Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan
medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Oleh karena
tumbuhnya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat dan tajam, maka
setiap rumah sakit dituntut untuk mempertinggi daya saing dengan berusaha
2013).
proses interaksi yang terjadi antara perawat dan pasien. Hal ini terjadi karena
ini adalah dasar dari interaksi yang membuat klien dan tim keperawatan
hubungan ini komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dimana peran perawat
merupakan salah satu alasan keluhan umum pasien di rumah sakit. Pasien
sering tidak puas dengan kualitas dan jumlah informasi yang diterima dari
tenaga kesehatan. Tiga puluh lima sampai dengan empat puluh persen pasien
tidak puas berkomunikasi dengan dokter dan perawat, aspek yang paling
(Mandala, 2013).
awal dan kinerja aktual yang dirasakan (Tjiptono, 2014). Banyak faktor
Sebagai contoh faktor komunikasi verbal dan non verbal perawat dalam
tempat lain. Oleh sebab itu sudah saatnya kepuasan pasien menjadi bagian
preferensi dan perilaku dari pasien untuk mencari pelayanan jasa keperawatan
dan non verbal perawat terhadap tingkat kepuasan pasien menyatakan bahwa
jumlah informasi yang diberikan oleh dokter kepada pasien rata-rata 18 jenis
informasi untuk diingat, ternyata hanya mampu mengingat 31%. Lebih dari
60% yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter dan perawat salah
mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka. Hal ini disebabkan
verbal dan non verbal perawat terhadap tingkat kepuasan pasien menyatakan
rawat inap Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto menunjukkan
bahwa 80,9 persen pasien merasa tidak puas dan sebanyak 19,1 persen pasien
merasa puas dengan kinerja perawat pelaksana. Sedangkan dari data SPI R.S.
diperoleh bahwa pasien dinas POLRI yang tidak puas terhadap pelayanan
Data awal yang peneliti peroleh dari RSUD Kota Baubau pada tahun
pada tanggal 28 Maret di rumah sakit umum kota Baubau dengan mengambil
menunjukan komunikasi yang baik dan ramah. Hal ini dibuktikan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum Kota
B. Rumusan Masalah
Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum Kota Baubau Tahun 2018?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum Kota Baubau Tahun 2018.
Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum Kota
D. Manfaat Penelitian
sebagai salah satu upaya yang harus terus menerus dilaksanakan dalam
2. Bagi perawat
3. Bagi pasien
b. Agar lebih nyaman, puas dan betah pada suatu rumah sakit.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2015).
pelanggan yang telah digagas oleh Philip Kotler (1995) yang dikutip oleh
a. Empaty
b. Performance
c. Assurance
d. Responship
e. Reability
d. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang
pelanggan:
c. Pembeli bayangan;
competin through quality” (New York Freepress, 1991: 16) yang dikutip
lain:
kepada konsumen.
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
2014).
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal
(4) memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri; (5)
kepuasan semua pihak yang terlibat (win win solution bagi dokter,
dengan tatap muka. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai
dengan istilah yang dimengerti klien, (3) arti denotatif dan konotatif
klien dalam keadaan bisu atau ada gangguan pada artikulasi karena
2015).
Fungsi komunikasi tertulis adalah: (1) sebagai tanda bukti tertulis yang
keterangan jalan; dan (5) pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat
intonasi atau nada suara, (4) Gerakan mata (eye gaze) yaitu
dkk., 2015).
Menurut Potter & Perry (2013), ada empat tahap dalam komunikasi
terapeutik, yaitu:
a. Tahap Pra-interaksi
yang merawat klien. Fase pra interaksi adalah waktu dimana perawat
merasa resah mengenai klien, hal ini akan mempertajam proses mental
b. Tahap Orientasi
nama.
keinginan untuk berubah. Perawat yang sadar akan apa yang menjadi
Perawat harus bersikap terbuka dan ingin tahu tentang masalah klien.
dengan baik.
dengan cara yang terlalu formal tetapi harus memberikan garis besar
kesehatan.
c. Tahap Kerja
diri.
Hal ini bukan terapi untuk perawat. Hal ini akan menunjukkan kepada
mereka.
19
d. Tahap Terminasi
masalah klien;
sendiri;
komunikasi;
h. Memberikan informasi;
i. Mempertahankan ketenangan;
didiskusikan.
klien selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses
penyelesaian masalah;
Suryani, 2015).
22
Pasien
meningkatkan citra profesi keparawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang
(Nurhasanah, 2013).
komunikasi antar perawat dan tim kesehatan lainnya, dan komunikasi antar
perawat dan pasien. Komunikasi interpersonal bukan sesuatu yang statis tetapi
bersifat dinamis. Hal ini berarti segala yang tercakup dalam komunikasi
dari setiap pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi
penerimaan pesan terus berlanjut akan berakibat pada ketidakpuasan baik dari
petugas kesehatan kepada pasien yang pada akhirnya pasien akan lari pada
institusi pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, alangkah bijaksana dan
komunikasi, dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan,
24
menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi kepuasan pasien rumah sakit.
Kepuasan Pasien
Komunikasi Terapeutik
Perawat
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
indikator
tahapan
komunikasi
terapeutik, yaitu
tahapan pra-
interaksi,
tahapan
orientasi,
tahapan kerja
dan tahapan
terminasi
Variabel Kepuasan pasien 1. Puas: Jika Kuesioner Ordinal
Dependen adalah hasil skor nilai
Kepuasan yang diterima mencapai ≥
pasien pasien, baik 66,67%-
perasaan senang 100%
atau kecewa 2. Kurang
terhadap Puas: Jika
pelayanan yang skor nilai <
diterima 66,67%
F. Hipotesis Penelitian
1. Ha ( Hipotesis Alternatif )
Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum Kota
2. Ho ( Hipotesis Nol )
Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit Umum
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan
atau pengukuran variabel pada satu saat. Kata satu saat bukan berarti semua
subjek diamati tepat pada saat yang sama, tetapi artinya tiap subjek hanya
diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Bedah Kelas III Rumah Sakit
2. Waktu Penelitian
1. Populasi penelitian
2012).
Rumah Sakit Umum Kota Baubau maka ditentukan bahwa populasi dalam
2. Sampel Penelitian
D. Instrument Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Coding yaitu memberikan kode pada data yang diperoleh dari hasil
kuesioner responden.
responden.
1. Penyajian Data
2. Analisis Data
(tidak signifikan).
H. Etika Penelitian
berikut :
3. Rahasia (Confidentiality)