawak atau sejenisnya untuk memperbaiki
selera makan. Namun tentunya dari penambahan nafsu makan
kemudian akan terjadi efek yang bisa-bisa negatif bagi kesehatan,
yakni menjadi obesitas. Nafsu makan yang terus bertambah tanpa bisa
terkendali pada akhirnya bisa membuat kelebihan berat badan pada
pengonsumsi temulawak. Jadi, sebaiknya bila memang nafsu makan
anak yang tadinya berkurang sudah mulai naik, pertahankan dan
jangan sampai mengalami obesitas.
b. Boraks
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Boraks merupakan
kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut
dalam air. Boraks merupakan garam Natrium (Na₂ B₄O₇ 10H₂O₆) yang
banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat
dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat
untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang
secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu
makanan yang menggunakan boraks terasa lebih kenyal dan lembut
sehingga boraks juga digunakan untuk industri makanan seperti dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan
kecap. Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan
makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI
No. 733/ Menkes/ per/ IX/ 1988.
 Boraks pada Makanan
Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu makanan sebagai
pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26%
makanan mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan
pedagang makanan jajanan. Pada pedagang makanan dorongan
ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan
boraks antara 0,01 – 0,6 %. Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan
dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk makanan untuk
mengeringkan dan mengeraskan permukaan makanan. Beberapa
pengolah makanan menggunakan TiO₂ yaitu zat kimia yang disebut
Titanium dioksida untuk menghindari warna makanan yang gelap.
 Dampak Buruk Boraks pada Tubuh
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung
berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi
sedikit dalam organ hati, otak dan testis, sehingga sekitar beberapa tahun
ke depan akumulasi dari pengkonsumsian zat boraks tersebut dapat
menyebabkab kanker yang mana sampai saat ini masih sulit
disembuhkan. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun
juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta
sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-
enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks
yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing,
muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan hilang nafsu
makan.

4. Metode Penelitian
a. Alat dan Bahan
Alat
 2 Buah Wadah Sampel
 1 Buah Pisau
 1 Buah Sarung Tangan
 1 Buah Parut
 1 Buah Saring
 Tissu
 Tissu Temulawak
 4 Buah Wadah Pembuat Tissu dan Tissu
 2 Buah Sendok Pengaduk
 2 Buah Piring
 Alat Tulis,Gunting,Lakban
Bahan
 Sampel Makanan (Bakso)
 Borax
 Temulawak
 Air
b. Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 17 Juli 2018
Tempat Penelitian : di Laboratorium Biomedik Stikes Surya Mitra Husada
Kediri
c. Cara Kerja
Cara Pembuatan Tissu Temulawak
 Siapkan Alat Dan Bahan
 Cuci tangan Menggunakan Sabun di Air yang Mengalir
 Pakai Sarung Tangan
 Mengupas Temulawak sampai Bersih
 Cuci Temulawak di Air yang Mengalis sampai Bersih dan tidak ada
sisa Kotoran
 Parut Temulawak
 Tambahkan sedikit air Kedalam Parutan Temulawak
 Saring dan Peras air Temulawak ke Wadah ( Pisahkan Air
Temulawak dengan Ampas Temulawak )
 Ambil Tissu, guntingkan Tissu menjadi Dua Bagian dan Celupkan
Kedalam Air Temulawak dan diamkan Selama 5 menit dan
Keringkan Tissu ( di angin-angikan ) sampai Tissu Kering dan Tissu
siap di Gunakan
 Bersihkan Alat yang digunakan di air yang mengalir menggunakan
Sabun Pencuci Piring
 Buanglah Bahan-bahan yang tidak di gunakan lagi ke tempat Sampah
 Bersihkan tenpat Praktik ( Laboratorium )
 Buka Sarung Tangan dan Cuci Tangan sampai Bersih di Air yang
Mengalir.
Cara Mendeteksi Borax Pada Makanan ( Bakso )
 Siapkan Alat dan Bahan
 Labelkan wadah Sampel ( Mengandung Borax dan tidak
Mengandung Borax )
 Ambil Borax ¼ dari Sendok Teh dan letahkan Kedalam wadah
sampel mengandung Borax dan tambahkan 2 sendok Teh Air
kedalam Borax
 Aduh hingga Boraxnya larut dalam Air, Tambahkan 6 sendok Teh
kua Bakso dan Bakso Kedalam dan Aduk Kembali Hingga
Tercampur.
 Ambil 2 sendok Teh Air dan Tuangkan kedalam Wadah sampel yang
tidak Mengandung Borax, Tambahkan 6 sendok Teh Kua Bakso dan
Bakso kedalam Wadah sampel, dan Aduk Hingga Tercampur.
 Ambil 2 lembar Tissu Temulawak
 Ambil ½ sendok Teh kua Bakso yang Mengandung Borax dan di
Teteskan keatas Tissu Temulawak.
 Ambilkan Juga ½ sendok Teh kua Bakso yang tidak mengndung
Borax dan di teteskan keatas Tissu Temulawak.
 Diamkan selama 3-5 menit dan di amati
 Catat hasil tes atau uji Boraxnya.
 Bersihkan Alat yang digunakan di air yang mengalir menggunakan
Sabun Pencuci Piring.
 Buanglah Bahan-bahan yang tidak di gunakan lagi ke tempat
Sampah.
 Bersihkan tenpat Praktik ( Laboratorium ).
 Buka Sarung Tangan dan Cuci Tangan sampai Bersih di Air yang
Mengalir.

5. Pembahasaan
1) Hasil uji/ tes Borak menggunakan Tissu Temulawak ternyata hasilnya
Berubah warna menjadi Orange Kecoklatan sehingga Temulawak Bisa di
jadikan Alat Pendeteksi Borax pada Makanan karena mudah di dapatkan,
terjangkau , praktis dan hargannya Murah meria, tidak dibandingkan
dengan bahan lain, dan banyak cara mendeteksi borax menggunakan
Temulawak, tidak hanya menggunakan Tissu tetapi masih banyak sepeti
menggunakan Tusuk giigi dan lain-lain.
2) Penggunaan Boraks dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi,
kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan,
kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma
bahkan kematian.
Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi
mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang
terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. 
Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan
disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar),
sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi.
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan
timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi
anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau
lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan
terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
3) Adapun bahan alami yang lebih aman untuk menggantikan boraks antara
lain :
Lengkuas karena Antimikroba Peran lengkuas sebagai pengawet
makanan tidak terlepas dari kemampuan lengkuas yang memiliki
aktivitas antimikroba.Antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan aktivitas mikroba, khususnya
mikroba perusak dan pembusuk makanan.Zat antimikroba dapat bersifat
bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat
pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik
(menghambat pertumbuhan kapang), ataupun germisidal (menghambat
germinasi spora bakteri).Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar komponen di dalam rempah-rempah bersifat sebagai
antimikroba, sehingga dapat mengawetkan makanan. Komponen
rempah-rempah yang mempunyai aktivitas antimikroba terutama adalah
bagian minyak atsiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti
di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB yang dimotori oleh Winiati
Pudji Rahayu misalnya telah membuktikan bahwa lengkuas merah yang
muda memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi, yaitu dengan daya
hambat rata-rata 38,3 persen. Lengkuas ini mampu menghambat
pertumbuhan mikroba patogen dan perusak pada pangan khususnya
terhadap Bacillus cereus. Penelitian yang dilakukan terhadap ikan
kembung terbukti dapat memperpanjang masa simpan ikan kembung
pada suhu 40 oC dari 5 hari menjadi 7 hari dengan menggunakan bubuk
lengkuas 2,5 persen yang dikombinasikan dengan garam 5 persen.
Penelitian ini telah berhasil menemukan sebuah pengawet alami untuk
membuat makanan tetap segar dan tahan lama. Pemanfaatan lengkuas
diharapkan mampu memperpanjang masa simpan bahan pangan dan
minuman tanpa mengurangi kualitas dan lebih penting tidak berdampak
buruk bagi kesehatan. Pengawet alami ini jelas lebih murah dan mudah
didapat di sekitar kita. Hal ini membuktikan bahwa alam telah
menyediakan solusi yang murah dan aman untuk kesehatan. Formalin
adalah masa lalu yang harus segera kita tinggalkan jauh-jauh sebagai
pengawet makanan. Masih banyak cara yang aman dan alami untuk
mengelola bahan makanan dan minuman supaya awet dan tahan lama
tanpa mengensampingkan aspek keamanan bagi kesehatan
manusia.Bahan-bahan alami lain yang dapat di gunakan sebagai
pengawet selain lengkuas antara lain
Bawang putih
Kubis menghasilkan asam laktat yang berguna untuk mengawetkan ikan
yang dapattahan kurang lebih 12 jam.
Air ki di gunakan sebagai pengawet mi basah dengan cara saat proses
pembuatan adonan, sebaiknya tepung diberi air ki selain diberi air biasa.
Cara pembatan air ki adalah : Jerami dibakar hingga jadi abu. Lalu
abu jerami ini dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diberi air dan
rendam sekitar 1 sampai 2 jam. Selanjutnya saring sehingga sisa bakaran
jerami tidak bercampur dengan air. Air sisa bakaran jerami inilah yang
disebut denga air ki yang dijadikan campuran adonan mi. mi dapat
bertahan selama 2 hari. Ekstrak rempah-rempah ( jahe,dapat digunakan
pengawet alami pada bakso,kunyit sebagai pengawet pada mi, bunga
kecombrang sebagai pengawet alami pada tahu. ) sebagai pengawet
alami pada makanan
Temulawak memang sangat bermanfaat dalam mendeteksi boraks
secara sederhana, praktis, dan cepat. temulawak yang memiliki
kandungan utama kurkuminoid yang mana kurkuminoid tersebut
tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂H₂O₆, yang mana
pada penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada
temulawak. Merupakan penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita
memotong atau memarut kunyit. Nah, cara temulawak mendeteksi
boraks pada penjelasan ini tidak keluar dari kandungan zat warna yang
dimilikinya. temulawak yang identik memiliki warna kuning atau orange
ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna menjadi lebih
merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah
yang akan menjadi patokan kita  dalam meneliti makanan-makanan yang
diduga mengandung bahan makanan (boraks) yang tidak semestinya
digunakan.
6. Kesimpulan
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang
dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan
gendar, dan lain lain.
Ekstrak Temulawak dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks
karena ekstrak temulawak tersebut mengandung senyawa kurkumin yang
dapat mendeteksi adanya boraks pada makanan.
Bila konsumen  terus menerus memakan makanan yang
mengandung boraks, maka akan menyebabkan gangguan kesehatan yang
berakibat buruk bagi metabolisme manusia.

7. Daftar Pustaka
Riandini , Nursanti. 2008. Seri Kimia dalam Kehidupan Sehari-
hari: Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti
Adihulung.
Ningsih, Sri Rahayu, dkk. Sains Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Bumi Aksara.
http://www.sharepdf.com/
2014/2/3/89d0c9ad8a6a40d882861e67ffaeb8f8/1.Boraksweb.htm
Rahimsyah. 2010. PenyembuhanAlami dengan Herbal dan Pijat
Refleksi. Jakarta: Lintas Media.

Anda mungkin juga menyukai