10/Des/2018
TINDAK PIDANA KONSERVASI TANAH DAN AIR Esa kepada bangsa Indonesia yang tak ternilai
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 harganya yang perlu disyukuri, dilindungi, dan
TAHUN 2014 TENTANG KONSERVASI TANAH dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-
DAN AIR1 besar kemaknuran rakyat. Hal itu sesuai dengan
Oleh : Egi Azwar Pontoh2 amanat yang amanat yang terkandung dalam
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara
ABSTRAK Republik Indonesia Tahun 1945 serta makna
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk yang terkandung dalam fatsafah dan dasar
mengetahui bagaimanakah penyidikan tindak negara Pancasila.
pidana di bidang konservasi tanah dan air dan Mewujudkan amanat Pasal 33 ayat (3)
bagaimanakah tindak pidana di bidang Undang-Undang Dasar Negara Republik
konservasi tanah dan air, yang dengan Indonesia Tahun 1945 tersebut, Undang-
penelitian hokum normative disimpulkan Undang tentang Konservasi Tanah dan Air ini
bahwa: 1. Penyidikan tindak pidana konservasi menyatakan bahwa negara mengatur dan
tanah dan air dilakukan oleh penyidik pejabat menyelenggarakan Konservasi Tanah dan air
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan yang pelaksanaan kewenangannya dilakukan
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang dan pemerintah daerah kabupaten/kota
konservasi tanah dan air juga diberi wewenang dengan mengindahkan kaidah Konservasi tanah
khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil dan air serta tetap menghormati hak yang
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dimiliki oleh Setiap Orang.3
tentang hukum acara pidana untuk melakukan Dalam rangka mewujudkan
penyidikan tindak pidana di bidang konservasi penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air
tanah dan air. Pejabat pegawai negeri sipil yang transparan, partisipatif, dan akuntabel,
tertentu yang lingkup tugas dan tanggung Undang-Undang tentang Konservasi tanah dan
jawabnya di bidang Konservasi tanah dan air air ini mencantumkan pula ketentuan
antara lain pejabat pegawai negeri sipil yang penyelesaian sengketa melalui pengadilan dan
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di di luar pengadilan serta hak gugat Pemerintah,
kehutanan, pertanian, energi dan sumberdaya Pemerintah Daerah, masyarakat, dan
mineral, pertanahan, dalam negeri dan organisasi. Ketentuan pidana penjara dan
lingkungan hidup, menurut Undang-Undang denda yang besar juga diberikan kepada setiap
Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi orang yang melakukan perbuatan melanggar
Tanah dan Air. 2. Tindak pidana konservasi hukum dengan sengaja atau karena
tanah dan air apabila dilakukan oleh orang kelalaiannya tidak melaksanakan Konservasi
perseorangan, petani penggarap tanaman tanah dan air atau mengonversi penggunaan
pangan, badan hukum atau badan usaha dapat Lahan yang mengakibatkan bencana, degradasi
dilakukan penyidikan oleh penyidik menurut lahan berat, dan/atau timbulnya kerugian harta
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang benda atau barang diharapkan dapat
Konservasi Tanah dan Air dan Undang-Undang menimbulkan efek jera bagi para pelanggar
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara hukum yang bersangkutan. Namun untuk
Pidana. menjunjung prinsip keadilan hukum terhadap
Kata kunci: konservasi; tanah; tindak pidana yang dilakukan oleh petani
penggarap tanaman pangan yang tidak memiliki
PENDAHULUAN lahan usaha tani dan menggarap paling luas 2
A. Latar Belakang ha (dua hektare), petani yang memiliki lahan
Tanah dan air dalam wilayah Negara dan melakukan usaha budi daya tanaman
Kesatuan Republik Indonesia merupakan pangan pada lahan paling luas 2 ha (dua
karunia sekaligus amanah Tuhan yang Maha hektare), dan/atau petani hortikultura,
pekebun atau peternak skala usaha kecil sesuai
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Theodorus H.W.
dengan ketentuan peraturan perundang-
Lumenon, SH, M.Hum; Henry R. Ch. Memah, SH,MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
15071101026 tentang Konservasi Tanah dan Air. I. Umum.
163
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
undangan, dikenai ancaman hukuman yang Undang tentang Hukum Acara Pidana untuk
lebih ringan.4 melakukan penyidikan tindak pidana di
Orang perseorangan, petani penggarap bidang Konservasi Tanah dan Air.
tanaman pangan dan badan hukum atau badan (2) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana
usaha yang memanfaatkan tanah dan air dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:
tentunya memiliki kewajiban untuk melakukan a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran
konservasi tanah dan air agar sesuai dengan laporan atau keterangan yang
tujuan pemberlakuan Undang-Undang Nomor berkenaan dengan tindak pidana di
37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan bidang Konservasi Tanah dan Air;
Air. Setiap orang yang melakukan perbuatan b. melakukan pemanggilan terhadap
melanggar hukum dengan sengaja atau karena seseorang untuk didengar dan diperiksa
kelalaiannya tidak melaksanakan Konservasi sebagai tersangka atau sebagai saksi
tanal dan air dan memenuhi unsur-unsur tindak dalam tindak pidana di bidang
pidana perlu diperiksa dalam peradilan pidana Konservasi Tanah dan Air;
dan harus mempertanggungjawabkan c. melakukan penggeledahan dan
perbuatannya. penyitaan barang bukti tindak pidana di
bidang Konservasi Tanah dan Air;
B. Rumusan Masalah d. meminta keterangan dan barang bukti
1. Bagaimanakah penyidikan tindak pidana dari orang atau badan hukum
di bidang konservasi tanah dan air ? sehubungan dengan tindak pidana di
2. Bagaimanakah tindak pidana di bidang bidang Konservasi Tanah dan Air;
konservasi tanah dan air ? e. membuat dan menandatangani berita
acara; dan
C. Metode Penelitian f. menghentikan penyidikan apabila tidak
Penelitian hukum yang dilakukan dengan terdapat cukup bukti tentang adanya
cara meneliti bahan pustaka atau data tindak pidana di bidang Konservasi
sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian Tanah dan Air
hukum normatif atau penelitian hukum 3) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana
kepustakaan (di samping adanya penelitian dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
hukum sosiologis atau empiris yang terutama dimulainya penyidikan dan melaporkan
meneliti data primer).5 hasil penyidikannya kepada penuntut
umum melalui Pejabat Kepolisian Negara
PEMBAHASAN Republik Indonesia
A. Penyidikan Tindak Pidana Konservasi Tanah Penjelasan Pasal 55 ayat (1) Pejabat pegawai
dan Air negeri sipil tertentu yang lingkup tugas dan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tanggung jawabnya di bidang Konservasi tanah
tentang Konservasi Tanah dan Air, mengatur dan air antara lain pejabat pegawai negeri sipil
mengenai penyidikan terdapat pada Bab XIII yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
Pasal 55 ayat (1) (2) dan (3). kehutanan, pertanian, energi dan sumberdaya
Pasal 55 mineral, pertanahan, dalam negeri dan
(1) Selain penyidik pejabat Kepolisian Negara lingkungan hidup.
Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri Ketetentuan-ketentuan hukum yang
sipil tertentu yang lingkup tugas dan mengatur mengenai penyidikan tindak pidana
tanggung jawabnya di bidang Konservasi konservasi tanah dan air Undang-Undang
Tanah dan Air juga diberi wewenang khusus Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi
sebagai penyidik pegawai negeri sipil Tanah dan Air telah memberikan pemahaman
sebagaimana dimaksud dalam Undang- mengenai pejabat pegawai negeri sipil tertentu,
sebagai penyidik yang dapat melaksanakan
4 penyidikan sesuai dengan lingkup tugas dan
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
tentang Konservasi Tanah dan Air. I. Umum.
tanggung jawabnya. Hal ini berarti pejabat
5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum pegawai negeri sipil tertentu tersebut memiliki
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo kemampuan yang memadai sesuai bidang
Persada, Jakarta. 1995, hal. 13-14.
164
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
165
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
yang diturunkan kepadanya.”9 Barang bukti terdapat cukup bukti tentang adanya tindak
(bewijsstuk; real evidence, physical evidence pidana di bidang Konservasi Tanah dan Air.
(KUHAP; 40, 45: 2), yaitu: “Barang yang Khusus untuk penyidik pegawai negeri sipil
digunakan sebagai bukti yang diajukan dalam tertentu yang melaksanakan kewenangan
sidang pengadilan untuk menguatkan dalam melakukan penyidikan tindak pidana
keterangan saksi, keterangan ahli dan konservasi tanah dan air sesuai Undang-
keterangan terdakwa untuk membuktikan Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang
kesalahan terdakwa. Di Amerika Serikat barang Konservasi Tanah dan Air, Pasal 55 ayat (3)
bukti menjadi alat bukti dengan nama real wajib memberitahukan dimulainya penyidikan
evidence atau material evidence.”10 dan melaporkan hasil penyidikannya kepada
Alat bukti adalah segala sesuatu yang ada penuntut umum melalui Pejabat Kepolisian
hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana Negara Republik Indonesia.
dengan alat-alat bukti tersebut, dapat Penyidik pegawai negeri sipil tertentu
dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna mempunyai wewenang sesuai dengan undang-
menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran undang hukumnya masing-masing dan dalam
adanya suatu tindak pidana yang telah pelaksanaan tugasnya berada di bawah
dilakukan oleh terdakwa.11 koordinasi dan pengawasan penyidik Polri
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (Pasal 7 ayat (2) KUHAP). Dengan kata lain,
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara wewenang penyidik pegawai negeri sipil
Pidana (KUHAP) Pasal 183 menyebutkan: Hakim tertentu hanya terbatas sesuai dengan undang-
tidak boleh menjatuhkan pidana kepada undang yang menjadi dasar hukum
12
seorang kecuali apabila dengan sekurang- pelaksanaan tugas mereka.
kurangnya dua alat bukti yang sah ia Menurut Pasal 8 KUHAP ayat (1), penyidik
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak membuat berita acara tentang pelaksanaan
pidana benar-benar terjadi dan bahwa tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terdakwalah yang bersalah melakukannya. 75 dengan tidak mengurangi ketentuan lain
Penjelasan Pasal 183: Ketentuan ini adalah dalam undang-undang ini. Ayat (2) Penyidik
untuk menjamin tegaknya kebenaran, keadilan menyerahkan berkas perkara sebagaimana
dan kepastian hukum bagi seorang. dimaksud dalam ayat (2) dilakukan:
Pasal 184 ayat (1) berbunyi: 1. Pada tahap pertama penyidik hanya
(1) Alat bukti yang sah ialah: menyerahkan berkas perkara;
1. Keterangan saksi; 2. Dalam hal penyidikan sudah dianggap
2. Keterangan ahli; selesai, penyidik menyerahkan tanggung
3. Surat; jawab atas tersangka dan barang bukti
4. Petunjuk, dan kepada penuntut umum.
5. Keterangan terdakwa. Menurut Pasal 75 KUHAP ayat (1) berita
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui acara dibuat untuk setiap tindakan tentang:
tidak perlu dibuktikan. a. pemeriksaan tersangka;
Penjelasan Pasal 184: Dalam acara b. penangkapan;
pemeriksaan cepat, keyakinan hakim cukup c. penahanan;
didukung satu alat bukti yang sah. d. penggeledahan;
Penyidik tindak pidana konservasi tanah dan e. pemasukan rumah;
air dapat wajib membuat dan menandatangani f. penyitaan benda;
berita acara mengenai penyidikan dan segera g. pemeriksaan surat;
menghentikan penyidikan apabila tidak h. pemerikasaan saksi;
i. pemeriksaan di tempat kejadian;
j. pelaksanaan penetapan dan putusan
pengadilan;
9
Sudarsono, Kamus Hukum, Op.Cit, hal. 47.
10
Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Op.Cit, hal.
20.
11 12
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Mohammad, Taufik, Makarao dan Suhasril, Hukum
Perdata Dan Korupsi Di Indonesia, Cetakan 1(Editor Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, (Editor) Risman F.
Andriansyah), Jakarta, 2011, hal. 23. Sikumbank, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 18.
166
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
167
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
168
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air dan/atau pidana denda paling banyak
yaitu: Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
1. Tindak Pidana Oleh Orang Perseorangan (6) Orang perseorangan yang karena
Tindak pidana konsernasi tanah dan air kelalaiannya melakukan konversi
apbila dilakukan oleh orang perseorangan baik penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi
karena kesengajaan atau kelalaiannya Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur 20 yang mengakibatkan bencana dipidana
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 dengan pidana penjara paling lama 4
tentang Konservasi Tanah dan Air yang (empat) tahun dan/atau pidana denda
menyatakan pada Pasal 59 ayat: paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga
(1) Orang perseorangan yang karena miliar rupiah).24
kelalaiannya melakukan konversi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
penggunaan Lahan prima di Kawasan tentang Konservasi Tanah dan Air Pasal 18 ayat
Lindung sebagaimana dimaksud dalam (1) Setiap Orang dilarang melakukan konversi
Pasal 18 ayat (1) dipidana dengan pidana penggunaan Lahan Prima di Kawasan Lindung.
penjara paling lama 2 (dua) tahun Penjelasan Pasal 17 yang dimaksud dengan
dan/atau pidana denda paling banyak "konversi penggunaan lahan prima di kawasan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). lindung" adalah perubahan penggunaan lahan
(2) Orang perseorangan yang karena prima menjadi peruntukan lain selain fungsi
kelalaiannya melakukan konversi lindung. Pasal 20 Setiap Orang dilarang
penggunaan Lahan prima di Kawasan melakukan konversi penggunaan Lahan Prima
Lindung sebagaimana dimaksud dalam di Kawasan Budi Daya dimaksud dalam Pasal
Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan 19. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
degradasi berat Lahan Prima dipidana (1) tidak termasuk konversi yang dilakukan oleh
dengan pidana penjara paling lama 4 pemerintah untuk kepentingan umum.
(empat) tahun dan/atau pidana denda Tujuan dari UUPA adalah (1) meletakkan
paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria
miliar rupiah). nasional yang merupakan alat untuk membawa
(3) Orang perseorangan yang karena kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi
kelalaiannya melakukan konversi negara dan rakyat, terutama rakyat dalam
penggunaan Lahan prima di Kawasan rangka masyarakat adil dan makmur; (2)
Lindung sebagaimana dimaksud dalam meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan
Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan kesatuan dan kesederhaan dalam hukum
bencana dipidana dengan pidana penjara pertanahan; dan (3) meletakkan dasar-dasar
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau untuk memberikan kepastian hukum mengenai
pidana denda paling banyak hak-hak aras tanah bagi rakyat seluruhnya.25
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Oleh karena itu, untuk dapat mencapai
(4) Orang perseorangan yang karena kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, maka
kelalaiannya melakukan konversi dalam memanfaatkan dan menggunakan tanah
penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi yang merupakan bagian dari sumber daya alam
Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal harus dilaksanakan secara bijaksana dan dalam
20 dipidana dengan pidana penjara paling pengelolaannya diserahkan kepada negara.26
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana Pasal 60 ayat:
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (1) Orang perseorangan yang dengan sengaja
(lima ratus juta rupiah). melakukan konversi penggunaan Lahan
(5) Orang perseorangan yang karena prima di Kawasan Lindung sebagaimana
kelalaiannya melakukan konversi dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dipidana
penggunaan Lahan prima di Kawasan Budi dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 yang mengakibatkan degradasi berat 24
Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi
Lahan prima dipidana dengan pidana Tanah dan Air.
25
penjara paling lama 3 (tiga) tahun Bernhard Limbong Op.Cit, hal. 27-28.
26
Ibid, hal. 28
169
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
tahun dan/atau pidana denda paling (dua) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah). rupiah).
(2) Orang perseorangan yang dengan sengaja Pasal 63 ayat (1) Orang perseorangan yang
melakukan konversi penggunaan Lahan dengan sengaja tidak menyelenggarakan
prima di Kawasan Lindung sebagaimana Konservasi Tanih dan Air sehingga
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) yang mengakibatkan degradasi Lahan berat yang
mengakibatkan degradasi berat Lahan melampaui ambang batas kekritisan Lahan
prima dipidana dengan pidana penjara sebagaimaia dimaksud dalam Pasal 30 dipidana
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dengan pidina penjara paling lama 4 (empat)
pidana denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah). 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Orang perseorangan yang dengan sengaja Pasal 30 ayat (1) Setiap Orang yang
melakukan konversi penggunaan Lahan menggunakan Tanah dan Air pada Lahan di
prima di Kawasan Lindung sebagaimana kawasan lindung wajib menyelenggarakan
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) yang Konservasi tanah dan air dengan melakukan
mengakibatkan bencana dipidana dengan pelindungan fungsi tanah pada Lahan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
dan/atau pidana denda paling banyak pemulihan Fungsi Tanah pada Lahan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, dan
rupiah). pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
(4) Orang perseorangan yang dengan sengaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 untuk
melakukan konversi penggunaan Lahan mencegah terjadinya degradasi Lahan berat.
prima di Kawasan Budi Daya sebagaimana Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Yang dimaksud
dimaksud dalam Pasal 20 dipidana dengan dengan “degradasi lahan berat” adalah
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun penurunan Fungsi Tanah pada Lahan karena
dan/atau pidana denda paling banyak pemanfaatan Lahan telah telah mengakibatkan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). terlampauinya ambang batas kekritisan lahan
(5) Orang perseorangan yang dengan sengaja termasuk penelantaran Lahan, pembukaan
melakukan konversi penggunaan Lahan Lahan tanpa penutupan Lahan sehingga
prima di kawasan Budi Daya sebagaimana berakibat erosi berat, tanah longsor besar,
dimaksud dalam Pasal 20 yang lahan Kritis dan/atau Lahan Rusak. Erosi berat
mengakibatkan degradasi berat Lahan yaitu erosi yang telah menghilangkan lapisan,
prima diprdana dengan pidana penjara tanah setebal paling rendah 25 persen (dua
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau puluh lima persen) dari kedalaman lapisan
pidana denda paling banyak tanah (solum tanah) dan meliputi lebih dari 50
Rp3.000,000.000,00 (tiga miliar rupiah). persen (lima puluh persen) dari luas
(6) Orang perseorangan yang dengan sengaja penguasaan lahan. Longsor besar yaitu longsor
melakukan konversi penggunaan Lahan yang meliputi lebih dari 50 persen (lima puluh
prima di Kawasan Budi Daya sebagaimana persen) dari luas penguasaan lahan.
dimaksud dalam Pasal 20 yang Kondisi kebutuhan dan tersedianya tanah
mengakibatkan bencana dipidana dengan yang tidak seimbang ini terus berlanjut dan
pidana qenjara paling lama 5 (lima) tahun akan menimbulkan masalah-masalah dalam
dan/atau pidana denda paling banyak penggunaan tanah, antara lain:
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). a. Berkurangnya luas tanah pertanian subur
Pasal 62 ayat (1) Orang perseorangan yang menjadi tanah pemukiman, industri dan
karena kelalaiannya tidak menyelenggarakan keperluan non peratanian lainnya;
Konservasi Tanah dan Air sehingga b. Terjadinya pembenturan kepentingan
mengakibatkan degradasi Lahan berat yang berbagai sektor pembangunan (misal antara
melampaui ambang batas kekritisan Lahan kehutanan dan transmigrasi, pertambangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dengan perkebunan dan sebagainya);
dipidana dengan pidana penjara paiing lama 2
170
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
171
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau kejadian yang ditimbulkan olehnya dan justeru
pidana denda paling banyak untuk menyatakan hubungan yang erat itu,
Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). maka dipakailah perkataan perbuatan, yaitu
Penjelasan Pasal 59 ayat (3) Yang dimaksud suatu pengertian abstrak yang menunjuk pada
dengan "bencana” adalah peristiwa atau dua keadaan konkret: pertama, adanya
rangkaian peristiwa yang mengancam dan kejadian yang tertentu dan kedua adanya orang
menggangu kehidupan dan penghidupan yang berbuat yang menimbulkan kejadian itu.31
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor 3. Badan Hukum atau Badan Usaha
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya Korporasi juga disebut dalam bidang hukum
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, perdata sebagai badan hukum (rechtspersoon).
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Secara etimologis kata korporasi berasal dari
Penjelasan Pasal 59 ayat (7) Yang dimaksud kata “corporatie” dalam bahasa latin. Seperti
dengan petani hortikultura skala usaha kecil kata-kata lainnya yang berakhiran dengan “tio”,
adalah perorangan warga negara Indonesia maka korporasi sebagai kata benda
beserta keluarganya yang mengelola unit usaha (substantium), berasal dari kata kerja
budidaya hortikultura dalam skala usaha kecil “corporate” yang banyak dipakai orang pada
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- abad pertengahan sesudah itu, “corporate” itu
undangan. Yang dimaksud dengan “pekebun sendiri berasal dari kata “corpus” yang berarti
skala usaha kecil” adalah perorangan warga memberikan badan atau membadankan.
negara Indonesia yang melakukan usaha Dengan demikian, “corporation” adalah hasil
perkebunan dengan skala usaha kecil lesuai dari pekerjaan yang membadankan atau
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan kata lain, badan yang dijadikan orang,
undangan. Yang dimaksud dengan “peternak badan yang dieprolah dengan perbuatan
skala usaha kecil” adalah perorangan warga manusia sebagai lawan terhadap badan
negara Indonesia yang melakukan usaha manusia yang terjadi menurut alam.32 Badan
peternakan dalam skala usaha kecil sesuai hukum, korporasi: rechtspersoon; legal person,
dengan ketentuan peraturan perundang- adalah badan atau usaha yang mempunyai
undangan. identitas sendiri, kekayaan sendiri terpisah dari
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang kekayaan anggota. Dulu subjek hukum perdata,
dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan sekarang menjadi subjek hukum pidana juga.33
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
pidana tertentu, bagi barang siapa yang PENUTUP
melanggar larangan tersebut.29 Dapat juga A. Kesimpulan
dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah 1. Penyidikan tindak pidana konservasi tanah
perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang dan air dilakukan oleh penyidik pejabat
dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
diingat bahwa larangan ditujukan kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), bidang konservasi tanah dan air juga diberi
sedangkan ancaman pidanya ditujukan kepada wewenang khusus sebagai penyidik pegawai
orang yang menimbulkan kejadian itu.30 negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam
Antara larangan dan ancaman pidana ada undang-undang tentang hukum acara
hubungan yang erat, oleh karena diantara pidana untuk melakukan penyidikan tindak
kejadian itu ada hubungan yang erat pula. Yang pidana di bidang konservasi tanah dan air.
satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
Kejadian tidak dapat dilarang jika yang
menimbulkan bukan orang dan orang tidak
31
dapat diancam pidana, jika tidak karena Ibid, hal. 59-60.
32
Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti, Politik
Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi, Cetakan
29
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi, PT. Pertama, PT. Sofmedia, Jakarta. 2010. hal. 11.
33
Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal. 59 Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Op.Cit, hal.
30
Ibid. 17.
172
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti.
bidang Konservasi tanah dan air antara lain Bandung. 1997.
pejabat pegawai negeri sipil yang lingkup Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana,
tugas dan tanggung jawabnya di kehutanan, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Grafika,
pertanian, energi dan sumberdaya mineral, Jakarta, 2008.
pertanahan, dalam negeri dan lingkungan Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia,
hidup, menurut Undang-Undang Nomor 37 Edisi Kedua. Cet. 5. Sinar Grafika, Jakarta.
Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan 2011.
Air. Hartanto Andy, Problematika Hukum, Jual Beli
2. Tindak pidana konservasi tanah dan air Tanah Belum Sertifikat, Cetakan II.
apabila dilakukan oleh orang perseorangan, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2012.
petani penggarap tanaman pangan, badan Huda Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa
hukum atau badan usaha dapat dilakukan Kesalahan Menuju Kepada “Tiada
penyidikan oleh penyidik menurut Undang- Pertanggungjawaban Pidana Tanpa
Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Kesalahan (Tinjauan Kritis Terhadap Teori
Konservasi Tanah dan Air dan Undang- Pemisahan Tindak Pidana dan
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Pertanggungjawaban Pidana), Kencana,
Hukum Acara Pidana. Jakarta, 2006.
Jeddawi Murtir H., Negara Hukum Good
B. Saran Governance dan Korupsi di Daerah, Total
1. Penyelenggaraan konservasi tanah dan air Media, Yogyakarta, 2011.
memerlukan pembinaan dan pengawasan Limbong Bernhard, Konflik Pertanahan,
oleh pemerintah dan/ atau pemerintah Cetakan Pertama, Margaretha Pustaka,
daerah bekerjsama dengan masyarakat Jakarta, 2012.
untuk mencegah terjadinya tindak pidana, Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
pelaksanaan konservasi tanah dan air. 2011.
2. Penyidikan tindak pidana di bidang Makarao Taufik Mohammad, dan Suhasril,
konservasi tanah dan air pelaksanaannya Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan
memerlukan dukungan dan pengawasan Praktek, (Editor) Risman F. Sikumbank,
dari masyarakat untuk melaporkan jika ada Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
perseorangan, petani penggarap tanaman Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
pangan, badan hukum atau badan usaha Jakarta. 2005.
telah mengarah pada terjadinya tindak Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
pidana kepada pihak penyidik guna Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar Grafika,
kepentingan penyidikan. Jakarta, 2009.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
DAFTAR PUSTAKA Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti,
Pidana, Perdata Dan Korupsi Di Indonesia, Politik Hukum Pidana Terhadap Kejahatan
Cetakan 1(Editor Andriansyah), Jakarta, Korporasi, Cetakan Pertama, PT. Sofmedia,
2011. Jakarta. 2010.
Alting Husen, Dinamika Hukum Dalam Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan Dalam
Pengakuan dan Perlindungan Hak Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah, Lingkungan Hidup, Cetakan Kedua. PT.
(Masa Lalu, Kini Dan Masa Mendatang) Refika Aditama, Jakarta, 2009.
Cetakan II, LaksBang PRESSindo, Panjaitan Irwan Petrus & Chairijah, Pidana
Yogyakarta, 2011. Penjara Dalam Perspektif Penegak Hukum
Atmasasmita Romli. Tindak Pidana Narkotika Masyarakat dan Narapidana, CV. Indhili.
Transnasional Dalam Sistem Hukum Co, Jakarta, 2009.
173
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
174