Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ PENYUSUNAN SPESIFIKASI PRODUK”

Oleh :
BILLY SAHALA ADITYA
1726201008

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2020
PENGERTIAN PRODUK

Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that
can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might
satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes,


including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of
the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata
maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk
ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif


dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Jenis-jenis Produk

Adapun jenis-jenis dari produk yang digunakan, diantaranya seperti:

1. Produk Konsumsi

Yaitu produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli
lalu digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk yang
sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian diantaranya:

 Produk kebutuhan sehari-hari.


 Produk belanjaan.
 Produk khusus.
2. Produk Industri

Yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan dijual
kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga
menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk proses
produksi, diantaranya yaitu:

 Materials and parts “bahan baku dan suku cadang”


 Capital items “barang modal”
 Supplies and services “perlengkapan dan layanan bisnis”

3. Barang Konsumen

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
dan bukan untuk kepentingan bisnis, terdapat empat jenisbarangkonsumen yaitu:

 Convenience Goods yaitu barang yang umumnya memiliki frekuensi pembelian


yang tinggi (sering dibeli), diperlukan dalam waktu segera dan membutuhkan usaha
yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya.
 Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya
konsumen membandingkan harga, kualitas, dan model diantara berbagai alternatif
yang ada. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian dan lain sebagainya.
 Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus
untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah,
dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain
terkenal.
 Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui maupun telah diketahui
konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu
nisan, ensiklopedi, tanah pekuburan dan lain sebagainya.
4. Barang Industri

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh konsumen antara atau konsumen
bisnis. Barang industri ini selain digunakan untuk di konsumsi langsung, yaitu untuk
diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Terdapat 3 kelompok barang
industri, yaitu:

 Material and part adalah barang yang sepenuhnya masuk dalam produk jadi.
Kelompok ini dibagi menjadi bahan baku, bahan jadi dan suku cadang.
 Capital Items adalah barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola produk jadi.
 Supplies and service adalah barang yang tidak tahan lama dan jasa yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan/mengelola keseluruhan produk jadi.

Ciri-ciri Produk yang Disukai Konsumen

Adapun beberapa ciri produk yang di sukai konsumen, diantaranya sebagai berikut:

1. Awet Atau Tahan Lama

Tentunya konsumen menyukai dengan produk yang tahan lama bila digunakan atau
awet sehingga tidak mudah rusak, misalnya seperti telepon genggam umumnya rata-rata
orang di Indonesia menyukai telepon genggam yang harganya murah tapi memiliki daya
tahan yang baik. Dengan daya tahan yang baik maka banyak sekali produk telepon
genggam yang laku dan disukai masyarakat Indonesia.

2. Perawatan Yang Mudah

Produk yang disukai oleh konsumen selain awet yaitu mudah dirawat atau di pelihara,
misalnya seperti pada pakaian, selain pakaian tersebut harus nyaman saat digunakan
maka pakaian tersebut juga harus mudah di rawat dibersihkan atau seperti pada sepatu,
banyak sekali masyarakat yang menyukai sepatu yang simpel karena selain mudah
digunakan sepatu tersebut biasanya mudah untuk dibersihkan.

3. Murah

Saat ini sebagian besar konsumen menyukai produk dengan harga yang relatif murah,
selain harganya yang harus terjangkau tentunya produk tersebut harus memiliki kualitas
yang cukup baik. Seperti tadi contohnya pada produk telepon genggam, konsumen lebih
memilih produk yang relatif murah tapi memiliki kualitas yang cukup baik.

Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product,
expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima
tingkatan produk adalah :

a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut
produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu
produk.

d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang
membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing.

e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this
product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan
bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya


pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,


yaitu :

a) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b) Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)


Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka
produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa
melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b) Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan
lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk
kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

a) Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering
dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum
(sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

b) Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh


konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga,
pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

c) Specialty goods

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik


dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan
sebagainya.

d) Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah


diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya
asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk.
Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features
and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given
needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini
merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan
bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual
telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu
perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya
dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk
dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah
merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the
ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang
artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi
produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk

Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti
aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk
yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk
tersebut terdiri dari :

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah


produk

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi
pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana


karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan


memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat


dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan,
reputasi, dan

Negara asal.

Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :

1) Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya
kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan
dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.

2) Keistimewaan tambahan (features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan


eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan
sebagainya.

3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya
mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti
ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

5) Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini
mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.

6) Estetika (asthethic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang
menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

Contoh Produk yang Dihasilkan Oleh Perusahaan/Produsen

Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh berbagai macam perusahaan diantaranya
seperti:

 Contoh pada makanan yaitu mie instan, sosis, pizza, kue, cemilan dan lain-lain.
Pada bumbu dan bahan untuk memasak misalnya seperti minyak goreng, tepung
terigu, kaldu ayam, mentega, margarin dan lain-lain.
 Contoh pada minuman yaitu air mineral/air minum kemasan, minuman
kaleng/botol, susu kemasan dan lain-lain.
 Contoh pada ekektronik yaitu handphone/telepon genggam, kosol game, televisi,
komputer, laptop dan lain-lain.
Unsur dan Komponen Atribut Produk
1. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk pemasar. Mempunyai
dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat
dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

2. Fitur Produk
Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasar,
model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan
tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah
sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing.
Menjadi produsen pertama yang memperkealkan fitur baru yang bernilai merupakan
salah satu cara paling efektif untuk bersaing.

3. Gaya dan Desain Produk


Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain
mempertimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja
produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing.

4. Merek
Mungkin keahlian pemasar profesional yang paling istimewa adalah kemampuan
mereka untuk membangun dan mengelola merek. Merek (brand) adalah sebuah nama,
istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan
identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan memandang merek
sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi
suatu produk.

5. Kemasan
Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus
untuk sebuah produk. Fungsi utama kemasan adalah menyimpan dan melindungi
produk Kemasan yang didesain dengan buruk bisa menyebabkan konsumen pusing dan
perusahaan kehilangan penjualan. Sebaliknya, kemasan yang inovatif bisa memberikan
manfaat kepada perusahaan melebihi pesaing dan mendorong penjualan.

6. Label
Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian
huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi.
Setidaknya label menunjukkan produk atau merek, seperti nama Sunkist yang tercantum
pada jeruk. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk siapa yang
membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara
pemakainya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman.

7. Pelayanan Pendukung Produk


Pelayanan pelanggan adalah elemen lain dalam strategi produk. Penawaran perusahaan
biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau
bagian besar dari seluruh penawaran.

Anda mungkin juga menyukai