Anda di halaman 1dari 37

WORK INSTRUCTION & METHOD

SDN Sidotopo Wetan IV


MULAI

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEMBUATAN BASE CAMP


PEKERJAAN DOKUMENTASI PENGUKURAN EKSISTING PERSIAPAN MATERIAL
DAN FASILITAS

MOBILISASI
- Direksi Keet Pengambilan Pengukuran lokasi
Dokumentasi Test material dan
-Gudan Material Approval :
dan Bahan -Material Pabrikan
- Fasilitas Lain - Lain Gambar Pelaksanaan -Job Mix Formula
Beton
MOBILISASI SUMBER DAYA ( Alat,
Bahan dan Tenaga )

PEMBUATAN AKSES ROAD


JALAN KERJA

PERSIAPAN

PEK. PEMBERSIHAN
TEMPAT KERJA

PEK. KONSTRUKSI
PELAKSANAAN

PEKERJAAN
ARSITEKTUR

SELESAI
FINISHING
I. KONDISI EXISTING LAHAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN
Proyek pembangunan SDN Sidotopo Wetan IV. Beberapa kendala terdapat dalam pemilihan konsep
pengembangan dan pelaksanaan proyek. Sesuai kondisi existing proyek – (terlampir), dengan kondisi
padat pemnduduk.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan persiapan merupakan kunci awal bagi suksesnya pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan akhir proyek. Pada tahap ini perencanaan proyek disiapkan secara
lebih mendalam dengan memperhatikan kondisi lingkungan yang ada agar dapat
mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan maksimal.

Pekerjaan persiapan dalam pembangunan ini adalah :


1. Review perhitungan dan shop drawing.
2. Proses perijinan.
3. Survey lokasi dan pengukuran / pembuatan bouwplank.
4. Penyusunan metode kerja.
5. Pembuatan schedule pelaksanaan, penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
6. Penyusunan management traffic di lapangan, meliputi perencanaan penempatan
peralatan, kantor manajemen proyek, bangunan-bangunan pendukung,
pembagian zone pekerjaan dan arah sirkulasi pelaksanaan pekerjaan.
7. Pelaksanaan Pekerjaan/bangunan sementara.
8. Waktu pelaksanaan, mengingat ketatnya jadwal kerja guna mengejar target
penyelesaian proyek maka waktu pelaksanaan adalah 180 hari kalender , dengan
menggunakan hari sabtu dan minggu adalah hari kerja sesuai dengan kebutuhan.
9. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah : 08.00 wib – 12.00 wib.
13.00 wib – 17.00 wib.Waktu lembur rata-rata : 18.30 wib – 22.00 wib
PEKERJAAN
PENGUKURAN

SURVEYOR
1
. 3. 3. Lakukan
1. Siapkan alat yang akan pengukuran
sesuai shop
digunakan :
drawing yang
- Alat ukur terkalibrasi telah approved.
- Statif
- Waterpas 4. Lakukan
- Rambu ukur pengecatan pada
- Rol meter patok titik yang
telah ditentukan
sebagai tanda.
2. Check point no. 1
2 Tulis dilembar
periksa
.
5. Check hasil
4 pelaksanaan
pengukuran.
.
MOBILISASI ALAT BERAT

• Mobilisasi alat berat menggunakan truck trailler


• Pada pintu masuk maupun keluar proyek di tanda peringatan
HATI-HATI KELUAR MASUK KENDARAAN PROYEK
• Agar lalu lintas tetap terkendali ada petugas yang mengatur lalu lintas keluar masuk kendaraan
proyek.

2. PEMBUATAN BOUWPLANK PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

3. PEMBUATAN SITE INSTALASI DILAKUKAN AGAR MENDAPATKAN POLA


sirkulasi/transportasitenaga,material dan peralatan, baik vertikal maupun horisontal.
Penggunaan peralatan yang utama adalah :
1. 1 unit Concrete pump sebagai transport material beton struktur.
2. 1 unit Genset 200 Kva
3. 1 unit Genset 40 Kva & 2 unit Vibrator

4. BANGUNAN SEMENTARA (DIREKSI KEET)


Dalam pekerjaan proyek ini direksi keet yang di buat terdiri dari kantor ukuran
4x4. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-
waktu perludilakukannya rapat kerja. Bangunan sementara dipusatkan pada bagian
sisi barat bangunan, hal ini untuk mendukung seluruh proses pekerjaan sehingga
bangunan-bangunan tersebut tidak mengalami pembongkaran. Area utara digunakan
untuk stock yard dan casting yard.

5. SIRKULASI/AKSES JALAN
Sirkulasi/akses jalan adalah melalui jalur yang telah ada di sekitar lokasi proyek.
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke
dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar.Jalan
tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Pekerjaan ini dilakukan
beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.
6. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Pekerjaan pembersihan perlu dilakukan pada area dimana akan diletakan
pondasi yang baru karena dimungkinkan mengganggu pekerjaan pondasi baru
sehingga perlu dilakukan pembersihan lanjutan pada lokasi tersebut. Pembersihan
secara keseluruhan akan dilakukan setelah pekerjaan pondasi bangunan baru selesai
dan bersamaan dengan pekerjaan galian.

7. ZONE / AREA PEKERJAAN


Sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan, area pekerjaan dibagi
dalam 3 (tiga zone / area pekerjaan) sesuai dengan gambar terlampir berikut ini.
Pekerjaan pengecoran beton dilakukan pada umumnya dilakukan pada sore
hingga malam hari dengan pertimbangan :
1. Area proyek terletak pada daerah padat penduduk, sehingga pekerjaan
yang dilakukan pada siang hari diharapkan tidak menimbulkan kebisingan
pada warga sekitar pada saat proses pemancangan.

2. Terjadinya penguapan berlebihan akibat sinar matahari matahari langsung


pada siang hari dpat dihindari.

8. PEKERJAAN GALIAN TANAH UNTUK PONDASI (DIMULAI DARI ZONA C


,DILANJUTKAN ZONA B, DAN TERAKHIR PADA ZONA A)
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi poer menggunakan tenaga manusia.
9. PEKERJAAN TIANG PANCANG MENGGUNAKAN ALAT BERAT (DIMULAI DARI
ZONA C ,DILANJUTKAN ZONA B, DAN TERAKHIR PADA ZONA A)
Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkantitik-titik yang
akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.
2. Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diaturposisi atau
kedudukan dari crane.
3. Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya(Centre
Line).
4. Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancangdipukul
dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telahhampir tertancap
seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering(PDA Test) masih belum
mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan menggunakan las.
5. Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering (PDATest)
telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanahkeras. Untuk
mengetahui tiang pancang telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer
(alat pemukul) akan membalik.
6. sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan dibobokdengan
menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang pancang yangmuncul
disambungkan ke balok Sloof dan Kolom

Pekerjaan pemancangan dimulai dari zona C, untuk mempermudah pekerjaan.


7. PEKERJAAN BOBOK TIANG PANCANG
Pekerjaan Bobok Tiang Pancang 124 bh
 Pekerjaan Cut Top Pile dilaksanakan overlapping dengan pekerjaan
galian pondasi.
Marking batas
bobokan tiang
pancang

 Arah pekerjaan sesuai dengan arah pekerjaan galian pondasi.

8. PENGECORAN PILE CAP


Dimulai Dari Samping Kiri & Kanan Area Proyek
Pekerjaan pondasi plat & pile cap menggunakan bekisting kayu dan alat yang dipakai

DESKRIPSI
1
Pekerjaan Pondasi Telapak:
Galian 1. Galian Pondasi
Pondasi 2. Pekerjaan urugan pasir
Lantai 3. Pengecoran lantai kerja
kerja 4. Pemasangan Bekisting
Pasir
urug

antara lain concrete vibrator, corong bantu dsb.

2
50
cm

Pembesia
n
DESKRIPSI
5. Install pembesian pondasi
3 DESKRIPSI
6. Pengecoran pondasi dengan
truck mixer.

Setelah pengecoran pondasi poer dilanjutkan dengan pekerjaan plat lantai dasar, lantai atas & lantai
atap.
- Bekisting
Bekisting pile cap & tie beam dikerjakan dahulu tulangan sudah dipasang pada
posisinya dengan tepat dan tegak lurus. Guna menjaga agar posisi tetap tegak lurus
maka dipasang beton decking pada sisinya.

- Pembesian
Tulangan dipotong dan dibengkok sesuai dengan shop drawing dibagian fabrikasi.
Lalu dibawa ke lokasi untuk dipasang. Pada pemasangan tulangan tie beam guna
mendapatkan posisi yang tegak lurus untuk sementara dibantu dengan
mempergunakan beton decking. Guna mendapatkan tebal penutup beton seperti yang
direncanakan, maka diantara tulangan dan bekisting dipasang beton decking.

- Pengecoran
Pengecoran dilakukan apabila tulangan telah terpasang pada posisinya sesuai shop
drawing. Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari
kotoran – kotoran yang akan menggangu perlekatan antara tulangan dan beton
dengan menggunakan kompresor. Agar dapat merata maka pada saat pengecoran
dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator.

- Struktur lantai dasar s/d lantai dak


Pekerjaan plat lantai dasar sampai dengan lantai dak, termasuk kolom dilaksanakan
dengan urutan sebagai berikut:
 Dilaksanakan pembesian untuk kolom, pembuatan panel – panel bekisting
balok dan plat.
 Setelah pembesian kolom telah selesai dilaksanakan dan bekisting kolom
telah terpasang pengecoran dapat dilaksanakan.
 Pembukaan bekisting kolom dapat dilakukan bekisting acrow untuk
bekisting plat. Pembuatannya dilaksanakan per panel.
 Setelah pembuatan bekisting dan pembesian selesai dilaksanakan
pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan.
Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan struktur lantai dasar
sampai dengan lantai dak, antara lain :
 Bar cutter
 Bar bender
 Concrete pump
 Concrete vibrator
 Air compressor

9. PENGECORAN BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pekerjaan poer. Bekisting dan tulangan
besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah
campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan
campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut
terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai
dengan spesifikasi teknis.Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya
persetujuan dari pengawas.

10. PENGECORAN KOLOM


PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN INI SEBAGAI BERIKUT :
 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.
Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
 Pembuatan Bekisting.
 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.
Kontrolkualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoranmeliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting,
posisi danpenempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang
penjangkaran,ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan
yang digunakan,posisi penempatan water stop.Kontrol Kualitas kedua
yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saatberlangsungnya
pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambilsampelnya.
Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum
dalamspesifikasi.Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-
sama dengan konsultanpengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.
 Kegiatan pengecoran.Pengecoran dilakukan secara langsung dan
menyeluruh
 Kegiatan Curing (perawatan)Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam)
setelah pengecoran selesaidilakukan dengan dibasahi air dan
dijaga/dikontrol untuk tetap dalamkeadaan basah.
11. PENGECORAN BALOK
SISTEM BEKISTING PELAT DAN BALOK (KONVENSIONAL)
PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Fabrikasi Tulangan balok, pengayaman dan Tulangan Dinding


12. PENGECORAN PLAT LANTAI 2 dan 3(TYPICAL)
 Perawatan Beton
Perawatan beton hasil pengecoran dilakukan dengan cara melakukan penyiraman
secara berkala dengan air setiap +4jam selama 7hari.
 Pembongkaran Bekisting
Kolom menumpu langsung diatas lantai maka beban sementara yang bekerja adalah
beban vertikal akibat beban sendiri saja, maka pembongkaran bekisting dapat
dilakukan sehari (24 jam) setelah dilakukan pekerjaan pengecoran. Untuk Balok
struktur bagian bekisting dinding balok dapat dibongkar 24 jam setelah pengecoran
dilakukan. Pembongkaran bekisting dengan masih menggunakan perkuatan (shoring &
reshoring) dilakukan minimal dengan umur setelah pengecoran sebagai berikut :
1. Sisi kolom, dinding dan balok 24 jam
2. Sisi bawah dari balok, pelat dengan suport masih terpasang. 3 hari
3. Pembongkaran proping pelat 7 hari
4. Pembongkaran proping balok 7 hari
5. Pembongkaran proping katilever balok dan pelat 24 jam 14 hari
Segera setelah pembongkaran bekisting dilakukan pemasangan support dibawah
pelat/balok yang dibongkar. Satu lantai full-support dan dua lantai berikutnya re-
shoring. Suporting tetap dilakukan sampai dengan beton mencapai umur 28 hari.
13. PENGECORAN PLAT TANGGA Lt. 2 dan 3 (TYPICAL)

14. PENGECORAN KOLOM LANTAI 2 & 3


PERAWATAN BETON
Perawatan beton hasil pengecoran dilakukan dengan melakukan penyiraman secara
berkala dengan air setiap + 4 jam selama 7 hari.
PEMBONGKARAN BEKISTING
Kolom menumpu langsung diatas lantai maka beban sementara yang bekerja adalah
beban vertikal akibat beban sendiri saja, maka pembongkaran bekisting dapat
dilakukan sehari (24 jam) setelah dilakukan pekerjaan pengecoran. Untuk Balok
struktur bagian bekisting dinding balok dapat dibongkar 24 jam setelah pengecoran
dilakukan. Pembongkaran bekisting dengan masih menggunakan perkuatan (shoring &
reshoring) dilakukan minimal dengan umur setelah pengecoran sebagai berikut :
1. Sisi kolom, dinding dan balok 24 jam
2. Sisi bawah dari balok, pelat dengan suport masih terpasang. 3 hari
3. Pembongkaran proping pelat 7 hari
4. Pembongkaran proping balok 7 hari
5. Pembongkaran proping katilever balok dan pelat 24 jam 14 hari

Segera setelah pembongkaran bekisting dilakukan pemasangan support dibawah


pelat/balok yang dibongkar. Satu lantai full-support dan dua lantai berikutnya re-
shoring. Suporting tetap dilakukan sampai dengan beton mencapai umur 28 hari.

15. PEKERJAAN RANGKA ATAP

Pekerjaan Rangka Atap Baja WF:


Konstruksi yang dipasang menggunakan baja WF. Jarak gording akan disesuaikan
dengan ukuran matrial atap yang akan digunakan. Setiap pemasangan atap akan
diletakkan gording dengan jarak yang telah ditentukan disesuaikan dengan pemakaian
dilapangan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua struktur beton selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja ( dalam
perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya
sebagai beban

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR


Pekerjaan penyelesaian finishing arsitektur secara garis besar dibagi dalam bagian
sebagai berikut :

 Pekerjaan Pasangan Dinding.


 Pekerjaan Plafond.
 Pekerjaan Keramik Dinding.
 Pekerjaan Pintu dan Jendela.
 Pekerjaan Finishing Lantai (Keramik & Screed).
 Pekerjaan Pengecatan.
 Pekerjaan Perlengkapan.
Pekerjaan finishing arsitektur yang pertama kali adalah pekerjaan pasangan dinding
untuk kemudian adalah pekerjaan penutup atap setelah pekerjaan rangka atap selesai.
Pekerjaan plafond tripleks dikerjakan setelah penutup atap selesai dikerjakan sedangkan
pada beberapa bagian lantai perapihan plafond beton exposed sudah dapat dikerjakan
terlebih dahulu.
Pekerjaan keramik dinding, pintu & jendela, finishing lantai, persiapan pengecatan
dapat dimulai secara bersamaan dengan masing-masing area pekerjaan yang
berlainan/overlapping.
Pada bagian akhir adalah pekerjaan finishing pengecatan, pemasangan
accessories/perlengkapan dan pekerjaan pembersihan.

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING Lt 1,2,3 (TYPICAL)


Untuk mendukung waktu pelaksanaan yang cukup singkat diperlukan
pemilihan bahan dan metode kerja yang mendukung kecepatan kerja.
Material pokok pada pekerjaan pasangan menggunakan bahan sesuai dengan
spesifikasi teknis yaitu bata ringan, dengan mortar/spesi semen dan pasir sesuai
dengan spesifikasi/RKS.
Yang termasuk lingkup kerja pada pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan,
pengadaan tenaga kerja, dan pengadaan alat untuk pekerjaan pemasangan dinding
yang didalamnya termasuk pemasangan bata, plester, aci, kolom (balok) praktis dan
opening dudukan kusen, dengan mengacu pada spesifikasi teknis dan gambar
pelaksanaan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING.


Beberapa pekerjaan persiapan dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan, yaitu :
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing untuk mendapat persetujuan dari direksi.
2. Mempersiapkan material, alat dan tenaga kerja sesuai dengan persetujuan direksi.
3. Memeriksa pekerjaan lain yang harus sudah selesai sebelum pekerjaan pasangan
dimulai.
4. Membersihkan puing-puing dan steiger/perancah struktur yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
1. Untuk memulai pekerjaan dan untuk mengontrol kelurusan sesuai dengan shop
drawing dilakukan pengukuran dan penandaan/marking untuk jalur pemasangan
bata.
2. Mempersiapkan titik-titik pemasangan kolom praktis dengan memperhitungkan
luasan permukaan pemasangan dinding (untuk pemasangan dinding dengan luas >
12 m2 harus dipasang kolom praktis). Kolom praktis dipasang setiap jarak 3 m atau
juga dengan memperhitungkan adanya pertemuan-pertemuan dinding dan posisi-
posisi kusen pintu dan jendela.
3. Pemasangan opening beton dengan besi tulangan untuk dudukan kusen (apabila
pada lokasi pekerjaan direncanakan ada pemasangan kusen pintu/jendela).
4. Unting-unting harus sudah dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan pada posisi
yang mudah dilihat dan bebas dari gangguan kerja untuk mengontrol kelurusan
pasangan dalam arah vertikal.
5. Adukan spesi/mortar dicampur sesuai dengan syarat yang telah ditentukan sesuai
dengan lokasi peruntukannya.
6. Pemasangan bata dilakukan sesuai persyaratan teknis atau rekomendasi dari
pabrik pembuat. Pemasangan dilakukan dengan cara selang seling untuk
mendapatkan kekokohan dan kekuatan dinding yang diinginkan dengan tebal spesi 2
– 3 cm. Pekerjaan pasangan harus selalu dikontrol kerataannya dengan memasang
benang diatas pekerjaan pasangan dan juga melakukan chek-ing dengan waterpass.
7. Pekerjaan kolom praktis dilakukan/dicor mengikuti ketinggian pemasangan yang
telah diperoleh.
8. Untuk mempertahankan kualitas pekerjaan pasangan, dalam satu hari kerja tidak
boleh dilakukan pekerjaan pasangan dengan ketinggian lebih dari 2 m dan luas 10
m2 dan harus diikuti dengan pemasangan kolom praktis.
2. PEKERJAAN PLESTERAN Lt 1,2,3&4(TYPICAL)

MULAI

Basahi permukaan
dinding sampai
jenuh

Pasang tarikan
benang vertikal &
horisontal kepalaan
plester
Perbaiki

Cek
tarikan Tidak
benang

OK
Pasang kepalaan lebar
5 cm jarak 1 m’

Perbaiki
Cek
kepalaan
Tidak
OK
Plaster bidang diantara
kepalaan, ratakan &
padatkan
Perbaiki

Cek
Plesteran
OK Tidak
Acian dinding

SELESAI
1. Mempersiapkan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
2. Memeriksa pekerjaan lain yang harus sudah selesai sebelum pekerjaan plesteran.
3. Menyiapkan dan memasang papan spesi (dibuat dari seng lembaran dengan rangka
kayu) dibawah lokasi pelaksanaan plesteran.
4. Membuat ukuran dengan cara menarik benang sesuai ketebalan yang tercantum
pada gambar kerja.
5. Mengarahkan dan mengontrol proses pengadukan mortar plesteran.

6. Membuat Caplakan yang berfungsi sebagai pedoman kepalaan plesteran. Caplakan


terbuat dari adukan yang dibentuk bujursangkar dengan ukuran 10x10 cm yang
diatasnya diberi Seng ukuran 2x 6 cm dibentuk U dan ditancapkan kedalam adukan.
7. Membuat kepalaan horisontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas pada
elevasi langit-langit agar hubungan langit-langit dan dinding tidak beronggal,
sedangkan pada sisi bawah pada elevasi plint ( jika plint dipasang menonjol dari
dinding) atau diatas elevasi plint (apabila plint dipasang rata dengan permukaan
dinding).
8. Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1,5 m dari atas kebawah.
9. Tunggu kepalaan mengering minimal 24 jam, setelah itu dilaksanakan pekerjaan
plesteran. Dan sebelum memulai pekerjaan plesteran dinding harus dibasahi terlebih
dahulu.
Gbr. Penyiraman dinding yang akan diplester.

10. Melaksanakan dan mengontrol proses plesteran berurutan dari kepalaan yang
satu dengan lainnya, dan diratakan dengan jidar allumunium 2 m dari bawah
keatas.

11. Tunggu plesteran kering (3 s/d 4 hari), agar penyusutan merata baru dilanjutkan
dengan pekerjaan acian.
12. Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu baru
bidang yang lain dengan membentuk siku.
13. Melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan acian, dilaksanakan secara tipis dan
merata.
14. Setelah setengah kering acian digosok dengan spon/busa agar mendapatkan
bidang yang halus dan rata tetapi tidak licin.
15. Untuk pekerjaan dimana pekerjaan instalasi ME didalam ruangan belum
dikerjakan, untuk mengantisipasi adanya perbedaan antara acian lama dengan
acian baru setelah pemasangan instalasi ME maka pada lokasi yang akan
dipasang instalasi ME untuk pekerjaan acian tidak dikerjakan terlebih dahulu.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN.
Untuk mendapatkan hasil plesteran dan acian yang baik, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Untuk mengantisipasi adanya perbedaan (permukaan tidak rata) antara acian
dengan plesteran acian akibat bobokan pemasangan intalasi, maka pada
rencana lokasi pemasangan instalasi ME hanya dikerjakan pekerjaan
plesteran sedangkan pekerjaan acian belum dikerjakan. Sehingga apabila
telah dilakukan pekerjaan bobokan untuk instalasi ME, plesteran yang tersisa
(belum diaci) bisa digunakan sebagai pedoman untuk pengisi lobang bobokan.
2. Untuk mendapatkan hasil bobokan yang rapi, maka pelaksanaan pembobokan
harus menggunakan mesin bobok (Wall Casser).
3. Untuk pekerjaan plesteran dan acian yang bertemu dengan Kusen pintu /
jendela, didalam pembuatan opening harus diukur keakuratan lubang opening
sehingga toleransi bukaan adalah + 3 – 5 mm, apabila tidak maka kusen
tersebut harus dilindungi (mis. untuk kusen allumunium harus dilapis Selotip).
4. Untuk tebal plesteran 1 – 2,5 cm dapat dikerjakan sekali jadi, tetapi bila
tebalnya lebih dari 2,5 cm harus diplester bertahap setiap 2,5 cm. Dan untuk
plesteran yang tebalnya lebih dari 2,5 cm harus diberi perkuatan kawat ayam.
3. PEKERJAAN PLAFOND Lt 1,2,3&4(TYPICAL)

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Susunan struktur cara kerja pemasangan adalah :
1. Penggantung / Rangka
2. Material penutup.

Pelaksanaan pemasangan plafond dengan rangka metal adalah sebagai berikut :


PEMASANGAN RANGKA
1. Pemeriksaan pekerjaan terkait yang harus selesai sebelum pemasangan rangka.
2. sebelum pemasangan rangka plafond harus dikoordinasikan terlebih dahulu mengenai dimensi dan
letak pemasangan peralatan tersebut. Pemasangan rangka sesuai dengan masing-masing material.
3. Pemeriksaan dan koordinasi dengan pelaksana ME mengenai pelaksanaan dan testing yang harus
selesai sebelum pemasangan penutup plafond.
4. Tandai/Marking level plafond pada dinding yang berdekatan sesuai dengan gambar shop drawing
berupa sipatan datar/horisontal.
5. Pasang rangka metal yang menempel langsung pada dinding sesuai tanda/ marking tersebut.
6. Kayu rangka adalah balok yang tidak mempunyai cacat pada permukaan, sisi yang menempel pada
tripleks harus potongan yang sudah diketam rapi, lurus dan sejajar. Paku yang digunakan tidak
berkarat, lurus dan baru.
7. Lakukan pemasangan dan penarikan benang acuan yang menghubungkan tanda/marking sebagai
batas elevasi plafond saling tegak lurus sesuai dengan pola penutup plafond serta diatur agar las-
lasan/nat palfond tegak lurus dan simetris, kerataannya diukur dengan waterpass.
8. Memasang rangka utama dan penggantungnya sebagai perkuatan dan pengaku plafond sesuai
dengan jarak modul plafond, penggantung dikaitkan dengan rangka atap diatasnya harus dapat diatur
naik/turunnya, setelah diukur kerataannya posisi penggantung dan rangka utama dapat dibor secara
permanen.
9. Memasang rangka-rangka pembagi, pertemuan silang dengan sistem klos. Meratakan bagian
sambungan dengan amplas/mesin.
10. Pemeriksaan kerataan dari rangka dengan berpedoman pada penarikan benang acuan (menyilang,
diagonal, membujur) dan waterpass. Perkuatannya dan seluruh instalasi dan pekerjaan diatas langit-
langit dipastikan harus sudah selesai.

PEMASANGAN PLAFOND
1. Bahan plafond dipotong sesuai dengan modul yang diinginkan, harus mempunyai sisi potongan yang
rapi dan sejajar, tidak cacat permukaan, motif harus relatif sama (apabila tanpa pengecatan).
2. Bahan perekat adalah paku dengan ukuran yang sesuai dan dapat juga dibantu dengan lem kayu.
3. Menarik kembali benang acuan sesuai nat dan diberi paku sesuai lebar nat yang akan dibuat.
4. Pasang plafond pada posisi yang telah ditentukan oleh satu orang sedangkan satu orang lagi
melakukan pemasangan paku. Apabila modul plafond terlalu besar maka pemasangan plafond dapat
dilakukan dengan bantuan perancah/steiger.
5. Paku yang digunakan harus sesuai dengan ukuran ketebalan plafond dan rangka, sebelum dipaku
harus digepengkan terlebih dahulu dan pemasangannya harus lebih masuk dari permukaan agar dapat
ditutup dengan dempul. Jarak antara paku + 10 cm. Pemasang harus berurutan menerus dari baris
yang satu ke baris lainnya.
6. Pengecekan ulang terhadap kerataan permukaan plafond setelah penutup plafond terpasangan. Jika
terjadi ketidakrataan bidang, bagian yang tidak rata dapat ditopang dengan penyangga/steiger dan
disetel kembali bagian penggantungnya naik/turun hingga diperoleh bidang yang rata.
7. Pemasangan list plafond (cornice) pada plafond.
4. PEKERJAAN WATER PROFING Lt 1,2,3(TYPICAL)

Pada pekerjaan lantai diharapkan dihasilkan lantai yang rata sehingga hal ini
akan memudahkan pelaksanaan water proofing dan diharapkan tidak ada water
proofing yang rusak (robek) yang diakibatkan permukaan beton yang tidak rata.
Untuk daerah basah seperti kamar mandi/toilet, Janitor, dan lain-lain, pelat lantai yang
digunakan menggunakan beton konvensional.
Pekerjaan water proofing dilaksanakan setelah pekerjaan lantai struktur dan
dinding selesai dan terkait dengan beberapa item pekerjaan lainnya. Untuk itu perlu
koordinasi dengan pelaksana terkait dalam hal pelaksanaan dilapangan.

Material pokok yang dipakai adalah :


1. Water Proofing membrane (lembaran), dengan komposisi bahan, mutu, ketebalan
dan merk sesuai spesifikasi teknis (RKS).
2. Asphalt Primer (larutan perekat), dengan mutu sesuai spesifikasi atau rekomendasi
dari pabrik pembuat water proofing membrane.

Pada pekerjaan water proofing dipasang pada lantai atap dan kamar mandi. Untuk itu
pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :

A. Pekerjaan sebelum pelaksanaan water proofing.


1. Pekerjaan Struktur lantai beton, pekerjaan ini harus telah selesai dengan
permukaan yang rata dan tidak ada retak-retak.
2. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal, terutama instalasi pembuangan air hujan.
3. Screeding diatas permukaan beton untuk membentuk kemiringan
permukaan, apabila permukaan beton belum tercapai kemiringan sesuai
dengan persyaratan.
4. Pasangan dinding dan plesteran yang terkait dengan pemasangan water
proofing. Dan pada pertemuan dinding dengan lantai diberi tambahan
adukan spesi dengan kemiringan 45o selebar + 3 cm agar lapisan water
proofing tidak tertekuk patah yang menyebabkan mudah rusak/robek.
Dan di dinding pada ketinggian 30 cm dibuat coakan memanjang (tali air)
sebagai akhiran pemasangan waterproofing supaya waterpoofing tidak mengelupas.

B. Pekerjaan setelah pemasangan water proofing.


1. Pengujian (test) kebocoran.
2. Screeding setelah pemasangan water proofing (diatas water proofing).

PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Mempersiapkan material, alat dan tenaga kerja.
2. Memeriksa hasil pekerjaan lain yang harus selesai sebelum pemasangan
water proofing dan tidak boleh ada genangan air.
3. Membersihkan permukaan dari sisa-sisa adukan, kotoran dan debu dengan
menggunakan air kompressor.
4. Memasang pembatas pada area kerja agar pelaksanaan pekerjaan tidak
terganggu dan lapisan asphalt primer (larutan perekat) tidak terinjak-injak.
5. Melapisi permukaan dengan asphalt primer (larutan perekat) secara merata
sampai dinding setinggi perencannan. Dan lapisan tersebut didiamkan selama
lebih kurang 4 (empat) jam atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
6. Memasang lapisan lembaran water proofing bagian demi bagian dengan
memanaskan sisi bawahnya terlebih dahulu, dengan overlapping sambungan
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
7. Pemasangan dilakukan pada seluruh permukaan yang tercantum pada
gambar kerja sampai dinding tepi setinggi 30 cm (dan pengakhirannya masuk
kedalam tali air.
8. Menekan dengan roll seberat + 80 kg hingga merata dan melekat dengan
baik.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


Untuk mendapatkan hasil water proofing yang baik, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :
1. Sebelum pelapisan primer harus kering dan bersih sehingga water proofing
bisa menempel dengan baik.
2. Permukaan lantai yang akan dilapis water proofing harus benar-benar
bersih dan rata, untuk menghindari lembaran water proofing sobek ketika
dilakukan perataan dan penekanan dengan roller.
3. Pada instalasi pipa saluran pembuangan lantai (Roof drain), water proofing
harus dimasukkan sampai kedalam saluran. Hal ini untuk mencegah adanya
kebocoran melalui celah antara pipa dengan beton lantai.
5. PEKERJAAN KERAMIK KAMAR MANDI Lt 1,2,3 (TYPICAL)
Material finishing untuk pelapis dinding menggunakan :
1. Keramik. (kamar mandi & Dinding luar)

2. Cat .

PELAKSANAAN PEMASANGAN DINDING KERAMIK


Pripsip pekerjaan pelapisan dinding antara keramik dan batu klinker relatif sama yaitu
menempelkan material batu ke dinding batako dengan perekat berupa
adukan/mortar.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pemasangan, harus dilakukan pekerjaan persiapan
dan pemilihan bahan yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Keramik harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan sesuai dengan
standar pabrik, tidak retak/cacat permukaan. Sisi yang berpotongan rapi dan 900 .
Jenis, ukuran dan ketebalan yang seragam.
2. Bahan adukan adalah spesi ready mix ataupun adukan di site dengan bahan pasir
dan PC sesuai peraturan. Pasir adalah butiran yang keras, tajam dengan ukuran
butiran max 3 mm, bersih dari kotoran dan lumpur (max 5%). PC adalah PC tipe 1,
kantong/zak tidak rusak, kering tidak menggumpal.
3. Air adalah bersih/jernih tidak menggandung bahan-bahan kimia/garam.
4. Adukan dicampur sesuai spesifikasi yang dibutuhkan, homogen dan kental (tidak
terlalu encer/cair).
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Melakukan pengecekan dinding batako apakah sudah cukup untuk dibebani oleh
beban pasangan keramik.
2. Membuat acuan dengan benang sesuai dengan ketebalan pasangan keramik, nat-
nat vertikal dan horisontal.
3. Keramik dipilih dan direndam dalam air terlebih dahulu.
4. Bagian dinding yang akan dipasang keramik agar dibasahi terlebih dahulu sebelum
diberi mortar.
5. Sebelum dipasang keramik permukaan mortar sebaiknya ditaburi semen kering
agar lebih melekat kuat.
6. Arah pemasangan adalah dari lapisan paling bawah kemudian menerus kearah
horisontal dan ke atas. Pemasangan perlu diarahkan dan dikontrol agar nat-nat
horisontal dan vertikal terlihat sama dan sesuai dengan keinginan.
7. Tempelkan keramik dengan memberi mortar pada bagian belakang secukupnya.
8. Memukulkan palu karet pada keramik sehingga mortar tersebar merata dan posisi
keramik berada posisi yang benar, ketebalan, rata baik arah horisontal maupun
vertikal.
9. Setelah pemasangan cukup luas dan kering (3 – 4 hari) nat ditutup dengan bahan
grouting dengan warna dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
6. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI Lt 1,2,3 (TYPICAL)
PELAKSANAAN PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
1. Bahan dipilih dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, baik untuk mortar maupun
bahan keramik.
2. Penggunaan alat sesuai dengan kondisi lapangan, cetok, raskam; benang ukur, meteran, theodolit,
dan waterpass.
3. Mengukur elevasi/kondisi permukaan seluruh lantai, kemudian menetapkan elevasi akhir pekerjaan
keramik.
4. Pembersihan lantai yang akan pasang keramik.
5. Mengontrol proses produksi adukan/mortar.
6. Sebelum discreed permukaan lantai dibuat kasar dan dibasahi dengan air bersih. Keramik direndam
dalam air selama 1 jam sebelum pemasangan.
7. Pembuatan acuan elevasi sesuai gambar kerja, untuk kerataannya dan penempatan nat-nat dibantu
dengan pemasangan benang ukur. Titik mulai pekerjaan dan penempatan motif keramik diukur dengan
tepat. Mengukur dengan meletakan keramik tanpa pasangan untuk memastikan posisi nat dan
las/potongan akhir keramik.
8. Untuk menghindari susut,tebal mortar + keramik max 2,5 cm dari lantai beton. Sebagai kepalaan
dipasang keramik+mortar saling kegak lurus sekeliling ruangan.

9. Setelah kepalaan benar dan cukup kering, pemasangan keramik dimulai dengan mengatur arah
pemasangan keramik sedemikian rupa sehingga keramik yang baru terpasang tidak terganggu
posisinya sebelum benar-benar cukup kering. Setiap pemasangan 3 baris keramik
melintang/memanjang dikontrol kerataan dengan jidar dan waterpass.
10. Setelah pemasangan satu ruangan/cukup luas, waktu curing adalah 5 – 7 hari sebelum dilakukan
pengisian nat-nat.
11. Celah/nat dibersihkan, disiram air, celah keramik diisi nat sampai penuh/tertutup sempurna.
12. Penyelesaian nat dilakukan dengan pembersihan segera dengan kain majun atau busa dengan
cairan pembersih.
7. PEKERJAAN KUSEN Lt 1,2,3 (TYPICAL)
8. PEKERJAAN PENGECATAN Lt 1,2,3 (TYPICAL)

9. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


Pembersihan akhir lapangan dilakukan diakhir pelaksanaan proyek,pada pekerjaan ini
termasuk dilakukan pembersihan sampah-sampah bekas pelaksanaan konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai