Anda di halaman 1dari 36

A.

Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini, berbagai kajian ilmiah tentang UUD
1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945 , akan
tetapi merupakan suatu prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus
langsung mengubah UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan pelengkap
dalam UUD tersebut. Dengan sendirinya amandemen dilakukan dengan melakukan
berbagai perubahan pada pasal-pasal maupun memberikan tambahan-tambahan.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu
kenyataan sejarah selama masa orde lama dan orde baru, bahwa penerapan terhadap
pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable” atau dengan kata lain berwayuh
arti atau memiliki makna ganda sehingga mengakibatan adanya sentralisasi kekuasaan
terutama kepada Presiden. Karena latar belakang politik inilah maka masa orde baru
berupaya untuk melestarikan UUD 1945 bahkan UUD 1945 seakan-akan bersifat
keramat yang tidak dapat diganggu gugat.
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah
tidak adanya sistem kekuasaan dengan "checks and balances" terutama terhadap
kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap
UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa
Indonesia ke arah tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun
1999, di mana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan terhadap 9 pasal UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada
tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir
dilakukan pada tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Demikianlah bangsa Indonesia memasuki suatu fase baru dalam kehidupan
ketatanegaraan yang diharapkan membawa ke arah perbaikan tingkat kehidupan rakyat.
UUD 1945 hasil amandemen 2002 dirumuskan dengan melibatkan sebanyak-banyaknya
partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan politik, sehingga diharapkan struktur
kelembagaan negara yang lebih demokratis ini akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Struktur kekuasaan menurut sistem demokrasi sebagaimana dijabarkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen ini sebagai
suatu kenyataan faktual yang selama ini dilaksanakan dalam kehidupan kenegaraan
Indonesia.
B. Undang-Undang Dasar

Menurut E.C.S Wade dalam bukunya Constitutional Law. Undang-Undang


menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-
tugas pokok dan badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok
cara kerja badan-badan tersebut.

Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintah tahan
diatur dalam Undang-undang Dasar. Bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggapnya sebgai suatu organisasi kekuasaaan, maka Undang-
undang dasar dapat dipandang sebagi lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislati, Eksekutif dan Badan
Yudikatif.

Undang-undang dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaaan


ini bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang – Undang dasar
merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara (Budiarjo, 1981 : 95,96).

Dalam penjelasan Undang – Undang Dasar 1945 disebutka bahwa Undang –


Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. Undang – undang Dasar 1945 hanya
memuat 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan. Hal ini mengandung makna :

1. Undang-Undang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat


garis-garis besar, tentang norma dasar tentang pemerintahan pusat dan Iain-lain
penyelenggara negara untuk menyelenggarakan negara. Untuk
menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial.
2. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudknn bahwa kita senantiasa harus ingat
bahwa masyarakat itu harus terus berkembnng. dinamis. Negara lndonesia.

Indonesia akan terus tumbuh berkembang seiring dengan perubahan zaman, Berhubung
dengan itu anganlah terlalu tergesa-gesa memberikan kristelisasi memberikan bentuk
kepada pikiran-pikiran yang masih berubah, Memang sifat aturan yang tertulis itu
bersifat mengikat, karena itu makin supel sifatnyaaturaan itu makin baik. Jadi kita harus
menjaga agar supaya system dalam undang – undang dasar itu jangan ketinggalan
zaman.
Menurut Padmowahyono, seluruh kegiatan negaradapat dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu :
1) Penyelenggaraan kehidupan negara.
2) Penyelenggaraan kesejahteraan social.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka sifat-sifat Undang-Undang dasar 1945


adalah sebagai berikut :

1) Oleh karena sifatnya tertulis majka rumusannya jelas merupakan, suatu


hokum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
negara,maupun mengikat bagi setiap warga negara.
2) Sebgaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945,
bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu
memuat aturan – aturan pokok yang setiap kali harus dikembagkan sesuai
dengan perkembangan zaman, serta memuat hak – hak asasi manusia .
3) Memuat norma – norma, aturan – aturan serta ketentuan – ketentuan yang
dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.
4) Undang – undang Dasar 1945 dalam tertib hokum Indonesia merupakan
peraturan hokum posotif yang tertinggi, disampin itu sebagai alat control
terhadap norma –norma hokum positif yang lebih rendah dalam hierarkhi
tertib hokum Indonesia

C. Konstitusi

Pengertian Konstitusi

Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis. Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai
perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat
negara sekalipun.

Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu : a. Herman Heller, membagi
pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :

1. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi mencerminkan


kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini
sudah mengandung pengertian yuridis.

Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum


tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini
sesuai dengan dalil gagasan mengenai konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan
jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan perumusan secara yuridis.

Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang

UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh , 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan. UUD RIS terdiri atas 6
bab, 197 pasal, dan beberapa bagian. Periode 17 Agustus 1959 sampai dengan 5 Juli
1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya


berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember

Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru disebut kontitusi


Republik Indonesia Serikat tahun 1949. Indonesia yang beribu kota di
Yogyakarta. Serikat Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan
lampiran. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik.

2. Proses Amandemen UUD 1995

Perkembangan selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan


UUD. Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan
addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap
berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya.

Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita diharapkan
semakin baik dan lengkap menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan
kehidupan dan kenegaraan yang demokratis. Untuk itu perlu dilakukan perubahan
terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai masa pemerintahan presiden
Soeharto belum pernah dilakukan perubahan.

Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR pada
sidang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober

Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasal serta 3


pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Dengan cara amandemen
ini, UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah
diganti dianggap tidak berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang
baru. Naskah perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut tertuang
dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya.

Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara Indonesia UUD

Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan pertama sampai keempat ada
73 pasal.

Bentuk Negara adalah kesatuan

Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau federal.

D. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Demokrasi dalam Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 selqin mengakui adanya
kebebasan dan persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta
keberanekaragaman mengingat Indonesia adalah "Bhinneka tunggal Ika" berdasar pada
moral persatuan, ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Secara umum sistem pemerintahan yang demokratis mengandung unsur-unsur yang


paling penting yaitu:

1.) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik

2). Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara


3). Suatu sistem perwakilan

4). Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas

Adapun infrastruktur politik suatu negara terdiri atas 5 komponen sebagai berikut:

- Partai politik

- Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)

- Golongan penekan

- Alat komunikasi politik

- Tokoh-tokoh politik

Dengan demikian dapam sistem demokrasi proses pembuatan kebijaksanaan atau


keputusan politik merupakan keseimbangan dinamis antara prakarsa pemerintah dan
partisipasi aktif rakyat atau warga negara, Keikutsertaan rakyat yang terumuskan dalam
UUD 1945 oleh para pendiri negara dicantumkan bahwa "Kedaulatan di Tangan
Rakyat" yang termuat dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam sistem Ketatanegaraan


Indonesia Pasca Amandemen 2002

Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan kedudukan rakyatlah yang tertinggi


dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai
tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu "Rakyat" adalah paradigma sentral kekuasaan
negara. Adapun rincian struktural ketentuan- ketentuan berkaitan dengan demokrasi
menurut UUD 1945 sebagai berikut:

Konsep kekuasaan

Kekuasaan di Tangan Rakyat

a.) Pembukaan UUD 1945 alinea IV

"Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat"

b.) Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 " Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan" (pokok pikiran III).
c.) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (1)

"Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik", "Menetapkan


bentuk kesatuan dan Republik Indonesia mengandung isi pokok pikiran Kedaulatan
rakyat".

d.) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)

"Kedaulatan adalah ditangan rakyat dal dilakukan menurut UUD".

Pembagian Kekuasaan

Kekuasaan menurut demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah


sebagai berikut:

1.) Kekuasaan eksekutif, didelesasikan pada presiden (pasal 4 ayat (1) UUD 1945)

2. Kekuasaan yudikatif, didelegasikan pada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat (2) UUD
1945

3. Kekuasaan legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPRD pasal (5)
ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945

4. Kekuasaan inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada ( BPK) dan (DPR).

5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan konsulatif, yang dalam
UUD lama didelegasikan kepada (DPA) (pasal 16 UUD 1945).

Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses atau
mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut:

1). Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 "Kedaulatan di tangan rakyat" kedaulatan rakyat
dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR 5 tahun sekali

2.) MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik Presiden
dan Wakil Presiden, serta melakukan impeachment terhadap Presiden jikalau melanggar
konstitusi.

3.) Rakyat kembali mengadakan pemilihan umum setelah membentuk MPR dan DPR,
(rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai realisasi periodesasi kekuasaan).

Konsep Pengambilan Kekuasaan


Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 sebagi berikut:

1) Penjelasan tentang UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III , yaitu " Oleh karena itu
sistem Negara yang terbentuk dalam UUD 1945 , harus berdasarkan kedaulatan rakyat
dan permusyawaratan perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat
Indonesia".

2. Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat (7)

Konsep Pengawasan

Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

1.) Dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa rakyat memiliki
kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan menurut UUD.

2.) Pasal 2 ayat (1), MPR terdiri atas anggota DPR dan DPRD. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui
pemilu.

3.) Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR, disebut; " kecuali itu anggota DPR
semuanya merangkap menjadi anggota MPR. Oleh karena itu DPR dapat senantiasa
mengawasi tindakan Presiden."

Konsep Partisipasi

Konsep Partisipasi menurut UUD 1945 sebagai berikut:

1.) Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

"Segala Warganegara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan


wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali".

2.) Pasal 28 UUD 1945

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang".

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002


Sistem pemerintahan Negara Indonesia dibagis atas tujuh yang secara sistematis
merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat. Walaupun tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara menurut penjelasan tidak lagi merupakan dasar yuridis, namun
tujuh kunci pokok itu mengalami perubahan.

Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum (Rechtstaaf).

Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan UUD 1945, jelas bahwa negara
yang dimaksud yang berarti negara bukan hanya sebagai pilisi lalu lintas atau penjaga
malam saja, yang menjaga jangan sampai terjadi pelanggaran dan menindak para
pelanggar hukum. Dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti material itu,
setiap tindakan negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan ataupun landasan,
ialah kegunaannya (doelmatigheid) dan landasan hukumnya (rechtmatigheid). Sistem
konstitusional, pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).

Kekuasaan Negara Tertinggi di Tangan Rakyat

Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan bernama MPR, sebagai penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini menetapkan Undang-undang Dasar dan
menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (dahulu sebelum amandemen). Manelis
ini mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan Wakil Kepala Negara ( Wakil Presiden )
(sebelum amandemen). Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara yang tertinggi,
sedangkan Presiden harus menjalankan haluan berdasarkan garis-garis besar yang telah
ditetapkan oleh Majelis, (sebelum amandemen).

Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Hal ini berarti terjadi
reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan tertinggi negara,
walaupun esensinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan. MPR menurut UUD 1945
hasil Amandemen 2002, hanya memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD,
melantik Presiden dan Wakil Presiden, serta memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden sesuai masa jabatan, atau jikalau melanggar konstitusi.

Dibawah MPR, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi.


Dalam menjalankan pemerintahan negara, tanggung jawab adalah ditangan Presiden.
Presiden Tidak bertanggung jawab Kepada DPR. Sistem ini menurut UUD 1945
sebelum amandemen Penjelasan UUD 1945, namun dalan UUD 1945 juga memiliki isi
yang sama sebagi berikut:

Disamping Presiden adalah DPR, Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk
membentuk UU (Gezetzgebung) pasal 5 ayat (1) dan untuk menetapkan anggaran
pendapatan dan belanja negara sesuai pasal 23. Oleh karena itu Presiden harus bekerja
sama dengan Dewan, akan tetapi Presiden tidak bertanggungjawab pada Dewan, artinya
kedudukan Presiden tidak tergantung pada Dewan.

Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak Bertanggung Jawab
Kepada DPR. Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun
penjelasan UUD 1945.

Kekuasaan Kepala Negara Tidak Terbatas. Sistem ini dalam secara tidak eksplisit dalam
UUD 1945 hasil Amandemen 2002 dan masih sesuai dengan penjelasan UUD 1945.

Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan


kekuasaan. Ciri-ciri suatu negara hukum sebagai berikut:

a.) Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

b.) Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak

c.) Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami, dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Hukum mempunyai fungsi pengayoman agar cita-cita luhur bangsa Indonesia tercapai
dan terpelihara. Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan negara
hukum, diarahkan pada terwujudnya sistem hukum yang mengabdi pada kepentingan
nasional terutama rakyat, melalui penyusunan materi hukum bersumberkan Pancasila
sebagai dasar Filosofinya dan UUD 1945 sebagai dasar Konstitusionalnya, serta aspirasi
rakyat sebagai sumber materialnya.
E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945

Amandemen Keempat

Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir
yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada Amandemen
keempat ini ditetapkan bahwa:

UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan
pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-Agustus-
2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang
"Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung"
dihapus.

UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuatv37 pasal tetapi dibagi menjai
26 bab, tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab
bertambah juga banyak pasal yang di kembangkan.

1. Bentuk dan Kedaulatan (bab 1)

Dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa negara adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Jelas bahwabentuk negara Indonesia ialah negara
Kesatuan, dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Dan presiden
sebagai kepala negara.  Dalam sistem ketatanegaran Indonesia menurut UUD
1945hasil amandemen 2002 tidak di kenal lagi adanya lembaga negara yang
memiliki kekuasaan tertinggi.

2. MPR (bab II)

MPR terdiri atas anggota-anggota DPR & anggota Dewan perwakilan Rakyat.

3. Kekuasaan Pemerintahan Negara (bab III)


Presiden republik Indonesia memegnang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
1945. Dalam menjalankan tugas pemerintahannya, presiden dapat meminta suatu
pertimbangan kepada suatu Dewan Pertimbangan. Dewan Pertimbangan  ini di sebut
Dewan Pertimbangan Agung.

4. Kementrian Negara (bab IV)

Mentri negara adalah pembantu presiden. Mereka tidak bertanggung jawab kepada
DPR, Melainkan kepada Presiden.

5. Pemerintahan Daerah (bab V)

Pasal 18 UUD 1945 mengatur tentang pemerintan daerah. Ayat 1 menjelaskan


bahwa negara Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah
provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota.

Asas Otonomi

Pasal 18 ayat 2 mengatur tentang otonomi pemerintahan daerah. Pemerintahan


xaerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahanya.

Pengakuan Keistimewaan Pemerintahan Daerah

Selain asa otonomi sebagaimana tersebut di atas menurut sistem UUD 1945 hasil
amandemen 2002, hubungan pemerintahan pusat dan daerah provinsi, kabupaten
dan kota di atur dalam suatu undang-undang dengan memperhatkan keistimewaan
daerah masing-masing.

6. DPR (bab VI)

Susuna DPR di tetapkan dalam Undang-Undang, dan DPR bersidang sedikitnya


sekali dalam setahun. DPR memiliki kekuasaan membentuk Undang-Undang. Jika
rancangang Undang-Undang yang di ajukan pemerintah tidak mendapat persetjuan
DPR, maka rancangan ini tidak boleh di ajukan lagi.

7. Dewan Perwakilan Daerah (bab VIIA)

Angota dewan perwakilann daerah dipilih melalui pemilihan umum.  Dewan


perwakilan daerah dapat  melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang
mengenai otonomi daerahpengelolaan sumber daya alam dan ekonomi lainya.

8. Pemilihan Umum (bab VIIB)


Pemilihan umum di laksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap 5 tahun sekali. Ketentuan Pemilu sebagai berikut:

a. Pemilu merupakan saran untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam


pemerintahan NKRI.
b. Pemilu dilaksanakan secara efektif & efisien
c. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR,DPD, DPRD provinsi dan
kabupaten/kota.
d. Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali
e. Pemilu untuk memilih partai politik
f. Untuk memilih anggota DPD  dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil
banyak
g. Untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota
diselenggarakan oleh komisi pemilu.
h. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan siste distrik berwakil banyak.

Peserta  Pemilu Umum dari perseorangan

1. Untuk menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus
memiliki syarat sebagai berikut:
a. Provinsi berpenduduk satu juta harus di dukung sekurang-kurangnya
seribu pemilih
b. Provinsi yang berpenduduk >1.000.000-5.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya dua ribu pemilih
c. Provinsi yang berpenduduk >5.000.000-10.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 3.000 pemilih
d. Provinsi yang berpenduduk >10.000.000-15.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 4.000 pemilih
e. Provinsi yang berpenduduk >15.000.000 harus di dukung sekurang-
kurangnya 5.000 pemilih
2. Harus di dukung sekurang-kurangnya 50% dari jumlah kabupaten di provinsi
yang bersangkutan
3. Persyaratan ini di buktikan dengan tanda tangan/cap jempol dan foto copy
KTP/identitas lain yang sah
4. Pendukung tidak boleh memberikan dukungan lebih dari 1 calon anggota DPD
Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi

Daerah pemilihan

Daerah pemilihan ditentukan sebagai berikut:

a. Untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota,


ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai berikut:
- Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi
- Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten
- Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten adalah kecamatan
b. Dareah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten
ditentukan oleh KPU

Jumlah kursi

- Kursi DPR di tetapkan sebanyak  560 kursi (pasal 21)


- Kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sebanyak 35-100 kursi 
(pasal 23). Untuk anggota DPRD kabupaten ditetapkan sebanyak 20-
50 kursi.
- Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPD erah pemilihanya
adalah provinsi (pasal 51). Jumlah anggota setiap procvinsi 4 orang.

9. Hal Keuangan (bab VIII)

Dalam pasal 23 UUD 1945 ditegaskan, bahwa Anggaran Belanja dan Anggaran
Pendapatan negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat.

Apabila suatu rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara tidak di setujui
DPR, maka pemerintah menjalankan anggaran tahunan yang lalu dan sudah di
setujui oleh DPR.
10. Badan Pemeriksa Keuangan (bab VIIIA)

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
adalah pengelolaan keuangan negara transparan.

11. Kekuasaan Kehakiman (bab IX UUD1945)

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaanyang merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakkan hukum & keadilan (pasal 24 UUD 1945)

12. Wilayah Negara

Negara kesatuan republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri


nusantara (pasal 25A UUD 1945)

13. Warga Negara dan Penduduk (bab X)

Yang menjadi warga negara ia orang Indonesia asliorang bangsa lain yang di
sahkan Undang-undang sebagai warga negara (pasal 26 UUD 1945 ayat 1)

14. Agama (bab XI)

Keyakinan warga negara dalam kehidupan keagamaan sebagai berikut:

- Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.


- Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk
agama.
15. Pertahanan dan Keamanan (bab XII)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pemeliharaan negara (pasal
30 UUD 1945), merupaka suatu hak dan kewajiban serta tanggung jawab setiap
warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pertahanan negara,
mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

16. Pendidikan dan Kebudayaan (bab XIII)

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Tentang Kebudayaan
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, yang sekaligus memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Negara wajibmemajukan kebudayaan nasional Indonesia.

17. Perekonomian Nasional danKesejahteraan Sosial (bab XIV)

Dinyataka dalam pasal 33 UUD 1945:

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan


b. Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajad hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negaradan di gunakan untuk kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur dalam undang-
undang.
18. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu kebangsaan (bab XV)

Terdapat dalam pasal 35, 36, 36A, 36B, 36C UUD 1945. Jika kita cermati makna
pasal 35 sampai dengan pasal 36C maka mutlak penting bagi kita untuk
mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.

19. Perubahan UUD 1945 (bab XVI)

Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat tentang
perubahan UUD terutama mengingat agar UUD itu senantiasa dengan
perkembangan jaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5 ayat yang berkaitan
dengan ketentuan tentang perubahan UUD.

Pasal yang mengatur tentang perubahan UUD ini di tentukan berkaitan dengan
pasal-pasal UUD, jadi bukan terhadap pembukaan UUD.

20. Aturan Peralihan

Aturan peralihan dalam UUD 1945 terdiri atas 3 pasal sebagai berikut:

Pasal I : segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku


selama belkunm di adakan yang baru

Pasal II : semua lembaga negara yang ada msih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum di adakan yang baru
Pasal III : Mahkamah konstitusi di bentuk selambat-lambatnya pada 17 agustus
2003 dan belim di bentuk segala kewenanganya di lakukan oleh mahkamah Agung.

21. Aturan Tambahan

Pasal I: MPR di tugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan setatus
hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR untuk di ambil putusan pada
sidang MPR 2003.

Pasal II: dengan di tetapkanya perubahan UUD ini, UUD negara republik Indonesia
tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.

E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945

Amandemen Keempat

Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir
yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada Amandemen
keempat ini ditetapkan bahwa:

UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan
pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-Agustus-
2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang
"Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung"
dihapus.

UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuatv37 pasal tetapi dibagi menjai
26 bab, tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab
bertambah juga banyak pasal yang di kembangkan.

22. Bentuk dan Kedaulatan (bab 1)


Dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa negara adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Jelas bahwabentuk negara Indonesia ialah negara
Kesatuan, dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Dan presiden
sebagai kepala negara.  Dalam sistem ketatanegaran Indonesia menurut UUD
1945hasil amandemen 2002 tidak di kenal lagi adanya lembaga negara yang
memiliki kekuasaan tertinggi.

23. MPR (bab II)

MPR terdiri atas anggota-anggota DPR & anggota Dewan perwakilan Rakyat.

24. Kekuasaan Pemerintahan Negara (bab III)

Presiden republik Indonesia memegnang kekuasaan pemerintahan menurut UUD


1945. Dalam menjalankan tugas pemerintahannya, presiden dapat meminta suatu
pertimbangan kepada suatu Dewan Pertimbangan. Dewan Pertimbangan  ini di sebut
Dewan Pertimbangan Agung.

25. Kementrian Negara (bab IV)

Mentri negara adalah pembantu presiden. Mereka tidak bertanggung jawab kepada
DPR, Melainkan kepada Presiden.

26. Pemerintahan Daerah (bab V)

Pasal 18 UUD 1945 mengatur tentang pemerintan daerah. Ayat 1 menjelaskan


bahwa negara Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah
provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota.

Asas Otonomi

Pasal 18 ayat 2 mengatur tentang otonomi pemerintahan daerah. Pemerintahan


xaerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahanya.

Pengakuan Keistimewaan Pemerintahan Daerah

Selain asa otonomi sebagaimana tersebut di atas menurut sistem UUD 1945 hasil
amandemen 2002, hubungan pemerintahan pusat dan daerah provinsi, kabupaten
dan kota di atur dalam suatu undang-undang dengan memperhatkan keistimewaan
daerah masing-masing.

27. DPR (bab VI)


Susuna DPR di tetapkan dalam Undang-Undang, dan DPR bersidang sedikitnya
sekali dalam setahun. DPR memiliki kekuasaan membentuk Undang-Undang. Jika
rancangang Undang-Undang yang di ajukan pemerintah tidak mendapat persetjuan
DPR, maka rancangan ini tidak boleh di ajukan lagi.

28. Dewan Perwakilan Daerah (bab VIIA)

Angota dewan perwakilann daerah dipilih melalui pemilihan umum.  Dewan


perwakilan daerah dapat  melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang
mengenai otonomi daerahpengelolaan sumber daya alam dan ekonomi lainya.

29. Pemilihan Umum (bab VIIB)

Pemilihan umum di laksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap 5 tahun sekali. Ketentuan Pemilu sebagai berikut:

i. Pemilu merupakan saran untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam


pemerintahan NKRI.
j. Pemilu dilaksanakan secara efektif & efisien
k. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR,DPD, DPRD provinsi dan
kabupaten/kota.
l. Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali
m. Pemilu untuk memilih partai politik
n. Untuk memilih anggota DPD  dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil
banyak
o. Untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota
diselenggarakan oleh komisi pemilu.
p. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan siste distrik berwakil banyak.

Peserta  Pemilu Umum dari perseorangan

5. Untuk menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus
memiliki syarat sebagai berikut:
f. Provinsi berpenduduk satu juta harus di dukung sekurang-kurangnya
seribu pemilih
g. Provinsi yang berpenduduk >1.000.000-5.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya dua ribu pemilih
h. Provinsi yang berpenduduk >5.000.000-10.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 3.000 pemilih
i. Provinsi yang berpenduduk >10.000.000-15.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 4.000 pemilih
j. Provinsi yang berpenduduk >15.000.000 harus di dukung sekurang-
kurangnya 5.000 pemilih
6. Harus di dukung sekurang-kurangnya 50% dari jumlah kabupaten di provinsi
yang bersangkutan
7. Persyaratan ini di buktikan dengan tanda tangan/cap jempol dan foto copy
KTP/identitas lain yang sah
8. Pendukung tidak boleh memberikan dukungan lebih dari 1 calon anggota DPD

Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi

Daerah pemilihan

Daerah pemilihan ditentukan sebagai berikut:

c. Untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota,


ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai berikut:
- Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi
- Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten
- Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten adalah kecamatan
d. Dareah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten
ditentukan oleh KPU

Jumlah kursi

- Kursi DPR di tetapkan sebanyak  560 kursi (pasal 21)


- Kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sebanyak 35-100 kursi 
(pasal 23). Untuk anggota DPRD kabupaten ditetapkan sebanyak 20-
50 kursi.
- Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPD erah pemilihanya
adalah provinsi (pasal 51). Jumlah anggota setiap procvinsi 4 orang.
30. Hal Keuangan (bab VIII)

Dalam pasal 23 UUD 1945 ditegaskan, bahwa Anggaran Belanja dan Anggaran
Pendapatan negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat.

Apabila suatu rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara tidak di setujui
DPR, maka pemerintah menjalankan anggaran tahunan yang lalu dan sudah di
setujui oleh DPR.

31. Badan Pemeriksa Keuangan (bab VIIIA)

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
adalah pengelolaan keuangan negara transparan.

32. Kekuasaan Kehakiman (bab IX UUD1945)

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaanyang merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakkan hukum & keadilan (pasal 24 UUD 1945)

33. Wilayah Negara

Negara kesatuan republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri


nusantara (pasal 25A UUD 1945)

34. Warga Negara dan Penduduk (bab X)

Yang menjadi warga negara ia orang Indonesia asliorang bangsa lain yang di
sahkan Undang-undang sebagai warga negara (pasal 26 UUD 1945 ayat 1)

35. Agama (bab XI)

Keyakinan warga negara dalam kehidupan keagamaan sebagai berikut:

- Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.


- Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk
agama.
36. Pertahanan dan Keamanan (bab XII)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pemeliharaan negara (pasal
30 UUD 1945), merupaka suatu hak dan kewajiban serta tanggung jawab setiap
warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pertahanan negara,
mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

37. Pendidikan dan Kebudayaan (bab XIII)

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Tentang Kebudayaan

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, yang sekaligus memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Negara wajibmemajukan kebudayaan nasional Indonesia.

38. Perekonomian Nasional danKesejahteraan Sosial (bab XIV)

Dinyataka dalam pasal 33 UUD 1945:

f. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan


g. Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajad hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
h. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negaradan di gunakan untuk kemakmuran rakyat.
i. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi.
j. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur dalam undang-
undang.
39. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu kebangsaan (bab XV)

Terdapat dalam pasal 35, 36, 36A, 36B, 36C UUD 1945. Jika kita cermati makna
pasal 35 sampai dengan pasal 36C maka mutlak penting bagi kita untuk
mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.

40. Perubahan UUD 1945 (bab XVI)

Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat tentang
perubahan UUD terutama mengingat agar UUD itu senantiasa dengan
perkembangan jaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5 ayat yang berkaitan
dengan ketentuan tentang perubahan UUD.

Pasal yang mengatur tentang perubahan UUD ini di tentukan berkaitan dengan
pasal-pasal UUD, jadi bukan terhadap pembukaan UUD.
41. Aturan Peralihan

Aturan peralihan dalam UUD 1945 terdiri atas 3 pasal sebagai berikut:

Pasal I : segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku


selama belkunm di adakan yang baru

Pasal II : semua lembaga negara yang ada msih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum di adakan yang baru

Pasal III : Mahkamah konstitusi di bentuk selambat-lambatnya pada 17 agustus


2003 dan belim di bentuk segala kewenanganya di lakukan oleh mahkamah Agung.

42. Aturan Tambahan

Pasal I: MPR di tugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan setatus
hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR untuk di ambil putusan pada
sidang MPR 2003.

Pasal II: dengan di tetapkanya perubahan UUD ini, UUD negara republik Indonesia
tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.

E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945

Amandemen Keempat

Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir
yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada Amandemen
keempat ini ditetapkan bahwa:

UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan
pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-Agustus-
2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang
"Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung"
dihapus.
UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuatv37 pasal tetapi dibagi menjai
26 bab, tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab
bertambah juga banyak pasal yang di kembangkan.

43. Bentuk dan Kedaulatan (bab 1)

Dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa negara adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Jelas bahwabentuk negara Indonesia ialah negara
Kesatuan, dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Dan presiden
sebagai kepala negara.  Dalam sistem ketatanegaran Indonesia menurut UUD
1945hasil amandemen 2002 tidak di kenal lagi adanya lembaga negara yang
memiliki kekuasaan tertinggi.

44. MPR (bab II)

MPR terdiri atas anggota-anggota DPR & anggota Dewan perwakilan Rakyat.

45. Kekuasaan Pemerintahan Negara (bab III)

Presiden republik Indonesia memegnang kekuasaan pemerintahan menurut UUD


1945. Dalam menjalankan tugas pemerintahannya, presiden dapat meminta suatu
pertimbangan kepada suatu Dewan Pertimbangan. Dewan Pertimbangan  ini di sebut
Dewan Pertimbangan Agung.

46. Kementrian Negara (bab IV)

Mentri negara adalah pembantu presiden. Mereka tidak bertanggung jawab kepada
DPR, Melainkan kepada Presiden.

47. Pemerintahan Daerah (bab V)

Pasal 18 UUD 1945 mengatur tentang pemerintan daerah. Ayat 1 menjelaskan


bahwa negara Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah
provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota.

Asas Otonomi
Pasal 18 ayat 2 mengatur tentang otonomi pemerintahan daerah. Pemerintahan
xaerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahanya.

Pengakuan Keistimewaan Pemerintahan Daerah

Selain asa otonomi sebagaimana tersebut di atas menurut sistem UUD 1945 hasil
amandemen 2002, hubungan pemerintahan pusat dan daerah provinsi, kabupaten
dan kota di atur dalam suatu undang-undang dengan memperhatkan keistimewaan
daerah masing-masing.

48. DPR (bab VI)

Susuna DPR di tetapkan dalam Undang-Undang, dan DPR bersidang sedikitnya


sekali dalam setahun. DPR memiliki kekuasaan membentuk Undang-Undang. Jika
rancangang Undang-Undang yang di ajukan pemerintah tidak mendapat persetjuan
DPR, maka rancangan ini tidak boleh di ajukan lagi.

49. Dewan Perwakilan Daerah (bab VIIA)

Angota dewan perwakilann daerah dipilih melalui pemilihan umum.  Dewan


perwakilan daerah dapat  melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang
mengenai otonomi daerahpengelolaan sumber daya alam dan ekonomi lainya.

50. Pemilihan Umum (bab VIIB)

Pemilihan umum di laksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap 5 tahun sekali. Ketentuan Pemilu sebagai berikut:

q. Pemilu merupakan saran untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam


pemerintahan NKRI.
r. Pemilu dilaksanakan secara efektif & efisien
s. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR,DPD, DPRD provinsi dan
kabupaten/kota.
t. Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali
u. Pemilu untuk memilih partai politik
v. Untuk memilih anggota DPD  dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil
banyak
w. Untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota
diselenggarakan oleh komisi pemilu.
x. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan siste distrik berwakil banyak.
Peserta  Pemilu Umum dari perseorangan

9. Untuk menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus
memiliki syarat sebagai berikut:
k. Provinsi berpenduduk satu juta harus di dukung sekurang-kurangnya
seribu pemilih
l. Provinsi yang berpenduduk >1.000.000-5.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya dua ribu pemilih
m. Provinsi yang berpenduduk >5.000.000-10.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 3.000 pemilih
n. Provinsi yang berpenduduk >10.000.000-15.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 4.000 pemilih
o. Provinsi yang berpenduduk >15.000.000 harus di dukung sekurang-
kurangnya 5.000 pemilih
10. Harus di dukung sekurang-kurangnya 50% dari jumlah kabupaten di provinsi
yang bersangkutan
11. Persyaratan ini di buktikan dengan tanda tangan/cap jempol dan foto copy
KTP/identitas lain yang sah
12. Pendukung tidak boleh memberikan dukungan lebih dari 1 calon anggota DPD

Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi

Daerah pemilihan

Daerah pemilihan ditentukan sebagai berikut:

e. Untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota,


ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai berikut:
- Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi
- Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten
- Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten adalah kecamatan
f. Dareah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten
ditentukan oleh KPU
Jumlah kursi

- Kursi DPR di tetapkan sebanyak  560 kursi (pasal 21)


- Kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sebanyak 35-100 kursi 
(pasal 23). Untuk anggota DPRD kabupaten ditetapkan sebanyak 20-
50 kursi.
- Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPD erah pemilihanya
adalah provinsi (pasal 51). Jumlah anggota setiap procvinsi 4 orang.

51. Hal Keuangan (bab VIII)

Dalam pasal 23 UUD 1945 ditegaskan, bahwa Anggaran Belanja dan Anggaran
Pendapatan negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat.

Apabila suatu rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara tidak di setujui
DPR, maka pemerintah menjalankan anggaran tahunan yang lalu dan sudah di
setujui oleh DPR.

52. Badan Pemeriksa Keuangan (bab VIIIA)

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
adalah pengelolaan keuangan negara transparan.

53. Kekuasaan Kehakiman (bab IX UUD1945)

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaanyang merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakkan hukum & keadilan (pasal 24 UUD 1945)

54. Wilayah Negara

Negara kesatuan republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri


nusantara (pasal 25A UUD 1945)

55. Warga Negara dan Penduduk (bab X)


Yang menjadi warga negara ia orang Indonesia asliorang bangsa lain yang di
sahkan Undang-undang sebagai warga negara (pasal 26 UUD 1945 ayat 1)

56. Agama (bab XI)

Keyakinan warga negara dalam kehidupan keagamaan sebagai berikut:

- Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.


- Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk
agama.
57. Pertahanan dan Keamanan (bab XII)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pemeliharaan negara (pasal
30 UUD 1945), merupaka suatu hak dan kewajiban serta tanggung jawab setiap
warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pertahanan negara,
mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

58. Pendidikan dan Kebudayaan (bab XIII)

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Tentang Kebudayaan

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, yang sekaligus memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Negara wajibmemajukan kebudayaan nasional Indonesia.

59. Perekonomian Nasional danKesejahteraan Sosial (bab XIV)

Dinyataka dalam pasal 33 UUD 1945:

k. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan


l. Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajad hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
m. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negaradan di gunakan untuk kemakmuran rakyat.
n. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi.
o. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur dalam undang-
undang.
60. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu kebangsaan (bab XV)
Terdapat dalam pasal 35, 36, 36A, 36B, 36C UUD 1945. Jika kita cermati makna
pasal 35 sampai dengan pasal 36C maka mutlak penting bagi kita untuk
mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.

61. Perubahan UUD 1945 (bab XVI)

Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat tentang
perubahan UUD terutama mengingat agar UUD itu senantiasa dengan
perkembangan jaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5 ayat yang berkaitan
dengan ketentuan tentang perubahan UUD.

Pasal yang mengatur tentang perubahan UUD ini di tentukan berkaitan dengan
pasal-pasal UUD, jadi bukan terhadap pembukaan UUD.

62. Aturan Peralihan

Aturan peralihan dalam UUD 1945 terdiri atas 3 pasal sebagai berikut:

Pasal I : segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku


selama belkunm di adakan yang baru

Pasal II : semua lembaga negara yang ada msih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum di adakan yang baru

Pasal III : Mahkamah konstitusi di bentuk selambat-lambatnya pada 17 agustus


2003 dan belim di bentuk segala kewenanganya di lakukan oleh mahkamah Agung.

63. Aturan Tambahan

Pasal I: MPR di tugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan setatus
hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR untuk di ambil putusan pada
sidang MPR 2003.

Pasal II: dengan di tetapkanya perubahan UUD ini, UUD negara republik Indonesia
tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.

 F. Hubungan antar lembaga lembaga negara berdasarkan undang undang


dasar negara republik indonesia
 Hubungan antar dpr & Presiden

Majelis permusyawarahan rakyat memiliki kekuasaan yg tinggi sebagi wakil rakyat


sesuai dngn uud 1945 (pasal 1 ayat 2), yang memiliki ketentuan bahwa presiden
maupun mpr di pilih langsung oleh rakyat,berbeda dng kekuasaan mpr menurut uud
1945 sebelum dilakukn amademen 2002 yang mengangkat dan memperhentikan
presiden Atau wakil presiden sesuai dng ketentuan uud 1945 hasil amademen 2002 ,
maka presiden dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya baik karna
permintaan sendiri ,tidak sanggup menjalankan Kewajiban maupun di berhentikan oleh
mpr.

Mpr hanya dapat memberhentikan presiden jika presiden melanggar aturan seperti
korupsi, Penyuapan , melanggar hukum seperti menghianaati negara dan tdk lagi
memiliki syarat sebagai presiden /wakil presiden menurut pasal 7A.

 Hubungan antara MPR dan DPR

Majelis permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota dewan perwakilan rakyat dan
anggota dewan perwakilan daerah yang dipilih melalui pemilu maka seluruh anggota
MPR menurut UUD 1945 dipilih melalui pemilu.dan kedudukan seluruh rakyat
Indonesia yang memegang kedaulatan rakyat tertinggi (Pasal 2 ayat 1) dan untuk
menggerakkan martabat serta kewajibannya,MPR menyelesaikan masalah yang bersifat
mendasar yang bersifat struktural dan memiliki kekuasaan untuk mengubah UUD maka
dari mpr dan dpr juga menggunakan dpr oleh presiden dan mpr juga menggunakan dpr
Sebagai tanhan kanan nya dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan yang
dilakukan oleh mpr.

Dpr juga menggunakan hak - hak yang dimilikinya seperti hak angket,hak amademen ,
hak interpetasi,hak budget , hak tanya insiatif , pasal 20A.

 Hubungan antara Presiden dengan DPR


Sebagai sesama lembaga tinggi negara dalam ketatanegaraan indonesia maka
DPR dan PRESIDEN bersama sama memiliki tugas yaitu:
A. Membuat UUD (pasal 5 ayat 1, 20 dan 21)
B. Menetapkan undang undang tentang
anggaran pendapatan belanja negara (pasal 23 ayat 1).
Presiden dengan DPR memiliki hubungan dalam rangka menjalankan hak
legislasi, dimana DPR bersama dengan Presiden bersama-sama melakukan
pembentukan, pembahasan, pengubahan, serta penyempurnaan Rancangan
Undang-Undang yang nantinya dapat menjadi Undang-Undang Dasar. Presiden
dan DPR merupakan 2 contoh kekuasaan yang berbeda namun dapat berjalan
secara bersama-sama. Presiden merupakan pemegang kekuasaan eksekutif,
sedangkan DPR merupakan lembaga legislatif. Dalam pelaksanannya, Presiden
dan DPR memiliki hubungan dalam rangka menjalankan hak legislatif. DPR
bersama dengan Presiden bersama-sama melakukan pembentukan, pembahasan,
pengubahan, serta penyempurnaan Rancangan Undang-Undang. Hasil kerjasama
inilah yang nantinya dapat menghasilkan Undang-Undang Dasar yang wajib
dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh warga Indonesia.

 Hubungan Antara DPR dengan Menteri-Menteri

Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri-
menteri tidak dapat dijatuhkan dan atau diberhentikan oleh DPR, akan tetapi
dikarenakan kedududkan Presiden harus memperhatikan suara DPR,maka menteri-
menteri pun tidak terlepas dari keberatan-keberatan DPR, yang berakibat di
berhentikannya menteri oleh Presiden.

 Hubungan Antara Presiden dengan Menteri-menteri

Menteri-menteri adalah pembantu Presiden. Presiden mengangkat danmemberhentikan


Menteri-menteri,kedudukannya tergantung pada Presiden ( pasal 17 ayat 1 dan 2).
Menteri-menteri sebagai pemimpin Departemen (pasal 17 ayat 3). Para menteri
mempunyai pengaruh besar terhadap presiden dalam menuntun politik Negara yang
menyangkut departemennya

 Hubungan antara Mahkamah Agung dengan Lembaga Negara Lainnya

Kekuasaan kehakiman yang merdeka dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
lain-lain Badan kehakiman menurut susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman
tersebut diatur menetapkan hubungan antara Mahkamah Agung dengan Lembaga-
lembaga lainnya (pasal 24 ayat 1 UUD 1945). Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
pemerintah ataupun kekuasaan serta kekuatan lainnya. Mahkamah Agung sebagai
Lembaga Tinggi Negara dalam bidang kehakiman dari tingkat yang lebih tinggi,
berwenang menyatakan tidak sah peraturan perundangan dari tingkat yang lebih tinggi

 Hubungan Antara BPK dengan DPR

Badan Pemeriksa Keungan (BPK) bertugas memeriksa langsung tanggung jawab


tentang keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya itu diberitahukan kepada DPR,
DPD dan DPRD (pasal 23E ayat 2) untuk mengikuti dan menilai kebijaksanaan
ekonomis finansial pemerintah yang dijalankan oleh aparatur administrasi Negara yang
dipimpin olehpemerintah Jadi, BPK bertugas memeriksa pertanggungjawaban
pemerintah tentang keuangan Negara atau pengawasan dan bahan pembahasan
Rancangan Anggaran dan Belanja Negara tahun Berikutnya.dan memeriksa semua
pelaksanaan APBN yang hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR< Dewan
Perwakilan Daerah dan DPRD

G. HAK ASASI MANUSIA DI DALAM UUD 1945

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan
pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa
hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-
undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para
pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung
bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-
rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-
haknya.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :


1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara
dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :


a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas
2. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
a. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).
b. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
c. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan Berkembang”
d. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi
3. meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C
ayat 1)
a. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal
28C ayat 2).
b. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta
4. perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
a. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak,
5. hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia  :


a. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :
2. segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan
3. dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
a. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945
4. menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
5. pembelaan negara”.
a. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :
6. Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
a. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
b. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu
:

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam

1. hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu.


Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
3. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur
dengan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai