ANGGARAN DASAR
PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RIZKY BAROKAH
Pasal 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Perseroan Terbatas ini bernama " PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RIZKY
BAROKAH " (selanjutnya cukup disingkat dengan "Perseroan"), berkedudukan dan
berkantor pusat di Bintaro Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang Selatan
Propinsi Banten dengan kantor-kantor cabang di Kecamatan tempat kedudukan Bank
dan di kecamatan-kecamatan lain yang berbatasan dengan kecamatan tempat bank.
Pasal 2
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sejak tanggal 20 (dua
puluh) Januari 1997 (seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh) dan telah memperoleh
status badan hukum berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
tanggal 15 (lima belas) Mei 1997 (seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh) Nomor C2-
3.834 HT.01.01.TH.97
Pasal 3
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang bank pembiayaan rakyat
syariah dengan kegiatan :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan.
2. Memberikan pembiayaan kepada pengusaha kecil dan atau masyarakat pedesaan.
Pasal 4
MODAL
L2 - 1
. ribu delapan ratus delapan puluh) saham atau sebesar
lima tujuh ratus lima puluh delapan juta delapan ratus
ribu rupiah ........................................................................ Rp. 758,800,000
c. Herry Hariry Amin sebanyak 4,120 (empat ribu seratus
dua puluh) saham atau sebesar empat puluh satu juta
dua ratus ribu rupiah ........................................................ Rp. 41,200,000
Bersama-sama sebanyak 600.000 (enam ratus ribu) saham
atau seluruhnya enam milyar rupiah Rp. 6.000.000.000
3. Saham-saham lainnya yang belum diambil bagian dikeluarkan menurut keperluan
modal kerja perseroan, pada waktu dan dengan syarat yang ditetapkan oleh Direksi
dan dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan anggaran dasar, asal saja
pengeluaran itu tidak dengan harga dibawah pari.
4. Apabila hendak dikeluarkan saham yang masih dalam simpanan, maka para
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar saham mempunyai hak
terlebih dahulu mengambil bagian atas saham yang akan dikeluarkan itu dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah Direksi menyiarkan keputusannya
tentang pengneluaran saham tersebut dan masing-masing pemegang saham
tersebut berhak mengambil bahagian menurut perbandingan jumlah saham yang
mereka miliki.
Bilamana setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender tersebut
ternyata masih ada saham baru yang akan dikeluarkan yang belum diambil bagian,
maka lewatnya jangka waktu tersebut menjadi bukti yang cukup bahwa pemegang
saham yang bersangkutan tidak berkehendak untuk mempergunakan haknya untuk
mengambil bagian atas saham baru tersebut, maka selanjutnya Direksi berhak
menawarkan sisa saham yang belum diambil bagian tersebut kepada pihak yang
ditunjuk oleh rapat umum pemegang saham.
5. seluruh modal dasar haru telah dikeluarkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung munlai tanggal disetujuinya anggaran dasar ini, kecuali jika jangka waktu
itu perlu diperpanjang oleh yang berwenang, atas permintaan Direksi.
Pasal 5
SAHAM
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
2. yang boleh memiliki dan mempergunakan hak atas saham hanyalah Warga Negara
Indonesia atau Badan Hukum Indonesia.
3. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari
suatu saham.
4. Apabila saham karena sebab apapun menjadi kepunyaan beberapa orang, maka
mereka memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk seorang diantara
mereka atau seorang sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau yang
diberi kuasa sajalah yang berhak mempergunakan hak-hak yang diberikan oleh
hukum atas saham tersebut.
5. Selama ketentuan dalam ayat 4 (empat) tersebut diatas belum dilaksanakan, maka
para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran deviden untuk saham itu juga
ditangguhkan.
6. Seorang pemilik saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran dasar dan
kepada semua keputusanb yang diambil dengan sah dalam Raput Umum
Pemegang Saham.
Pasal 6
SURAT SAHAM
Pasal 7
PENGGANTI SURAT SAHAM
1. Surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai lagi, dapat ditukarkan dengan
penggantinya atas permintaan tertulis dari pemilik saham kepada Direksi Perseroan
dengan menyerahkan bukti surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai lagi itu.
Direksi dapat menukarnya dengan surat saham pengganti yang nomornya sama
dengan nomor aslinya.
2. Surat saham asli, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal 7 Anggaran Dasar,
kemudian dimusnahkan dan untuk itu Direksi membuat berita acara untuk
dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
3. Apabila surat saham hilang, maka atas permintaan tertulis dari pemiliknya Direksi
akan mengeluarkan surat saham pengganti setelah Perseroan mendapatkan surat
keterangan dari Kepolisian atas hilangya surat saham tersebut dan pemegang
saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan.
4. Setelah penggantian surat saham tersebut dikeluarkan, maka asli surat saham
menjadi batal dan tidak berlaku lagi terhadap Perseroan.
5. Semua biaya untuk pengeluaran penggantian surat saham termasuk biaya
pengumuman sebagaimana dimaksud ayat 4 Pasal 7 Anggaran Dasar, ditanggung
oleh pemegang saham yang berkepentingan.
6. Ketentuan dalam Pasal 7 ini berlaku secara mutatis mutandis bagi pengeluaran
penggantian surat kolektif saham.
Pasal 8
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 9
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 10
DIREKSI
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yangbterdiri dari seorang Direktur atau
lebih, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi hanya Warga Negara Indonesia.
Dalam hal yang bersangkutan kehilangan kewarga neraan Indonesia, maka anggota
Direksi yang bersangkutan dianggap dengan sendirinya telah meletakkan
jabatannya.
3. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing
untuk jangka waktu yang lamanya 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak
Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu.
4. Anggota Direksi mendapat penghasilan dan fasilitas lainnya yang besar dan
jenisnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong maka dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya lowongan, harus diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini.
6. Apabila oleh suatu sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi lowong maka
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya lowongan, harus
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru,
dan untuk sementara perseoran diurus oleh Komisaris.
7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan
sekurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
8. Jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir apabila yang bersangkutan:
a. kehilangan kewarga neraan Indonesia;
b. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 7;
c. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang undangan yang berlaku;
d. meninggal dunia;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
Pasal 11
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
RAPAT DIREKSI
1. Direksi mengadakan rapat setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh seorang
atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih
anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis dar satu pemegang saham
atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah
saham dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
Direksi menurut ketentuan pasal 11 Anggaran Dasar ini.
3. Pemanggilan Rapat Direksi dan bahan Rapat Direksi disampaikan secara tertulis
kepada setiap anggota Direksi dengan diserahkan langsung dengan tanda terima
yang memadai, atau dengan faksimili atau surat elektronik (dalam hal dengan
faksimili atau surat elektronik, harus ditegaskan kembali dengan surat tertulis yang
diserahkan langsung atau dengan surat tercatat secepat mungkin) paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
Rapat.
4. Pemanggilan untuk Rapat Direksi itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu
dan tempat Rapat Direksi.
5. Rapat Direksi dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan
usaha utama Perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili,
pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat
diadakan dimanapun juga serta berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dan dalam hal Direktur Utama tidak
hadir atau berhalangan oleh karena sebab apapun, yang tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, maka Rapat akan dipimpin oleh seorang anggota yang dipilih dari
antara anggota Direksi yang hadir.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota
Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dalam Rapat hadir atau diwakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh
jumlah anggota Direksi.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan harus diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju ¾
(tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat
yang bersangkutan.
10. Jika suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya maka usul yang
diajukan dalam Rapat Direksi tersebut dianggap ditolak.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan masing- masing 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang
diwakilinya dengan sah
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup
tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain
dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir
c. Suara b;anko dan suara yang tidak sah diangggap tidak dikeluarkan secara sah
dan karenanya dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam penentuan jumlah
suara yang dikeluarkan.
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi,
dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai
usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi telah memberikan persetujuan
mereka atas usul yang diajukan tersebut sebagaimana dibuktikan dengan
persetujuan tertulis yang ditanda tangani.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat.
Pasal 13
DEWAN KOMISARIS
1. Dewan Komisaris terdiri dari seorang atau lebih Komisaris, apabila diangkat lebih
dari seorang Komisaris, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai
Komisaris Utama.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah Warga Negara
Indonesia, dalam hal kehilangan kewarga negaraan, maka yang bersangkutan dianggap
dengan sendirinya telah meletakkan jabatannya.
3. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
masing-masing untuk jangka waktu yang alamanya 5 (lima) tahun), dengan tidak
mengurangi hak Rapat Umum Pemegang saham untuk memberhentikan mereka
sewaktu-waktu.
4. Para anggota Komisaris dapat diberi gaji dan/atau tunjangan-tunjangan lainnya yang
jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Apabila oleh suatu sebab terjadi lowongan-lowongan anggota Komisaris, maka
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah terjadinya lowongan harus
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu
dengan memperhatikan ketentuan ayat 2 Pasal ini.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya
dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya,
atau jangka waktu yang lebih singkat yang disetujui oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.
7. Jabatan anggota Dewan Komisaris dengan sendirinya berakhir apabila yang
bersangkutan:
a. kehilangan kewarganegaraan Indonesia;
b. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 6 di atas;
c. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lainnya termasuk karena dinyatakan pailit
atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan keputusan pengadilan.
d. meninggal dunia;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 14
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
RAPAT DEWAN KOMISARIS
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh
seorang atau lebih anggota Komisaris atau atas permintaan tertulis dari seorang
atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih
anggota Direksi Komisaris Komisaris atau atas permintaan dari 1 (satu) pemegang
saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
jumlah saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan Rapat Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama.
3. Panggilan Rapat Komisaris disampaikan kepada setiap anggota Komisaris secara
langsung, maupun dengan surat tercatat atau surat elektronik dengan mendapat
tanda terima yang layak sedikitnya 15 (lima belas) hari kalender sebelum rapat
diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris itu harus mencantumkan acara, tanggal,
waktu dan tempat Rapat Dewan Komisaris.
5. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau
tempat kegiatan usaha utama Perseroan.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat tersebut,
maka pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan
Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang
sah dan mengikat.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, jika Komisaris Utama tidak
hadir atau berhalangan oleh karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, maka rapat harus dipimpin oleh seorang Wakil Komisaris Utama,
dan dalam hal Wakil Komisaris Utama tidak diangkat atau tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
lain, Rapat harus dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh
dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dan ditunjuk untuk maksud tersebut
oleh Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan.
7. Seorang Anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris
hanya oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat hanya apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang
sah yang dikeluarkan dalam Rapat yang bersangkutan.
9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Jika keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka keputusan harus diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat yang
bersangkutan.
10. Jika suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya usul dianggap ditolak
dan keputusan ditentukan oleh Ketuap rapat Komisaris.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu)
suara dan tambahan masing-masing 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan
Komisaris lain yang diwakilinya dengan sah.
b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik
secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam
suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam hal mana Perseroan
menjadi salah satu pihaknya, harus menyatakan sifat kepentingan tersebut
dalam Rapat Dewan Komisaris dan yang bersangkutan tidak berhak untuk ikut
dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan tersebut, kecuali jika Rapat
Dewan Komisaris menentukan lain.
c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup
tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain
dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
12. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan
Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang bersangkutan secara
tertulis dan menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris
Pasal 16
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
1. Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi
serta mengawasi kegiatan Perseroan yang berdasarkan prinsip syariah agar
dilaksanakan sesuai dengan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
ketentuan yang berlaku.
2. Aggota Dewan Pengawas Syariah diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham
dari calon yang direkomendasikan oleh Majelis Ulama Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak
tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat
mereka sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua
setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum
Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Anggota Dewan Pengawas Syariah dapat diberi honorarium dan/atau tunjangan
yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 17
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18
RENCANA KERJA DAN TAHUN BUKU
1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada
tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tahun yang sama. Tiap tahun pada tanggal
31 (tiga puluh satu) Desember, tahun buku Perseroan harus ditutup.
2. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan
Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun
buku dimulai.
3. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus disampaikan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
4. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah buku Perseroan ditutup, Direksi
menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk
diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Laporan Tahunan
tersebut harus sudah tersedia dalam bentuk salinan dokumen fisik dan/atau salinan
dokumen elektronik sejak tanggal dilakukannya pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham, agar dapat diperiksa oleh para pemegang saham. Salinan
dokumen elektronik dapat diakses atau diunduh melalui situs web Perseroan dan
salinan dokumen fisik dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis dari
pemegang saham.
5. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud ayat 4 Pasal 24 Anggaran Dasar harus
ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Dalam hal ada
anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak ikut menandatangani Laporan
Tahunan, maka harus disebutkan alasannya secara tertulis.
Pasal 19
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, paling lambat
6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup.
2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:
a. Direksi mengajukan Laporan Keuangan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan
laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan tersebut yang telah
diperiksa oleh Akuntan Publik yang terdaftar untuk mendapat pengesahan rapat.
b. Direksi mengajukan Laporan Tahunan mengenai laporan kegiatan Perseroan,
laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, rincian masalah
yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan,
laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris selama tahun buku yang baru lampau, nama anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris, serta gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan
gaji atau honorarium atau tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan
untuk tahun buku yang baru lampau untuk mendapatkan persetujuan rapat.
c. Diputuskan penggunaan laba bersih Perseroan.
d. Dilakukan penunjukan Akuntan Publik.
e. Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, jika diperlukan.
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya
dalam rapat sesuai dengan Anggaran Dasar.
3. Persetujuan atas Laporan Tahunan serta pengesahan Laporan Keuangan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti pemberian pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang menjabat atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
oleh mereka selama tahun buku yang lampau, sejauh tindakan tersebut tercermin
dalam laporan tahunan dan perhitungan tahunan, kecuali perbuatan penipuan,
penggelapan dan tindak pidana lainnya.
4. Apabila Direksi lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) pemegang saham atau
lebih yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan,
dapat mengajukan permintaan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Harus dilakukan dengan itikad baik;
b. Harus mempertimbangkan kepentingan Perseroan;
c. Harus merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan;
d. Harus disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus diputuskan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan; dan
e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran
Dasar Perseroan.
Pasal 20
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 21
TEMPAT, PENGUMUMAN DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG
SAHAM
Pasal 22
PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
1. Apabila dalam Anggaran Dasar ini tidak ditentukan lain, Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh:
a. Seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam
hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, atau dalam hal Dewan
Komisaris tidak menunjuk seorang anggota Dewan Komisaris untuk memimpin
Rapat Umum Pemegang Saham, karena sebab apapun, yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh salah seorang anggota
Direksi yang ditunjuk oleh Direksi;
b. Jika tidak ada anggota Direksi yang hadir atau berhalangan, maka rapat akan
dipimpin oleh salah seorang pemegang saham yang hadir di dalam rapat yang
bersangkutan yang dipilih oleh dan dari. antara para pemegang saham atau
kuasa pemegang saham yang hadir berdasarkan suara terbanyak yang
dikeluarkan secara sah.
2. Dalam hal terdapat benturan kepentingan, maka anggota Direksi dan/atau Dewan
Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan tidak dapat memimpin Rapat
Umum Pemegang Saham. Jika semua anggota Dewan Komisaris dan semua
anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan
dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 Pasal 11 Anggaran Dasar, maka
rapat dipimpin oleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih
oleh mayoritas pemegang saham lainnya atau kuasanya yang hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
3. Pimpinan Rapat Umum Pemegang Saham wajib untuk menyampaikan paling
kurang hal-hal sebagai berikut pada saat pembukaan Rapat:
a. kondisi umum Perseroan secara singkat;
b. mata acara rapat;
c. pokok-pokok tata tertib yang memuat paling kurang mengenai:
i. mekanisme pengambilan keputusan terkait mata acara rapat; dan
ii. tata cara penggunaan hak pemegang saham untuk mengajukan
pertanyaan dan/atau pendapat.
4. Mereka yang hadir dalam rapat harus membuktikan kewenangannya untuk hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan Rapat
Umum Pemegang Saham dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa
Efek dari Bursa Efek di tempat dimana saham Perseroan tersebut dicatatkan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. a. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham dibuat Berita Acara, yang untuk sahnya ditanda tangani oleh Ketua
Rapat dan seorang pemegang saham yang ditunjuk untuk itu oleh rapat dari
antara mereka yang hadir dalam rapat.
b. Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham tersebut menjadi bukti yang sah
untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala
sesuatu yang terjadi dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
6. Penanda tanganan yang dimaksud dalam ayat 5 pasal ini tidak disyaratkan
apabila Beraita Acara Rapat itu dibuat dalam bentuk Akta Notaris.
Pasal 23
KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN
1. a. Kecuali jika ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, Rapat Umum Pemegang
Saham adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat
jika para pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan
Perseroan hadir atau diwakili dalam rapat.
b. Jika kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal 16 Anggaran Dasar
tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat kedua paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum rapat kedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal rapat dan disertai informasi bahwa rapat
pertama telah dilangsungkan tetapi tidak mencapai kuorum tanpa didahului
dengan pengumuman/pemberitahuan tentang akan diadakannya pemanggilan
rapat.
c. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat
pertama
d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat jika para pemegang saham yang. mewakili sedikitnya
1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang telah dikeluarkan Perseroan hadir atau diwakili.
e. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, waktu penyelenggaraan, pemanggilan ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri yang wilayahnya meliputi tempat kedudukan perseroan.
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan
surat kuasa. Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Perseroan dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku tentang bukti perdata.
3. Ketua Rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham
diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat diadakan.
4. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham (tanpa memperhatikan
perbedaan nilai nominal saham) memberikan hak kepada pemiliknya untuk
mengeluarkan 1 (satu) suara dan suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham
berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh
bertindak selaku kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku
kuasa dalam Rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak
ditandatangani dan mengenai hal lain lisan, kecuali apabila pimpinan rapat secara
menentukan lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham
yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah
semua saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan.
7. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara berdasarkan suara setuju
terbanyak dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat, kecuali
apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju
dantidak setuju sama banyaknya maka usul ditolak.
9. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau
pemungutan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus berhubungan
langsung dengan salah satu acara rapat yang bersangkutan.
10. Para pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham denganh ketentuan semua
Pemegang Saham telah diberitahu secara tertulis kepada semua Pemegang Saham
dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang
diajukan secara tertulis serta menanda tangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 23
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN INTERIM
1. Rapat Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan mengenai penggunaan dari laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku
sebagaimana tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah
disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dalam usul tersebut dapat
dinyatakan berapa jumlah pendapatan bersihyang belum terbagi yang akan
dipergunakan sebagai dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
Anggaran Dasar, serta usul mengenai besarnya jumlah dividen yang mungkin
dibagikan.
Satu dan lain dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham
untuk memutuskan lain.
2. Jika Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tidak menentukan penggunaan lain,
maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh undang-
undang dan Anggaran Dasar, dibagi sebagai dividen.
Dividen dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan dan hanya
dapat dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif, berdasarkan
keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan
tersebut juga harus ditentukan waktu, cara pembayaran dan bentuk dividen, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dividen untuk saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham, pada tanggal yang ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan yang memutuskan mengenai pembagian
dividen.
Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada pemegang saham.
3. a. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan
berakhir.
b. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan jika pembagian deviden tersebut
tidak menyebabkan jumlah kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil
daripada jumlah modal disetor ditambah cadangan wajib.
c. Dividen interim tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan
dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
berikutnya, sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
d. Pembagian dividen interim tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
4. Dengan rnemperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang
bersangkutan, dari pendapatan bersih seperti yang tersebut dalarn neraca dan
perhitungan laba rugi yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan, dapat dibagikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan yang besarnya ditentukan oleh Rapat Urnurn Pemegang Saham.
Tantiem bagi anggota Direksi atau anggota Dewan Kornisaris yang telah ditetapkan
besarnya dalam Rapat Umurn Pernegang Saham tersebut, penentuan bagian bagi
masing-masing anggota Direksi atau Dewan Kornisaris dapat dilimpahkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham kepada Dewan Komisaris.
5. Dalam hal perhitungan laba rugi pada 1 (satu) tahun buku menunjukan kerugian
yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap
dicatat dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan
dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan
dalam perhitungan laba rugi belum sama sekali tertutup, demikian dengan tidak
rnengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun
setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukan ke dalam dana cadangan yang
khusus diperuntukkan untuk itu.
Dividen dalam cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham
yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan
menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi
Perseroan.
Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut
menjadi hak Perseroan.
Pasal 24
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
1. Bagian dari laba bersih yang disisihkan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham setelah memperhatikan usul Direksi (jika ada) dan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh
persen) dari modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian
yang diderita oleh Perseroan.
3. Apaabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah sekurang-kurangnya 20%
(dua puluh persen) dari modal yang ditempatkan tersebut, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang
melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 Pasal 26 Anggaran Dasar
digunakan bagi keperluan Perseroan.
4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh
laba, dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan
Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi Perseroan.
Pasal 25
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN
Pasal 27
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 28
PERATURAN PENUTUP
1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diputuskan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham sesuai Anggaran Dasar.
2. Dalam Anggaran dasar ini, yang dimaksud dengan "hari" adalah hari kalender.