Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

“RESUME RAHASIA DAGANG”

MATA KULIAH HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : CATHUR SEPTIAN RAHARJO


NIM : D1A016049
KELAS : HKI A1

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
A. Pengertian Rahasia Dagang
Seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Rahasia Dagang
(Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000), Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia
Dagang. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang dijelaskan lebih lanjut bahwa
lingkup perlindungan Rahasia Dagang adalah metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan atau informasi lain di bidang teknologi dan/ atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui masyarakat umum. Adapun yang dimasukkan ke dalam
informasi teknologi, adalah sebagai berikut :
1. Informasi tentang penelitian dan pengembangan suatu teknologi.
2. Informasi tentang produksi/proses.
3. Informasi mengenai control mutu.
Sedangkan yang dimaksud dalam informasi bisnis, adalah sebagai berikut :
1. Informasi yang berkaitan dengan penjualan dan pemasaran suatu produk.
2. Informasi yang berkaitan dengan para langganan.
3. Informasi tentang keuangan.
4. Informasi tentang administrasi.

Rezim HaKI ini merupakan salah satu cara yang tepat untuk melindungi ide,
selain paten. Bebrapa alas an atau keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan
Paten adalah karya intelektual tidak memenuhi persyaratan paten, masa perlindungan
yang tidak terbatas, proses perlindungan tidakserumit dan semahal paten, lingkup dan
perbandingan geografis lebih luas.

B. Kriteria Perlindungan Rahasia Dagang


Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi itu bersifat rahasia dan
hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh masyarakat, memiliki nilai
ekonomi apabila dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Dijaga kerahasiaannya apabila
pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak
dan patut, kecuali untuk lisensi Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia Dagang
harus dicatatkan ke Ditjen HaKI – Depkum HAM. Adapun perbedaannya dengan HaKI
yang lainnya adalah :
1. Bentuk HaKI lainnya tidak bersifat rahasia, HaKI lain mendapatkan perlindungan
karena merupakan sejenis kekayaan yang dimiliki orang lain.
2. Rahasia Dagang mendapatkan perlindungan meskipun tidak mengandung nilai
kreativitas ataupun pemikian baru. Yang terpenting adalah rahasia dagang tersebut tidak
diketahui secara umum. Misalnya, sebuah sitem kerja yang efektif.
3. Bentuk HaKI lain selalu berupa bentuk tertentu yang dapat ditulis, digambar atau
dicatat secara persis sesuai dengan syarat pendaftaran yang telah ditetapkan oleh instansi
pemerintah.

C. Jangka Waktu Perlindungan


Dengan adanya unsure kerahasiaan dalam suatu rahasia dagang, maka
menyebabkan rahasia dagang tidak memiliki batas jangka waktu perlindungan, karena
yang terpenting adalah selama pemilik rahasia dagang tetap melakukan upaya utuk
mennjaga kerahasiaan dari informasi, maka informasi tersebut masih tetap dalam
perlindungan rahasia dagang.
Berdasarkan Undang-Undang Rahasia Dagang Pasal 5 ayat (1) juga disebutkan
bahwa pemilik rahasia dagang dapat mengalihkan haknya kepada pihak lain melalui cara-
cara yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang yakni melalui pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis, dan sebab-sebab lainnya yang dibenarkan oleh Undang-
Undang (sebagai contoh yakni melalui putusan pengadilan yang mengharuskan pemilik
rahasia dagang untuk membuka informasinya). Dan khusus terhadap pengalihan hak atas
dasar perjanjian, diperlukan adannya suatu pengalihan hak yang didasarkan pada
pembuatan suatu akta, terutama akta otentik. Di sisi lain pemilik rahasia dagang dapat
pula mengalhkan haknya melalui suatu perjanjian lisesnsi. Perjanjian ini hanya diberikan
selama jangka waktu tertentu dengan hak yang terbatas untuk pemegang lisensi.
Dilakukan pembatasan karena dalam prakteknya pemilik rahasia dagang hanya
memberikan lisensi pada pihak lain dan bukan berarti akan serta merta membuka seluruh
informasi yang dimilikinya.

D. Pengalihan dan Lisensi Rahasia Dagang


Hak atas Rahasia Dagang seperti hak atas kekayaan intelektual yang lain
merupakan benda bergerak tidak berwujud oleh karenanya dapat beralih atau dialihkan
dengan :
1. Pewarisan.
2. Hibah.
3. Wasiat.
4. Perjanjian Tertulis atau
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan

Pengalihan Hak Rahasia Dagang wajib didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia
Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pembelian hak
(izin) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Perjanjian pemberian
lisensi/izin pada pihak lain untuk mempergunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan
Rahasa Dagang itu untuk kepentingan yang bersifat komersial harus dibuat secara tertulis
dan didaftarkan/dicatatkan pada Direktorat Jenderal HaKI. Perjanjian lisensi dilarang
memuat ketentuan yang dapat merugikan perekonomian di Indonesia atau yang
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

E. Hak Rahasia Dagang


Berbicara tentang perkembangan kebutuhan akan perlindungan Rahasia Dagang
yang dimiliki maka tidak lepas dari pengaruh tujuan praktis dan kebijakan utama Rahasia
Dagng itu sendiri. Tujuan praktis antara lain :
1. Digunakan untuk perlindungan proses.
2. Digunakan untuk sector yang sangat dinamis.
3. Penggunaannya lebih luas daripada paten (sebab hal-hal yang tidak dapat dipatekan di
dalam Rahasia Dagng dapat dilindungi).
4. Jangka waktu perlindungan lebih lama daripada HaKI lainnya.

Kebijakan utama Rahasia Dagang adalah :


1. Mendorong temuan baru melalui perlindungan atau hasil temuan dari perolehan atau
penggunaan secara tidak layak.
2. Memperbaiki efisiensi secara ekonomis dengan cara mengurangi kebutuhan
pengamanan yang berlebihan untuk memastikan kerahasiaan sesungguhnya.
3. Meningkatkan tingkat etika dan moralitas komersial dengan cara menghalangi praktek-
praktek bisnis yang tidak adil.
4. Mempromosikan penggunaan secara efisien dan pertukaran informasi secara swakarsa
di dalam organisasi-organisasi bisnis dan di antara organisasi bisnis dengan cara
melindungi informasi dari kepemilikan yang tidak sah.

Disamping ituada keuntungan bagi pemegang Rahasia Dagang di dalam haknya terhadap
Rahasia Dagang yang dimiliki antara lain :
1. Periode perlindungannya yang tidak terbatas, dalam arti selama informasi tersebut
masih memenuhi syarat-syarat sebagai suatu informasi rahasia.
2. Tidak adanya pendaftaran sehingga biaya lebih murah dan sifat kerahasiaan terjaga,,
serta memperkecil resiko terjadinya kebocoran akibat dari pendaftaran yang dilakukan
(sebab akan terjadi kemungkinan terbukanya substansi dari kerahasiaan di dalam proses
pendaftaran yang dilakukan), jadi karena sifat kerahasiaannya maka perlindungan
hukumnya diperoleh secara otomatis.

F. Penyelesain Masalah Rahasia Dagang


Apabila terjadi suatu sengketa yang berkaitan dengan Rahasia Dagang maka
dalam Undang-Undang Rahasia Dagang terdapat tiga cara penyelesaiannya, yaitu :
1. Secara perdata dengan mengajukan kompensasi, penghentian penggunaan atau
ganti rugi atas pelanggaran rahasia dagang, termasuk pula tuntutan ganti rugi
akibat terjadi wanprestasi dalam perjanjian lisensi tersebut. Menurut Pasal 11 ayat
(1) Undang-Undang Rahasia Dagang, pemegang hak rahasia dagang atau pihak
yang menerima lisensi dapat menggugat siapapun dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan perbuatan dalam Pasal 1, yaitu menggunakan sendiri rahasia dagang
dapat dilakukan gugatan ganti rufi di samping peintah “menghentikan”.
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yaitu menggunakan sendiri rahasia dagang
atau memberi lisensi kepada pihak ketiga atau melarang pihak lain untuk
menggunakan rahasia dagang. Selain itu dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang
Rahasia Dagang disebutkan bahwa gugatan yang dimaksudkan dalam Pasal 11
ayat (1) Undang-Undang Rahasia Dgang diajukan ke Pengadilan Negeri.
2. Melalui arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa apabila terjadi sengketa
dalam melaksanakan perjanjian yang berkaitan dengan rahasia dagang. Menurut
Pasal 12 Undang-Undang Rahasia Dagang bhawa disamping gugatan biaa melalui
Pengadilan Negeri dapat juga dijalankan melalui arbitrase atau alternative
penyelesaian sengketa, seperti mediasi, konsiliasi, dan cara-cara lain yang telah
disetujui secara pidana dengan melaporkan adanya tindak pidana terhadap
pemegang hak atau penerima lisensi hak rahasia dagang. Dari Pasal 17 ayat (1)
Undang-Undang Rahasia Dgang dapat diketahui tindak pidana yang berhubungan
dengan rahasia dagang yaitu :
a. Dengan sengaja atau tanpa hak menggunakan rahasia dagang pihak lain
b. Melakukan perbuatan sebagaimana disebutan dalam ketentuan Pasal 13
Undang-Undang Rahasia Dagang, yaitu dengan sengaja mengungkapkan
rahasia dagang, dan mengingkari kesepakatan atau kewajiban tertulis atau
tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang.
c. Melakukan perbuatan sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 14
Undang-Undang Rahasia Dagang, yang berbunyi “Seseorang dianggap
melangggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh informasi
atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Anda mungkin juga menyukai