Disusun oleh :
H041910188
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sejak lama masyarakat hidup berdampingan dengan alam dan mengambil manfaat
pangan, dan papan, hingga pada pengobatan tradisional dan ritual adat.
Leguminosae merupakan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi karena
kandungannya akan protein, lemak, dan vitamin dalam bijinya. Demikian juga
kebutuhan gizi.
yang baik bagi tubuh. Mengingat kelimpahan tumbuhan di negara kita, maka
kacangan?
C. Tujuan Penulisan
kacangan.
PEMBAHASAN
Jenis Eleusine indica memiliki karakteristik : daun bentuk pita, akar yang
sangat kuat, berbunga sepanjang tahun, setiap individu mampu menghasilkan biji
140.000 setiap musim, perkembangbiakan terutama melalui biji, biji sangat kecil
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Eleusine
mengobati patah tulang. Tanaman ini dicabut dan diambil sampai pada akar-
akarnya lalu diikatkan pada bagian tulang yang patah. Rumput belulang
mengandung protein, lemak, saponin, tannin, dan polifenol (Bana, dkk., 2016).
diikat dengan menggunakan kain putih kemudian diikat pada tiang tengah rumah
yang merupakan tiang raja kemudian diapitkan lagi satu buah kelapa bertunas dan
Dalam upacara adat Kelahiran, mulai dari adat membawa nasi tujuh bulanan (mee
bu/mee meulinum), pemberian nama hingga ritual turun tanah (peutron aneuk)
selalu digunakan rumput belulang Eleusine indica. Tanaman ini juga digunakan
keseluruhan tanamannya untuk ritual. Adapun nilai yang dimiliki oleh tanaman ini
Rumphius pada tahun 1747. Tanaman ini diduga berasal dari Madagaskar dan
menjalar. Batang hijau tidak berkayu dan beruas-ruas berbentuk silindris. Daun
tersusun majemuk dan berwarna hijau. Anak daun berjumlah 3 dan berselang
seling. Bentuk daun meruncing dan tulang daun meyirip. Bunga berbentuk kupu-
kupu, berwarna keunguan dan memiliki 2 kelamin. Buah berwarna hijau dan
berbentuk polong memanjang dan bergaris, memiliki sudut bersayap segi empat
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Leguminosae
Genus : Psophocarpus
polong, biji muda, dan biji tua memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Biji
kecipir yang telah masak memiliki kandungan protein 30-37%. Protein pada
amino yang lengkap dengan kadar tinggi. Polong kecipir juga kaya karbohidrat,
tempe, kecap asin, miso, susu, yogurt, dan pakan. Namun, tingkat penerimaan
masyarakat terhadap produk olahan kecipir, terutama dalam bentuk susu masih
rendah. Padahal, bila ditinjau dari kandungan gizinya, susu kecipir sebanding
di Desa Bakungan dan Desa Olehsari melakukan tradisi ritual bersih desa yang
merupakan gabungan dari kata “sebele” dan “ilang”. Hal itu mempunyai arti
“seblang”. Seblang sendiri berasal dari bahasa Using kuno yang mempunyai arti
Kecipir juga digunakan pada ritual selametan gebratan. Kecipir akan direbus
kemudian dicampur parutan kelapa yang telah dikukus. Tanaman dengan habitus
semak ini menjadi salah satu lambang ritual kebo-keboan alas Malang
Tanaman markisa berasal dari Brazil. Tanaman ini disebarkan pertama kali
ke seluruh dunia oleh bangsa Spanyol. Saat ini, terdapat 2 jenis markisa, yaitu
markisa ungu (Passiflora edulis) yang tumbuh di daratan tinggi (1200 m di atas
daratan rendah (0-800 m dpl). Buah Markisa yang ada di Indonesia ada beberapa
jenis, antara lain adalah Markisa Sayur atau Erbis (Passiflora lingularis), Markisa
Ungu (Passiflora edulis) dan Markisa Kuning (Muhsin dan Iskandar, 2017).
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Malphigiales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
dibudidayakan untuk diambil sari buahnya. Sari buah Markisa Ungu mempunyai
cita rasa manis-asam dengan aromanya yang khas. Diperdagangan dunia, sebagian
besar sari buah Markisa yang diperdagangkan berasal dari buah markisa Ungu. Di
Indonesia, sari buah Markisa yang dijual dipasaran hanya berasal dari sari buah
Markisa Ungu. Di luar negeri selain dimanfaatkan sari buahnya sebagai bahan
campuran Yoghurt, Ice ceam, Jam, Jelly, kue-kue atau dicampur dengan sari buah
lain (panache). Markisa Ungu juga banyak dijual dalam bentuk buah segar
Pengolahan markisa antara lain sebagai dodol, sari buah, sirup dan jus,
bahan baku pektin, pakan ternak, dan bahan baku pupuk organik. Adapun wilayah
Toraja, Kabupaten Toraja Utara (Muhsin dan Iskandar, 2017). Tanaman markisa
juga dimanfaat oleh masyarakat sebagai obat batuk. Cara pengolahannya buah
markisa yang dihaluskan kemudian disaring dan diminum. Buah markisa juga
kaya akan kandungan fosfor, zat besi, kalsium, potassium, vitamin A, vitamin C
Pucuk serta daun singkong yang masih muda dan lunak mengandung
makanan ternak (kambing, sapi, ulat sutera dan lain-lain) setelah layu. Jika telah
direbus dan diurap akan menjadi sayuran yang lezat dan nikmat. Daun ketela
harus dilayukan terlebih dahulu atau direndam untuk mengurangi kadar racun
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
darah dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan zat besi yang
tinggi. Selain adanya zat besi, daun singkong ini kaya akan protein, mineral,
vitamin B1, Vitamin B2 dan vitamin C serta karotenoid (Nafilah, dkk., 2017).
Daun tanaman singkong digunakan dalam pijat bayi. Tidak terdapat alasan
yang kuat secara teori yang menyebutkan efek dalam penggunaan daun singkong
kebiasaan yang telah diajarkan para pendahulu mereka, Pemilihan daun singkong
sebagai media pijat bayi digunakan karena tubuh bayi yang masih rentan dan tidak
kuat menahan rasa sakit, maka dipilihlah daun singkong sebagai media pijatnya.
lebih lelap, membina ikatan kasih sayang antara ibu dan anak dan meningkatkan
dari penyakit jantung koroner, dengan istilah sondhep. Untuk mengantisipasi dan
tubuh yang nyeri. Secara medis langkah tersebut belum terbukti, namun jika
minyak tanah dapat menghasilkan ramuan yang terasa hangat jika diaplikasikan
pada tubuh. Hal ini dapat memulihkan kondisi pembuluh darah yang mengalami
Di kecamatan banmati ada ritual selapanan (35 hari setelah kelahiran) dan
memiliki bayi membuat masakan berupa nasi urap yang di dalamnya terdiri atas 7
tetangga sekitar rumah. Tujuan memasak makanan adalah sebagai wujud rasa
syukur atas kelahiran si bayi dan agar si bayi tetap sehat selalu
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salah satu tanaman serealia yang penting adalah E. Indica dengan daun bentuk
pita dan akar yang kuat, memiliki kandungan protein, lemak, saponin, tannin, dan
polifenol, dan digunakan dalam ritual adat suku Tajio dan Suku Aceh.
2. Salah satu tanaman Leguminosae yang penting adalah kecipir yang hampir
mineral, digunakan dalam ritual bersih desa dan ritual selametan gebratan.
3. Salah satu buah dengan peran etnobotani penting adalah markisa ungu, dengan
sari buah yang manis dan aromatik, kaya kandungan fosfor, zat besi, kalsium,
4. Salah satu sayuran dengan peran etnobotani penting adalah daun singkong,
B. Saran
Oleh karena itu, penulis amat menerima masukan, agar kiranya dapat membuat
Bana, S.W.A., Khumaidi, A., dan Pitopang, R., 2016, Studi Etnobotani Tumbuhan
Obat pada Masyarakat Kaili Rai di Desa Taripa Kecamatan Sindue
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, Biocelebes, 10(2) : 68-81.
Fauziah, H.A., Al Liina, A.S. dan Nurmiyati, N., 2018, Studi Etnobotani
Tumbuhan Upacara Ritual Adat Kelahiran di Desa Banmati, Kecamatan
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. BIOSFER: Jurnal Biologi dan
Pendidikan Biologi, 2(2) : 24-28.
Handayani, S.M. dan Sundari, M.T., 2016. Pemberdayaan Wanita Tani Melalui
Pembuatan Keripik Belut Daun Singkong di Kecamatan Jumantono
Kabupaten Karanganyar. Jurnal Dianmas, 5(1) : 23-34.
Hasanuddin, H., 2018, Etnobotani Tanaman Hias di Tanah Jambo Aye Aceh
Utara, Prosiding Biotik, 2(1) : 97-111.
Muhsin, M.A., dan Iskandar, I., 2017, Pengembangan dalam Pengolahan Buah
Markisa di Kelurahan Pasir Putih Kabupaten Sinjai. Berkemajuan: Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 1(1) : 17-23.
Nafilah, N., Asyiah, I.N., dan Fikri, K., 2017, Kajian Etnobotani Tanaman
Singkong yang Berpotensi sebagai Obat Oleh Masyarakat Kabupaten
Bondowoso. Saintifika, 19(2) : 43-54.
Nurchayati, N., dan Ardiyansyah, F., 2018. Etnobotani Tanaman Ritual Upacara
Adat Kebo-Keboan Suku Using di Desa Alas Malang Kabupaten
Banyuwangi, Prosiding SINTESIS (Seminar Nasional Sains, Teknologi Dan
Analisis).
Nurchayati, N., dan Ardiyansyah, F., 2018. Kajian Etnobotani Masyarakat Suku
Using Kabupaten Banyuwangi. Bioma: Jurnal Biologi Dan Pembelajaran
Biologi, 3(2): 87-101.
Rahimah, R., Hasanuddin, H., dan Djufri, D., 2019, Kajian Etnobotani (Upacara
Adat Suku Aceh Di Provinsi Aceh), BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi
Teknologi Dan Kependidikan, 6(1) : 53-58.
Rahyuni, R., Yniati, E., dan Pitopang, R., 2013. Kajian Etnobotani Tumbuhan
Ritual Suku Tajio di Desa Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong, Natural
Science: Journal of Science and Technology, 2(2) : 46-54.
Utami, S., dan Murningsih, M., 2018, Keanekaragaman dan Kemelimpahan Jenis
Tumbuhan Invasif di Hutan Wisata Penggaron Kabupaten Semarang Jawa
Tengah. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi, 20(2) : 100-104.
Wijaya, C., Kardono, L.B.S., dan Halim, J.M., 2015, Peningkatan Akseptabilitas
Susu Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus (L.) DC.) dengan Adisi Bahan
Penstabil dan Jus Jahe. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 4(4) : 112-123.