645 1327 1 PB
645 1327 1 PB
Adityo Wibowo
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Terapi oksigen hiperbarik adalah penggunaan 100% oksigen pada tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Terapi ini
telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk mempercepat penyembuhan luka. Penyembuhan luka pada dasarnya
memiliki tiga mekanisme, yaitu kontraksi, epitelialisasi, dan pertumbuhan jaringan pengikat. Perawatan luka yang baik
melibatkan kondisi pasien secara lokal maupun sistemik terkait dengan penyembuhan luka sejak proses awal. Oksigen harus
ada dalam jumlah yang memadai agar merangsang perkembangan fibroblas dan produksi kolagen. [JuKe Unila 2015;
5(9):124-128]
Korespondensi: dr. Adityo Wibowo, alamat alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 085269410011, e-mail
doktertyowibowo87@gmail.com
Oksigen hiperbarik mulai dikenal untuk pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama
menunjang penyembuhan luka pada tahun 2 jam. Pada sel endotel ini, oksigen juga
1965 pada korban luka akibat ledakan pada meningkatkan intermediet vascular endothelial
tambang minyak dengan keracunan karbon growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs akan
monoksida.1,2 terjadi peningkatan nikotinamid adenin
dinukleotida hidrogen (NADH) yang memicu
Isi peningkatan fibroblas. Fibroblas diperlukan
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan pada untuk sintesis proteoglikan dan bersama
suatu ruang hiperbarik (hyperbaric chambers) dengan VEGF akan memacu sintesis kolagen
yang dibedakan menjadi 2, yaitu multiplace pada proses remodelling, salah satu tahapan
dan monoplace. Multiplace dapat digunakan dalam penyembuhan luka. Oksigen penting
untuk beberapa penderita pada waktu yang dalam hidroksilasi lisin dan prolin selama
bersamaan dengan bantuan masker tiap proses sintesis kolagen dan untuk penyatuan
pasiennya, sedangkan pada monoplace dan pematangan kolagen. Kekurangan oksigen
digunakan untuk pengobatan satu orang dalam jumlah yang signifikan akan
1,3-5
pasien saja. Pasien dalam suatu ruangan menyebabkan gangguan sintesis kolagen.
menghisap oksigen tekanan tinggi (100%) atau Pada bagian luka juga terdapat bagian
pada tekanan barometer tinggi (hyperbaric tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di
chamber). Kondisi kamar terapi harus memiliki bagian edema ini terdapat radikal bebas dalam
tekanan udara yang lebih besar dibandingkan jumlah yang besar. Daerah edema ini
dengan tekanan di dalam jaringan tubuh (1 mengalami kondisi hipooksigenasi karena
ATA). Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang hipoperfusi. Peningkatan fibroblas
pada waktu menyelam atau di dalam ruang sebagaimana telah disinggung sebelumnya
udara yang bertekanan tinggi yang dirancang akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada
baik untuk kasus penyelaman maupun daerah edema tersebut. Jadilah kondisi daerah
pengobatan penyakit klinis. Tekanan atmosfer luka tersebut menjadi hipervaskular,
pada permukaan air laut sebesar 1 atm. Setiap hiperseluler, dan hiperoksia. Dengan
penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi
naik 1 atm. Tiap terapi diberikan selama 2 atau peningkatan IFN-γ, i-NOS dan VEGF. IFN- γ
3 ATA, menghasilkan 6 ml oksigen terlarut menyebabkan TH-1 meningkat yang
dalam 100ml plasma, dan durasi rata-rata berpengaruh pada sel β sehingga terjadi
terapi sekitar 60-90 menit. Jumlah terapi pengingkatan Ig-G. Dengan meningkatnya Ig-G,
bergantung dari jenis penyakit. Untuk yang efek fagositosis leukosit juga akan meningkat.
akut sekitar 3-5 kali dan untuk kasus kronik Oksigen hiperbarik meningkatkan
bisa mencapai 50-60 kali. Dosis yang digunakan pembentukan radikal bebas oksigen, kemudian
pada perawatan tidak boleh lebih dari 3 ATA mengoksidasi protein dan lipid membran
karena tidak aman untuk pasien selain bakteri, menghancurkan DNA, dan
berkaitan dengan lamanya perawatan yang menghambat fungsi metabolik bakteri. Enzim
dibutuhkan, juga dikatakan bahwa tekanan di superoksid dismutase, katalase, glutation, dan
atas 2,5 ATA mempunyai efek imunosupresif.1-3 glutation reduktase menyebabkan
Prinsip kerjanya diawali dengan penghambatan pembentukan radikal bebas
pemberian oksigen 100% tekanan 2-3 atm. oksigen sampai nantinya kadar oksigen
Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan melebihi kadar konsentrasi enzim-enzim
pengobatan decompression sickness. Kondisi ini tersebut. Sehingga pada akhirnya, oksigen akan
akan memicu meningkatnya fibroblas dan mengaktifkan peroksidase yang akan
angiogenesis yang menyebabkan menghancurkan bakteri.1-3,5
neovaskularisasi jaringan luka, sintesis kolagen, Penggunaan oksigen hiperbarik ini
dan peningkatan efek fagositik leukosit. memiliki keunggulan dan kelemahan yang telah
Kemudian akan terjadi peningkatan dan diteliti sebelumnya. Sebagai indikasi terapi
perbaikan aliran darah mikrovaskular. Densitas oksigen, antara lain emboli gas, sindrom
kapiler meningkat sehingga daerah yang dekompresi, keracunan karbon monoksida dan
mengalami iskemia akan mengalami reperfusi. asap, insufisiensi arteri, terapi pencangkokan
Sebagai respon, akan terjadi peningkatan nitrit kulit, penyakit iskemia akibat trauma, abses
oksida (NO) hingga 4-5 kali dengan diiringi intrakranial, nekrosis jaringan lunak akibat
infeksi, kerusakan jaringan karena radiasi, dan aktivasi neutrofil, mencegah timbulnya bekas
luka bakar.1 luka, serta mencegah timbulnya radikal bebas
Kontraindikasi yang muncul pada terapi yang mengganggu perfusi luka. Penanganan
oksigenasi hiperbarik adalah pada kasus asma, dengan menggunakan oksigen hiperbarik juga
penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), harus disertai dengan penanganan awal
klaustrofobia, penggunaan kemoterapi pada berdasarkan kegawatdaruratan. Dokter juga
keganasan paru, kehamilan, demam tinggi, penting untuk melakukan manajemen syok dan
kejang, infeksi saluran pernafasan, dan intervensi bedah baik untuk jaringan lunak
gangguan tuba eustachius. Tetapi tentunya jika maupun tulang. Setelah pasien stabil, ada
kontraindikasi ini bisa ditatalaksana terlebih baiknya untuk segera melakukan terapi
dahulu, maka terapi oksigenasi sudah bisa oksigenasi secepat mungkin untuk mencegah
dilakukan.5 nekrosis iskemia yang luas, memperkecil
Penggunaan oksigen hiperbarik dalam kemungkinan untuk amputasi, menghilangkan
terapi, antara lain luka akibat insufisiensi edema, dan memperbaiki perfusi jaringan.4,7
vaskuler, luka akibat trauma, luka akibat Fraktur terbuka yang telah
radiasi, dan luka bakar. Luka akibat insufisiensi diklasifikasikan oleh Gustilo, dijadikan sebagai
vaskuler bermanifestasi pada luka yang sulit acuan penilaian objektif untuk menentukan
sembuh, contohnya pada ulkus diabetes apakah suatu fraktur dengan luka terbuka
melitus. Secara khusus, penyakit ini terjadi dapat diterapi dengan oksigen hiperbarik atau
karena hipoksia organ yang menyebabkan tidak. Pada kasus dengan pasien yang dalam
nekrosis jaringan yang masif. Mekanisme kerja keadaan baik, terapi bisa dikerjakan pada kasus
terapi oksigen hiperbarik pada kasus ini adalah dengan derajat II, namun untuk kasus yang
dengan merangsang angiogenesis melalui berisiko, maka lebih baik jika dilakukan pada
mekanisme multifaktorial.1,3,6 keadaan fraktur derajat IIIB dan IIIC. Terapi
Mekanisme utamanya adalah dengan oksigen bisa dilakukan secepatnya ketika
proliferasi fibroblas dan sintesis kolagen untuk pasien sudah dalam keadaan yang stabil,
angiogenesis. Efek berikutnya adalah sebagai idealnya 4-6 jam sejak terjadinya trauma.
antimikroba baik secara langsung maupun Terapi dapat dimulai dengan dosis 2-2,5 ATA
secara tidak langsung. Luka yang sulit menutup selama 60-90 menit. Selama 2-3 hari
termasuk diantaranya ulkus kaki diabetes, berikutnya, terapi dilakukan 3 kali per hari,
ulkus karena insufisiensi arteri dan vena, kemudian diturunkan menjadi dua kali sehari
utamanya pada daerah ekstremitas bawah. untuk 3 hari berikutnya, dan sekali per hari
Pada kasus ini, terapi oksigen hiperbarik akan untuk 3 hari terakhir. Penelitian di Inggris
menstimulasi faktor pertumbuhan seperti menyatakan bahwa terapi dengan oksigen
VEGF untuk merangsang neovaskularisasi pada hiperbarik dapat mencegah cedera lebih lanjut
daerah yang nekrosis atau tertutup edema.2,3,6 akibat trauma dan menurunkan jumlah
Terapi oksigen hiperbarik digunakan pembedahan yang harus dijalani jika
bersamaan dengan debridemen luka, dibandingkan dengan jenis cedera yang sama
penutupan luka, dan kontrol kadar gula darah, tanpa dibarengi dengan terapi oksigenasi. 4,7-10
serta pemberian antibiotik secara tepat Kasus ke tiga sebagai efek dari cedera
sasaran. Pada pasien yang sedang mendapat akibat radiasi akan terjadi keterbatasan fungsi
terapi dapat dikontrol dengan menggunakan fisiologi dan anatomi jaringan normal.
alat transkutaneus oksimetri untuk Karakteristik luka yang muncul kebanyakan
pemantauan kadar oksigen dalam darah dan hiposeluler, hipovaskuler, dan hipoksia akibat
jaringan.1-4,7 endateritis oklusif. Oksigen hiperbarik
Sedangkan pada luka akibat trauma merangsang angiogenesis dan hiperoksigenasi
kasus yang sering ditemukan pada luka trauma pada jaringan yang terkena radiasi.
adalah trauma akibat kecelakaan dan sindroma Meningkatkan kadar oksigen pada jaringan
kompartemen. Penggunaan oksigen hiperbarik sekitar luka akan membantu menaikkan
dapat membantu dalam terapi trauma jenis ini gradien oksigen pada luka dan daerah lain yang
dengan empat mekanisme, yaitu mengalami hipoksia, sehingga oksigen tersebut
hiperoksigenasi, vasokonstriksi, memperbaiki dapat menjadi katalisator untuk
1,2,6
perfusi, dan menyembuhkan pasien. Oksigen angiogenesis.
hiperbarik diketahui juga dapat menurunkan
wound healing in diabetic foot ulcers. mandibular cysts: a modified case control
Journal of Diabetes Research. 2013; studies. Diving Hyperb Med. 2011;
26(2013):1-6. 41(4):195-201.
7. Kemal S, Sukru O, Hakan A. Hyperbaric 9. Villanueva E, Bennett MH, Wasiak J, Lehm
oxygen therapy and its mechanisms of JP. Hyperbaric oxygen therapy for thermal
action: implication of several molecular burns. Oxford: The Cochrane Library;
processes along with reactive species. J of 2006.
Experimental and Integrative Medicine. 10. Tales RN, Rosemary FD, Mariane NN, José
2011; 1(4):205-6. JR, Omar F. Hyperbaric oxygen therapy for
8. Tripathi KK, Moorthy A, Ranjan CK, Rao G, primary sternal osteomyelitis: a case
Ghosh PC. Effect of hyperbaric oxygen on report. J of Med Case Reports. 2013;
bone healing after enucleation of 7:167.