Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

“PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN METODE DOUBLE ENTRY”

OLEH
KELOMPOK 11

1. MARIA FORTUNARTI NAU REMA (1810020001)


2. MARIA MADALENA CARDOSO (1810020035)
3. ROSA DA LIMA KOSAT (1810020043)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan ke hadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pencatatan Dengan Pendekatan Metode Double Entry” ini dalam bentuk isinya yang sederhana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Akuntansi Keuangan
Daerah. Selain itu, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca. Dan
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.

Kupang, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

2.1 Pengertian Metode Pencatatan Double Entry............................................................2

2.2 Sejarah Metode Pencatatan Double Entry..................................................................2

2.3 Penerapan Metode Pencatatan Double Entry.............................................................3

2.4 Ciri-ciri dan Contoh Pencatatan dengan Metode Double Entry.................................4

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pencatatan dengan Metode Double Entry ......................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................................................9

3.2 Saran ..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap instansi pemerintah tentunya harus memahami sistem akuntansi dasar. Selain
harus memahami seluruh prinsip dan konsep yang ada di dalammya, juga harus memahami
metode pencatatan transaksi dan keuangan. Pada umumnya, jenis pencatatan transaksi yang
paling umum digunakan adalah sistem single entry dan sistem double entry. Oleh karena itu,
harus memahami pengertian sistem pembukuan double entry.
Dalam beberapa dekade terakhir, sistem pembukuan double entry atau pencatatan ganda
sudah banyak dijelaskan dalam dunia akuntansi. Pada umumnya, sistem pembukuan double
entry ini bisa dimanfaatkan dalam dunia akuntansi maupun dunia bisnis. Sistem double entry
ini bahkan sudah dijadikan sebagai dasar pencatatan keuangan yang digunakan oleh banyak
perusahaan maupun instansi pemerintahan.
Pada sistem double entry, seluruh transaksi akan dicatat dalam bantuk debet dan kredit,
dan jumlah debet harus selalu sesuai dengan jumlah kredit. Tapi, beberapa mungkin masih
ada yang belum memahami tentang sistem pembukuan double entry ini secara mendalam.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini akan membahas sistem pembukuan double entry
secara lengkap.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu metode pencatatan double entry?
2. Bagaimanakah sejarah metode pencatatan double entry?
3. Bagaimana penerapan metode pencatatan double entry?
4. Apa saja ciri-ciri dan bagaimana contoh pencatatan dengan metode double entry?
5. Apa kelebihan dan kelemahan pencatatan dengan metode double entry?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metode pencatatan double entry
2. Untuk mengetahui sejarah metode pencatatan double entry
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pencatatan double entry
4. Untuk mengetahui ciri-ciri dan contoh pencatatan dengan metode double entry
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pencatatan dengan metode double entry

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pencatatan Double Entry


Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem tata buku
berpasangan. Menurut permendagri Nomor 13 Tahun 2006, yang melaksanakan sistem
akuntansi ini adalah PPK SKPD pada level SKPD dan BUD pada level SKPKD. Menurut
sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali (double =
berpasangan/ganda, entry = pencatatan). Pencatatan pada sistem ini disebut juga dengan
istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut ada sisi debet dan kredit. Setiap transaksi
pada double entry juga akan dicatat dalam buku besar, akun buku besar neraca, atau akun
buku besar laporan laba rugi, yang mempunyai kolom dalam pembukuan untuk melakukan
entri debet dan kredit. 
2.2 Sejarah Metode Pencatatan Double Entry
Secara historis literatur, double entry bookkeeping pertama kalinya ditemukan oleh
seorang pendeta ahli matematika di Italia yang bernama Lucas Pacioli. Dalam bukunya yang
terbit pada tahun 1494 dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita, yang memuat satu bab mengenai double entry bookkeeping system.
Namun  belakangan  setelah  dilakukan  berbagai  penelitian  sejarah  dan  arkeologiter
nyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini akuntansi sudah
dikenal. Vernon Kam (1990) dalam Harahap (1997) menyatakan bahwa: “Menurut
sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry muncul di Italia pada
abad ke-13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai sistem akuntansi
double entry sejak lahir abad ke-13 itu, namun adalah mungkin double entry sudah ada
sebelumnya”.
Pada mulanya, akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian
dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah pada masa itu biasanya
mengumpulkan pajak dari penduduk, di mana dana ini nantinya akan digunakan untuk
keperluan pembangunan wilayahnya, di samping juga untuk kepentingan pribadi.

2
Laporan tentang pemungutan dan perolehan pajak ini biasanya dibuat oleh salah satu
staf dari tuan tanah tersebut, catatan seperti ini juga biasanya dibuat oleh para pedagang
yang berniaga ke daerah atau negeri lain, sebagai dasar atau pedoman dalam penghitungan
besarnya keuntungan yang telah dihasilkan dari kegiatan perdagangannya. Dalam sejarah
literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan
oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang berjudul Summa de
Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita.
Menurut Mattessich (1987), sistem pencatatan dengan menggunakan double entry
sudah ada sebelum Lucas Pacioli menemukannya. Lucas Pacioli sendiri bahkan dalam
bukunya mencatat bahwa apa yang ditulisnya tentang sistem pencatatan double entry adalah
berdasarkan pada metode yang telah digunakan di Vanice, Italia (yang sudah sejak lama ada
dan berkembang). Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode pencatatan
pembukuan yang telah ada sejak ratusan tahun sebelumnya, dan sudah digunakan secara
umum oleh para pedagang pada masa itu. Lucas Pacioli juga menyatakan bahwa bukan
dirinyalah yang menemukan sistem pencatatan atau pembukuan berganda tersebut.
Littleton (1961) menyebutkan bahwa seluruh karakteristik dari sistem pencatatan
double entry telah dikembangkan dari seratus tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul.
Versi lamanya, Peragallo, menyebutkan bahwa orang pertama yang menulis tentang sistem
pencatatan double entry adalah Benedetto Cortrugly, dengan bukunya yang berjudul Della
Mercatua e del Mercante Perfetto, yang selesai ditulis pada tahun 1458 (tiga puluh enam
tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul) dan diterbitkan pada tahun 1573. Ada juga pihak
yang beranggapan bahwa bahan-bahan mengenai sistem pencatatan double
entry sesungguhnya telah ditemukan di Florence (Italia) pada tahun 1211, yaitu 283 tahun
sebelum terbitnya buku Lucas Pacioli. Sejak  tahun itu, berkembanglah sistem pembukuan di
Italia.
Di Indonesia akuntansi sudah diperkenalkan sejak penjajahan Belanda sekitar pada
tahun 1642, jejak yang dengan jelas bisa dikatakan berkaitan dengan praktek akuntansi di
Indonesia bisa ditemukan sekitar pada tahun 1747 ketika praktek pembukuan yang
dijalankan oleh Amphioen Sociteyt yang berkedudukan pusat di Jakarta. Dalam Era
penjajahan Belanda mengenalkan sebuah sistem double entry bookeeping (sistem
pembukuan berpasangan) sebagaimana praktek yang bangun oleh Luca Pacioli.

3
2.3 Penerapan Metode Pencatatan Double Entry
Dalam melakukan pencatatan double entry, setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi.  Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu
untuk memahami sistem pencatatan ini. Rumus persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
ASET + BEBAN = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN
Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya aset akan dicatat pada sisi debet
sedangkan yang berakibat berkurangnya aset akan dicatat pada sisi kredit. Hal yang sama
dilakukan untuk beban. Sedangkan untuk utang, ekuitas dan pendapatan, yaitu apabila suatu
transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan akan dilakukan pada sisi
kredit, sedangkan jika mengakibatkan berkurangnya utang, maka pencatatan dilakukan pada
sisi debet. Hal yang sama juga dilakukan untuk ekuitas dan pendapatan.
Untuk menerapkan sistem ini terlebih dahulu setiap transaksi harus dianalisa terlebih
dahulu,sedangkan menganalisa transaksi adalah menentukan dampak dari suatu transaksi
terhadap komponen laporan keuangan (aset, kewajiban,modal,beban, pendapatan). Tahapan
dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan komponen laporan keuangan yang terpengaruh
2. Menentukan nama akun dari komponen laporan yang terpengaruh
3. Menentukan akun yang di debet dan akun yang di kredit beserta jumlah rupiahnya
masing-masing.
Cara melakukan pencatatan sistem double entry atau menjurnal ini adalah dengan
mencatat sisi debet tepat di sisi kiri dan mencatat sisi kredit agak menjorok ke kanan.
2.4 Ciri-ciri dan Contoh Pencatatan dengan Metode Double Entry
1. Ciri-ciri Pencatatan dengan Metode Double Entry
a. Melibatkan dua akun atau lebih, yaitu paling sedikit satu akun pada sisi debet dan satu
akun pada sisi kredit.
b. Jumlah nilai pada sisi debet sama dengan jumlah nilai pada sisi kredit.
2. Contoh Pencatatan dengan Metode Double Entry
Contoh Soal 1:
a. Contoh transaksi yang melibatkan dua akun
pembelian aset tetap berupa meja seharga Rp1.000.000 secara tunai.
Analisis:

4
Pembelian tersebut dicatat ganda, yaitu:
 Terdapat penambahan Aset tetap yaitu berupa meja pada sisi debet sebesar
Rp1.000.000
 Terdapat pengurangan kas di sisi kredit sebesar Rp1.000.0000
Transaksi tersebut dapat ditulis dalam bentuk jurnal sederhana sebagai berikut:
Aset tetap Rp1.000.000
Kas Rp1.000.000
b. Contoh transaksi yang melibatkan lebih dari dua akun
Pembelian tanah untuk membangun gedung seharga Rp200.000.000, setengahnya
dibayar tunai dan selebihnya dibayar secara angsuran.
Analisis:
 Terdapat penambahan aset berupa tanah pada sisi debet sebesar Rp200.000.000
 Terdapat pengurangan kas di sisi kredit sebesar Rp100.000.000
 Terdapat penambahan utang di sisi kredit sebesar Rp100.000.000
Transaksi tersebut dapat ditulis dalam bentuk jurnal sederhana sebagai berikut:
Tanah Rp200.000.000
Kas Rp100.000.000
Utang Rp100.000.000

Contoh soal 2:
Berikut adalah transaksi dari SKPD Tentram dari Pemerintahan Kota Gema Riah
selama bulan Oktober tahun 2010.

1. Tanggal 1/10/2010 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah terbit dan dinyatakan bahwa
SKPD memiliki pendapatan pajak dari wajib pajak daerah sebesar Rp1.350.000. Akan
tetapi bendahara penerimaan belum menerima pembayarannya.
2. Tanggal 9/10/2010 SKPD menerima pembayaran dari wajib pajak sebesar
Rp1.350.000.
3. Tanggal 10/10/2010 SKPD memesan pakaian dinas dengan beban diperkirakan
sebesar Rp1.050.000. pembayaran akan dilakukan pada saat pesanan telah selesai dan
dipertanggungjawabkan kepada bendahara pengeluaran SKPD.

5
4. Tanggal 17/10/2010 Pakaian dinas yang dipesan telah selesai dan bendahara
pengeluaran SKPD telah menerima tagihan sebesar Rp1.050.000.
Susunlah pencatatan transaksi diatas dengan menggunakan pencatatan double entry.
Penyelesaiannya:
Analisis:
1. Pada tanggal 1/10/2010 Meskipun bendahara penerimaan belum menerima
pembayaran pajak daerah dari wajib pajak daerah, bagian akuntansi sudah harus
mencatatnya sebagai pendapatan pada sisi kredit sebesar yang tertera di SKP Daerah
yaitu RP1.350.000, sedangkan aset SKPD bertambah berupa piutang di sisi debet
sebesar jumlah Rp1.350.000.
2. Pada tanggal 9/10/2010, bendahara penerimaan menerima pembayaran pajak daerah
dari wajib pajak daerah sebesar SKP Daerah sehingga akan berakibat pada 2 hal, yaitu
bertambahnya aset (kekayaan) berupa kas sejumlah Rp1.350.000 dan berkurangnya
piutang (aset) sebesar Rp1.350.000. Karena bertambahanya aset harus dicatat pada sisi
debet maka pencatatan dilakukan pada sisi debet. Demikian pula karena berkurangnya
aset harus dicatat pada sisi kredit maka pencatatan dilakukan pada sisi kredit.
3. Untuk transaksi berikutnya, yaitu SKPD memesan pakaian dinas pada tanggal
10/10/2010 dengan beban diperkirakan sebesar Rp1.050.000. pembayaran akan
dilakukan pada saat pesanan telah selesai dan dipertanggungjawabkan kepada
bendahara pengeluaran SKPD. Maka, pada tanggal 10/10/2010 bagian akuntansi
SKPD sudah harus mencatat terjadinya beban pakaian dinas sebesar Rp1.050.000
tersebut dan akibanya muncullah utang lancar SKPD. Karena bertambahnya beban
harus dicatat pada sisi debet maka pencatatan dilakukan pada sisi debet, dan
sebaliknya karena bertambahnya utang harus dicatat pada sisi kredit maka utang lancar
dicatat pada sisi kredit.
4. Pada tanggal 17/10/2010, pakaian yang dipesan telah selesai dan bendahara
pengeluaran SKPD telah menerima tagihan sebesar Rp1.050.000 maka bagian
akuntansi harus mencatatnya dengan mengurangi utang lancar sebesar Rp1.050.000
dan kas berkurang sebesar jumlah yang sama tersebut. Karena berkurangnya utang
lancar harus dicatat pada sisi debet, maka pencatatan utang lancar tersebut dilakukan
pada sisi debet.

6
Transaksi-transaksi diatas dapat dicatat sebagai berikut:

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA GEMA RIAH


SKPD TENTRAM
JURNAL UMUM

Tanggal Kode Uraian Ref Debet Kredit


Transaksi
1/10/2010 xxxx121 Piutang 1.350.000
xxxx41xxx Pendapatan 1.350.000
9/10/2010 xxxx111 Kas 1.350.000
xxxx121 Piutang 1.350.000
10/10/2010 xxxx52212x Beban Pakaian Dinas 1.050.000
xxxx211 Utang Lancar 1.050.000
17/10/2010 xxxx211 Utang Lancar 1.050.000
xxxx111 Kas 1.050.000

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pencatatan dengan Metode Double Entry

1. Kelebihan Metode Double Entry, yaitu:


 Perhitungannya yang akurat dan menunjukan semua saldo akun tidak seperti pada
single entry yang hanya memperlihatkan kas masuk dan keluar saja.
 Posisi keuangan dan kinerja perusahaan dapat diakses/dilihat dengan cepat
 Kesalahan yang terjadi dapat dilacak
 Tidak akan terjadi kesalahan pencatatan karena debet dan kreditnya akan selalu sama
kecuali human eror.
2. Kelemahan Metode Double Entry, yaitu:
 Proses pembukuannya rumit karena debet dan kredit yang harus balance dan tidak
semua orang memahami arus dari debet dan kredit tersebut
 Biaya yang tidak sedikit karena membutuhkan beberapa pekerja tambahan dan juga
staf ahli serta biaya pembukuan lainnya

7
 Waktu pembukuannya akan lebih lambat karena peru diversifikasi berulang kali
apalagi jika terdapat human eror dalam pencatatan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
double entry atau pencatatan ganda merupakan metode pencatatan transaksi
keuangan yang harus dilakukan dua kali, yaitu pada sisi debit dan kredit, yang mana
jumlah nilai sisi debet harus sama atau seimbang dengan jumlah nilai pada sisi kredit.
Akun debet akan berada pada kolom kiri dan akun kredit akan akan berada pada kolom
kanan. Metode ini dibutuhkan untuk seluruh pihak yang harus menghasilkan laporan
laba rugi dan neraca.
3.2 Saran
Setelah mempelajari dan mengetahui tentang pencatatan dengan menggunakan
metode double entry di makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami materi yang
sudah dibuat. Dan dapat mencari sumber-sumber lain yang lebih lengkap dan akurat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul, Muhammad Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat

https://accurate.id/akuntansi/pengertian-double-entry/

https://www.jurnal.id/id/blog/akuntansi-keuangan-daerah-pengertian-metode-pencatatan-dan-
siklus-akuntansi/

https://www.jurnal.id/id/blog/metode-single-entry-dan-double-entry-system-
adalah/#:~:text=Dalam%20metode%20double%20entry%2C%20tiap,bisnis%20sedang
%20melakukan%20pembelian%20komputer.

Anggraeni, I. (2019). PENTINGNYA DOUBLE ENTRY SYSTEM DALAM AKUNTANSI


PERUSAHAAN. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA, 10(1), 90-98.

http://vigicuek9.blogspot.com/2015/04/bengkulu-12-april-2015-materi-sejarah.html

https://akuntansi.wifqi.com/2020/06/double-entry-system.html

10

Anda mungkin juga menyukai