Anda di halaman 1dari 9

JurnalSpektran Vol.3, No.

1, Januari 2015

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK


PEMBANGUNAN CIPUTRA WORLD JAKARTA
I Wayan Wiyasa1, I G. A. Adnyana Putera2, danMayun Nadiasa2

Abstrak:Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia.
Pada tahun 2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari, sedangkan
tahun 2010 terdapat 98.711 kasus kecelakaan kerja, tahun 2009 terdapat 96.314 kasus, tahun 2008
terdapat 94.736 kasus, dan tahun 2007 terdapat 83.714 kasus. Untuk itu perlu diketahui risoko-risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) apa saja yang dihadapi oleh pelaku konstruksi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, dengan cara melakukan survey
untuk mengetahui risiko-risiko mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada waktu
pelaksanaan proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta.
Dari penelitian ini teridentifikasi 78 risiko tinggi (high risk), terbanyak pada item pekerjaan
Pengoprasian Tower Crane, pemasangan besi kolom,balok dan dinding sebanyak 5 risiko dan 2 risiko
diantaranya tergolong sangat tinggi (extreem risk), terdapat pada item pekerjaan Pengecoran kolom dan
item pekerjaan Acian dinding luar sebanyak 1 risiko.
Untuk mengurangi risiko pada pelaksanaan konstruksi perlu dilaksanakan pelatihan yang
berkaitan dengan risiko K3 kepada setiap tenaga kerja, memberlakukan sistem shift dan memberikan
hari libur kepada pekerja secara bergantian, melakukan pengecekan kesehatan, mengendalikan
lingkungan kerja yang berbahaya dan memiliki risiko tinggi.

Kata Kunci :Manajemen Risiko,Manajemen Risiko K3, Ciputra Worl, AS/NZS 4360

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY RISK MANAGEMENT FOR CIPUTRA WORLD


JAKARTA BUILDING PROJECT

Abstract :Generally, in Indonesia the subject of Occupational Health and Safety is often
forgotten. This is proven with the high number of work accidents in Indonesia. In 2011, there were
99.491 incidents or on average 414 work accidents cases per day. In 2010 there were 98.711 work
accidents, 96.314 cases in 2009, 94.736 cases in 2008 and 83.714 cases in 2007.
This reserch is intended to asses the possible major risk of Occupational Health and Safety for
The Ciputra World Jakarta building Project, and offer solutions to deal with any unexpected risk.
This research was conducted with a descriptive and qualitative method. Survey was carried out
to get opinions from respondents on Occupational Health & Safety risks during the construction of the
Ciputra World Jakarta.
There are Seventy eight (78) high risks were identified with the most being Tower Crane
operation job, installation of steel column, beam, and wall with 5 risks. The 2 extreme risks were found
in column casting and screeding exterior wall with 1 risk.
Suggestion given is to organise training relation to Occupational Health and Safety risk to every
employee, introduve shift system, allocate alternate day off to employees, provide health/medical check
up, and eliminate high risk and dengerous work environment.

Key Words : Risk Management,Occupational Health and Safety, Ciputra World,AS/NZS 4360

1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana


2 Staf Pengajar Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

1
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum masalah Keselamatan dan peralatan dan material,tahap persiapan, tahap
Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia masih pekerjaan struktur , tahap pekerjaan arsitektur
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan dan tahap pekerjaan plumbing, mekanikal dan
masih tingginya angka kecelakaan kerja di elektrikal.
Indonesia. Pada tahun 2011 terdapat 99.491 Setiap risiko pada tahapan pekerjaan
kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja tersebut harus dinilai untuk mendapatkan
per hari, sedangkan tahun 2010 terdapat penanganan/pengendalian risiko secara
98.711 kasus kecelakaan kerja, tahun 2009 proposional dengan mempertimbangkan faktor
terdapat 96.314 kasus, tahun 2008 terdapat biaya dan efektifitas. Untuk itu diperlukan
94.736 kasus, dan tahun 2007 terdapat 83.714 manajemen risiko K3 yang bersifat
kasus. Direktur Pelayanan PT Jamsostek pencegahan terhadap terjadinya kerugian
Djoko Sungkono mengungkapkan hal ini dalam pelaksanaannya.
berdasarkan meningkatnya jumlah klaim
kecelakaan kerja yakni Rp504 miliar pada Rumusan Masalah
tahun 2011, dari Rp401,2 miliar pada tahun Risiko-risiko Keselamatan dan
2010. Sementara pada tahun 2009 sebesar Kesehatan Kerja (K3) apa saja yang
Rp328,5 miliar, tahun 2008 sebesar Rp297,9 teridentifikasi, yang termasuk katagori
miliar, dan tahun 2007 hanya Rp219,7 miliar dominan(major risk), dan bagaimana tidakan
(Tri,2012). pengendalian terhadap risiko yang tidak
Masih segar dalam ingatan kita diharapkan (unexpected risk) pada
kecelakaan kerja yang terjadi baru-baru ini pelaksanaan konstruksi proyek pembangunan
yaitu runtuhnya sandaran proyek Parkir Bawah Ciputra World Jakarta?
Tanah di Pasar Badung yang menyebabkan 2
pekerja meninggal dan 1 luka berat Tujuan Penelitian
(Hasanudin,2012), patahnya Crane pada Mengetahui risiko Keselamatan dan Kesehatan
proyek pembangunan Apartemen Grand Lake Kerja (K3) yang dapat terjadi pada kegiatan
View di Tangerang Selatan yang menyebabkan proyek, mengetahui risiko dominan (major
3 pekerja meninggal dan 1 luka berat risk) dan tindakan pengendalian terhadap
(kompas.com, minggu 13 Januari 2013), risiko yang tidak diharapkan (unexpected risk)
runtuhnya bibir galian basement pada pada pembangunan Ciputra World Jakarta
pembangunan hotel bintang 5 di Gedong
Tengen, Yogyakarta yang menyebabkan 4 TINJAUAN PUSTAKA
pekerja meninggal tertimpa besi cor yang Proyek Konstruksi
berada di bibir galian (Assifa, 2013). Proyek konstruksi adalah suatu upaya
Empat faktor utama yang menyebabkan untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi bangunan atau infrastruktur.
adalah faktor manusia (people), faktor Berdasarkan pengertian tersebut dapat
peralatan (equipment), faktor bahan (material) didefinisikan karakteristik utama proyek
dan faktor lingkungan konstruksi adalah sebagai berikut :
(environment)(Soehatman, 2010). Keempat 1. Memiliki satu sasaran yang jelas dan
faktor ini saling berkaitan dan tidak dapat telah ditentukan yang menghasilkan
dipisahkan untuk menghasilkan jasa. lingkup (scope) tertentu berupa produk
Proyek Pembangunan Ciputra World akhir.
Jakarta, merupakan proyek yang sangat 2. Bersifatsementaradengantitikawaldanakhi
kompleks, membutuhkan banyak peralatan r yang jelas (sekuen).
dengan teknologi tinggi, jumlah pekerja yang 3. Didalamnyaterdapatsuatutim yang
sangat besar sekitar 1.553 orang/hari, dalam memilikibanyakdisiplinilmusertaterdiriata
pelaksanaannya akan terjadi interaksi antara sbanyakdepartemen.
empat faktor utama yaitu manusia (people), 4. Mengerjakansesuatu yang
peralatahan (equipment), bahan (materials) dan belumpernahdikerjakansebelumnya
lingkungan (environment) yang berpotensi (sekalilewat) ataumemilikisifat yang
terhadap risiko kecelakaan kerja. berubah/non-rutin (unik).
Kecelakaan kerja bisa terjadi pada 5. Jenisdanintensitaskegiatancepatberubahd
setiap tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan alamkurunwaktu yang relatifpendek.
pembangunan, mulai dari tahap penyimpanan

2
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

6. Terdapatjangkawaktu, biaya, Dapat dijelaskan bahwa untuk setiap 1


danpersyaratanperformanceataumutu (satu) kecelakan yang menyebabkan luka
yang pasti. gawat atau kematian, akan terjadi :
7. Memilikirisiko yang tinggi.
 Sepuluh (10) kecelakaan dengan luka
Kecelakaan Kerja ringan
Ada beberapa teori yang dapat  Tiga puluh (30) kerusakan benda atau
menjelaskan penyebab suatu kecelakaan kerja : material
 Enam ratus (600) insiden yang tidak
1. The Accident-Proness Theory menimbulkan luka atau kerusakan,
Dalam teori ini faktor individu pekerja ataupun kerugian (near miss) atau
sebagai menjadi penyebab kecelakaan kerja. di kejadian hampir celaka.
asumsikan bahwa beberapa individu yang
berada pada kondisi dan lingkungan yang
sama, mempunyai kecenderungan celaka
melebihi daripada individu lainnya (Hinze,
1997). 1 Luka
Gawat/
2. The Chain of Events Theory Tewas
Dalam teori ini menjelaskan kecelakaan
kerja dapat terjadi dari hasil suatu kegitan 10 Luka
berantai. Urutan kejadian kecelakaan dapat Ringan
digambarkan seperti rantai kejadian (chain of
events). Setiap mata rantai adalah penyebab 30 Kerusakan
kejadian kecelakaan kerja, maka mata rantai Benda/Material
itu adalah berpotensi untuk dilakukan
pencegahan kecelakaan kerja (Hinze, 1997) 600
Insidentanpaluka/kerusakan/kerugia
3. The Domino Theory
n (near miss)
Heinrich menggabarkan suatu model
penyebab kecelakaan kerja, dimana suatu Gambar 1 Pembagian SegitigaAccident
kejadian dapat digambarkan menjadi salah satu RatioFrank.E Bird
dari 5 (lima) faktor kecelakaan kerja. Faktor- Sumber: Lembaga K3 Indonesia danDewan K3
faktor yang terlibat serupa dengan robohnya Nasional, 2000
kartu domino, ketika yang satu dirobohkan
maka kartu lainnya akan roboh juga. Heinrich Kerugian Akibat Kecelakaan
memiliki 5 kartu domino didalam modelnya A. Kerugian Langsung
yaitu : kondisi kerja tidak aman (unsafe Kerugian langsung (direct cost),
condition), kelalaian manusia, tindakan tidak merupakan kerugian akibat kecelakaan yang
aman (unsafe action), kecelakaan kerja, langsung membawa dampak dan dirasakan
cedera.(Soehatman, 2010) organisasi adalah sebagai berikut :
1. Biaya Pengobatancedera ringan, berat,
4. The Distraction Theory cacat atau menyebabkan kematian, sehingga
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus mengeluarkan biaya
keselamatan bersifat situasional. Karena pengobatan sesuai ketentuan yang berlaku.
pengacauan (distraction) mental sangat 2. Kerusakan sarana kerja, seperti, kebakaran,
bervariasi, maka respon terhadapnya harus dan kerusakan yang berdampak pada
dibedakan untuk menghasilkan pencapaian pengeluaran biaya perbaikan.
yang aman. Teori ini dikembangkan untuk
diterapkan pada situasi dimana terdapat dua
B. Kerugian Tak Langsung
faktor yaitu: potensi bahaya (hazards) atau
Adalah kerugian tidak langsung
distraksi pengacauan mental yang sudah
yangmembawa dampak dan dirasakan oleh
dikenali dan tugas kerja / pekerja yang sudah
organisasi:
dirumuskan dengan baik (Soehatman, 2010)
1. Kerugian jam Kerja
Kegiatan akan terhenti sementara apabila
5. Teori Accident Ratiooleh Frank.E Bird.
terjadi kecelakaan, untuk membantu korban
yang cedera. Kerugian jam kerja yang hilang

3
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

akibat kecelakaan jumlahnya dapat uncertainty dari apa yang akan dihadapi.
mempengaruhi produktivitas. (Chapman dkk, 2003).
2. Kerugian progress kerja Formula umum yang digunakan untuk
Kerugian terhadap proses pelaksanaan melakukan perhitungan nilai risiko adalah :
pekerjaan yang diakibatkan oleh cedera pada Risk = Consequences x Likelihood
pekerja. Sehingga perusahaan kehilangan
waktu pelaksanaan akibattidak bisa bekerja Manajemen Risiko
sementara waktu Proses menejemen risiko dalam
3. Kerugian Sosial AS/NZS 4360:2004 mencakup, komunikasi
Kecelakaan berdampak sosial baik dan konsultasi, menetapkan tujuan dan
terhadap keluarga korban maupun lingkungan konteks, penilaian risiko, penanganan risiko,
sosial sekitarnya, yang berakibat keluarga pemantauan dan tinjauan. Tahapan tersebut
korban kehilangan penghasilan, digambarkan pada diagram dibawah ini.
terlantar.Kepercayaan Masyarakat
Kecelakaan menimbulkan kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan
berkurang/hilang, lebih-lebih jika berdampak
luas.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )


Secara keilmuan pengertian K3 adalah
suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
memiliki landasan hukum yang patut dipatuhi
oleh semua pihak, baik pekerja, pengusaha
atau pihak lain yang terkait.
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Gambar 2 ManajemenRisiko
keselamatan kerja. (Sumber : AS/NZS 4360 : 2004)
2. Pasal 23,Undang-undang No. 18/1999
tentang jasa konstruksi. A. Menentukan Konteks dan Tujuan
3. Pasal 86,Undang-undang No. 13 Tahun (Establish Goals and Context )
2003 tentang ketenaga kerjaan dan Pasal 87 Tahap identifikasi hubungan antara
yang mewajibkan setiap organisasi organisasi/perusahaan dan lingkungan
melaksanakan Sistem Manajemen K3 . disekitarnya sesuai visi dan misi,
4. Permen PU No.09/PRT/M/2008 tentang mengidentifikasi kelebihan, kekurangan,
Pedoman Sistem Manajemen Keselamtaan kesempatan dan kendala yang ada.
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum B. Penilaian Risiko
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Penilaian risiko yaitu proses identifikasi
No.50 tahun 2012 tentang Sistem dan analisa area-area dan proses-proses teknis
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan yang memiliki risko untuk meningkatkan
Kerja (SMK3) kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya,
kinerja/performance dan waktu penyelesaian
Bahaya ( Hazard ) dan Risiko ( Risk )
kegiatan.
A. Bahaya ( Hazard )
a. Identifikasirisiko ( Identify risk)
Bahaya diartikan sebagai potensi dari
Adalah proses peninjauan area-area dan
rangkaian sebuah kejadian yang menimbulkan
proses-proses teknis yang memiliki risiko
kerusakan atau kerugian pada manusia,
potensial yang akan dikelola.
properti, lingkungan atau kombinasi dari
b. Analisarisiko ( Analyse risk)
ketiganya (Bird, 1989)
Adalahn proses menilai risiko yang
telah teridentifikasi menggunakan matrix
B. Risiko ( Risk )
risiko untuk menentukan besarnya risiko.
Risiko atau risk didefinisikan sebagai
(risk = likelihood x consequences)
peluang terjadinya kejadian yang merugikan,
c. Evaluasirisiko ( Evaluate the risk)
yang diakibatkan adanya tidak kepastian atau

4
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

Adalah proses penilaian risiko untuk Evaluasi Risiko


menentukan apakah risiko yang terjadi dapat Suatu risiko akan memberikan makna
diterima atau tidak dapat diterima. yang jelas bagi stakeholders jika diketahui
apakah risiko tersebut signifikan bagi
C. Pengendalian risiko ( Treats the risk) kelangsungan bisnis. Sehingga diperlukan
Pengendalian risiko meliputi tindak lanjut dari penilaian risiko untuk
identifikasi alternatifpengendalian risiko, menentukan apakah risiko tersebut dapat
dengan cara menghindari risiko, mengurangi diterima atau tidak dan menentukan prioritas
frekuensi terjadinya risiko, mengurangi pengendalian risiko.
konsekuensi dari terjadinya risiko, mentransfer
risiko secara penuh atau sebagian kepada pihak Pengendalian Risiko
lain yang lebih berkompeten menangani risiko Pengendalian adalah proses,
tersebut dan mempertahankan risiko. pengaturan, alat, pelaksanaan atau tindakan
yang berfungsi untuk meminimalisasi efek
D. Pemantauan dan Telaah Ulang negatif atau meningkatkan peluang positif
(Monitor and Review) (AS/NZS 4360:2004).
Adalah proses evaluasi yang sistematis Proses pengendalianrisiko yang
dari hasil kerja proses penanganan risiko yang terjadimenurut AS/NZS 4360 : 2004
telah dilakukan dan sebagai dasar dalam adalahsebagaiberikut :
penyusunan strategi penanganan risiko yang 1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi
lebih baik di kemudian hari. risko dapat ditentukan apakah suatu risiko
dapat diterima atau tidak. Pengendalian
Identifikasi Risiko lebih lanjut tidak dilakukan jika risiko
Adalah upaya sistimatis untuk dapat diterima (Generally Acceptable)
mengetahui adanya risiko dalam aktivitas 2. Dalam peringkat risiko, dikategorikan
organisasi. sebagai risiko yang dapat di toleransi
(Tollerable) maka risiko dapat
Analisa Risiko dikendalikan menggunakan konsep
Mengunakan analisa kualitatif untuk ALARP. Jika risiko berada di atas batas
memberikan gambaran tentang tingkat risiko, yang dapat diterima toleransi(Generally
dengan menggunakan skala deskriptif untuk Unacceptable) maka perlu dilakukan
menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang pengendalian lebih lanjut.Pengendalian
akan diidentifikasi. risiko dapat dilakukan dengan beberapa
Hasilnya dapat dilihat pada matrik alternatif yaitu :
risiko yang menggambarkan tingkat dari a. Hindari risiko ( avoid risk )
kemungkinan (likelihood) dan keparahan b. Pengurangan Probabilitas (reduce
(consequence) suatu kejadian yang dinyatakan probability)
dalam bentuk risiko rendah, risiko sedang dan c. Pengurangan Konsekuensi (reduce
risiko tinggi. consequence)
d. Transfer risiko ( risk transfer )

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, dengan cara melakukan
survey yang bertujuan untuk mendapatkan
opini dari responden mengenai risiko-risiko
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada
waktu pelaksanaan proyek Pembangunan
Ciputra World Jakarta.

Waktu dan Lokasi Penelitian


Gambar 3.Matrik risiko menurut standar Lokasi penelitian adalah pada Site
AS/NZS 4360:2004 Proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta.
(Sumber :Manajemen Risko dalam Prespektif Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui
K3 : Soehatman. R) risiko-risiko yang terjadi pada pelaksanaan
pekerjaan dari tahap persiapan sampai dengan
tahap finishing.

5
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

Koefisin korelasi product moment


Jenis dan Sumber Data dianggap valid jika lebih besar dari 0,3
Data yang digunakanadalah data primer (Soegiyono,1999). Jika r hitung > r tabel maka
melaluiwawancara (interview), valid.
penyebarankuisionerdan data B. Uji Realibilitas
sekunderdiperolehdari data-data lapangan yang Uji relialibilitas berguna untuk
berkaitandenganadministrasiproyek. menetapkan apakah instrumen dalam hal ini
kuisioner dapat digunakan lebih dari satu,
Teknik Pengambilan Sampel paling tidak oleh responden yang sama akan
Teknikpengambilansampelpadapeneliti menghasilkan data yang konsisten dengan
aniniadalahnon probability menggunakan rumus Spearmen Brown.
samplingdenganpurposivesampling. 2.rb
Pemilihan responden sample dalam r 11 ………………….(2)
1 + rb
penelitian ini diambil 20 orang dari personil
dalam berbagai tingkatan wewenang yang r11 = nilai reabilitas
mempunyai tanggung jawab dalam rb = nilai koefisien korelasi
pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah
( K3 ), pada Proyek Pembangunan Ciputra diatas 0,7 (cukup baik), diatas 0,8
World Jakarta yaitu: Project Manager(1 (baik)(Soegiyono,1999).
orang), Safety Manager (1 orang), Chief Safety
Officer (4 orang), Safety Supervisor (9 orang), Kerangka Penelitian
Pelaksana (5 orang).
Penetuan Skala Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap tingkat
penilaian responden, dengan menggunakan
skala likert, berupa skala ordinal yang
menunjukan tingkat/rangking dari responden
terhadap risiko yang teridentifikasi. Skala
penilaian terhadap kemungkinan timbulnya
peristiwa risiko teridentifikasi terhadap
terjadinya masalah K3 pada pelaksanaan
proyek digunakan skala likelihood (frekuensi).
Sedangkan skala penilaian terhadap besarnya
konsekuensi suatu kejadian terhadap terjadinya
permasalahan K3 pada pelaksanaan proyek
digunakan skala konsekuensi (consequences) Gambar 4. Kerangka Penelitian
Dari skor yang diberikan responden
pada setiap identifikasi risiko dapat ditentukan HASIL DAN PEMBAHASAN
modus data itu sebagai representasi pendapat Pengumpulan Data
responden terhadap risiko yang telah Data yang diperoleh dari kuisioner ini
teridentifikasi. bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dari
Instrumen Penelitian tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan dan
A. Uji Validitas Konstruk (Construct berpotensi terhadap timbulnya kecelakaan
Validity). kerja dalam pelaksanaannya.
Validitas konstruk adalah validitas yang
berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur Uji Validitas
dalam mengukur pengertian suatu konsep yang Uji Validitas / kesahihan dilakukan
diukurnya. terhadap frekuensi (likelihood) dan
konsekuensi (consequences) dari masing-
n (∑ XY) – (∑X) (∑Y)
masing risiko yang teridentifikasi.
r = √[n(∑X²) – (∑X)²] [n(∑Y²) – (∑Y)²] r = 0,5595 > r tabel =0,4680
…………………………………( 1) Nilai koefisien validitas (r) terhadap frekuensi
Di mana : (likelihood) dan konsekuensi
n = Jumlah responden (consequences)yang dihasilkan adalah > r
X = Skor variabel (jawaban responden) tabel, sehingga untuk kedua uji validitas,
Y = Skor total variabel untuk responden n kuesioner dinyatakan valid.

6
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner dilakukan 1% 18%
menggunakan rumus Spearmen Brown. 30%
dimana suatu variabel dinyatakan reliabel jika
memberikan nilai koefisien reliabilitas r11>
0,70 (cukup baik), atau koefisien reliabilitas
r11>0,8 (baik).
Nilai koefisien reliabilitas terhadap 52%
frekuensi (likelihood) yang dihasilkan adalah RENDAH SEDANG TINGGI EKSTRIM
0,9951,untuk konsekuensi (consequences) nilai
koefisien reliabilitas yang dihasilkan adalah Gambar 7. Prosentase Peringkat Risiko pada
0,9944,sehingga untuk kedua uji reliabilitas, tahap pelaksanaan.
kuesioner dinyatakan reliable.
Pengendalian Risiko
Penilaian Risiko Risiko dominan (major risk) yaitu
Identifikasi Risiko risiko dengan tingkat katagori tinggi (high
Secara keseluruhan pada tahapan risk) pada tahap pelaksanaan struktur sebanyak
pelaksanaan pekerjaan, total risiko yang 78 risiko (29%) dan risiko dengan tingkat
teridentifikasi dari tahapan tahapan tersebut katagori sangat tinggi (extreme risk) sebanyak
adalah 262 risiko. 2 risiko (1%).

13% 3%
21%
31% 21%
20%

24%
44%
24% PENYIMPANAN ALAT & MATERIAL
PERSIAPAN
STRUKTUR
People Equipment Material Environment ARSITEKTUR
PLUMBING & ME

Gambar 8. Prosentase risiko dominan pada


Gambar5.Prosentasejumlahrisikopadase tahap pelaksanaan.
tiaptahapanpekerjaan.
13% 7% 33%
41% PEOPLE
15%
EQUIPMENT
23%
MATERIAL

6% 20%

42% Gambar 9. Prosentase risiko dominan pada


Penyimpanan Bahan dan Peralatan
Persiapan
tahap pelaksanaan berdasarkan sumber risiko.
Struktur
Aritektur
Plumbing dan ME
3% 6% 6% 4%
Gambar 6. Prosentase jumlah risiko 15%
berdasarkan sumber risiko
6%
Evaluasi Risiko 41%
Evaluasi risiko dilakukan untuk
19%
menentukan apakah risiko-risiko Kesehatan TERBAKAR TERSENGAT LISTRIK
dan Keselamatan Kerja (K3) yang terjadi dapat TERJATUH KEJATUHAN
TERTABRAK TERKENA BENDA TAJAM
diterima atau tidak yang merujuk pada batas TERKENA BENDA TUMPUL LAIN-LAIN
risiko yang dapat diterima yaitu As Low As
Reasonably Practicable (ALARP)

7
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

Gambar 10. Prosentase risiko dominan pada a. Pengurangan probabilitas (likelihood)


tahap pelaksanaan berdasarkan sumber risiko.  Pendekatan Teknis (engineering
Metode pengendalian risiko dipilih control), dengan cara perbaikan
berdasarkan besarnya pengurangan risiko yang pada disain alat/ pemasangan alat
terjadi dan besarnya tambahan keuntungan pengaman seperti pengaku dengan
atau kesempatan yang ada, dan memiliki sistim jepit/roll TC ke gedung
keseimbangan antara biaya, waktu dan pada ketinggian tertentu,
keuntungan pelaksanaan. memasang tali kendali pada semua
oprasi pengangkatan.
SIMPULAN DAN SARAN  Pendekatan Administrasi, dengan
Simpulan cara mengatur jadwal kerja, waktu
Dari hasil penelitian dan pembahasan istirahat/libur yang cukup,
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan membuat cara kerja/prosedur kerja
sebagai berikut : (SOP) yang lebih aman.
1. Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja b. Pendekatan Manusia (human control),
(K3) yang teridentifikasi berdasarkan dengan cara memberikan pelatihan
jenis risiko pada tahap pelaksanaan, kepada pekerja, melakukan safety talk
terbagi berdasarkan 5 tahapan pekerjaan setiap pagi.
yaitu, pada tahap pekerjaan penyimpanan c. Pengurangan konsekuensi
bahan dan peralatan teridentifikasi 19 (consequences)
risiko (7%), tahap pekerjaan persiapan  Tanggap darurat, dengan cara
teridentifikasi 38 risiko (15%), tahap menyusun rencana tanggap darurat
pekerjaan struktur teridentifikasi 110 untuk menanggapi keadaan darurat
risiko (42%), tahap pekerjaan arsitektur yang menungkin terjadi di proyek.
teridentifikasi 61 risiko (23%) dan tahap  Penyediaan APD, dengan cara
pekerjaan plumbing dan ME 34 risiko memberikan pengetahuan kepada
(13%). Berdasarkan sumber risiko pekerja pentingnya APD dan
teridentifikasi faktor manusia (people) menggunakan APD dengan benar.
sebesar 82 risiko (31%), faktor peralatan
(equipment) sebesar 62 risiko (24%), Saran
faktor lingkungan kerja (environment) Pada prinsipnya kecelakaan bisa kita
sebesar 56 risiko (21%) dan faktor bahan cegah, dengan melakukan tindakan preventif
(material) sebesar 62 risiko (24%) . dan berpedoman pada prinsip zero accident.
2. Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Mematuhi segala peraturan, perundangan dan
(K3) yang termasuk katagori dominan kebijakan yang menyangkut K3.Dengan
(major risk ) terdapat: mengacu kesimpulan diatas maka saran-saran
a. Teridentifikasi 78 risiko tinggi (high yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut
risk), terbanyak pada item pekerjaan :
Pengoprasian TC sebanyak 5 risiko 1. Melakukan pelatihan yang berkaitan
dengan jenis risiko : 3 risiko terjatuh, 1 dengan risiko K3 kepada setiap tenaga
risiko kejatuhan, 1 risiko tersengat listrik kerja.
dan sumber risko : 3 risiko lingkungan 2. Memberlakukan sistim shift dan
(environment). memberikan hari libur kepada pekerja
b. Teridentifikasi 2 risiko sangat tinggi secara bergantian.
(extreem risk), terdapat pada item 3. Mengendalikan lingkungan kerja yang
pekerjaan Pengecoran kolom dengan berbahaya dan memiliki risiko tinggi dan
bucket dengan jenis risiko : 1 risiko terhadap peluang terjadinya risiko K3.
kejatuhan dan sumber risiko : 1 risiko 4. Melakukan penelitian lanjutan untuk
manusia (people) dan item pekerjaan mengetahui biaya pengendalian dan
Acian dinding luar dengan jenis risiko : 1 keuntungan yang didapatkan pada risiko
risiko terjatuh dan sumber risiko : 1 risiko yang termasuk katagori ALARP
lingkungan (environment).
3. Pengendalian risiko pada tahap DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan dilakukan pada 80 risiko Anonim, 2012. Prinsip dasar Manajemen
dengan katagori dominan (major risk), Risiko (Risk Management), [cited
dari keseluruhan tindakan mitigasi ada 2012 Mar 26] Available from :
beberapa tindakan perioritas yang URL:http//www.staff.ui.ac.id
dilakukan adalah sebagai berikut :

8
JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

Mangkunegara. 2002. Keselamatan Kerja,


AS/NZS 4360 (2004), 3rd Edition, The Bandung, Pustaka Setia Bandung.
Australian And New Zealand
Standard on Risk Management, Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun
Broadleaf Capital International Pty Proposal Penelitian, Bandung,
Ltd, NSW Australia. Alfabeta.

Assifa. 2013. Tower Crane Maut,[cited 2013 Soehatman, R. 2010. Sistem Manajemen
Jan 13]. Available from:URL: Keselamatan dan Kesehatan Kerja
http://megapolitan.kompas.com/read/2 OHSAS 18001., Jakarta, Dian Rakyat.
013/01/13/2120186/Polisi.Selidiki.Ka
sus.Tower.Crane.Maut Soehatman, R. 2011. Manajemen Risiko dalam
Perspektif K3 OHS Risk
Chapman, C.andWard., S., 2004. Project Risk Management, Jakarta, Dian Rakyat.
Management., John Willey & Sons
Ltd, West Sussex Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
konseptual sampai operasional,
Departemen Tenaga Kerja. 1999. Himpunan Yogyakarta, Erlangga
Peraturan Undang-Undang
Keselamatan Kerja.[cited 2012 Feb Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
11].Available from:URL: Kualitatif dan R&D, Bandung,
http://www.wikipedia.com Alfabeta

Ervianto, W.I. 2004. Teori-Aplikasi Stranks, J.,W., 2003. Handbook of Health and
Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Safety Practice., Pearson Education
Yogyakarta., Yogyakarta Ltd, London

Endroyo, B. 2006. Peranan Manajemen K3 Silalahi, B.dan Silalahi, R, 1991. Manajemen


Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Vol Jakarta. PT Binaan Pustaka Presindo.
III No.1
Tri. 2012. Angka Kecelakaan Kerja Lima
Flanagan, R.AndNorman., 1993. Risk tahun terakhir cenderung naik, [cited
Management and Construction., 2012 Jun 1]. Available from : URL :
Blackwell Scince, London http://www.poskotanews.com/2012/0
6/01/angka-kecelakaan-kerja-lima-
Bird, F,E. 1989. Management Guide to Loss tahun-terahir-cendrung-naik
Control, Institute Publishing
Loganville, Georgia Wicaksono, I.K. dan Singgih, M.L. 2011.
Manajemen Risiko K3 (Keselamatan
Godfrey, P. 1996. A Guide to the Systematic dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek
Management of Risk from Pembangunan Apartemen Puncak
Construction., London, CIRIA. Permai Surabaya. Prosiding Seminar
Nasional Manajemen Teknologi XIII,
Hasanudin,M. 2012. Parkir bawah Tanah Surabaya 5 Pebruari.
Ambruk, [cited 2012 Jul 7]. Available
from:URL:
http://regional.kompas.com/read/2012
/07/07/1613236/Proyek.Parkir.Bawah
.Tanah.Pasar.Badung.Longsor1Tewas

Hinze, W. And Jimmie., 1997. Construction


Safety., Prentince

Juliansyah, N. 2011. Metodologi Penelitian.,


Jakarta, Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai