Anda di halaman 1dari 23

Nama : Putri Pratiwi

NIM : 835898008

a.Pendekatan Pembelajaran
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan kegiatan
pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang berpendapat bahwa
pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan
menentukan objek kajian.
Berbeda dengan metode pembelajaran yang telah menentukan langkah di kelas atau model
pembelajaran yang memiliki kerangka konseptual, pendekatan pembelajaran itu lebih luas lagi.
Artinya, pendekatan merupakan landasan berpikir atau filosofi dalam menentukan pembelajaran.

Pengertian Pendekatan Pembelajaran menurut Para


Ahli
Gulo
Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146) adalah sudut pandang kita
dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Sudut pandang tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran.

Sanjaya
Sementara itu, Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm. 146) berpendapat bahwa
pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran.

Wati
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang guru terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum (Wati, 2010, hlm. 7).
Pendekatan mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu.

Rahmawati
Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang akan ditempuh dan digunakan oleh pendidik
untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan tujuan tertentu (Rahmawati, 2011, hlm. 74).
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang
berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan
perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Ciri Ciri Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan beberapa unsur penting yang
membedakan pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:
1. Merupakan sebuah filosofi/landasan.
2. Merupakan sudut pandang.
3. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran.
Pendekatan merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana
proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.

Jenis Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: teacher
centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).

Pendekatan Teacher Centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang memegang
kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru bertindak
sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan
siswa.
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan beberapa strategi seperti: pembelajaran
langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.

Pendekatan Student Centered
Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu
sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat
pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari Guru.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran
seperti discovery learning dan inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).

Macam Macam Pendekatan Pembelajaran


Contoh pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut.

Pendekatan Kontekstual (CTL)


Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan
sebutan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.
Melalui pendekatan kontekstual diharapkan hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa,
karena siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam jangka
panjang.
Pendekatan pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan mengaitkan konsep
tersebut dengan situasi dunia nyata mereka.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Johnson (dalam Siregar & Nara, 2011, hlm. 117) bahwa
kekuatan, kecepatan, dan kecerdasan otak (IQ) tidak lepas dari faktor lingkungan atau faktor
konteks, karena ada antarmuka (jembatan penghubung) antara kognisi dan lingkungan.
Komponen – komponen yang menyusun pendekatan kontekstual  dan sekaligus menjadi cirinya
adalah sebagai berikut (Siregar & Nara, 2011, hlm. 117).
1. Membangun hubungan untuk menemukan makna (relating),
2. Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing),
3. Belajar secara mandiri,
4. Kolaborasi (collaborating),
5. Berpikir kritis dan kreatif (applying),
6. Mengembangkan potensi individu (transfering),
7. Standar pencapaian yang tinggi,
8. Asesmen yang autentik.

Pendekatan Ekspositori (Expository)


Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber
belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam pendekatan ekspositori sumber belajar dapat
menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan tidak
khusus.
Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan
umum. Misalnya prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami untuk menunjang tahap
pembelajaran lebih lanjut
Pendekatan ini juga hanya cocok apabila jumlah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
relatif lebih banyak seperti dalam keadaan perkuliahan antar program studi di perguruan tinggi.
Pendekatan ini cenderung berpusat pada sumber belajar, dan memiliki ciri atau karakteristik
sebagai berikut:
1. adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,
2. bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga belajar,
3. materi lebih cenderung bersifat informasi,
4. terbatasnya sarana pembelajaran.

Pendekatan Induktif
Menurut Purwanto dalam Rahmawati (2011, hlm. 75) pendekatan induktif dalam pembelajaran
adalah pendekatan yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan.
Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh khusus kemudian sampai kepada
generalisasinya. Dengan kata lain, pengajaran berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan yang
spesifik.
Karakteristik atau ciri dari pendekatan ini meliputi:
1. Dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang bersifat khusus, kemudian
siswa dibimbing guru untuk dapat menyimpulkan generalisasinya (prinsip, hukum yang
mengatur hal-hal khusus tersebut).
2. Kegiatan utama siswa adalah: mengamati, menyelidiki, memeriksa, memikirkan, dan
menganalisis berdasarkan kemampuan masing-masing hal-hal yang bersifat khusus dan
membangun konsep atau generalisasi atau sifat-sifat umum berdasar hal-hal khusus tersebut.
3. Siswa memiliki kesempatan ikut aktif di dalam menemukan suatu rumus atau formula
umum yang diperoleh dari penyelidikan contoh-contoh khususnya.
4. Memiliki semangat untuk menemukan, adanya kesadaran akan hakikat pengetahuan, dan
mampu berpikir logis.
5. Menemukan dan memahami rumus atau teorema tersebut membutuhkan waktu yang
tidak singkat.

Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum lalu
diarahkan pada hal yang bersifat khusus. Ya, pendekatan ini adalah kebalikan dari pendekatan
induktif.
Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum kemudian
menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012, hlm. 5).
Oleh karena itu Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan
teori (contoh).
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan kepada siswa.
Karakterisitk atau ciri pendekatan deduktif adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran menekankan transfer informasi oleh guru kepada siswa berupa pemaparan
abstraksi, definisi dan penjelasan istilah-istilah.
2. Dilandasi suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika
siswa telah mengetahui wilayah persoalan dan konsep dasarnya.
3. Menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus yaitu guru memberikan
materi dan kemudian memberikan contoh-contoh khususnya.
4. Lebih menekankan ingatan siswa dan siswa bersifat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Guru berperan banyak dalam kegiatan pembelajaran.

Pendekatan Kontruktivisme
Dalam kelas kontruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana
menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam meyelesaikan permasalahan.
Pendekatan ini tidak menginginkan siswa untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan apa
yang ada dalam sumber belajar. Guru tidak akan sesederhana mengatakan bahwa jawaban dari
siswa benar atau salah namun justru lebih mengutamakan perkembangan daya kritis siswa dalam
menyikapi berbagai opsi jawaban yang ada.
Guru terus mendorong siswa untuk menyetujui atau justru menolak ide seseorang dan saling
bertukar pikiran hingga persetujuan dicapai. Siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang
berada dalam dirnya sendiri dan saling berbagi strategi dan penyelesaiannya dengan sesama
siswa yang disupervisi oleh guru.

Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah
yang bersifat tidak rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai).
Jika suatu masalah diberikan kepada siswa dan siswa tersebut dapat langsung mengetahui cara
menyelesaikannya dengan benar, maka persoalan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.
Harus terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan realita.
Menurut Dewey (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 217) langkah utama dalam pendekatan pemecahan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Menganalisis masalah. Pemecahan masalah menekankan pada pentingnya identifikasi
masalah untuk menentukan berbagai kemungkinan penyelesaiannya, sehingga analisis adalah hal
yang wajib dilakukan.
3. Mengembangkan beberapa hipotesis. Hipotesis adalah alternatif penyelesaian dari
pemecahan masalah.
4. Mengumpulkan data: langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah.
5. Menguji beberapa hipotesis. Mengevaluasi kelemahan dan kelebihan hipotesis.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.

Pendekatan Open-Ended
Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi
lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pendekatan open-ended memiliki prinsip yang serupa tapi tak sama dengan pendekatan
pemecahan masalah, yaitu dimulai dengan memberikan suatu masalah kepada siswa.
Bedanya permasalahan yang disajikan adalah masalah yang memiliki banyak jawaban yang
benar. Masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban disebut sebagai masalah tidak lengkap
atau open-ended problem.
Karakteristik dari pendekatan open-ended ini adalah:
1. kegiatan siswa harus terbuka, artinya tidak hanya hitam dan putih (benar dan salah) saja.
2. kegiatan materi memiliki ragam berpikir yang berbeda.
3. kegiatan siswa dan kegiatan materi atau permasalahan merupakan satu kesatuan.

Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur, hukum atau prinsip melalui tahapan
saintifik, yakni:
1. mengamati;
2. merumuskan masalah;
3. mengajukan/merumuskan hipotesis;
4. mengumpulkan data;
5. menganalisis data;
6. menarik kesimpulan;
7. mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran k13. Artinya, kurikulum 2013
menggunakan pendekatan ini sebagai induk model dan metode pembelajarannya.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran (menurut kurikulum 2013) menggunakan 5 langkah
yang tidak harus berurut namun harus selalu ada dalam proses pembelajaran. Beberapa langkah
tersebut adalah sebagai berikut.

Mengamati
Mengamati berarti peserta didik mengidentifikasi suatu objek menggunakan panca indera dengan
atau tanpa alat bantu.
Alternatif kegiatannya meliputi: observasi lingkungan, mengamati gambar, video, grafik data
atau tabel, menganalisis peta, hingga membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa
(medali cetak ataupun internet).
Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
Kata kerja operasional yang dibutuhkan dalam evaluasi agar kemampuan siswa dapat terukur.

Menanya
Merupakan kegiatan siswa untuk mengungkapkan yang ingin diketahuinya berkenaan dengan
suatu objek, peristiwa, maupun proses tertentu. Dalam kegiatan ini siswa dapat bertanya secara
individu maupun kelompok mengenai apa yang belum diketahuinya.
Siswa dapat bertanya kepada guru, narasumber, atau siswa lainnya. Siswa juga dapat bertanya
kepada dirinya sendiri lewat bimbingan guru, sehingga siswa dapat mandiri dan terbiasa untuk
melakukannya.
Pertanyaan dapat diajukan secara lisan atau melalui tulisan dan harus membangkitkan motivasi
siswa agar tetap aktif dan bergembira dalam pembelajaran. Sementara bentuknya dapat berupa
kalimat pertanyaan atau kalimat hipotesis.
Bentuk hasil belajar dari menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan
hipotesis.

Mengumpulkan Data
Kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan
mengumpulkan data dapat dilakukan dengan studi pustaka (membaca buku), observasi lapangan,
eksperimen (jua coba), wawancara, menyebarkan kuesioner, dll.
Hasil belajar yang didapatkan melalui kegiatan ini adalah siswa dapat menguji hipotesis.

Mengasosiasi
Merupakan kegiatan siswa dalam mengolah data dalam serangkaian aktivitas fisik dan psikis
(pikiran) dengan bantuan alat tertentu. Kegiatan mengolah data antara lain melakukan
pengurutan, menghitung, membagi, menyusun data dan melakukan klasifikasi.
Kegiatan konkretnya antara lain membuat tabel, bagan, grafik, peta konsep hingga merumuskan
perhitungan dan pemodelan tertentu. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan
atau menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada.
Sehingga dapat ditarik simpulan ada ditemukan konsep dan prinsip penting yang bermakna
dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman dan wawasan pengetahuannya.
Hasil belajar dari kegiatan mengasosiasi atau menalar adalah siswa dapat menyimpulkan hasil
kajian dari hipotesis.

Mengomunikasikan
Kegiatan siswa yang mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan
sebelumnya di atas, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan data dan mengolahnya, serta
mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.
Bentuk kegiatan dapat berupa presentasi lisan di depan siswa lainnya menggunakan diagram,
bagan, gambar menggunakan teknologi sederhana atau teknologi informasi dan komunikasi.
Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat menjabarkan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

Pendekatan Inquiry (Inkuiri)


Pendekatan inquiry adalah pendekatan yang berusaha untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar melalui penyingkapan atau penyelidikan terhadap suatu
permasalahan. Seperti problem solving, pendekatan inquiry lebih berpusat pada keaktifan siswa
yang berusaha memecahkan permasalahan secara mandiri.
Dalam pendekatan ini materi yang disajikan tidak dibahas sampai tuntas, sehingga memberi
peluang kepada peserta didik untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan
berbagai cara yang distimulus oleh Guru.
Bruner mengngkapkan bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiri adalah karena hasil
belajar dengan cara ini lebih mudah diingat dan menerap pada siswa. Selain itu, materi juga
menjadi lebih mudah untuk disampaikan kepada seluruh peserta didik.
Pengetahuan dan kecakapan kognitif yang didapatkan melalui pendekatan ini juga
menumbuhkan motif intrinsik karena peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri.
Menurut Rusyan dkk (1992) Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan
pendekatan Inquiry yaitu:
1. Stimulation, sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi
kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.
2. Problem Statement, peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan atau hipotesis
3. Data Collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis
itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan
sebagainya.
4. Data Processing, Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan
kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification, Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut,
pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti atau
tidak.
6. Generalization, Berdasarkan hasil verifikasi maka peserta didik menarik generalisasi atau
kesimpulan tertentu.

Referensi
1. Rahmawati, Fitriana. (2011). Pengaruh pembelajaran Geometri dengan Pendekatan
Induktif. Edumatica. Vol. 01. No. 02, hal. 74-75.
2. Rusman. (2018). Model – Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
3. Rusyan, A. Tabrani Rusyan, dkk. (1992). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Karya.
4. Suprihatiningrum, Jamil (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
5. Siregar, E., Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
6. Wati, Widya. (2010). Pendekatan Pembelajaran. Makalah. Padang: Konsentrasi
Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang.

b.Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar
untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/ prosedur yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan kata lain,
metode yang dipilih oleh masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang
berbeda-beda.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik
yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Artinya, metode atau prosedur dan
teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu
kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi
pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang selanjutnya diimplementasikan ke dalam berbagai
metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam melaksanakan metode pembelajaran ada beberapa tahap, yang pertama adalah
pendahuluan, pada kegiatan pendahuluan guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas
materi pelajaran yang akan disampaikan.

Dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua
peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran dan melakukan apersepsi, berupa kegiatan yang
merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahiuan baru yang akan dipelajari.

Selanjutnya beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan
(berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkrit ke hal-hal yang bersifat abstrak
atau dari hal-hal yang bersifat sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks
atau sukar dilakukan), ruang lingkup (sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran)
dan jenis materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar,
peserta didik melaksanakan proses latihan, tes dan kegiatan lanjutan.

Dalam proses latihan umumnya ada praktik dan ada umpan balik. Tes biasanya dilakukan di
akhir kegiatan pembelajaran, setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran,
penyampaian informasi berupa materi pelajaran, latihan maupun praktik. Selanjutnya kegiatan
lanjutan yang merupakan kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil
kegiatan yang telah dilakukan.
Dalam kriteria pemilihan strategi pembelajaran, Mager menyampaikan beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran, tipe perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik. Misalnya menyusun bagian analisis pembelajaran.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan diharapkan dapat dimiliki saat bekerja
nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra
peserta didik.
Kemudian ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran antara lain: Strategi
Pemecahan Masalah Solso, Strategi pemecahan masalah Wankat dan Oreovocz, Strategi
pembelajaran kreatif produktif, Strategi pembelajaran kuantum (Quantum teaching, Srategi
pembelajaran siklus (Leraning cycle), Strategi pembelajaran kooperatif, Strategi pembelajaran
afektif, Strategi pembelajaran berbasis computer, dan Pembelajaran berbasis elektronik ( E-
Learning).

c. Metode Pembelajaran
Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh pendidik dalam penyampaian materi kepada muridnya. Dengan adanya cara ini
maka diharapkan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
pendidik harus bisa mempelajari metode pembelajaran.
Hal itu sangat perlu dilakukan guna membuat murid menjadi lebih semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar di kelas. Bahkan dengan cara yang tepat dapat membuat
murid tidak gampang merasa jenuh atau bosan di dalam kelas.
Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan ketika seorang pendidik menggunakan metode
pembelajaran yang sistematis dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya antara model
pembelajaran dengan metode pembelajaran memiliki pengertian yang sama. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman.
Media Pembelajaran

Pengertian media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Ada banyak tujuan dari penggunaan alat ini beberapa diantaranya adalah
untuk membangkitkan pikiran, perhatian, perasaan, serta meningkatkan kemampuan
belajar para murid.
Tokoh bernama Brigs (1997), Beliau berpendapat bahwasanya media pembelajaran
adalah bentuk sarana fisik untuk menyampaikan berbagai informasi pembelajaran.
Menurutnya sarana yang dapat digunakan bisa melalui video, buku dan lain lainnya.
Sedangkan menurut National Education Associaton atau NEA (1969) menyebutkan
bahwasanya media pembelajaran adalah sarana untuk komunikasi. Yang pada umumnya
bisa berbentuk teknologi perangkat keras dan penglihatan-pendengaran atau cetak.
Perlu diketahui bahwa dalam metode pembelajaran, posisi dari media pembelajaran
cukup penting yakni sebagai alat dalam proses komunikasi. Tanpa adanya suatu media,
maka komunikasi yang terjalin antara guru dan murid tidak akan berjalan dengan baik.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan. Bahwa media pembelajaran adalah benda atau
alat yang bisa digunakan untuk membagikan suatu informasi. Selain itu juga bisa
digunakan untuk membangkitkan daya pikir, perasaan serta keinginan para murid.
Harapan dari adanya media tersebut adalah bisa menciptakan suatu proses belajar yang
baik, efisien dan efektif.
Jenis Media Pembelajaran

Berikut beberapa jenis dari media pembelajaran yang bisa dipraktikan dalam berbagai
keadaan.
• Media Visual
Jenis media pembelajaran pertama adalah visual. Visual lebih menekankan penggunaan
tampilan-tampilan yang dapat menarik perhatian mata. Misalnya saja diagram, grafik,
chart, bagan, komik, dan poster.
• Media Audial
Jenis media audial selanjutnya adalah menekankan pada penggunaan pendengaran.
Beberapa contohnya adalah tape recorder, laboratorium bahasa, radio, dan jenis berbagai
audio lainnya.
• Projected Still Media
Beberapa contoh ProjectedStill Media adalah pemakaian slide, over headprojektor
(OHP), in focus.
• Projected Motion Media
Media project motion yaitu menyampaikan berbagai informasi melalui gambar yang bisa
bergerak. Misalnya saja televisi, film, video (VCD, DVD, VTR), animasi, dan komputer.
Tujuan Menggunakan Media Pembelajaran

Beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, antara lain:


1. Untuk menjaga tujuan dari proses belajar serta fokus setiap murid.
2. Untuk menjaga dan meningkatkan efisiensi dan keefektifan proses pembelajaran
3. Menggunakan media belajar dapat mempermudah proses pembelajaran dan juga
membuat murid tidak mudah bosan atau jenuh.
Ada beberapa tokoh juga memberikan penjelasan terkait tujuan menggunakan media
dalam pembelajaran. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Briggs menjelaskan bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana
berbentuk fisik yang didalamnya terdapat materi instruksional.
2. Gagne berpendapat bahwa media belajar adalah komponen utama dalam proses
pembelajaran yang bisa merangsang murid untuk belajar.
3. Miarso mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala hal yang bisa
merangsang proses pembelajaran murid.
4. Schramm berpendapat bahwa media pembelajaran adalah teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang bersifat instruksional.
Macam macam Model Metode Pembelajaran
Metodologi pembelajaran memiliki beberapa jenis atau model dengan cara penyampaian
dan bentuk yang tidak sama. Disetiap jenisnya memiliki kekurangan dan kelebihan pada
masing-masing model. Sehingga seorang pengajar setidaknya mengetahui berbagai
model pembelajaran agar bisa menyesuaikan metode yang cocok dengan keadaan murid.
Untuk lebih jelasnya simaklah 10 metode pembelajaran dan model pembelajaran yang
paling efektif:
Metode Ceramah

Metode pertama adalah ceramah. Ceramah adalah metodologi pembelajaran yang


penyampaian informasi pembelajaran kepada murid dilakukan dengan cara lisan. Metode
ini sangat cocok diterapkan di tempat dengan jumlah pendengar dengan yang cukup
besar.
Metode ceramah bisa aplikasikan di dalam kelas atau di dalam gedung dengan jumlah
murid yang cukup banyak. Dengan menggunakan metode ini, seorang pengajar akan
lebih mudah menjelaskan materi-materinya. Bahkan proses pembelajaran akan berjalan
dengan efektif.
Keunggulan Metode Ceramah
Dengan Menggunakan metode ini maka suasana kelas akan lebih kondusif dan tenang.
Seorang pengajar lebih memiliki porsi besar dalam mengatur kegiatan kelas dan setiap
murid memiliki kegiatan yang sama.
Efisiensi waktu dan tenaga juga cukup baik. Salah satunya adalah setiap murid dapat
dengan cepat dan mudah menerima informasi yang disampaikan guru. Sehingga pelajaran
dapat berjalan dengan efektif dan lancar.
Selain itu, metode ceramah juga bisa bermanfaat untuk membiasakan murid untuk
memaksimalkan pendengarannya dalam mendapatkan suatu informasi. Metode ini sangat
tepat digunakan untuk murid yang memiliki kecerdasan yang bagus. Hal tersebut karena
ketika seorang murid menerima informasi bisa lebih mudah dalam memahaminya.
• Kekurangan Metode Ceramah
Selain terdapat keunggulan yang baik, metode ceramah ini juga memiliki beberapa
kelemahan. Dalam menggunakan metode ini maka kondisi kelas akan dipegang dan di
atasi sepenuhnya oleh guru. Bahkan guru juga menjadi kurang tahu perkembangan anak
didiknya secara pasti.
Dengan menggunakan metode ceramah ini proses timbal balik dan pemahaman seorang
anak akan berbeda. Bahkan lebih parahnya anak tidak dapat memahami materi yang
disampaikan oleh guru dengan baik.
Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan sebuah metode pembelajaran yang berkaitan dengan


pemecahan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang. Metode yang satu ini
sangat cocok diterapkan pada kelompok yang berjumlah tidak terlalu banyak.
Dalam praktiknya metode diskusi ini lebih mengutamakan interaksi yang terjadi antar
individu. Serta untuk merangsang daya pikir pada setiap peserta diskusi.
Macam-macam Diskusi

Metode diskusi juga memiliki beberapa jenis diskusi. Setiap jenis diskusi tersebut
memiliki keunggulan masing-masing. Nah setiap guru harus lebih tau mengetahui jenis-
jenis diskusi tersebut supaya dapat dipraktekkan kepada anak didiknya dengan baik.
Berikut ini macam-macam diskusi menurut jenis penyampaiannya:
• Diskusi Formal
Diskusi formal dapat ditemukan di berbagai lembaga. Misalnya saja di pemerintah dan
semi pemerintah. Dalam diskusi yang satu ini dibutuhkan adanya ketua sebagai pengatur
jalannya diskusi. Serta seorang penulis atau notulen untuk mencatat setiap apa yang
terjadi di dalam proses diskusi.
Pada umumnya acara yang dilakukan tersebut berbentuk formal seperti yang dilakukan
oleh para wakil rakyat di acara sidang DPR.
Jika pada praktiknya di lingkup sekolahan maka harus dapat mengumpulkan siswa dalam
jumlah yang cukup banyak. Karena metode ini dilakukan secara formal maka setiap
tindakan dalam diskusi ini harus mendapatkan izin dari moderator. Hal tersebut perlu
dilakukan agar keadaan tetap kondusif dan proses diskusi bisa berjalan dengan baik.
• Diskusi non-Formal
Dalam diskusi non-formal aturan tidak seketat seperti yang ada pada jenis diskusi formal.
Karena, diskusi ini tidak bersifat formal atau resmi. Contoh yang paling sederhana dalam
diskusi non formal ini adalah diskusi yang berlangsung di dalam keluarga. Setiap anggota
keluarga mempunyai hak untuk berbicara sesuai kapasitasnya.
Perlu diingat bahwa dalam diskusi non formal tidak harus ada moderator ataupun notulen
acara. Seandainya di dalam dunia pendidikan, dapat berupa kegiatan kelompok belajar.
Pada setiap anggota kelompok belajar akan saling berbagi informasi atau pertanyaan
untuk dipecahkan dan di cari solusinya secara bersama-sama.
• Diskusi Panel
Metode diskusi panel terdapat dua jenis anggota diskusi, yaitu anggota aktif dan tidak
aktif. Bagi anggota aktif mereka akan ikut terlibat di dalam forum diskusi. Sebaliknya
anggota yang tidak aktif, mereka tidak akan melibatkan diri di dalam diskusi lebih
sederhananya hanya sekadar menjadi pendengar.
Para anggota tidak aktif adalah bagian dari beberapa kelompok yang saat itu menjadi
anggota aktif atas nama kelompok mereka.
• Diskusi Symposium
Metode diskusi symposium hampir mirip dengan diskusi formal, hanya saja diskusi ini
dalam penyampaian pendapat dilakukan oleh beberapa orang pemrasaran. Setiap anggota
yang menjadi penasaran akan menyampaikan ke depan banyak orang secara bergantian.
Nah, disitulah mereka akan menyampaikan pendapat-pendapatnya sendiri. Ciri yang
melekat pada diskusi ini adalah tidak mencari kebenaran untuk suatu masalah, Namun
hanya sebagai sarana menyampaikan pendapat saja.
• Lecture Discussion
Metode diskusi ini tidak jauh beda dengan diskusi ceramah. Dalam praktiknya diskusi ini
bertujuan untuk mendiskusikan suatu permasalahan. Misalnya saja seorang guru
memberikan masalah kepada beberapa kelompok muridnya untuk didiskusikan.
Kemudian guru memberikan sedikit pengarahan untuk memecahkannya. Setiap
kelompok akan mendiskusikannya dengan anggota kelompoknya dan hasil diskusi
dilaporkan kepada guru.
Ada jenis metode diskusi di sekolahan yang dilihat dari orang yang berperan di dalam
diskusi, sebagai berikut:
1. Guru berperan sebagai pusat diskusi, yaitu guru memiliki peran yang lebih dominan di
dalam diskusi dibanding dengan muridnya. Biasanya peran murid dalam metode ini akan
cenderung lebih sedikit.
2. Murid sebagai pusat diskusi, yaitu murid memiliki peran yang cukup besar di dalam
jalannya diskusi. Para murid dituntut lebih aktif pada jenis diskusi jenis ini.
• Keunggulan Metode Diskusi
Dengan menggunakan metode diskusi proses belajar mengajar dapat membangun suasana
kelas yang lebih menarik dan tidak membosankan. Karena, setiap murid akan terfokus
pada masalah yang sedang didiskusikan bersama-sama. Setiap murid akan dituntut untuk
berani menyampaikan pendapatnya serta berpikir secara mendalam.
Selain itu, metode diskusi ini mengajarkan kepada para murid untuk mampu bersikap
kritis dan sistematis dalam berpikir. Serta mampu untuk bersikap toleran dalam
menemukan temannya yang memiliki pendapat yang berbeda. Dan yang paling penting
adalah pengalaman setiap murid mengenai etika dalam bermusyawarah.
Pada umumnya hasil dari diskusi ini adalah berupa kesimpulan dari masalah akan dapat
dengan mudah diingat oleh para murid. Hal itu terjadi karena, para murid mengikuti alur
berdiskusi dan mendapatkan hal-hal yang menurut mereka menarik.
• Kelemahan Metode Diskusi
Dalam metode ini pastinya setiap murid dituntut untuk aktif, dan tentu tidak semua murid
mampu mengikuti metode tersebut. Metode ini lebih cenderung diisi oleh siswa yang
memang dianggap pandai dan para murid yang berani berbicara. Maka dari itu, bagi
murid yang kurang berani, mereka akan memiliki peluang yang kecil untuk bisa
berpartisipasi dalam jalannya diskusi.
Berbeda lagi jika seorang guru memang mewajibkan setiap muridnya untuk bicara. Jika
guru tidak mampu mengatur jalannya diskusi, maka arah perdiskusian tidak akan terarah
dengan baik dan bisa jadi jalannya diskusi akan keluar dari pembahasan. Maka dapat
disimpulkan bahwa metode diskusi membutuhkan banyak waktu bahkan bisa jadi tidak
berjalan dengan efektif.
Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode yang dalam menyampaikan suatu informasi
dilakukan melalui interaksi antara guru dan murid. Metode yang satu ini adalah suatu
cara untuk menyampaikan pelajaran sekolah dengan cara seorang guru memberikan
pertanyaan kepada muridnya. Selain itu, metode ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
pemahaman murid terhadap materi- materi yang disampaikan oleh guru.
Dalam metode Tanya jawab ini berisi interaksi antara guru dan murid. kedua belah pihak
harus sama-sama aktif dalam proses jalannya pembelajaran. Setiap murid juga dituntut
aktif tanpa menunggu dari guru memberikan pertanyaan.
Seperti yang kita sudah kita ketahui bahwasanya bertanya merupakan salah satu cara
untuk mengetahui sejauh mana para murid dapat menerima informasi yang disampaikan
guru. Oleh karena itu, bertanya adalah metode pembelajaran yang dianggap penting dan
bagus dalam membimbing setiap murid. Metode bertanya juga memiliki manfaat dalam
produktifitas murid dan keefektifan belajar.
Ada banyak fungsi bertanya dalam proses pembelajaran. Di antaranya adalah untuk
menggali informasi, mengetahui pemahaman dan juga keinginan murid. Dengan adanya
pertanyaan yang di berikan pada murid, mereka akan kembali memusatkan perhatiannya
kepada materi yang sedang disampaikan.
• Keunggulan Metode Tanya Jawab
Dengan menggunakan metode Tanya jawab ini setiap murid dapat dipancing untuk
berfikir dan berani menyampaikan pendapatnya. Alhasil murid akan berusaha untuk
fokus saat mengikuti proses pelajaran di kelas. Selain itu, peran guru dalam memberikan
pelajaran serta pemahaman kepada murid bisa berjalan dengan lebih baik.
• Kelemahan Metode Tanya Jawab
Metode ini memang cukup bagus dalam membangun mental setiap murid, namun ada
dampak negatif yang dihasilkan. Misalnya saja ketika proses tanya jawab ada berbeda
pendapat, maka bisa jadi terjadi perdebatan yang dapat menghabiskan waktu yang tidak
sedikit.
Maka bisa dikatakan bahwa metode ini memiliki kelemahan pada efisiensi waktu, bila hal
tersebut benar-benar terjadi. Selain itu, untuk memberikan kesimpulan juga
membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena pasti setiap murid memiliki pendapat
yang berbeda.
Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus adalah perkembangan dari metode ceramah yang sudah dijelaskan
diatas tadi. Pengertian metode cemarah plus ini adalah sistem pembelajaran yang
menggunakan lisan serta dikombinasikan dengan metode yang lain.
Contoh kombinasinya berikut di bawah ini:
• Metode ceramah plus tanya jawab
Pada umumnya metode ini sama seperti yang dilakukan oleh guru, ketika selesai
menyampaikan materi guru akan memberikan waktu kepada para murid untuk bertanya
tentang materi yang belum di pahami. Jika murid sudah mengerti ataukah belum, atau
pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan. Biasanya metode ini
dilakukan pada akhir dari sesi pembelajaran.
• Metode ceramah plus diskusi dan tugas
Pada metode yang satu ini diawali dengan memberikan materi secara lisan terlebih
dahulu. Kemudian setelah selesai, maka setiap murid dibentuk kelompok diskusi. Dan
diakhir sesi ada pembagian tugas untuk setiap individu atau kelompok.
• Metode ceramah plus demonstrasikan dan latihan
Sama seperti dua kombinasi yang sebelumnya, metode ini berisi gabungan dari
penyampaian materi secara lisan. Selain itu juga perlu meragakan materi serta latihan.
Metode Demonstrasi

Pengertian metode demonstrasi adalah metode dengan menggunakan benda, alat, ataupun
bahan-bahan informasi yang dapat memberikan gambaran yang nyata. Selain itu, untuk
memperjelas informasi juga bisa dengan bentuk praktikum mengenai materi yang
disampaikan. Penggunaan benda atau alat bisa memudahkan setiap murid memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru.
• Keunggulan metode demonstrasi
Dengan menggunakan metode demonstrasi ini, setiap murid dapat dengan mudah
memahami materi dengan cara menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Serta
dapat memperjelas materi yang rumit menjadi lebih mudah untuk dipahami. Sebagai
bukti mengenai teori atau materi yang disampaikan melalui lisan dengan jelas.
• Kekurangan metode demonstrasi
Selain memiliki keunggulan, metode demonstrasi ini memiliki kekurangan. Dan bisa
menjadikan masalah apabila benda yang dijadikan demonstrasi berukuran kecil. Karena
hal tersebut akan mempersulit murid untuk mengamati benda tersebut.
Bahkan metode ini berjalan tidak kondusif apabila dilakukan dengan jumlah murid yang
terlalu banyak. Pastinya setiap murid akan berebut tempat untuk melihat benda yang
dijadikan demonstrasi. Menggunakan metode ini namun seorang guru tidak menguasai
materinya dengan baik bisa menyebabkan masalah.
Karena guru tidak mampu menjelaskan materinya dengan baik. Bahkan bisa jadi murid
tidak akan menjadi paham mengenai materi yang disampaikan guru.
Metode Latihan (Drill)

Pengertian metode latihan atau drill adalah metode yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran atau informasi melalui bentuk latihan-latihan. Metode
latihan mendidik murid ini berfungsi untuk melatih keterampilan fisik serta mental.
Metode latihan memiliki berbagai tujuan. Nah salah satu tujuannya adalah untuk melatih
mental setiap murid untuk terbiasa dalam hal-hal tertentu. Sedangkan latihan adalah
teknik mendidikan murid agar memiliki dan mengembangkan keterampilan.
Dalam penerapan metode latihan ini, perlu diperhatian beberapa hal, misalnya saja
sebagai berikut:
Jenis latihan yang digunakan berbeda dengan latihan sebelumnya. Situasi yang berbeda
bisa jadi memberikan kondisi respon yang berbeda pula. Untuk mengetahui tujuan dari
adanya latihan, perlu dikaitkan dengan nilai latihan serta keseluruhan pelajaran di
sekolah. Manfaatnya adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh latihan terhadap
hasil proses belajar mengajar.
Menurut Syaiful Sudjana dan Sagala, penilaian biasanya digunakan untuk mengetahui
keterangan dari suatu keterampilan dari sesuatu yang sudah dipelajari. Selain itu, juga
bisa sebagai sarana untuk mendorong setiap murid menguasai keterampilan yang dimiliki
secara tepat.
Metode ini sangat berkaitan dengan pembentukan kecerdasan motorik anak seperti
kecerdasan dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi dan kondisi tertentu.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, seorang pengajar harus
senantiasa memperhatikan muridnya. Terutama terkait perhatian dan minat mereka terkait
materi yang sedang dipelajari.
• Keunggulan Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan dapat membangun kecerdasan motorik dan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki murid. Misalnya saja membuat menggambar, tulisan yang
menarik, ataupun menghafal sesuatu. Selain itu, murid juga bisa mendapatkan kecerdasan
mental.

Misalnya saja bisa memahami berbagai tanda dan simbol ataupun olahrasa. Bahkan dapat
membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik, serta bisa meningkatkan ketepatan dan
kecepatan dalam mengerjakan sesuatu.
• Kelemahan Metode Latihan Keterampilan
Metode ini juga memiliki kekurangan. Misalnya saja bisa mengurangi ide, kreatifitas dan
inisiatif seorang murid. Hal tersebut disebabkan karena murid terlalu diarahkan untuk
sesuai dengan apa yang diinginkan gurunya. Selain itu, bisa saja menghambat bakat
murid. Setiap siswa yang sudah terbiasa dengan rutinitasnya bisa saja mudah merasa
bosan dan jenuh. Bahkan fek yang paling buruk adalah kesulitan dalam menyesuaikan
lingkungan baru.
Metode Perancangan

Pengertian Metode Perancangan adalah metode pembelajaran dengan cara memberikan


tugas pada setiap murid. Tugas yang diberikan guru adalah untuk merancang sebuah
proyek yang nantinya akan diteliti sebagai obyek kajian murid. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk memancing para murid supaya bisa menciptakan suatu hal baru.
• Keunggulan Metode Perancangan
Metode perancangan ini adalah untuk mengajarkan kepada murid agar membuka
cakralawa berpikir yang lebih luas. Dengan sudut padang yang baru, murid akan lebih
mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dari sini murid akan belajar dalam
mengaplikasikan setiap keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang terpadu sampai
menjadi kebiasaan. Hal tersebut dilakukan agar setiap pengetahuan yang dimiliki murid
dapat bermanfaat untuk kehidupan.
• Kelemahan Metode Perancangan
Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya adalah membutuhkan
dukungan negara dalam penerapannya. Sedangkan negara sendiri belum bisa mendukung
hal ini. Selain itu, untuk menerapkan metode ini juga membutuhkan orang yang ahli
untuk menjalankan metode ini.
Yang tidak boleh dilupakan lagi adalah pembahasan materi harus senantiasa dicocokan
dengan kebutuhan murid. Sedangkan kemungkinan untuk selalu berubah-ubah cukup
besar, bisa jadi akan jauh dari pokok pembahasan materi.
Metode Percobaan

Pengertian metode percobaan adalah jenis metode pembelajaran dengan bentuk


memberikan kesempatan kepada murid untuk mengerjakan suatu percobaan. Metode
percobaan ini bisa dilakukan perorangan atau kelompok. Untuk mengerjakannya pun juga
dibutuhkan beberapa kali dengan menggunakan alat dan tempat yang dikhususkan.
Misalnya saja melakukan percobaan di dalam laboratoriun kimia. Dalam mengerjakan
metode ini, setiap murid mengerjakan percobaan dengan beberapa proses. Seperti
penyiapan bahan dan alat, percobaan, pengamatan dan pencatatan hasil dari percobaan.
Kemudian hasil akhirnya akan diserahkan kepada guru. Dan biasanya dengan melakukan
presentasi hasil percobaan tiap individu atau kelompok.
Tujuan dari pelaksanaan metode percobaan adalah agar setiap murid secara mandiri
berusaha untuk mencari solusi permasalah yang sedang dihadapi. Dengan adanya metode
ini juga bermanfaat agar murid terbiasa berpikir secara kritis, sistematis dan ilmiah.
• Kelebihan Metode Percobaan
Kelebihan dari metode ini adalah dapat membuat murid menjadi lebih berani dapat
memberikan suatu kesimpulan atau kebenaran. Hal itu karena apa yang mereka
sampaikan merupakan hasil dari percobaan yang telah mereka dilakukan sendiri.
Di dalam praktiknya, murid juga dapat mengembangkan sikap dalam mengeksplorasi
mengenai ilmu yang telah didapatnya. Hasil yang diinginkan dengan menggunakan
metode ini adalah supaya kelak para murid dapat menciptakan atau menemukan hal-hal
baru yang bermanfaat bagi sekitar. Teruntuk kepentingan umat manusia dan kebanggaan
negara.
• Kekurangan Metode Percobaan
Kelemahan dari metode percobaan ini terletak pada alat yang digunakan untuk
percobaan. Karena biasanya alat untuk percobaannya kurang memadai dengan jumlah
murid. Karena harga dari alat-alat percobaan juga cukup mahal. Sehingga setiap murid
akan memiliki kesempatan yang terbatas untuk melakukan percobaan.
Karena percobaan dengan alat yang terbatas harus dilakukan secara bergilir. Sering kali
suatu eksperimen atau percobaan membutuhkan waktu yang cukup banyak. Sehingga
murid harus meninggalkan percobaan atau eksperimen tersebut untuk mengejar materi
yang belum disampaikan.
Selain itu, metode ini hanya tepat digunakan pada beberapa bidang saja seperti teknologi
modern dan sains.
Metode Pembelajaran Jigsaw

Tahukah Anda model pembelajaran kooperatif jigsaw terinspirasi dari cara pemakaian
gergaji lho. Pengertian metode pembelajaran jigsaw adalah cara pembelajaran secara
berkelompok. Caranya dengan membagi setiap anggota kelompok untuk mampu
menguasai salah satu dari bagian materi yang telah disampaikan guru.
Setelah setiap anggota menguasai materi bagiannya, selanjutnya mereka saling
mengajarkan materi kepada keanggotaan kelompok yang lain. Sehingga seluruh
kelompok mampu memahami keseluruhan materi yang sebelumnya dibagi-bagi tersebut.
Metode Mengajar Beregu ( Team TeachingMethod )

Metode pembelajaran yang satu ini dilakukan dengan guru yang berjumlah lebih dari
satu. Nah setiap guru nantinya akan mendapat tugas sendiri-sendiri yang telah dibagikan
oleh satu koordinator. Bentuk dari metode ini ada dua macam, yaitu tulis dan lisan.
Bila memperoleh lisan, setiap guru soal kemudian dikombinasikan dengan soal dari
seluruh guru. Sedangkan ketika dalam bentuk lisan setiap murid akan ditanya langsung
oleh beberapa guru penguji.
Misalnya saja: seperti pada sidang skripsi, satu mahasiswa berhadapan dengan beberapa
penguji.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
dedystyo.net
Pengetian dari Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah model pembelajaran
dengan tahapan menyesuaikan keadaan agar murid bisa tertarik untuk belajar kembali.
Setiap guru dapat mengadakan sesi tanya jawab yang ringan kepada muridnya.
Sesi Tanya jawab yaitu mengenai materi yang akan dijelaskan dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dilakukan supaya semangat para murid kembali
muncul untuk mempelajari materi tersebut.

d.Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa teknik adalah jalan, alat,
atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan
yang ingin dicapai. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau
sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
seni.

Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara


pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi (pengajaran). Dengan kata lain, teknik pembelajaran merupakan suatu rencana
bagaimana melaksanakan tugas belajar mengajar yang telah diidentifikasikan (hasil analisis)
sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa teknik pembelajaran merupakan situasi


proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan
untuk menjelaskan cara, tahapan, atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, dengan menampilkan teknik
teknik pembelajaran kolaboratif group grid.

Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun
(dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru
bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar
dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru
perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-
kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-
beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh
guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik
pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan
pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan teknik
pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda
pula.

e. Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk
melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut
pada tujuan khusus.

Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran yang sudah


menerapkan langkah atau pendekatan pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya.

Definisi di atas senada dengan pendapat Suprihatiningrum (2013, hlm. 145) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran
dengan sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang
diinginkan bisa tercapai.

Untuk memperkuat kesahihan pengertian model pembelajaran berikut ini adalah beberapa
pengertian model pembelajaran menurut para ahli.

Pengertian Model Pembelajaran menurut Para


Ahli

Trianto

Menurut Trianto (2015, hlm. 51) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial.”

Saefuddin & Berdiati


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).

Sukmadinata & Syaodih

Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang menggambarkan proses rinci
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi
perubahan atau perkembangan diri peserta didik (Sukmadinata & Syaodih, 2012, hlm. 151).

Joyce & Weil

Joyce & Weil dalam Rusman (2018, hlm. 144) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terlihat adanya kesamaan ciri khusus yang
menyelubungi semua pengertian model pembelajaran. Ciri khusus tersebut adalah adanya pola
atau rencana yang sistematis.

Untuk memastikan keberadaan ciri tersebut maka berikut adalah ciri atau karakterisitk yang
dimiliki model pembelajaran jika dibandingkan dengan ilmu pelaksanaan dan perancangan
pembelajaran lain.

Ciri Ciri Model Pembelajaran


Menurut Kardi & Nur dalam Ngalimun (2016, hlm. 7-8) model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara
lain:

1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta
atau pengembangnya.
2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik akan belajar
(memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.

Sedangkan menurut Hamiyah dan Jauhar (2014, hlm. 58) ciri-ciri model pembelajaran adalah
sebagai berikut.

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu.


2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
4. Memiliki perangkat bagian model.
5. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik langsung maupun
tidak langsung.

Fungsi Model Pembelajaran


Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga pelaksanaan
pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2015, hlm. 53) yang
mengemukakan bahwa fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Oleh karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari materi yang akan dibelajarkan,
tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan
peserta didik.

Ihwal sifat dan materi yang dibelajarkan tersebut, model pembelajaran juga dapat dikategorikan
berdasarkan beberapa jenis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Jenis Model Pembelajaran


Menurut Joyce & Weil dalam buku Suprihatiningrum (2013, hlm. 186) model-model mengajar
(pembelajaran) terbagi menjadi empat kategori sebagai berikut.

Information Processing Model (Model Pemrosesan Informasi)

Model ini menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai aktivitas mental siswa.
Model ini akan mengoptimalkan daya nalar dan daya pikir siswa melalui pemberian masalah
yang disajikan oleh guru.

Tugas siswa adalah memecahkan masalah-masalah tersebut. Model ini menerapkan teori belajar
behavioristik dan kognitivistik. Ada tujuh model yang termasuk dalam rumpun ini, yakni sebagai
berkut.

1. Inductive thinking model (model berpikir induktif) yang dikembangkan oleh Hilda


Taba.
2. Inquiry training model (model pelatihan inkuiri/penyingkapan/penyelidikan) yang
dikembangkan oleh Richard suchman.
3. Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah) yang dikembangkan oleh Joseph J. Schwab.
4. Concept attainment (pencapaian konsep) oleh Jerome Bruner.
5. Cognitive growth  (pertumbuhan kognitif) dikembangkan oleh Jean Piaget.
6. Advance organizer model (model pengatur/penyelenggaraan tingkat lanjut) oleh David
Ausubel.
7. Memory (daya ingat) oleh Harry Lorayne).

Personal Model (Model Pribadi)


Sesuai dengan namanya, model mengajar dalam rumpun ini berorientasi kepada perkembangan
diri individu. Implikasi model ini dalam pembelajaran adalah guru harus menyediakan
pembelajaran sesuai dengan minat, pengalaman, dan perkembangan mental siswa.

Model-model mengajar dalam rumpun ini sesuai dengan paradigma student centered atau


pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta didik.

Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)

Rumpun model mengajar social interaction model menitikberatkan pada proses interaksi antar


individu yang terjadi dalam kelompok. Model-model mengajar disetting dalam pembelajaran
berkelompok. Model ini mengutamakan pengembangan kecakapan individu dalam berhubungan
dengan orang lain.

Behavioral Model (Model Perilaku)

Rumpun model ini sesuai dengan teori belajar behavioristik. Pembelajaran harus memberikan
perubahan pada perilaku si pembelajar ke arah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran.

Kemudian, perubahan yang terjadi harus dapat diamati. Sehingga, guru dapat menguraikan
langkah-langkah pembelajaran yang konkret dan dapat diamati dalam upaya evaluasi
perkembangan peserta didiknya.

Macam Macam Model Pembelajaran


Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran adalah sebagai
berikut:

Model Pembelajaran Inquiry

Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses
berpikir secara kritis serta analitis kepada peserta didik agar mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.

Penjelasan lengkap mengenai model ini dapat dilihat di sini:

Model Pembelajaran Kontekstual

Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas
peserta didik, peserta didik melakukan dan mengalami, tidak hanya monoton dan mencatat.
Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial peserta didik karena
dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh komponen utama dari pembelajaran kontekstual
yang membuatnya khas jika dibandingkan dengan model yang lain, yakni sebagai berikut.

1. Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi pengetahuannya


melalui pengamatan dan pengalaman.
2. Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian dan penelusuran;
3. Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
4. Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar.
5. Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh peserta
didik.
6. Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari.
7. Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar peserta didik.

Penjelasan mengenai pembelajaran kontekstual atau CTL dapat dibaca pada artikel ini:

Model Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik dapat menguasai
materi secara optimal.

Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus memberikan penjelasan atau
menerangkan kepada peserta didik dengan cara berceramah. Sehingga menyebabkan arah
pembelajarannya monoton karena sangat ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah menjadi langkah utama dalam model ini.

Pengertian, karakter, dan langkah pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada artikel di
bawah ini:

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Model Pembelajaran PAIKEM


Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif mengembangkan kreativitas sehingga
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, optimal, dan pada akhirnya terasa lebih
menyenangkan.

Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)

Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR (Tumbuhkan,


Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen utama
pembelajaran kuantum dapat berupa:

1. peta konsep sebagai teknik belajar efektif;


2. teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak;
3. sistem pasak lokasi;
4. teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari
materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.

Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat


pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa
sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan langsung untuk
mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel motivasi.

Model Pembelajaran Terpadu

Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna pada peserta didik. Pembelajaran terpadu terbagi
menjadi sepuluh jenis, yakni sebagai berikut.

1. Model penggalan
2. Model keterhubungan
3. Model sarang
4. Model urutan
5. Model bagian
6. Model jaring laba-laba
7. Model galur
8. Model keterpaduan
9. Model celupan
10. Model jaringan

Model Pembelajaran Kelas Rangkap

Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan kelas secara
integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru tidak harus mengulang
kembali untuk mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan program yang berbeda pula.
Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan beberapa rombongan belajar
dapat meningkan efisiensi pembelajaran.

Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat PKR meliputi:

1. Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2. Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran, pada dua ruangan;
3. Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.

Model Pembelajaran Tugas Terstruktur

Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang wajib diselesaikan oleh
peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang sudah dikaji.

Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk ciptaan peserta didik),
makalah individu, makalah kelompok, dsb.

Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya terpilih dari satu kelas
secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan
masalah.

Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar peserta didik aktif dan
kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk portofolio secara bersama.

Model Pembelajaran Tematik

Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi


beberapa pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai dengan kebutuhan lingkungan
peserta didik yang akan menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya.

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:

1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;


2. Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema;
3. Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).

Anda mungkin juga menyukai