Anda di halaman 1dari 5

Kapasitas Jalan Luar Kota Perhitungan Kapasitas dan Kinerja Jalan Bebas Hambatan

Gambar 4.4 Emp untuk Jalan Bebas Hambatan Terbagi


(Sumber: MKJI, Halaman 7-35, Gambar A-3:2)

c) Hitung parameter arus lalu lintas yang diperlukan untuk analisa


1) Hitung nilai arus lalu lintas perjam rencana QDH dalam smp/jam dengan
mengalikan arus dalam kendaraan/jam dengan emp yang sesuai
2) Hitung arus total dalam smp/jam
3) Hitung pemisahan arah (SP) sebagai arus total (smp/jam) pada masing-
masing jurusan
4) Hasilnya SP = QDH.1/ QDH.1+2
5) Hitung faktor satuan mobil penumpang Fsmp = Qsmp/Qkend

20
Kapasitas Jalan Luar Kota Perhitungan Kapasitas dan Kinerja Jalan Bebas Hambatan

Arus dan Komposisi Lalu Lintas Kelandaian Khusus pada Jalan 2/2 U/D
a) Tentukan emp untuk jurusan mendaki (jur. 1)
1) Emp untuk Kendaraan ringan (LV) selalu 1,0
2) Emp untuk Bus Besar (LB) adalah 2,5 untuk arus lebih kecil dari 1.200
kend/jam dan 2,0 untuk keadaan lainnya.
3) Gunakan Tabel 4.6 (MKJI Tabel A-3:4, hal 7-37) atau Gambar 4.5 (MKJI
Gambar A-3:3, hal 7-37) untuk menentukan emp:
– Kendaraan Berat
– Menengah (MHV) dan
– Truk Besar (LT).
4) Jika arus lalu lintas dua arah adalah lebih besar dari 1.000 kend/jam nilai
tersebut dikalikan 0,7.
b) Tentukan emp untuk arah menurun (jur.2).
Tentukan smp untuk arah menurun dari Tabel 4.3 atau Gambar 4.3 dengan
anggapan sama seperti untuk alinyemen datar.
c) Catat data arus lalu lintas yang telah digolongkan
1) Tetapkan arus lalu lintas (Q kend/jam) untuk setiap tipe kendaraan jurusan
1 mendaki dan jurusan 2 menurun.
2) Hitung parameter arus lalu lintas yang diperlukan untuk analisa
3) Hitung parameter berikut ini dengan cara yang sama seperti untuk medan
umum:
– Arus arus lalu lintas dalam smp/jam untuk jurusan 1 (mendaki) dan
untuk jurusan2 (menurun)
– Jumlahkan untuk mendapatkan arus total pada jurusan 1+2 dalam
smp/jam ➔ Pemisahan Arah (SP).

Gambar 4.5 Emp untuk Kendaraan Berat Menengah dan Truk Besar, Kelandaian
Khusus Mendaki
(Sumber: MKJI, Halaman 7-37, Gambar A-3:3)

21
Kapasitas Jalan Luar Kota Perhitungan Kapasitas dan Kinerja Jalan Bebas Hambatan

Tabel 4.6 Emp untuk Kendaraan Berat Menengah dan Truk Besar, Kelandaian
Khusus Mendaki
emp
Panjang Kemiringan (%)
(km) 3 4 5 6 7
MHV LT MHV LT MHV LT MHV LT MHV LT
0,50 2,00 4,00 3,30 5,00 3,80 6,40 4,50 7,30 5,00 8,00
0,75 2,50 4,60 3,30 6,00 4,20 7,50 4,80 8,60 5,30 9,30
1,00 2,80 5,00 3,50 6,20 4,40 7,60 5,00 8,60 5,40 9,30
1,50 2,80 5,00 3,60 6,20 4,40 7,60 5,00 8,50 5,40 9,10
2,00 2,80 5,00 3,60 6,20 4,40 7,60 4,90 8,30 5,20 8,90
3,00 2,80 5,00 3,60 6,20 4,20 7,50 4,60 8,30 5,00 8,90
4,00 2,80 5,00 3,60 6,20 4,20 7,50 4,60 8,30 5,00 8,90
5,00 2,80 5,00 3,60 6,20 4,20 7,50 4,60 8,30 5,00 8,90
(Sumber: MKJI, Halaman 7-37, Tabel A-3:4)

Kecepatan Arus Bebas


Pada analisis kecepatan arus bebas, segmen yang dipelajari adalah segmen
alinyemen umum. Untuk kondisi kelandaian khusus, segmen adalah kelandaian
khusus (hanya berlaku untuk jalan bebas hambatan dua-lajur tak-terbagi).
Persamaan kecepatan arus bebas adalah sebagai berikut.
FV = FV0 + FVW ................................................... (9)
Keterangan:
FV = Kecepatan arus bebas pada kondisi lapangan (km/jam)
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar (km/jam)
FVW = Penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas (km/jam)

5.5.1 Kecepatan Arus Bebas


a) Kecepatan arus bebas dasar (FV0) untuk kendaraan ringan pada kondisi
alinyemen dan SDC lapangan dengan menggunakan tabel B- 1:1 (hal 7-40)
b) Perhatikan bahwa untuk jalan bebas hambatan dua-lajur dua-arah tak-terbagi,
kecepatan arus bebas dasar pada medan datar adalah juga fungsi dari kelas
jarak pandang.
c) Jika kelas jarak pandangnya tidak diketahui, anggaplah pada jalan bebas
hambatan tersehut SDC = B.
d) Nilai kecepatan arus bebas yang digunakan dalam manual ini adalah kecepatan
arus bebas kendaraan ringan yang.

22
Kapasitas Jalan Luar Kota Perhitungan Kapasitas dan Kinerja Jalan Bebas Hambatan

e) Kecepatan arus bebas untuk kelas kendaraan lainnya ditunjukkan pada Tabel B-
1:1 hanya untuk referensi
Tabel 4.7 Kecepatan Arus Bebas pada Jalan Bebas Hambatan
Kecepatan Arus Bebas Dasar (FV0) (km/jam)

Tipe Jalan Bebas


Kendaraan Kendaraan Bus Truk
Hambatan / Tipe
Ringan Menengah Besar Besar
Alinyemen

LV MHV LB LT
Enam-lajur terbagi
- Datar 91 71 93 66
- Bukit 79 59 72 52
-Gunung 65 45 57 40

Empat-lajur terbagi
- Datar 88 70 90 65
- Bukit 77 58 71 52
-Gunung 64 45 57 40

Dua-lajur tak-terbagi
- Datar : SDC: A 82 66 85 63
- Datar : SDC: B - C 78 63 81 60
- Bukit 70 55 68 51
-Gunung 62 44 55 39
(Sumber: MKJI, Halaman 7-40, Tabel B-1:1)

5.5.2 Tipe Alinyemen, Tipe Medan


Tipe alinyemen adalah gambaran kemiringan daerah yang dilalui jalan, dan
ditentukan oleh:
a) Jumlah naik dan turun (m/km) dan j
b) Jumlah lengkung horizontal (rad/km) sepanjang segmen jalan,
c) Tabel 4.8 (MKJI Tabel 1.3:2, hal. 6-9) (Nilai-nilai dalam kurung adalah yang
digunakan untuk mengembangkan grafik untuk tipe alinyemen standar dalam
manual)

Penggolongan tipe medan sehubungan dengan topografi daerah yang dilewati


jalan, berdasarkan kemiringan melintang yang tegak lurus pada sumbujalan

23
Kapasitas Jalan Luar Kota Perhitungan Kapasitas dan Kinerja Jalan Bebas Hambatan

a) Datar = 0-9,9%,
b) Bukit = 10 - 24,9 %,
c) Gunung > 25% (Spesifikasi Standard Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota
1990)
Tabel 4.8 Kecepatan Arus Bebas pada Jalan Bebas Hambatan
Lengkung Vertikal Lengkung
Tipe
Keterangan Naik + Turun Horizontal
Alinyemen
(m/km) (rad/km)
F Datar < 10 (5) < 1,0 (0,25)
R Bukit 10 - 30 (25) 1,0 - 2,5 (2,00)
H Gunung > 30 (45) > 2,5 (3,50)
(Sumber: MKJI, Halaman 6-9, Tabel 1.3:2)

5.5.3 Kelas Jarak Pandang (SDC)


a) Jarak pandang adalah jarak maksimum dimana pengemudi (dengan tinggi mata
1,2 m) ,mampu melihat kendaraan lain atau suatu benda tetap dengan
ketinggian tertentu (1,3 m).
b) Kelas jarak pandang ditentukan berdasarkan persentase dari segmen jalan
yang mempunyai jarak pandang > 300 m; lihat Tabel 4.9(MKJI Tabel 1.3:3, hal
6-9)
Tabel 4.9 Kelas Jarak Pandang
Kelas Jarak % Segmen dengan Jarak
Pandang Pandang Paling Sedikit 300 m
A > 70%
B 30 - 70%
C < 30%
(Sumber: MKJI, Halaman 6-19, Tabel 1.3:3)

24

Anda mungkin juga menyukai