Anda di halaman 1dari 8

CONTOH KASUS : KESETRUM, DUA PEKERJA BANGUNAN B ANGUNAN TEWAS

Purwokerto, CyberNews. Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata
di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi sekitar pukul
08.05.
Kedua korban adalah Tasiran alias Ilud (25) warga Desa Karangnanas, Kecamatan Sokraja, dan Suwarno (30) asal
Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Keduanya merupakan buruh yang ikut kerja pada proyek bangunan gudang
untuk pakan ternak milik Hendi yang beralamat di Jl Martadireja, Purwokerto.
Menurut Supriyatno (40), salah seorang pengawas bangunan, sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah)
 batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada di bagian depan. Tugasnya adalah menerima batu bata yang
dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang batu bata di
tangga menuju lantai dua.
"Saat membawa batu bata menuju ke tukang batu, ia melewati kabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua.
Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat listrik. Secara reflek, tangan kanannya justru memegang kawat
listrik," kata saksi Supriyatno.
Melihat kejadian itu, Suwarno yang berada paling dekat, bermaksud memberikan pertolongan dengan memegang
tanan kiri Ilud. Namun yang terjadi, Suwarno pun ikut kesetrum juga. Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu
langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor.
Melihat kejadian itu, belasan pekerja bangunan yang saat itu sedang ada di lantai dua dan bagian bawah ketakutan
dan berhamburan keluar sambil teriak ada orang kesetrum. Mereka tak berani dekat-dekat karena takut. Begitu mandor
datang, kedua korban pun langsung diturunkan dan dibawa ke RS Sinar Kasih Purwokerto.
Wakapolsek yang ada di lokasi kejadian bersama petugas identifikasi Polres Banyumas mengecek ketinggian kawat
listrik yang tepat ada di bagian atas bangunan lantai dua yang sedang dikerjakan. Kawat listrik yang membentang arah
selatan-utara itu ketinggian dari lantai dasar bangunan lantai dua bagian depan hanya sekitar 140 cm.
Sementara pekerja yang sedang menggarap lantau dua, seperti korban Ilud, tinggi badannya sekitar 160 cm. Saat
membawa batu bata dia harus membungkuk ketika melewati kawat listrik.
"Jarak lantai dasar bangunan yang sedang digarap dengan kawat listrik yang lebih rendah dari tinggi orang saat
 berdiri sangat membahayakan
membahayakan para pekerja. Warga yang ada di samping bangunan gudang sudah pernah ada yang
mengingatkan jaraknya terlalu dekat dengan kawat. Tetapi peringatan itu tak diperhatikan," kata dia.
( Sigit Oediarto / CN26 / JBSM /Suara Merdeka)

CONTOH KASUS : KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN DI MESIN DINAMO PABRIK 


“Bagian Pakaian Korban yang Tersangkut Puli Dinamo Yang Sedang Berput. Musibah bermula sebelumnya sekitar
 pukul 07.40 saat
saat akan dilakukan
dilakukan penggantian
penggantian jam kerja, korban
korban mengambil
mengambil sampel
sampel lateks dibagian
dibagian produksi. Namun
Namun sebelum
mengambil sampel korban memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang bukan area
lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah tersangkut puli dinamo
sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi
karena seluruh karyawan bersiap-siap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul 08.00. Akibatnya tidak
ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan mengakibatkan korban meninggal dunia.

CONTOH KASUS : TIGA ORANG PEKERJA TEWAS SETELAH TERJATUH

Jakarta – 
Jakarta  –  Tiga
  Tiga orang pekerja tewas setelah terjatuh dari lantai 25 proyek pembangunan apartemen North Land Ancol,
Pademangan Barat, Jakarta Utara. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan kasus jatuhnya para pekerja ini. “Para korb an
 jatuh dari lantai 25 dari Apartemen North Land dan bekerja sebagai buruh kontrak,” kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes
Muhammad Iqbal kepada wartawan, Jumat (20/12/2013).Kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang ini terjadi pada
 pukul 15.15 WIB. Tiga orang korban tersebut diantaranya
diantaranya bernama Jhoni, Febri dan Yoto. Saat itu ketiganya sedang
memindahkan material dari atas truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu ketiganya terperosok kemudian terjatuh dari lantai 25
apartemen itu.“Para korban jatuh beserta matrial dari lantai 25 ke lantai dasar,” jelasnya.   Semua korban tewas meninggal
dalam keadaan yang mengenaskan. “Korban ditemukan tewas dengan kondisi patah tulang dan luka di sekujur tubuhnya,”
CONTOH KASUS : KECELAKAAN KERJA TKI DI MALAYSIA

KUALA LUMPUR   - Tragedi kembali menimpa warga Indonesia yang bekerja di Malaysia. Sedikitnya 10
tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jatim menjadi korban runtuhnya bangunan mal empat lantai di kawasan Petaling Jaya,
Selangor, Malaysia, Kamis malam (28/5). Di antara jumlah itu, empat pekerja migran di sektor konstruksi ditemukan tak
 bernyawa akibat tertimpa puing-puing bangunan tersebut yang sedianya dirobohkan. ''Para korban berasal dari Indonesia.
Sampai saat ini datanya kami update setiap saat karena pencarian korban masih dilakukan,'' jelas Atase Tenaga Kerja KBRI di
Kuala Lumpur Teguh Hendro Cahyono ketika dihubungi Jawa Pos Jakarta tadi malam (29/5). Menurut dia, melalui kerja
sama dengan pemerintah Malaysia, KBRI telah menempuh segala upaya untuk bisa menemukan para korban asal Indonesia.
Empat korban yang meninggal adalah A. Suki Bin Nahru asal Sampang, Madura; Mukhamad Masykur asal Pacitan; dan
Anwarudin asal Blitar. Seorang lainnya belum bisa diidentifikasi
Dua TKI, yakni Suryono dan Saleh, ditemukan dalam kondisi selamat. Kini, keduanya dirawat di Rumah Sakit
Universiti Malaya (UMMC), Petaling Jaya. Empat orang lainnya masih dicari, yakni Rouf alias Yanto, Hadi, Fauzan, dan
Maddekip.
''Di lokasi reruntuhan juga ditemukan SIM atas nama Arif Turantoi asal Pacitan. Tapi, belum dipastikan apakah
dia juga menjadi korban,'' tutur Teguh.
Gedung yang runtuh tersebut adalah bekas mal atau supermarket yang sudah berusia 10 tahun. Bahkan, gedung
itu sedang dalam proses dirobohkan, tapi kemudian runtuh belum diketahui penyebabnya. Bekas bangunan tersebut ambruk
 pukul 16.15 waktu setempat Kamis lalu. Gedung yang beralamat di Sekyen 14 Petaling Jaya itu merupakan bangunan kosong
dan menurut jadwal akan dirobohkan sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Jenazah tiga korban ditemukan kali pertama dari ruang bawah tanah gedung pukul 14.00 waktu setempat kemarin. Lantas,
mayat para TKI itu diangkat dan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Jenazah korban keempat ditemukan pukul 16.30
waktu setempat.
Salah satu jenazah diidentifikasi sebagai Mukhammad Masykur, 31. Hal itu didasarkan pada pengakuan seorang
korban selamat, Suryono, 21, sepupu korban. ''Kami berdua tinggal dalam satu tempat sejak tiba di Malaysia sembilan bulan
lalu. Musibah itu terjadi sejam setelah kami memulai pekerjaan,'' ungkap Suryono sebagaimana dikutip Teguh.
Suryono menuturkan, musibah tersebut terjadi ketika para pekerja konstruksi mulai memindahkan balok besi dari
lori ke ruang bawah tanah. Ketika itu, terdengar suara sangat keras. Tiba-tiba, gedung pun runtuh. ''Saya berlari untuk
menyelamatkan diri. Tapi, sepupu saya tidak beruntung. Saya melihatnya terkubur puing-puing,'' jelasnya..
Suki Bin Nahru, korban tewas asal Sampang, Madura, ternyata sudah menjadi warga negara Malaysia. Sementara
itu, Masykur memiliki paspor nomor AL 496323 yang dikeluarkan di Blitar tanggal 28/5/2008 dan berlaku hingga 28/5/2011.
Masykur lahir di Pacitan, 7 Juli 1978, dan tercatat beralamat di Dusun Gayam, RT 03/01, Desa Sidomulyo, Kebonagung,
Pacitan.
Anwarudin memegang paspor nomor AM 771491. Pria kelahiran Blitar, 1 Januari 1971, tersebut dipekerjakan
oleh Lian Hup Company. Kemarin adalah hari pertama mereka bekerja. Seorang pekerja yang ditemukan terluka dan
mengalami shock adalah Saleh, asal Sampang, Madura.
Seorang pejabat Balai Kota Petaling Jaya membenarkan bahwa insiden terjadi sebelum gedung dirobohkan. Sisa-
sisa bangunan bekas Jaya Mal dan Supermarket yang akan dirobohkan sebenarnya dalam tahap rencana perobohan.
Polisi Petaling Jaya terus mencari korban hingga tadi malam. Sebab, ada laporan bahwa sekitar 50 pekerja berada
di lokasi ketika insiden terjadi. Sekitar 100 personel pemadam kebakaran, polisi, serta petugas penyelamat telah dikerahkan.
Tiga ekskavator juga terus membongkar puing-puing. Jalan di lokasi kejadian ditutup dan lalu lintas dialihkan.
Menteri Besar Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim. Dia menambahkan, penyelidikan tak hanya difokuskan pada
 penyebab musibah, tapi juga memberikan rekomendasi langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terulang. ''Pemerintah
(negara bagian) telah minta Dewan Kota Petaling Jaya untuk memantau kawasan sekitar lokasi dan mendukung investigasi
lanjutan,''
Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menyatakan sudah mengirimkan tim untuk mengidentifikasi para
korban ke lokasi. Dia juga berjanji membantu pencarian identitas dan mengawal hingga jenazah dipulangkan ke tanah air.
''Ada juga tim di tanah air yang mencari tahu korban diberangkatkan PJTKI mana, lewat konsorsium asuransi mana. Juga,
mencari alamat keluarga korban,'' ujarnya.
Menurut dia, tim di Malaysia juga akan mengawal proses hukum jika diperlukan. Walaupun kemungkinan itu
murni kecelakaan, dia akan berupaya para TKI mendapat santunan. Jika ternyata TKI yang teridentifikasi masuk tidak
melalui jalur resmi, Jumhur menegaskan pemerintah tetap akan bertanggung jawab untuk memberi santunan. ''Ini kecelakaan
kerja. Jadi, sebisa mungkin hak-hak mereka dipenuhi,'' tegasnya. Depnakertrans kemarin mengirimkan tim khusus untuk
menangani pengurusan jenazah, pengobatan, dan evakuasi TKI yang menjadi korban dipastikan akan di tanggung sepenuhnya
oleh pemerintah Malaysia dan diberikan asuransi bagi korban kecelakaan.
CONTOH KASUS: TERSIRAM UAP AIR PANAS
Empat Pekerja di Pabrik Gula Tewas, Tersiram Air PanasCilacap – Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT
Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09), tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu
 pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang
di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini.
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula
kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang
diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi
mengenaskan karena panasnya uap.
“Seluruh bagian tubuh tersiram air panas 400 derajat Celcius saat membersihkan tangki gula kristal” . Uraian kejadian
musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang
 berada diatas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius.
Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.Ke 4
 pekerja tewas, salah seorangnya menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang rekan pekerja, air
 panas tersebut mengucur kedalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator
kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai.
Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Sutrisno dan Kasito. Sedangkan
 pekerja yang bernama Adi Purwanto berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah.
Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh
salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai.
Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT
Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan
keterangan atas musibah tersebut.

CONTOH KASUS : KECELAKAAN DI PIPER ALPHA


Kejadian di mulai saat jam 6:00 PM, waktu dimana setiap Ijin Kerja harus di close-out atau diperpanjang. Seorang
 pekerja (engineer) tidak menjalankan komunikasi kepada Supervisor saat ia menutup Ijin Kerjanya, padahal pekerjaan tsb
masih belum selesai dan akan dilanjutkan besok harinya. Tanpa ada yang menyadari, sebuah Permit yg lain dikeluarkan untuk
 pekerjaan lain, dimana pekerjaan tersbut seharusnya dilakukan setelah pekerjaan pertama selesai. Pekerjaan kedua tsb
menyebabkan gas yang bertekanan bocor.Ledakan pertama, dikarenakan pipa gas berukuran 3 kaki yg bertekanan pecah
Berdasarkan desain dari platform itu sendiri , posisi Control Room sangat dekat dengan lokasi kebakaran dimana CR tsb
seharusnya berfungsi sebagai pusat komando apabila terjadi emergency, dan design fire wall proof yang ada ternyata juga
tidak mampu bertahan, maka akhirnya CR tsb ditinggalkan /abandonned. Petugas CR hanya berhasil mengirim berita mayday
yg diterima oleh rig-rig tetangga yaitu Claymore dan Tartans. Public Announcemnt gagal dilakukan. Hingga pekerja- pekerja
tidak ada yg tahu apa yangg terjadi dan tidak menerima instruksi lebih lanjut.
Singkat kata, Emergency Response Plan gagal dieksekusi. Kemudian, deluge-system sebagai sistem proteksi
kebakaran tidak berfungsi karena kebetulan sedang dalam kondisi MANUAL akibat ada pekerjaan penyelaman. Dari auto di
switch ke manual untuk menghindari si penyelam tersedot oleh system yang memanfaatkan air laut ini.
Dikarenakan sistem tanggap darurat yg gagal dilaksanakan, sistem boat penyelamatpun tidak sukses dilakukan. Pekerja-
 pekerja yang tidak mendapat instruksi keadaan darurat tersebut berusaha menyelamatkan diri. Beberapa yang tahu situasi
 berhasil meninggalkan rig. Beberapa ada yg terpaksa melompat dari atas rig dgn ketinggian +/- 100 kaki (30 meteran).
Sayangnya kebanyakan dari mereka terperangkap di ruang tempat tinggalnya /living quarter.
Kedua rig tetangga yang menerima pesan darurat piper alpha ragu dengan apa yg sedang terjadi karena communication link
dari piper alpha terputus. Piper Alpha berada dtengah jaringan pipa distribusi minyak dan gas onshore bersama Claymore dan
Tartans rig. Akibat produksi minyak yang tidak distop, terjadi tekanan balik ke Piper Alpha, ibaratnya sudah terbakar malah
ditambah bahan bakar yang bertekanan pula.
Gambar diambil dari sebual safety-vessel raksasa bernama Faros yang mencoba menolong pada saat kebakaran
/ledakan pertama. Namun sayangnya, fasilitas sistem pemadaman api gagal berfungsi untuk menyemburkan airnya ke rig.
Faros berusaha membentangkan gangway nya ke rig, namun sayangnya pergerakannya sangat lambat, ia butuh waktu 5
menit. Hingga akhirnya terlambat.
Sementara dari kejauhan Claymore dan Tartans dapat melihat cakrawala yang terang benderang dari lokasi Piper
Alpha. Tapi mereka ragu dan tetap tidak bertindak menshut down produksinya.
Ledakan kedua pun terjadi akibat akumulasi aliran minyak dari rig Tartan dan rig Claymore, yang menghasilkan back
 pressure ke jaringan pipa minyak dan gas Piper Alpha. Manajer kedua rig tetangga tersebut tidak berani mengambil
keputusan menyetop produksi, karena konsekuensi yang sangat amat mahal dari sisi produksi. Ia harus menelepon manajer
onshore untuk mengkonfirmasi lebih dahulu. Sang asisten sudah teriak-teriak: "CAN WE JUST SHUT IT DOWN NOW?!!!
THERE IS A SECOND EXPLOSION!!!", akhirnya si manajer dengan terbata-bata: "o okay shut it down....". Tapi sayang...
sudah terlambat. Si platform besar itu akhirnya meleleh akibat panas ribuan derajat Celcius.
ANALISIS “Kesetrum, Dua Pekerja Bangunan Tewas”

Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di
Jl HM Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi

KRONOLOGI :
Sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada
di bagian depan.
Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat
tukang batu yang sedang memasang batu bata di tangga menuju lantai dua.
Melewatikabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh
kawat listrik.
Akibatnya, keduapegawaitersebutikutkesetrum.
Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa
lembaran seng dan besi yang akan dicor.
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN:
Dikarenakan kelalaian dari pekerja yang tidak mengetahui letak kabel listrik.
Letak kabel listrik PLN yang tidak strategis.
Posisi kawat rendah sehingga kepala korban langsung mengenai kawat listrik tersebut.
PASAL YANG DILANGGAR 
Terjadinya kecelakaan ini disebabkan adanya pelanggaran terhadap UU NO.1 TAHUN 1970 tentang keselamatan kerja.Yaitu
 pelanggaran pada pasal :
1. Pelanggaran pada pasal 3ayat 1q yang berbunyi“ mencegah terkena aliranl istrik yang berbahaya”.
2. Pelanggaran padapasal 3 ayat 1r yang berbunyi “menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerja
yang berbahaya kecelakaanya menjadi bertambah tinggi“ .
3. Dan adanya pelanggaran pada pasal 9 yang berbunyi “pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
 b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Dan diketahui juga terjadi pelanggaran p ada pasal 3 ayat1f yang berbunyi “memberi alat-alat perlindungan diri pada
 para pekerja”.
UU no 13 tahun 2003
Pasal 86 ayat 1A yang berbunyi: “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja”
Pasal 87 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen kesehatan”.

REKOMENDASI/SARAN
1. Perusahaan memberialat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
2. Pada kasus ini terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh letak kabel listrik yang tidak strategis, oleh karena itu
sebaiknya kabel tersebut diberi pelindung atau pengaman.
3. Kasus ini terjadi karena kurangnya pelatihan K3 pada pekerja sehingga para pekerja tidak mengetahui tentang masalah-
masalah jika mengahadapi kecelakaan. Oleh karena itu, seharusnya pihak perusahaan memberikan pelatihan K3 kepada
 para pekerjanya.
4. Seharusnya perusahaan juga memberikan dan mewajibkan pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri.
5. Seharusnya perusahaan memberi tanda peringatan/ bahaya di sekitar kabel tersebut.

Contoh Kasus : Kecelakaan Kerja Pada Karyawan di Mesin Dinamo Pabrik 


Analisa : TAHAPAN PENYEBAB
a. Penyebab Umum Jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli dinamo yang sedang berputar.
 b. Penyebab Terperinci Kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan areal lintasan dan dalam memilih
 penggunaan pakaian kerja.
c. Penyebab Pokok Kebijakan pabrik Perusahaan Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai
keselamatan kerja agar tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi. Kurangnya komunikasi yang
 baik antar pegawai, kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.

CONTOH KASUS: TERSIRAM UAP AIR PANAS


Analisa:
TAHAPAN PENYEBAB
Penyebab Umum
Lingkungan
Kran sumber air panas yang terbuka tombolnya secara tiba-tiba.

Penyebab Terperinci
Kelalaian rekan kerja (Operator Kran). Sebelum membuka tombol kran air panas, operator tidak memeriksa di dalam tangki
apakah masih ada pegawai yang bertugas atau tidak.
Penyebab Pokok 
Kebijakan Pabrik/Perusahaan
Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak lalai dalam mengambil
suatu tindakan yang beresiko tinggi.
Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai.
Kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.

CONTOH KASUS : KECELAKAAN KERJA TKI DI MALAYSIA


ANALISIS :
Menurut saya runtuhnya bangunan bekas mol/supermarket di petaling jaya,Senangor, Malaysia yang menewaskan 10 tenaga
kerja asal Indoesia (TKI) disebabakan oleh beberapa faktor diantaranya: Hampir semua kecelakaan kerja, akibat kegagalan
konstruksi seringkali dipengaruhi oleh faktor alam dan perilaku manusia itu sendiri. kegagalan konstruksi yang terjadi di
 petaling jaya, senagor malaysia pada kamis malam 28/05/dimungkinkan penyebabnya dari faktor manusia Yaitu :
Penyebab kecelakaan:
1. Peran owner
a. Tingkat kompetisi yang tinggi cenderung meminimalkan harga sehingga keselamatan kurang diperhataikan.
 b. Client dalam posisi untuk mengontrol setiap tingkat dari keselamatan melalui penawaran yang diajukan kontraktor.
2. Peran perencana
a. Peran perencana belum sepenuhnya memberikan training keselamatan secara intensive.
 b. Kurangnya pengetahuan dan latihan antara kontraktor dan pekerja.
c. ketidak tepatan perencanaan konstruksi yang dapat menyebabakan kecelakaan sebesar 28,80%.

d. factor-faktor kunci perencanaan keselamatan:


 perubahan mindset perencana menuju pola pikir keselamatan.
 peningkatan pengetahuan perencana tentang konsep keselamatan.
menyertakan aspek keselamatan pada tahap desain.
membuat alat-alat dan pedoman kerja yang memperhatikan keselaamatan.

3. Faktor konstruksi
a). kesukaran desain seperti langit-langit lengkung dll, padahal seharusnya desain konstruksi suatu bangunan harus memiliki
desain yang mamadai dan memenuhi standar keselamatan. Maksudnya disini ialah suatu bangunan selain memiiki desain
yang indah juga harus memiliki desain/rancangan bangunan yang kuat dan kokoh. Karena desain suatu bangunan yang asal
asalan akan mempengaruhi kekuatan bangunan yang akan di bangun Sehingga dengan begitu konstrusi suatu bangunan
memiliki desain yang yang memenuhi standar keselamatan.
 b). Peralatan yang digunakan dalam pembangunan gedung tersebut kurang memadai/tidak berstandar nasional (SNI). pada
dasarnya dalam pembangunan suatu gedung membutuhkan peralatan yang memedai, peralatan yang dapat mendukung
sepenuhnya pekerjaan pembangunan suatu konstruksi bangunan.  peralatan Standar Nasional Indonesia  (SNI).dengan begitu
suatu bangunan dapat dikerjakan sesuai dengan standart operation procedures (SOP) sehingga akan tercipta suatu konstruksi
 bangunan yang kokoh dan kuat.
c). Material yang digunakaan dalam pembangunan gedung tersebut kurang bermutu dan belum berstandar naasional.
Disamping itu pembangunan atau pemasangan material kurang disiplin dan tidak memperhatikan aspek pemasangan material
secara benar. Seharusnya pemasangan Material dalam suatu konstruksi bangunan, material/bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan suatu gedung harus benar-benar perlu diperhatikan, karena bahan/material yang akan digunakan dalam
konstruksi suatu bangunan memegang peranan utama kokoh dan tidaknya konstruksi bangunan tersebut. bagaimana mungkin
suatu bangunan dapat berdiri dengan kokoh jika bahan/material yang akan digunakan dalam pembuatan gedung tersebut tidak
memenuhi standart, Dalam proses pemasangan ataupun pelaksanaan konstruksi diperlukan kedisiplinan.Sebagai contoh, sifat
alami beton merupakan material yang amat baik untuk menahan tekan namum amat peka (lemah) terhadap tarik. Bila terkena
gaya tarik melebihi ambanag batasnya pada proses pembuatannya ataupun saat operasionalnya dapat menjadi salah satu
 penyebab terjadinya kegagalan konstruksi. selain kualitas bahan yang digunakan takaran dalam pencapuran bahan bahan
material juga perlu diperhatikan agar tercipta bahan bangunan yang berkualitas.
d). Pengambilan data tentang struktur dan sifat tanah sebelum pembangunan gedung tersebut kurang diperhatikan. Padahal
sebenarnya Pengambilan data lapangan harus benar-benar diperhatikan untuk menghasilkan perencanaan struktur yang baik
dan aman. Sebagai contoh, data-data tentang tanah, apabila didapatkan secara sekunder saja tanpa pengambilan secara fisik di
lapangan akan menghasilkan rekomendasi yang semu atau bias. Dari proses penyelidikan tanah yang tidak benar ini
 berpotensi terhadap terjadinya kegagalan konstruksi.
Penelitian teknik saat perencanaan didefinisikan sebagai kegiatan mengumpulkan dan merekam semua data yang
diperlukan dalam proses pelaksanaan konstruksi. Dalam industri konstruksi, penelitian teknik meliputi penelitian lapangan,
geoteknik, material yang akan dipakai, metode pelaksanaan yang akan diaplikasikan.
Rekomendasi teknik yang baik merupakan hasil dari penelitian yang akurat. Selanjutnya, rekomendasi teknik yang
 baik akan mengarah kepada perencanaan struktur yang akurat dan aman. Sebaliknya, bila penelitian lapangan dilakukan
dengan tidak mematuhi standar operasional prosedur, akan menghasilkan rekomendasi dengan kualitas semu.

Cara pencegahan:
1. peran owner
a. Owner harus aktif terlibat dalam pengawasan kontraktor. Agar angka kecelakaan konstruksi cenderung
turun/rendah.
 b. Owner ikut dalam safety meeting . memperkerjakan supervisor keselamatan secara full time.
2. peran perencana
a. ada dua tingkat fasilitas umpan dari suatu kasus kecelakaan
safety management.
 proses perencanaan keselamatan untuk masa depan.
 perlunya dukungan computer based system.
 b. perencanaan harus mempertanggungjawabkan terhadap keselamatan dalam karya perencanaan.
3. peran kontraktor
a. kontraktor harus mempertimbangkan factor keselamatan pada tahap penawaran dan semua tahap dari proyek suatu
konstruksi.
 b. evaluasi terhadap pengawas tentang keselamatan ; top manager membahas keselamatam pada saat mengunjungi
 pekerjaan. Akan mengurangi kecelakaan
c. peningkatan control, misalnya: kunjungan tiap minggu dari top management, akan mengurangi tindak kecelakaan.
d. Suprvisor bisa memebahas suatu konflik dengan bawahannya, mempunyai prestasi pengurangan kecelakaan yang
lebih tinggi.
e. Pelatihan kepala pekerja , adanya laporan kekepala perusahaan , adanya penghargaan keselamatan kepada para
 pekerja.
f. Oficier keselamatan yang full-time. Dukungan yang kuat dari top management. Monitoring terhadap pengawas.
g. Perhaatian dari top management , monitoring keselamatan pengawas yang membantu pekerja baru dan punya
 pengertian kepada pekerja.
h. Memberikan kepelatian penggunaan peralatan suatu konstruksi bangunan supaya pekerja dapat memaksimalkan
 peralatan yang ada sehingga bangunan memliki standar keselamatan.
i. Ada hubungan yang signifikan antara iklim keselamtan dan perilaku kerja yang selamat, tekanan pada pekerja tak
 berpengaruh langsung dengan iklim keselamatan.

CONTOH KASUS: EMPAT PEKERJA DI PABRIK GULA TEWAS, TERSIRAM AIR PANAS
Analisis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja adalah human error . Dalam hal ini,
kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya
sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut
telah kosong serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi. Karyawan
saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan,
keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya
terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa tindakan
manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam alat tersebut sehingga operator kran
dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat
diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di mana apabila di dalam tangki masih
terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut
terdapat orang atau benda asing.
Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta
 pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta
keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada
kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut
dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut. Perusahaan tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini.
Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjadi, baik pada
 perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.

3. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja


Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari adanya kecelakaan kerja.
Salah satunya adalah pengusaha membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menyusun
 program keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia tersebut adalah masalah kendali tata
ruang kerja, pakaian kerja, alat pelindung diri dan lingkungan kerja.
a. Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan
keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning dan
tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya.
Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko kebocoran. Jika
 perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di
ruang kerja juga harus diperhatikan
 b. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar. Pakaian yang terlalu longgar dapat
mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu
sempit juga akan sangat membatasi aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan beresiko
menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.
c. Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting
untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan memakai
alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja. Dapat juga karena perusahaan
memang tidak menyediakan alat pelindung diri tersebut.
d. Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan warna. Udara yang baik dalam suatu ruangan kerja juga
akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC
 juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk mesin-
mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan yang dilengkapi dengan peredam suara. Pencahayaan
disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam dan sifat pekerjaan. (Slamet Saksono,
1988: 104-111).
Untuk kasus seperti yang terjadi pada pabrik gula di atas, ada beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah
disebutkan. Tindakan tersebut dapat berupa:
a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi yang berkaitan dengan
keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring perlatan dan sebagainya.
 b. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, pencegahan peledakan gas
atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan letakkan
di tempat yang aman.
d. Dilakukan penelitian psikologis tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan serta pemberian
diklat tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan.
e. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi. (Sutrisno dan Kusmawan
Ruswandi. 2007: 14).

Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html#ixzz3IlwXyf4X

Contoh Kecelakaan Kerja Akibat Faktor Non-Teknis.


Empat Pekerja di Pabrik Gula Tewas, Tersiram Air PanasCilacap – Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT
Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09), tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu
 pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang
di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini.
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula
kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang
diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi
mengenaskan karena panasnya uap.
Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Sutrisno dan Kasito. Sedangkan
 pekerja yang bernama Adi Purwanto berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah.
Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah
seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai.
Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT
Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan
keterangan atas musibah tersebut.
Analisis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini,
kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya
sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut
telah kosong serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi. Karyawan
saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan,
keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya
terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan kerugian. Beberapa tindakan manajemen
yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam alat tersebut sehingga operator kran dapat
memastikan bahwa di dalam tangki benar-benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat
diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di mana apabila di dalam tangki masih
terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut
terdapat orang atau benda asing.

CONTOH KASUS : KECELAKAN KERJA TIGA PEKERJA JATUH

ANALISA KECELAKAAN KERJA

Salah satu akibat sampingan dari perkembangan teknologi yang merugikan terwujud dalam bentuk kecelakaan. Karena sifat
kecelakaan adalah merugikan, oleh karena itu harus dicegah. Timbul suatu pertanyaan “Apakah kecelakaan dapat dicegah?”.
Bila diamati dengan seksama, bahwa setiap kecelakaan itu pasti ada penyebabnya maka kecelakaan dapat dicegah.

Mencegah Terjadinya Kecelakaan

Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan
mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan dan
ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam
keadaan darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada
atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi
kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki. Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan harus dilakukan
dengan rasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tindakan keselamatan kerja.

Peralatan perlindungan anggota badan dalam setiap bekerja harus selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat pekerjaan
yang dilakukan.beberapa alat pelindung keamanan anggota badan, terdiri dari pelindung mata, kepala, telinga, tangan, kaki
dan hidung. Penggunaan alat pelindung ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai contoh pelindung
mata, pakailah kaca mata atau gogles untuk melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga api, loncatan logam panas dan
sebagainya.

2. KECELAKAAN DI PIPER ALPHA


Jenis pabrik : industri minyak dan gas lepas pantai, platform dengan berat 20000 metrix tons di laut utara yang memproduksi
natural gas, crude oil, dan liquified petroleum gas (Nat Geo source).Kapasitas pabrik : 125 barrel per hariLokasi : terletak di
Laut Utara sekitar 110 kilometer dari Aberdeen, Skotlandia
Penyebab kecelakaan : kebocoran gas dari pompa yang belum selesai diperbaiki

Anda mungkin juga menyukai