Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUISISI DATA DAN PENGOLAHAN SINYAL

MODUL 4: Input-Output Analog pada Arduino

Disusun Oleh:
Dimas Irman Anugrah (A019020)
Kelompok 4

METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
Jalan Daeng M. Ardiwinata KM 3.4 Cihanjuang Bandung 40559
Telp: +62 813 5500 0872 Email: info@akmet.ac.id
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini, sangatlah penting digunakan sebuah perangkat canggih
yang dapat digunakan untuk mengukur suhu, kelembaban udara dan mendeteksi cahaya. Untuk
itu aplikasi sebuah perangkat canggih yang dapat digunakan untuk suhu, kelembaban udara
dan mendeteksi cahaya sangatlah penting, agar dapat memberikan peringatan kepada kita
supaya waspada ketika akan terjadi kenaikan suhu, kelembaban udara dan pendeteksi cahaya
agar dapat bersiaga ketika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang sensitif terhadap suhu,
kelembaban udara dan cahaya dibeberapa tempat khusus contohnya: Rumah Sakit,
Laboratorium, Pabrik, dsb.

Adanya pin analog input-output pada Arduino mengharuskan kita sebagai pengguna untuk
memahami lebih lanjut terkait karakteristik dan sifat asli dari pin analog input-output tersebut.
Maka dari itu, perlulah adanya percobaan ini untuk dapat menguasai dan memahami
karakteristik dan sifat dari analog input pada Arduino.

1.2. Tujuan
1.2.1. Untuk menentukan kondisi LED ketika potensiometer diputarkan ke minimal
1.2.2. Untuk menentukan kondisi LED ketika potensiometer diputarkan ke maksimal
1.2.3. Untuk menentukan kondisi LED ketika resistor tidak dipasangkan pada rangkaian
1.3. Alat dan Bahan
 1 buah Arduino uno
 1 buah kabel USB
 1 buah potensiometer 10k ohm
 1 buah LED
 1 buah resistor 1k ohm
 1 breadboard
 Kabel – kabel jumper
BAB II

TEORI DASAR

2.1. Arduino

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di
dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa
diprogram menggunakan komputer. Platform Arduino berisi dua yaitu hardware berupa board
dan sebuah software atau IDE (Integrated Development Environment) yang berjalan pada
komputer, digunakan untuk menulis dan mengisikan program ke board Arduino. Tujuan
menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca
input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan.
Jadi mikrokontroler bertugas sebagai ‘otak’ yang mengendalikan input, proses dan output
sebuah rangkaian elektronik. Seperti yang diketahui bahwa board Arduino memiliki beragam
jenis yakni diantaranya:
1. Arduino Uno, Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk
pemula sangat disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Dan banyak sekali referensi
yang membahas Arduino Uno. Versi yang terakhir adalah Arduino Uno R3 (Revisi 3),
menggunakan ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya, memiliki 14 pin I/O digital dan
6 pin input analog. Untuk pemograman cukup menggunakan koneksi USB type A to To
type B. Sama seperti yang digunakan pada USB printer.
2. Arduino Mega. Mirip dengan Arduino Uno, sama-sama menggunakan USB type A to B
untuk pemogramannya. Tetapi Arduino Mega, menggunakan Chip yang lebih tinggi
ATMEGA2560. Dan tentu saja untuk Pin I/O Digital dan pin input Analognya lebih
banyak dari Uno.
3. Arduino Lilypad. Bentuknya yang melingkar membuat Lilypad dapat dipakai untuk
membuat projek unik. Seperti membuat amor iron man misalkan. Hanya versi lamanya
menggunakan ATMEGA168, tapi masih cukup untuk membuat satu projek keren. Dengan
14 pin I/O digital, dan 6 pin input analognya.
2.2. Analog Input-Output Arduino
Sinyal analog adalah sinyal yang dapat mengambil sejumlah nilai, tidak seperti
sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai: HIGH dan LOW. Untuk mengukur nilai sinyal

analog, Arduino memiliki konverter analog-to-digital (ADC) built-in. ADC mengubah


tegangan analog menjadi nilai digital. Fungsi yang digunakan untuk mendapatkan nilai
sinyal analog adalah analogRead (pin). Fungsi ini mengubah nilai tegangan pada pin input
analog dan mengembalikan nilai digital dari 0 hingga 1023, relatif terhadap nilai referensi.
Tegangan referensi default adalah 5 V (untuk papan Arduino 5 V) atau 3,3 V (untuk papan
Arduino 3,3 V). Sinyal analog memiliki satu parameter yaitu nomor pin. Arduino tidak
memiliki konverter digital-ke-analog (DAC) bawaan, tetapi dapat menggunakan PWM
sinyal digital untuk mencapai beberapa fungsi keluaran analog. Analog Output dihasilkan
sistem yang bernama PWM atau Pulse Width Modulation. PWM memanipulasi keluaran
digital dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan sinyal analog. sinyal analog yang
nilainya bersifat kontinyu, yakni nilai antara 0 dan 1 dipertimbangkan atau terdapat
rentangan nilai dari 0 sampai 1. Secara umum pin pada Arduino dapat dikonfigurasi ke
dalam dua mode, yaitu mode input dan output. Mode input berarti mengeset pin agar dapat
digunakan untuk menerima masukan sinyal dari komponen yang terhubung ke board
arduino. Mode output berarti mengeset pin agar dapat mengirimkan sinyal dari arduino ke
komponen lain atau ke rangkaian digital. Untuk mengeset mode pin, kita gunakan
fungsi pinMode(). Fungsi ini biasanya digunakan di dalam fungsi setup(). fungsi ini
memerlukan dua parameter, pinMode([nomorPin], [mode]). Parameter pertama diisi
oleh nomor pin, dan parameter kedua diisi oleh konstanta INPUT atau OUTPUT, sesuai
dengan mode yang ingin kita gunakan. Sebagai contoh, jika ingin membuat LED berkedip,
LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin digital dari arduino dan ground. Karena kita
ingin membuat led menyala berkedip jadi kita konfigurasi pin yang terhubung ke LED
menjadi output.
Gambar 1. Board Arduino Uno 3

Pada gambar diatas dapat dilihat untuk pin yang berwarna hijau tua (dari pin 0 sampai pin
ke 13) merupakan digital pin dari board arduino uno. Sedangkan untuk yang berwarna hijau
muda merupakan ground (GND).

Dan beberapa pin juga memiliki fungsi khusus :

 Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan untuk menerima
(RX) dan mengirim (TX) data serial.
 External Interrups, yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat digunakan untuk
mengaktifkan interrups. Gunakan fungsi attachInterrupt()
 PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit dengan menggunakan
fungsi analogWrite()
 SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), dan 13 (SCK) mendukung komunikasi SPI
dengan menggunakan SPI Library
 LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh digital pin no
13.
 TWI : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang mendukung komunikasi TWI dengan
menggunakan Wire Library

Gambar 2. Rangkaian Output Analog Arduino


BAB III
PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini, dilaksanakan percobaan mengenai input-output analog pada Arduino
dengan jumlah dua percobaan, yaitu dengan menggunakan sebuah potensiometer dan tidak
menggunakan sebuah potensiometer. Arduino dilengkapi dengan input analog yang menghasilkan
banyak sekali kemungkinan dari pada dibandingkan dengan input digital yang hanya menghasilkan
output HIGH dan LOW saja. Selain itu, analog juga dapat merubah kemungkinan-kemungkinan
tersebut ke arah digital. Percobaan pertama dilakukan dengan menggunkan potensiometer, pada
percobaan ini, dilakukan input daya dari sebuah potensiometer yang dapat diputar dan
menghasilkan output daya dari sebuah LED yang akan menyala dan mati ketika potensiometer
tersebut diputar. Potensiometer tersebut dipasangkan ke pin output analog Arduino dan
dipasangkan input yaitu dari VCC atau daya yang diberikan dan GND sebagai penetral tegangan.
Kemudian percobaan dilakukan dengan memasukkan kode program yang benar ke software
Arduino IDE dan dilakukan percobaan ketika kode sudah terupload. Hal ini dilakukan karena
Arduino berprinsip pada perintah pemrograman sehingga ketika melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan Arduino, maka digunakan program yang benar. Rangkaian input output
analog ini dilakukan dengan memutar secara perlahan potensiometer sehingga LED dapat menyala
dengan baik. LED tidak menyala dengan beberapa tingkatan namun LED menyala dengan
tingkatan hanya seperti output dari pin digital Arduino yaitu HIGH dan LOW. Hal ini disebabkan
karena jumper yang terhubung dengan resistor dan LED terhubung ke pin digital, maka akan
membuat LED tidak menyala dari mati kemudian redup dan terang melainkan hanya nyala dan
mati saja. Dari sinilah fungsi analogwrite tersebut berfungsi yang dapat menyalakan sebuah LED
dari tidak menyala menjadi menyala. Pada percobaan kedua dilakukan tidak menggunakan
potensiometer, pada percobaan ini dilakukan di pin digital Arduino yang bernomor 3 sebagai input.
Pin tersebut digunakan karena adanya symbol yang menyatakan sebagai pin PWM. Khusus
penggunaan fungsi digitalWrite(), pengguna hanya bisa menggunakannya pada pin-pin PWM.
Seperti pada Arduino Uno, pin yang dapat menggunakan fungsi ini hanya pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11.
Biasanya pin PWM disimbolkan dengan karakter ‘~’ sebelum nomor pin tersebut. Pin 3, 5, 6, 9,
10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit dengan menggunakan fungsi analogWrite().

Penggunaan potensiometer sangat wajar digunakan pada percobaan analog di Arduino,


karena potensiometer memiliki banyak kemungkinan output yaitu dari 0-1023 untuk vcc sebesar 5
volt dan 0-625 untuk vcc sebesar 3.3 volt. Hal inilah yang menjadi dasar penggunaan sebuah
potensiometer pada rangkaian ini. Percobaan dilakukan ketika pemutaran potensiometer dari
minimum ke maksimum dan terjadi sesuatu pada output yang dipasangkan. Potensiometer dapat
diputar dari minimum ke maksimum dengan dapat memperhatikan output yaitu LED. LED yang
menyala dipengaruhi oleh potensiometer yang berputar. Pemutaran potensiometer ini bertujuan
untuk memberikan daya kepada LED yang ketika minimal LED akan mati dan ketika maksimal
LED akan menyala terang. Jika perintah untuk menampilkan kemungkinan angka analog
ditampilkan, maka LED akan menyala di angka 513 hingga 1024 untuk vcc 5 volt. Sedangkan jika
perintah untuk menampilkan kemungkinan angka analog ditampilkan, maka LED akan mati ketika
potensiometer menyentuh angka 0 hingga 512. Hal ini disbabkan karena pada potensiometer
mengikuti prinsip komponen listrik yang lain yaitu memiliki input dan output. Pada input, daya
diberikan pada pin potensiometer nomor 3, sehingga ketika penunjuk potensiometer menunjukkan
ke arah vcc atau lebih besar dari setengah perputaran, maka daya akan ditemukan oleh output
potensiometer sehingga dapat menyalakan sebuah LED dengan dibantu kabel jumper. Sebaliknya,
ketika sebuah potensiometer diputar ke arah gnd atau lebih kecil dari setengah perputaran
potensiometer, maka daya tidak akan ditemukan atau daya nol ditemukan oleh output
potensiometer sehingga tidak dapat menyalakan sebuah LED dengan bantuan kabel jumper
sekalipun.

Seperti yang diketahui bersama, pada rangkaian apapun yang berhubungan dengan
rangkaian listrik, pasti mesti ada sebuah resistor kecuali jika tegangan dapat dikontrol dengan
prinsip dioda. Resistor tersebut berguna bagi rangkaian tersebut, terlebih jika menggunakan
komponen listrik yang tidak dapat menahan tegangan besar sehingga dapat menyebabkan
kerusakan. Pada percobaan ini, dilakukan percobaan yaitu percobaan analog output dengan
menggunakan resistor 220Ω pada percobaan yang menggunakan potensiometer. Resistor tersebut
berguna untuk menahan tegangan yang masuk ke LED, karena jika LED akan menerima seluruh
tegangan maka LED akan mengalami kerusakan hingga peledakan pada LED yang digunakan.
Karena, Jika diperhatikan datasheet dari LED akan diketahui bahwa grafik karakteristik dari LED
tidaklah linear. Sebuah LED pada prinsipnya sama dengan diode yang merupakan sebuah
semikonduktor – yang tentu berperilaku berbeda dibandingkan resistor. Resistor atau disebut juga
dengan hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan
mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan
adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang
terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance.
Grafik yang ditunjukkan datasheet LED merupakan sama persis dengan grafik datasheet dioda.
Setelah melampaui tegangan forward, perubahan kecil pada LED akan menghasilkan
perubahan besar dalam arus forward. Datasheet biasanya menetapkan nilai absolute maximum
rating untuk IF pada nilai 25 mA. Jika diterapkan tegangan yang menghasilkan arus yang lebih
besar dari nilai absolut maksimum tersebut maka LED tersebut akan rusak.

Percobaan analog output pada Arduino ini memiliki dua kali percobaan, yaitu percobaan
dengan menggunakan potensiometer dan percobaan tidak menggunakan potensiometer yang
kemudian rangkaian tersebut langsung terhubung kepada rangkaian. Rangkaian ini berguna untuk
mengetahui sedikit konsep tentang output analog pada Arduino. Pada percobaan kedua,
dipasangkan pin 3 digital sebagai input kepada polaritas negative dari LED sehingga polaritas
positif dipasangkan pada resistor kemudian dihubungkan dengan pin gnd pada Arduino. Pin 3
digital yang dihubungkan yaitu pin yang memiliki karakteristik PWM. Pada output yang
dihasilkan, LED akan menghasilkan nyalanya LED kemudian mati kemudian menyala lagi dan
seterusnya. Hal ini disebabkan karena adanya perintah dari program yang dituliskan pada software
Arduino IDE. Perintah tersebut adalah perintah delay. Perintah tersebut ditulis delay() dengan
dituliskan angka pada dalam bagian dalam kurung tersebut. Fungsi ini digunakan untuk waktu
tunda sebelum mengeksekusi kode progam yang selanjutnya atau kode progam yang dibawahnya,
satuan yang digunakan adalah milisecond, jadi untuk menunda 1 detik maka di setting delay(1000)
karena 1 detik = 1000 milidetik. Pada program sebelumnya, diberikan delay sebesar 30 yang berarti
jangka waktu dari menyala ke mati yaitu sebesar 30 milidetik. Berbeda halnya ketika diberikan
angka sebesar 60. Hal ini berarti bahwa waktu delay LED dari menyala ke mati yaitu 60 milidetik.
Ini menandakan bahwa semakin besar angka yang disimpan dalam perintah fungsi tersebut, maka
semakin lama juga waktu delay yang akan diberikan Arduino. Maka dari itu, waktu 60 ini akan
lebih lama baik dari kondisi menyala ke mati maupun mati ke menyala.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan
4.1.1. Kondisi LED ketika potensiometer diputarkan ke arah minimal adalah LED mati
4.1.2. kondisi LED ketika potensiometer diputarkan ke arah maksimal adalah LED
menyala
4.1.3. Kondisi LED ketika resistor tidak dipasangkan pada rangkaian bisa menyebabkan
kerusakan
4.2. Saran
Percobaan ini dipenuhi dengan aliran arus listrik, maka berhati-hatilah dalam
mengggunakan alat yang digunakan karena dapat menimbulkan berbagai macam
kecelakaan kerja. Selain itu, upayakan untuk terus fokus pada saat merangkai dan jangan
sampai salah lubang yang akan ditempati oleh komponen, karena dapat terjadi kegagalan
pada rangkaian yang dibuat. Kemudian, proses pemutaran potensiometer dilakukan secara
memperhatikan dengan seksama dan dengan cermat dan hati-hati.
Daftar Pustaka

IT.Jurnal.com. (2018). Pengertian dan Kelebihan Arduino. Diakses pada 20 Maret 2021 dari
https://www.it-jurnal.com/pengertian-dan-kelebihan-arduino/

Bluino.com. (2019, 3 September). Apa iItu Arduino?. Diakses pada 20 Maret 2021 dari
https://www.bluino.com/2019/09/apa-itu-arduino_13.html

fazaio.wordpress.com. (2020, 2 April). Menggunakan fungsi delay() untuk menunggu pada


Arduino. Diakses pada 21 Maret 2021 dari
https://fazaio.wordpress.com/2020/04/02/menggunakan-fungsi-delay-untuk-menunda-
pada-
arduino/#:~:text=delay()%20fungsi%20ini%20digunakan,karena%201%20detik%20%3D
%201000%20mili.

LINK VIDEO TUGAS AKHIR MODUL 4 KELOMPOK 4:

http://bit.ly/VideoPraktikumADPSKelompok4 (Nama: Modul 4 – ADPS.mp4)

Anda mungkin juga menyukai