Anda di halaman 1dari 12

Lex Crimen Vol. VII/No.

10/Des/2018

TINDAK PIDANA KONSERVASI TANAH DAN AIR Esa kepada bangsa Indonesia yang tak ternilai
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 harganya yang perlu disyukuri, dilindungi, dan
TAHUN 2014 TENTANG KONSERVASI TANAH dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-
DAN AIR1 besar kemaknuran rakyat. Hal itu sesuai dengan
Oleh : Egi Azwar Pontoh2 amanat yang amanat yang terkandung dalam
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara
ABSTRAK Republik Indonesia Tahun 1945 serta makna
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk yang terkandung dalam fatsafah dan dasar
mengetahui bagaimanakah penyidikan tindak negara Pancasila.
pidana di bidang konservasi tanah dan air dan Mewujudkan amanat Pasal 33 ayat (3)
bagaimanakah tindak pidana di bidang Undang-Undang Dasar Negara Republik
konservasi tanah dan air, yang dengan Indonesia Tahun 1945 tersebut, Undang-
penelitian hokum normative disimpulkan Undang tentang Konservasi Tanah dan Air ini
bahwa: 1. Penyidikan tindak pidana konservasi menyatakan bahwa negara mengatur dan
tanah dan air dilakukan oleh penyidik pejabat menyelenggarakan Konservasi Tanah dan air
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan yang pelaksanaan kewenangannya dilakukan
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang dan pemerintah daerah kabupaten/kota
konservasi tanah dan air juga diberi wewenang dengan mengindahkan kaidah Konservasi tanah
khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil dan air serta tetap menghormati hak yang
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dimiliki oleh Setiap Orang.3
tentang hukum acara pidana untuk melakukan Dalam rangka mewujudkan
penyidikan tindak pidana di bidang konservasi penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air
tanah dan air. Pejabat pegawai negeri sipil yang transparan, partisipatif, dan akuntabel,
tertentu yang lingkup tugas dan tanggung Undang-Undang tentang Konservasi tanah dan
jawabnya di bidang Konservasi tanah dan air air ini mencantumkan pula ketentuan
antara lain pejabat pegawai negeri sipil yang penyelesaian sengketa melalui pengadilan dan
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di di luar pengadilan serta hak gugat Pemerintah,
kehutanan, pertanian, energi dan sumberdaya Pemerintah Daerah, masyarakat, dan
mineral, pertanahan, dalam negeri dan organisasi. Ketentuan pidana penjara dan
lingkungan hidup, menurut Undang-Undang denda yang besar juga diberikan kepada setiap
Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi orang yang melakukan perbuatan melanggar
Tanah dan Air. 2. Tindak pidana konservasi hukum dengan sengaja atau karena
tanah dan air apabila dilakukan oleh orang kelalaiannya tidak melaksanakan Konservasi
perseorangan, petani penggarap tanaman tanah dan air atau mengonversi penggunaan
pangan, badan hukum atau badan usaha dapat Lahan yang mengakibatkan bencana, degradasi
dilakukan penyidikan oleh penyidik menurut lahan berat, dan/atau timbulnya kerugian harta
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang benda atau barang diharapkan dapat
Konservasi Tanah dan Air dan Undang-Undang menimbulkan efek jera bagi para pelanggar
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara hukum yang bersangkutan. Namun untuk
Pidana. menjunjung prinsip keadilan hukum terhadap
Kata kunci: konservasi; tanah; tindak pidana yang dilakukan oleh petani
penggarap tanaman pangan yang tidak memiliki
PENDAHULUAN lahan usaha tani dan menggarap paling luas 2
A. Latar Belakang ha (dua hektare), petani yang memiliki lahan
Tanah dan air dalam wilayah Negara dan melakukan usaha budi daya tanaman
Kesatuan Republik Indonesia merupakan pangan pada lahan paling luas 2 ha (dua
karunia sekaligus amanah Tuhan yang Maha hektare), dan/atau petani hortikultura,
pekebun atau peternak skala usaha kecil sesuai
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Theodorus H.W.
dengan ketentuan peraturan perundang-
Lumenon, SH, M.Hum; Henry R. Ch. Memah, SH,MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
15071101026 tentang Konservasi Tanah dan Air. I. Umum.

163
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

undangan, dikenai ancaman hukuman yang Undang tentang Hukum Acara Pidana untuk
lebih ringan.4 melakukan penyidikan tindak pidana di
Orang perseorangan, petani penggarap bidang Konservasi Tanah dan Air.
tanaman pangan dan badan hukum atau badan (2) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana
usaha yang memanfaatkan tanah dan air dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:
tentunya memiliki kewajiban untuk melakukan a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran
konservasi tanah dan air agar sesuai dengan laporan atau keterangan yang
tujuan pemberlakuan Undang-Undang Nomor berkenaan dengan tindak pidana di
37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan bidang Konservasi Tanah dan Air;
Air. Setiap orang yang melakukan perbuatan b. melakukan pemanggilan terhadap
melanggar hukum dengan sengaja atau karena seseorang untuk didengar dan diperiksa
kelalaiannya tidak melaksanakan Konservasi sebagai tersangka atau sebagai saksi
tanal dan air dan memenuhi unsur-unsur tindak dalam tindak pidana di bidang
pidana perlu diperiksa dalam peradilan pidana Konservasi Tanah dan Air;
dan harus mempertanggungjawabkan c. melakukan penggeledahan dan
perbuatannya. penyitaan barang bukti tindak pidana di
bidang Konservasi Tanah dan Air;
B. Rumusan Masalah d. meminta keterangan dan barang bukti
1. Bagaimanakah penyidikan tindak pidana dari orang atau badan hukum
di bidang konservasi tanah dan air ? sehubungan dengan tindak pidana di
2. Bagaimanakah tindak pidana di bidang bidang Konservasi Tanah dan Air;
konservasi tanah dan air ? e. membuat dan menandatangani berita
acara; dan
C. Metode Penelitian f. menghentikan penyidikan apabila tidak
Penelitian hukum yang dilakukan dengan terdapat cukup bukti tentang adanya
cara meneliti bahan pustaka atau data tindak pidana di bidang Konservasi
sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian Tanah dan Air
hukum normatif atau penelitian hukum 3) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana
kepustakaan (di samping adanya penelitian dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
hukum sosiologis atau empiris yang terutama dimulainya penyidikan dan melaporkan
meneliti data primer).5 hasil penyidikannya kepada penuntut
umum melalui Pejabat Kepolisian Negara
PEMBAHASAN Republik Indonesia
A. Penyidikan Tindak Pidana Konservasi Tanah Penjelasan Pasal 55 ayat (1) Pejabat pegawai
dan Air negeri sipil tertentu yang lingkup tugas dan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tanggung jawabnya di bidang Konservasi tanah
tentang Konservasi Tanah dan Air, mengatur dan air antara lain pejabat pegawai negeri sipil
mengenai penyidikan terdapat pada Bab XIII yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
Pasal 55 ayat (1) (2) dan (3). kehutanan, pertanian, energi dan sumberdaya
Pasal 55 mineral, pertanahan, dalam negeri dan
(1) Selain penyidik pejabat Kepolisian Negara lingkungan hidup.
Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri Ketetentuan-ketentuan hukum yang
sipil tertentu yang lingkup tugas dan mengatur mengenai penyidikan tindak pidana
tanggung jawabnya di bidang Konservasi konservasi tanah dan air Undang-Undang
Tanah dan Air juga diberi wewenang khusus Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi
sebagai penyidik pegawai negeri sipil Tanah dan Air telah memberikan pemahaman
sebagaimana dimaksud dalam Undang- mengenai pejabat pegawai negeri sipil tertentu,
sebagai penyidik yang dapat melaksanakan
4 penyidikan sesuai dengan lingkup tugas dan
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
tentang Konservasi Tanah dan Air. I. Umum.
tanggung jawabnya. Hal ini berarti pejabat
5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum pegawai negeri sipil tertentu tersebut memiliki
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo kemampuan yang memadai sesuai bidang
Persada, Jakarta. 1995, hal. 13-14.

164
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

tugasnya untuk mengumpulkan bukti-bukti sebagainya.7 Perkara pidana, strafzaak, ialah


yang diperlukan untuk kepentingan penyidikan. delik yang merupakan objek pemeriksaan
Untuk membuat terang suatu perkara tindak peradilan pidana.8
pidana konservasi tanah dan air serta Pemeriksaan perkara pidana konservasi
menemukan tersangkanya, maka sesuai hukum tanah dan air dapat dilakukan penyidik
acara pidana, lembaga yang diberikan terhadap tersangka yang patut diduga sesuai
kewenangan sebagai penyidik memiliki cara bukti-bukti permulaan yang telah dikumpulkan
dan alat yang diperlukan apabila terdapat telah melakukan tindak pidana.
cukup bukti tentang adanya tindak pidana di Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
bidang Konservasi Tanah dan Air. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Menurut Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana, Pasal 1 angka 14:
Hukum Acara Pidana adalah peraturan yang Tersangka adalah seorang yang karena
mengatur tentang bagaimana cara alat-alat perbuatannya atau keadaannya berdasarkan
perlengkapan pemerintah melaksanakan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku
tuntutan, memperoleh Keputusan Pengadilan, tindak pidana.
oleh siapa Keputusan Pengadilan itu harus Penyidik tindak pidana konservasi tanah dan
dilaksanakan, jika ada seseorang atau kelompok air dapat melakukan penggeledahan dan
orang yang melakukan perbuatan pidana.6 penyitaan barang bukti sesuai dengan Pasal 5
Pemeriksaan pada tingkat penyidikan atas ayat (2) huruf (c) Undang-Undang Nomor 37
kebenaran laporan atau keterangan yang Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air
berkenaan dengan tindak pidana di bidang dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Konservasi Tanah dan Air merupakan salah satu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
cara yang digunakan oleh penyidik untuk Hukum Acara Pidana.
memperoleh keterangan dari saksi yang Pasal 16 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
mendengar, melihat dan mengalami sendiri 1981 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
suatu peristiwa pidana. tentang Hukum Acara Pidana, menyatakan:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Penyitaan adalah serangkaian tindakan
tentang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 angka 24: penyidik untuk mengambil alih dan atau
Laporan adalah pemberitahuan yang menyimpan di bawah penguasaannya benda
disampaikan oleh seorang karena hak atau bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian
pejabat yang berwenang tentang telah atau dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.
sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa Pasal 17: Penggeledahan rumah adalah
pidana. tindakan penyidik untuk memasuki rumah
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tempat tinggal dan tempat tertutup Iainnya
tentang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 angka 26: untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan
Saksi adalah orang yang dapat memberikan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam
keterangan guna kepentingan penyidikan, hal dan menurut cara yang diatur dalam
penuntutan dan peradilan tentang suatu undang-undang.
perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat Penyidik tindak pidana konservasi tanah dan
sendiri dan ia alami sendiri. air dapat meminta keterangan dan barang bukti
Pasal 1 angka 27: Keterangan saksi adalah dari orang atau badan hukum sehubungan
salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang dengan tindak pidana.
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu Barang bukti: “benda atau barang yang
peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, Ia lihat digunakan untuk meyakinkan hakim akan
sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana
alasan dan pengetahuannya itu.
Pemeriksaan, ialah: “proses, cara perbuatan
memeriksa suatu proses atau upaya 7
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan 6. Rineka Cipta,
penyelidikan; pengusutan perkara dan Jakarta, 2009, hal. 346.
8
Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Op.Cit, hal.
118.
6
Yulies Tiena Masriani, Op.Cit, hal. 82.

165
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

yang diturunkan kepadanya.”9 Barang bukti terdapat cukup bukti tentang adanya tindak
(bewijsstuk; real evidence, physical evidence pidana di bidang Konservasi Tanah dan Air.
(KUHAP; 40, 45: 2), yaitu: “Barang yang Khusus untuk penyidik pegawai negeri sipil
digunakan sebagai bukti yang diajukan dalam tertentu yang melaksanakan kewenangan
sidang pengadilan untuk menguatkan dalam melakukan penyidikan tindak pidana
keterangan saksi, keterangan ahli dan konservasi tanah dan air sesuai Undang-
keterangan terdakwa untuk membuktikan Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang
kesalahan terdakwa. Di Amerika Serikat barang Konservasi Tanah dan Air, Pasal 55 ayat (3)
bukti menjadi alat bukti dengan nama real wajib memberitahukan dimulainya penyidikan
evidence atau material evidence.”10 dan melaporkan hasil penyidikannya kepada
Alat bukti adalah segala sesuatu yang ada penuntut umum melalui Pejabat Kepolisian
hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana Negara Republik Indonesia.
dengan alat-alat bukti tersebut, dapat Penyidik pegawai negeri sipil tertentu
dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna mempunyai wewenang sesuai dengan undang-
menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran undang hukumnya masing-masing dan dalam
adanya suatu tindak pidana yang telah pelaksanaan tugasnya berada di bawah
dilakukan oleh terdakwa.11 koordinasi dan pengawasan penyidik Polri
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (Pasal 7 ayat (2) KUHAP). Dengan kata lain,
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara wewenang penyidik pegawai negeri sipil
Pidana (KUHAP) Pasal 183 menyebutkan: Hakim tertentu hanya terbatas sesuai dengan undang-
tidak boleh menjatuhkan pidana kepada undang yang menjadi dasar hukum
12
seorang kecuali apabila dengan sekurang- pelaksanaan tugas mereka.
kurangnya dua alat bukti yang sah ia Menurut Pasal 8 KUHAP ayat (1), penyidik
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak membuat berita acara tentang pelaksanaan
pidana benar-benar terjadi dan bahwa tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terdakwalah yang bersalah melakukannya. 75 dengan tidak mengurangi ketentuan lain
Penjelasan Pasal 183: Ketentuan ini adalah dalam undang-undang ini. Ayat (2) Penyidik
untuk menjamin tegaknya kebenaran, keadilan menyerahkan berkas perkara sebagaimana
dan kepastian hukum bagi seorang. dimaksud dalam ayat (2) dilakukan:
Pasal 184 ayat (1) berbunyi: 1. Pada tahap pertama penyidik hanya
(1) Alat bukti yang sah ialah: menyerahkan berkas perkara;
1. Keterangan saksi; 2. Dalam hal penyidikan sudah dianggap
2. Keterangan ahli; selesai, penyidik menyerahkan tanggung
3. Surat; jawab atas tersangka dan barang bukti
4. Petunjuk, dan kepada penuntut umum.
5. Keterangan terdakwa. Menurut Pasal 75 KUHAP ayat (1) berita
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui acara dibuat untuk setiap tindakan tentang:
tidak perlu dibuktikan. a. pemeriksaan tersangka;
Penjelasan Pasal 184: Dalam acara b. penangkapan;
pemeriksaan cepat, keyakinan hakim cukup c. penahanan;
didukung satu alat bukti yang sah. d. penggeledahan;
Penyidik tindak pidana konservasi tanah dan e. pemasukan rumah;
air dapat wajib membuat dan menandatangani f. penyitaan benda;
berita acara mengenai penyidikan dan segera g. pemeriksaan surat;
menghentikan penyidikan apabila tidak h. pemerikasaan saksi;
i. pemeriksaan di tempat kejadian;
j. pelaksanaan penetapan dan putusan
pengadilan;
9
Sudarsono, Kamus Hukum, Op.Cit, hal. 47.
10
Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Op.Cit, hal.
20.
11 12
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Mohammad, Taufik, Makarao dan Suhasril, Hukum
Perdata Dan Korupsi Di Indonesia, Cetakan 1(Editor Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, (Editor) Risman F.
Andriansyah), Jakarta, 2011, hal. 23. Sikumbank, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 18.

166
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

k. pelaksanaan tindakan lains sesuai dengan 3. Melakasanakan putusan hakim.


ketentuan dalam undang-undang ini.13 Dari uraian di atas dapatlah dimengerti
Perkara pidana itu ada jika diketahui ada bahwa hukum Acara Pidana tidak semata-mata
tindak pidana atau peristiwa pidana atau menerapkan hukum acara pidana, akan tetapi
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih menitikberatkan pada proses dari
beberapa orang. Berbeda dengan perkara pertanggungjawaban seseorang atau
perdata, di mana inisiatif untuk mengajukan sekelompok orang yang diduga dan/atau
perkara diambil oleh orang-orang yang merasa didakwa telah melakukan perbuatan pidana.15
dirugikan, maka dalam perkara pidana, inisiatif Tujuan hukum acara pidana sangat erat
untuk mengajukan perkara pidana diambil oleh hubungannya dengan tujuan hukum pidana,
negara. Mengajukan perkara pidana di yaitu menciptakan ketertiban, ketentraman,
pengadilan karena adanya tindak pidana atau kedamaian, keadilan dan kesejahteraan
kejahatan. Diketahui terjadinya tindak pidana masyarakat. Hukum Pidana memuat tentang
dari empat kemungkinan, yaitu: rincian perbuatan yang termasuk perbuatan
1. Kedapatan tertangkap tangan (Pasal 1 butir pidana, pelaku perbuatan pidana yang dapat
19 KUHAP); dihukum dan macam-macam hukuman yang
2. Karena laporan (Pasal 1 butir 24 KUHAP); dapat dijatuhkan kepada pelanggar hukum
3. Karena pengaduan (Pasal 1 butir 25 KUHAP); pidana, sebaliknya hukum acara pidana
Diketahui sendiri atau pemberitahuan atau mengatur bagaimana proses yang harus dilalui
cara lain sehingga penyidik mengetahui oleh aparat hukum dalam rangka
terjadinya delik, seperti baca di surat kabar, mempertahankan hukum pidana materiil
dengar di radio, dengar orang bercerita dan terhadap pelanggarnya.16
lain-lain. Perbedaan dengan hukum pidana Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
adalah hukum pidana merupakan peraturan bahwa kedua hukum tersebut saling
yang menentukan tentang perbuatan yang melengkapi, karena tanpa hukum pidana,
tergolong perbuatan pidana, syarat-syarat hukum acara pidana tidak berfungsi, sebaliknya
umum yang harus dipenuhi agar suatu tanpa hukum acara pidana, hukum pidana juga
perbuatan dapat dikenakan sanksi pidana, tidak dapat dijalankan (tidak berfungsi sesuai
pelaku perbuatan pidana yang dapat dihukum dengan tujuan). Fungsi dari hukum acara
dan macam-macam hukuman yang dapat pidana adalah mendapatkan kebenaran
dijatuhkan kepada pelaku perbuatan pidana.14 materiil, putusan hakim dan pelaksanaan
Hukum Acara Pidana memberikan petunjuk putusan hakim.17
kepada aparat penegak hukum bagaimana Penyidikan terhadap tindak pidana
prosedur untuk mempertahankan hukum konservasi tanah dan air harus dilaksanakan
pidana materiil, bila ada seseorang atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan
sekelompok orang yang disangka/dituduh yang berlaku, karena dalam negara hukum
melanggar hukum pidana. Hukum Acara Pidana kewenangan lembaga yang melakukan
disebut hukum formil (formeel Strafrecht) penyidikan perkara pidana haruslah
sedang hukum pidana disebut hukum Pidana dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku
Materil (Materieel Strafrecht), jadi kedua khususnya terhadap orang perseorangan,
hukum tersebut mempunyai hubungan yang petani penggarap tanaman pangan dan badan
sangat erat. hukum atau badan usaha yang patut diduga
Hukum Acara Pidana mempunyai tugas melakukan tindak pidana.
untuk: Salah satu prinsip dalam negara hukum
1. Mencari dan mendapatkan kebenaran adalah wetmatigheid van bestuur atau
materiil; pemerintahan berdasarkan peraturan
2. Memperoleh keputusan oleh hakim tentang perundang-undangan. Oleh karena itu, setiap
bersalah tidaknya seseorang atau tindakan hukum pemerintah, baik dalam
sekelompok orang yang disangka/didakwa menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi
melakukan perbuatan pidana;
15
Ibid.
13 16
Ibid, hal. 20. Ibid, hal. 82-83
14 17
Ibid. Ibid, hal. 83

167
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

pelayanan, harus didasarkan pada wewenang mutlak. Masyarakat bukan penonton


yang diberikan oleh peraturan perundang- bagaimana hukum ditegakkan, akan tetapi
undangan yang berlaku.18 masyarakat aktif berperan dalam penegakan
Sebagai suatu sistem masyarakat, sistem hukum. Masyarakat yang tidak membuang
peradilan pidana bertujuan untuk: sampah di sungai ikut menegakkan hukum,
a. mencegah masyarakat menjadi korban karena membuang sampah di sungai adalah
kejahatan; pelanggaran.22
b. menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi
sehingga masyarakat puas, bahwa keadilan B. Tindak Pidana Konservasi Tanah dan Air
telah ditegakkan dan yang bersalah di Para pelaku tindak pidana yang dapat
pidana; dilakukan penyidikan oleh penyidik menurut
c. mengusahakan agar mereka yang pernah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang
melakukan kejahatan tidak mengulangi lagi Konservasi Tanah dan Air, sebagaimana diatur
kejahatannya.19 pada Pasal 59 sampai dengan Pasal 64 yaitu:
Bila mengacu kepada tujuan sistem 1. Orang perseorangan;
peradilan pidana itu, bisa diartikan sebagai 2. Petani penggarap tanaman pangan;
usaha mencegah dan menanggulangi 3. Badan hukum atau badan usaha.
kejahatan. Di sini pelaku dijatuhi pidana dan Menyadari pentingnya tanah bagi manusia
direhabilitasi serta dilindunginya korban dan individu maupun negara sebagai organisasi
masyarakat. Adapun subsistem yang bekerja masyarakat yang tertinggi, para pendiri bangsa
sama di dalam sistem peradilan pidana adalah: telah menuangkannya dalam konstitusi
Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga tertinggi bangsa Indonesia, yaitu Pasal 33 ayat
Pemasyarakatan. Dari keempat instansi ini yang (3) undang-undang dasar 1945 yang
sangat berkaitan dengan proses dijatuhkannya menyatakan bahwa: “bumi air dan kekayaan
pidana penjara adalah kepolisian sebagai alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim. oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya
Ketiga sub sistem ini selalu identik dengan bagi kemakmuran rakyat”. Sebagai tindak lanjut
penegak hukum dalam arti bahwa ketiga dari Pasal 33 ayat (3) undang-undang dasar
instansi ini yang menentukan seseorang itu 1945 yang berkaitan dengan bumi atau tanah,
dijatuhi hukuman atau tidak, utamanya maka dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 5
hakim.20 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Sistem peradilan pidana itu sendiri diartikan Pokok Agraria yang selanjutnya lebih dikenal
sebagai suatu sistem dalam suatu masyarakat dengan sebutan UUPA.23
untuk menanggulangi kejahatan. Sesuai dengan uraian tersebut dapat
Menanggulangi di sini berarti usaha untuk dipahami akan pentingnya konservasi tanah
mengendalikan kejahatan agar berada dalam dan air, karena tanah dan air merupakan
batas-batas toleransi masyarakat. Sistem ini kekayaan alam yang perlu dijaga dan
dianggap berhasil apabila sebagian besar dari dilestarikan untuk digunakan sebesar-besar
laporan maupun keluhan masyarakat yang bagi kemakmuran rakyat. Apabila terjadi
menjadi korban kejahatan dapat “diselesaikan” perbuatan-perbuatan oleh orang perseorangan,
dengan diajukannya pelaku kejahatan ke sidang petani penggarap tanaman pangan dan badan
pengadilan dan diputus bersalah serta hukum atau badan usaha yang dengan sengaja
mendapat pidana.21 atau karena kelalaian tidak melakukan
Penegakan hukum adalah kewajiban dari konservasi tanah dan air, maka akan
seluruh masyarakat dan untuk ini pemahaman menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang
tentang hak dan kewajiban menjadi syarat dapat merugikan masyarakat.
Jenis-jenis tindak pidana yang dilakukan oleh
18
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, Edisi 1. pelaku dan perlu dilakukan penyidikan
Cetakan Kedua. Sinar Grafika. Jakarta. 2012, hal, 53. sebagaimana diatur pada Pasal 59 sampai
19
Petrus Irwan Panjaitan & Chairijah, Pidana Penjara
Dalam Perspektif Penegak Hukum Masyarakat dan
dengan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 37
Narapidana, CV. Indhili. Co, Jakarta, 2009, hal. 56.
20 22
Ibid. Siswanto Sunarso, Op.Cit, hal. hal. 399.
21 23
Ibid, hal. 55-56. Ibid.hal. 27.

168
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air dan/atau pidana denda paling banyak
yaitu: Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
1. Tindak Pidana Oleh Orang Perseorangan (6) Orang perseorangan yang karena
Tindak pidana konsernasi tanah dan air kelalaiannya melakukan konversi
apbila dilakukan oleh orang perseorangan baik penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi
karena kesengajaan atau kelalaiannya Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur 20 yang mengakibatkan bencana dipidana
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 dengan pidana penjara paling lama 4
tentang Konservasi Tanah dan Air yang (empat) tahun dan/atau pidana denda
menyatakan pada Pasal 59 ayat: paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga
(1) Orang perseorangan yang karena miliar rupiah).24
kelalaiannya melakukan konversi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
penggunaan Lahan prima di Kawasan tentang Konservasi Tanah dan Air Pasal 18 ayat
Lindung sebagaimana dimaksud dalam (1) Setiap Orang dilarang melakukan konversi
Pasal 18 ayat (1) dipidana dengan pidana penggunaan Lahan Prima di Kawasan Lindung.
penjara paling lama 2 (dua) tahun Penjelasan Pasal 17 yang dimaksud dengan
dan/atau pidana denda paling banyak "konversi penggunaan lahan prima di kawasan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). lindung" adalah perubahan penggunaan lahan
(2) Orang perseorangan yang karena prima menjadi peruntukan lain selain fungsi
kelalaiannya melakukan konversi lindung. Pasal 20 Setiap Orang dilarang
penggunaan Lahan prima di Kawasan melakukan konversi penggunaan Lahan Prima
Lindung sebagaimana dimaksud dalam di Kawasan Budi Daya dimaksud dalam Pasal
Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan 19. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
degradasi berat Lahan Prima dipidana (1) tidak termasuk konversi yang dilakukan oleh
dengan pidana penjara paling lama 4 pemerintah untuk kepentingan umum.
(empat) tahun dan/atau pidana denda Tujuan dari UUPA adalah (1) meletakkan
paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria
miliar rupiah). nasional yang merupakan alat untuk membawa
(3) Orang perseorangan yang karena kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi
kelalaiannya melakukan konversi negara dan rakyat, terutama rakyat dalam
penggunaan Lahan prima di Kawasan rangka masyarakat adil dan makmur; (2)
Lindung sebagaimana dimaksud dalam meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan
Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan kesatuan dan kesederhaan dalam hukum
bencana dipidana dengan pidana penjara pertanahan; dan (3) meletakkan dasar-dasar
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau untuk memberikan kepastian hukum mengenai
pidana denda paling banyak hak-hak aras tanah bagi rakyat seluruhnya.25
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Oleh karena itu, untuk dapat mencapai
(4) Orang perseorangan yang karena kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, maka
kelalaiannya melakukan konversi dalam memanfaatkan dan menggunakan tanah
penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi yang merupakan bagian dari sumber daya alam
Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal harus dilaksanakan secara bijaksana dan dalam
20 dipidana dengan pidana penjara paling pengelolaannya diserahkan kepada negara.26
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana Pasal 60 ayat:
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (1) Orang perseorangan yang dengan sengaja
(lima ratus juta rupiah). melakukan konversi penggunaan Lahan
(5) Orang perseorangan yang karena prima di Kawasan Lindung sebagaimana
kelalaiannya melakukan konversi dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dipidana
penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 yang mengakibatkan degradasi berat 24
Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi
Lahan prima dipidana dengan pidana Tanah dan Air.
25
penjara paling lama 3 (tiga) tahun Bernhard Limbong Op.Cit, hal. 27-28.
26
Ibid, hal. 28

169
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

tahun dan/atau pidana denda paling (dua) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah). rupiah).
(2) Orang perseorangan yang dengan sengaja Pasal 63 ayat (1) Orang perseorangan yang
melakukan konversi penggunaan Lahan dengan sengaja tidak menyelenggarakan
prima di Kawasan Lindung sebagaimana Konservasi Tanih dan Air sehingga
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan degradasi Lahan berat yang
mengakibatkan degradasi berat Lahan melampaui ambang batas kekritisan Lahan
prima dipidana dengan pidana penjara sebagaimaia dimaksud dalam Pasal 30 dipidana
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dengan pidina penjara paling lama 4 (empat)
pidana denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah). 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Orang perseorangan yang dengan sengaja Pasal 30 ayat (1) Setiap Orang yang
melakukan konversi penggunaan Lahan menggunakan Tanah dan Air pada Lahan di
prima di Kawasan Lindung sebagaimana kawasan lindung wajib menyelenggarakan
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) yang Konservasi tanah dan air dengan melakukan
mengakibatkan bencana dipidana dengan pelindungan fungsi tanah pada Lahan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
dan/atau pidana denda paling banyak pemulihan Fungsi Tanah pada Lahan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, dan
rupiah). pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
(4) Orang perseorangan yang dengan sengaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 untuk
melakukan konversi penggunaan Lahan mencegah terjadinya degradasi Lahan berat.
prima di Kawasan Budi Daya sebagaimana Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Yang dimaksud
dimaksud dalam Pasal 20 dipidana dengan dengan “degradasi lahan berat” adalah
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun penurunan Fungsi Tanah pada Lahan karena
dan/atau pidana denda paling banyak pemanfaatan Lahan telah telah mengakibatkan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). terlampauinya ambang batas kekritisan lahan
(5) Orang perseorangan yang dengan sengaja termasuk penelantaran Lahan, pembukaan
melakukan konversi penggunaan Lahan Lahan tanpa penutupan Lahan sehingga
prima di kawasan Budi Daya sebagaimana berakibat erosi berat, tanah longsor besar,
dimaksud dalam Pasal 20 yang lahan Kritis dan/atau Lahan Rusak. Erosi berat
mengakibatkan degradasi berat Lahan yaitu erosi yang telah menghilangkan lapisan,
prima diprdana dengan pidana penjara tanah setebal paling rendah 25 persen (dua
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau puluh lima persen) dari kedalaman lapisan
pidana denda paling banyak tanah (solum tanah) dan meliputi lebih dari 50
Rp3.000,000.000,00 (tiga miliar rupiah). persen (lima puluh persen) dari luas
(6) Orang perseorangan yang dengan sengaja penguasaan lahan. Longsor besar yaitu longsor
melakukan konversi penggunaan Lahan yang meliputi lebih dari 50 persen (lima puluh
prima di Kawasan Budi Daya sebagaimana persen) dari luas penguasaan lahan.
dimaksud dalam Pasal 20 yang Kondisi kebutuhan dan tersedianya tanah
mengakibatkan bencana dipidana dengan yang tidak seimbang ini terus berlanjut dan
pidana qenjara paling lama 5 (lima) tahun akan menimbulkan masalah-masalah dalam
dan/atau pidana denda paling banyak penggunaan tanah, antara lain:
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). a. Berkurangnya luas tanah pertanian subur
Pasal 62 ayat (1) Orang perseorangan yang menjadi tanah pemukiman, industri dan
karena kelalaiannya tidak menyelenggarakan keperluan non peratanian lainnya;
Konservasi Tanah dan Air sehingga b. Terjadinya pembenturan kepentingan
mengakibatkan degradasi Lahan berat yang berbagai sektor pembangunan (misal antara
melampaui ambang batas kekritisan Lahan kehutanan dan transmigrasi, pertambangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dengan perkebunan dan sebagainya);
dipidana dengan pidana penjara paiing lama 2

170
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

c. Menurunnya kualitas lingkungan pangan pada Lahan palingluas 2 ha (dua


pemukiman akibat banjir, kekuarangan air hektare), dan/atau petani hortikultura,
bersih baik dari jumlah maupun mutunya; pekebun, atau peternak skala usaha kecil
d. Meluasnya tanah kritis akibat penggunaan sesuai dengan ketentuan peraturan
tanah yang tidak sesuai dengan potensinya, perundang-undangan, yang melakukan
terjadinya erosi, banjir dan sedimentasi, tindak pidana sebagaimana dimaksud
serta; pada ayat (2) dipidana dengan pidana
e. Penggunaan tanah untuk berbagai kegiatan penjara paling lama 1 tahun atau pidana
akan menghasilkan limbah yang dapat denda paling banyak Rp25.000.000,00
menimbulkan pencemaran air dan udara.27 (dua puluh lima juta).
Kata “mengambil manfaat” mengandung (3) Petani penggarap tanaman pangan yang
pengertian bahwa hak atas tanah digunakan tidak memiliki Lahan usaha tani dan
untuk kepentingan bukan mendirikan menggarap paling luas 2 ha (dua hektare),
bangunan, misalnya untuk kepentingan petani yang memiliki Lahan dan
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan. melakukan usaha budi daya tanaman
Jadi, wewenang yang dipunyai seseorang atas pangan pada Lahan paling luas 2 ha (dua
tanahnya adalah berupa hak menggunakan hektare), dan/atau petani hortikultura,
tanah guna keperluan mendirikan bangunan pekebun, atau peternak skala usaha kecil
adalah berupa hak menggunakan tanah guna sesuai dengan ketentuan peraturan
keperluan mendirikan bangunan atau bukan perundang-undangan, yang melakukan
bangunan, menggunakan tubuh bumi, misalnya tindak pidana sebagaimana dimaksud
penggunaan ruang bawah tanah, diambil pada ayat (3) dipidana dengan pidana
sumber airnya, pengguaan ruang di atas tanah, penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
misalnya di atas tanah didirikan pemancar.28 pidana denda paling banyak
Rp30.000.000,00 (tiga puluh jura rupiah).
2. Petani Penggarap Tanaman Pangan (4) Petani penggarap tanaman pangan yang
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tidak memiliki Lahan usaha tani dan
tentang Konservasi Tanah dan Air Pasal 59 ayat: menggarap paling luas 2 ha (dua hektare),
(1) Petani penggarap tanaman pangan yang petani yang memiliki Lahan dan
tidak memiliki Lahan usaha tani dan melakukan usaha budi daya tanaman
menggarap paling luas 2 ha (dua hektare), pangan pada Lahan paling luas 2 ha (dua
petani yang memiliki Lahan dan hektare), dan/atau petani hortikultura,
melakukan usaha budi daya tanaman pekebun, atau peternak skala usaha kecil
pangan pada Lahan paling luas 2 ha (dua sesuai dengan ketentuan peraturan
hektare), dan/atau petani hortikultura, perundang-undangan, yang melakukan
pekebun, atau peternak skala usaha kecil tindak pidana sebagaimana dimaksud
sesuai dengan ketentuan peraturan pada ayat (5) dipidana dengan pidana
perundang-undangan, yang melakukan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau
tindak pidana sebagaimana dimaksud pidana denda paling banyak
pada ayat (1) dipidana dengan pidana Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
penjara paling lama 6 (enam) bulan atau (5) Petani penggarap tanaman pangan yang
pidana denda paling banyak tidak memiliki Lahan usaha tani dan
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). menggarap paling luas 2 ha (dua hektare),
(2) Petani penggarap tanaman pangan yang petani yang memiliki Lahan dan
tidak memiliki Lahan usaha tani dan melakukan usaha budi daya tanaman
menggarap paling luas 2 ha (dua hektare), pangan pada Lahan paling luas 2 ha (dua
petani yang memiliki Lahan dan hektare), dan/atau petani hortikultura,
melakukan usaha budi daya tanaman pekebun, atau peternak skala usaha kecil
sesuai dengan ketentuan peraturan
27
Andy Hartanto, Problematika Hukum, Jual Beli Tanah
perundang-undangan, yang melakukan
Belum Sertifikat, Cetakan II. Laksbang Mediatama, tindak pidana sebagaimana dimaksud
Yogyakarta, 2012, hal. 1. pada ayat (6) dipidana dengan pidana
28
Ibid.

171
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

penjara paling lama 2 (dua) tahun atau kejadian yang ditimbulkan olehnya dan justeru
pidana denda paling banyak untuk menyatakan hubungan yang erat itu,
Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). maka dipakailah perkataan perbuatan, yaitu
Penjelasan Pasal 59 ayat (3) Yang dimaksud suatu pengertian abstrak yang menunjuk pada
dengan "bencana” adalah peristiwa atau dua keadaan konkret: pertama, adanya
rangkaian peristiwa yang mengancam dan kejadian yang tertentu dan kedua adanya orang
menggangu kehidupan dan penghidupan yang berbuat yang menimbulkan kejadian itu.31
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor 3. Badan Hukum atau Badan Usaha
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya Korporasi juga disebut dalam bidang hukum
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, perdata sebagai badan hukum (rechtspersoon).
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Secara etimologis kata korporasi berasal dari
Penjelasan Pasal 59 ayat (7) Yang dimaksud kata “corporatie” dalam bahasa latin. Seperti
dengan petani hortikultura skala usaha kecil kata-kata lainnya yang berakhiran dengan “tio”,
adalah perorangan warga negara Indonesia maka korporasi sebagai kata benda
beserta keluarganya yang mengelola unit usaha (substantium), berasal dari kata kerja
budidaya hortikultura dalam skala usaha kecil “corporate” yang banyak dipakai orang pada
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- abad pertengahan sesudah itu, “corporate” itu
undangan. Yang dimaksud dengan “pekebun sendiri berasal dari kata “corpus” yang berarti
skala usaha kecil” adalah perorangan warga memberikan badan atau membadankan.
negara Indonesia yang melakukan usaha Dengan demikian, “corporation” adalah hasil
perkebunan dengan skala usaha kecil lesuai dari pekerjaan yang membadankan atau
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan kata lain, badan yang dijadikan orang,
undangan. Yang dimaksud dengan “peternak badan yang dieprolah dengan perbuatan
skala usaha kecil” adalah perorangan warga manusia sebagai lawan terhadap badan
negara Indonesia yang melakukan usaha manusia yang terjadi menurut alam.32 Badan
peternakan dalam skala usaha kecil sesuai hukum, korporasi: rechtspersoon; legal person,
dengan ketentuan peraturan perundang- adalah badan atau usaha yang mempunyai
undangan. identitas sendiri, kekayaan sendiri terpisah dari
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang kekayaan anggota. Dulu subjek hukum perdata,
dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan sekarang menjadi subjek hukum pidana juga.33
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
pidana tertentu, bagi barang siapa yang PENUTUP
melanggar larangan tersebut.29 Dapat juga A. Kesimpulan
dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah 1. Penyidikan tindak pidana konservasi tanah
perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang dan air dilakukan oleh penyidik pejabat
dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
diingat bahwa larangan ditujukan kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), bidang konservasi tanah dan air juga diberi
sedangkan ancaman pidanya ditujukan kepada wewenang khusus sebagai penyidik pegawai
orang yang menimbulkan kejadian itu.30 negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam
Antara larangan dan ancaman pidana ada undang-undang tentang hukum acara
hubungan yang erat, oleh karena diantara pidana untuk melakukan penyidikan tindak
kejadian itu ada hubungan yang erat pula. Yang pidana di bidang konservasi tanah dan air.
satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
Kejadian tidak dapat dilarang jika yang
menimbulkan bukan orang dan orang tidak
31
dapat diancam pidana, jika tidak karena Ibid, hal. 59-60.
32
Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti, Politik
Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi, Cetakan
29
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi, PT. Pertama, PT. Sofmedia, Jakarta. 2010. hal. 11.
33
Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal. 59 Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Op.Cit, hal.
30
Ibid. 17.

172
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

lingkup tugas dan tanggung jawabnya di Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti.
bidang Konservasi tanah dan air antara lain Bandung. 1997.
pejabat pegawai negeri sipil yang lingkup Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana,
tugas dan tanggung jawabnya di kehutanan, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Grafika,
pertanian, energi dan sumberdaya mineral, Jakarta, 2008.
pertanahan, dalam negeri dan lingkungan Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia,
hidup, menurut Undang-Undang Nomor 37 Edisi Kedua. Cet. 5. Sinar Grafika, Jakarta.
Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan 2011.
Air. Hartanto Andy, Problematika Hukum, Jual Beli
2. Tindak pidana konservasi tanah dan air Tanah Belum Sertifikat, Cetakan II.
apabila dilakukan oleh orang perseorangan, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2012.
petani penggarap tanaman pangan, badan Huda Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa
hukum atau badan usaha dapat dilakukan Kesalahan Menuju Kepada “Tiada
penyidikan oleh penyidik menurut Undang- Pertanggungjawaban Pidana Tanpa
Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Kesalahan (Tinjauan Kritis Terhadap Teori
Konservasi Tanah dan Air dan Undang- Pemisahan Tindak Pidana dan
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Pertanggungjawaban Pidana), Kencana,
Hukum Acara Pidana. Jakarta, 2006.
Jeddawi Murtir H., Negara Hukum Good
B. Saran Governance dan Korupsi di Daerah, Total
1. Penyelenggaraan konservasi tanah dan air Media, Yogyakarta, 2011.
memerlukan pembinaan dan pengawasan Limbong Bernhard, Konflik Pertanahan,
oleh pemerintah dan/ atau pemerintah Cetakan Pertama, Margaretha Pustaka,
daerah bekerjsama dengan masyarakat Jakarta, 2012.
untuk mencegah terjadinya tindak pidana, Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
pelaksanaan konservasi tanah dan air. 2011.
2. Penyidikan tindak pidana di bidang Makarao Taufik Mohammad, dan Suhasril,
konservasi tanah dan air pelaksanaannya Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan
memerlukan dukungan dan pengawasan Praktek, (Editor) Risman F. Sikumbank,
dari masyarakat untuk melaporkan jika ada Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
perseorangan, petani penggarap tanaman Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
pangan, badan hukum atau badan usaha Jakarta. 2005.
telah mengarah pada terjadinya tindak Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
pidana kepada pihak penyidik guna Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar Grafika,
kepentingan penyidikan. Jakarta, 2009.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
DAFTAR PUSTAKA Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti,
Pidana, Perdata Dan Korupsi Di Indonesia, Politik Hukum Pidana Terhadap Kejahatan
Cetakan 1(Editor Andriansyah), Jakarta, Korporasi, Cetakan Pertama, PT. Sofmedia,
2011. Jakarta. 2010.
Alting Husen, Dinamika Hukum Dalam Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan Dalam
Pengakuan dan Perlindungan Hak Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah, Lingkungan Hidup, Cetakan Kedua. PT.
(Masa Lalu, Kini Dan Masa Mendatang) Refika Aditama, Jakarta, 2009.
Cetakan II, LaksBang PRESSindo, Panjaitan Irwan Petrus & Chairijah, Pidana
Yogyakarta, 2011. Penjara Dalam Perspektif Penegak Hukum
Atmasasmita Romli. Tindak Pidana Narkotika Masyarakat dan Narapidana, CV. Indhili.
Transnasional Dalam Sistem Hukum Co, Jakarta, 2009.

173
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Sastrawijaya Tresna, Pencemaran Lingkungan,


Cet. 2. Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.
Soetiknjo Imam, Politik Agraria Nasional,
Hubungan Manusia Dengan Tanah Yang
Berdasarkan Pancasila, Cetakan Ketiga,
Gadjah Mada, University Press,
Yogyakarta, 1990.
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan
Kelima, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007.
Sunarso Siswanto, Hukum Pidana Lingkungan
Hidup Dan Strategi Penyelesaian Sengketa,
PT. Cetakan Pertama, Rineka Cipta,
Jakarta, 2005.
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan 6. Rineka
Cipta, Jakarta, 2009.
Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia
Sebuah Pengantar, Cetakan Kedua, Sinar
Grafika, Jakarta, 2008.
Sutedi Adrian, Sertifikat Hak Atas Tanah, Edisi
1. Cetakan Kedua. Sinar Grafika. Jakarta.
2012.
Syahrin Alvi, Beberapa Isu Hukum Lingkungan
Kepidananaan, Cetakan Revisi, PT.
Sofmedia, Jakarta, 2009.

174

Anda mungkin juga menyukai