PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOTEKNOLOGI
Peran Bioteknologi
a. Bayi Tabung
Banyak pasangan suami istri yang tidak dapat
memperoleh keturunan, karena spermatozoa
dan ovum tidak dapat bertemu karena hal-hal
tertentu. Untuk mengatasinya, spermatozoa
dan ovum dapat dipertemukan di dalam
tabung (in vitro=di dalam tabung). Caranya,
ovum istri dan spermatozoa suami
diambil.Untuk memperoleh ovum dalam
jumlah banyak, si istri disuntik dengan
hormon agar menghasilkan beberapa
ovum.Ovum dan spermatozoa simasukkan ke
dalam cawan petri berisi medium yang sesuai
dengan suhu tubuh.Maka terjadilah fertilisasi
in vitro membentuk zigot.Zigot berkembang
menjadi embrio.Embrio yang baik dipelihara
dan yang jelek disisihkan. Embrio yang
memenuhi syarat dimasukkan ke dalam rahim
agar berkembang menjadi janin di dalam
rahim (in vivo=di dalam tubuh). Bayi yang
lahir dengan cara demikian disebut bayi
tabung. Bayi tabung yang pertama bernama
Lousie Brown, dilahirkan di Inggris tanggal 25
Juli 1978.Teknik ini umumnya melanggar
etika sehingga jarang digunakan.
b. Rekayasa Genetika
Sifat makhluk hidup tersimpan dalam gen.
Gen adalah penentu sifat yang ada di
kromosom. Jika gen diubah, maka sifat
makhluk hidup itu juga ikut berubah. Karena
itu,
para ilmuwan berusaha untuk merubah-rubah
gen makhluk hidup agar memperoleh
organisme baru dengan sifat yang
dikehendaki. Kegiatan memanipulasi gen
untuk mendapatkan produk baru dengan
mengubah-ubah gen makhluk hidup disebut
Rekayasa Genetika.
Contoh
penggunaan rekayasa genetika adalah
pembuatan insulin. Gen penghasil insulin
manusi dipotong dari DNA manusia dengan
enzim. Gen tersebut lalu disambungkan pada
plasmid bakteri E. coli. hasil sambungan
plasmid dan gen insulin lalu dimasukkan ke
dalam bakteri E. coli. Bakteri tersebut
dipelihara di dalam medium khusus sehingga
berkembang biak dengan cepat dan dapat
memproduksi insulin manusia. Insulin yang
dihasilkan ditampung untuk dijual pada
penderita kencing manis (Diabetes Melitus).
c. Tanaman transgenik
Tanaman trasngenik sebenarnya merupakan
salah-satu produk dari rekayasa genetika yang
dilakukan terhadap tumbuhan.Tanaman ini
menjadi penting karena dewasa ini sebagian
besar produk yang dikembangkan oleh industri
bioteknologi lebih banyak kepada tanaman
budidaya yang memiliki nilai jual besar.
Teknik pembuatan tanaman transgenik tidak
jauh berbeda dengan pembuatan insulin. Sifat
yang biasanya dimasukkan ke dalam tanaman
adalah anti hama, anti gulma, mampu
memproduksi protein tertentu, dan lain
sebagainya.
d. Pengklonan
Pengklonaan sebenarnya bukan barang baru
dalam bioteknologi.Pengklonaan terhadap
tumbuhan sebenarnya telah dilakukan berkali-
kali sejak jaman dahulu.Pengklonaan paling
sederhana dapat kita lihat di perkebunan ketela
pohon. Ketela pohon yang ditanam
menggunakan metode stek memiliki informasi
genetik yang sama dengan induknya.
Pengklonaan pada dasarnya merupakan usaha
menghasilkan individu-individu yang
seragam. Hal ini dapat dilakukan dengan stek,
cangkok, bahkan kultur jaringan pada
tumbuhan.
Meskipun pengklonaan sering dilakukan
terhadap tumbuhan, cara yang sama tidak bisa
dilakukan pada hewan. Dahulu, para ilmuwan
berpendapat hal ini terjadi karena sel hewan
yang sudah dewasa telah kehilangan
kemampuan berdiferensiasi
(totipotensi).Hilangnya totipotensi ini
menyebabkan sel hewan tidak dapat
membelah dan berkembang menjadi individu
baru.Tetapi Mintz dan Gurdon dalam
penelitiannya masing-masing berhasil
membuktikan bahwa ketidakmampuan sel
hewan dewasa untuk berdiferensiasi
disebabkan oleh lingkungan sitoplasma selnya.
Gordon mengambil inti sel dari sel usus katak
kemudian ia masukkan ke dalam sel telur yang
telah dihilangkan intinya dengan sinar
ultraviolet. Sel telur ini lalu berkembang
menjadi berudu, lalu menjadi katak
dewasa.Katak dewasa ini merupakan klona
dari katak pemberi sel usus.Inilah
pengklonaan yang pertama dilakukan.
Dampak Bioteknologi
B. TEKNOLOGI INFORMASI
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan :