Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

Uppit Yuliani

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma


uppitney@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Data mengenai


kecelakaan kerja di Indonesia masih terbatas. Pada penelitian ini akan diteliti
mengenai identifikasi risiko K3 , penilaian risiko K3 serta bagaimana tindakan
pengendalian terhadap risiko K3 pada kegiatan proyek pembangunan infrastruktur
gedung. Metode penilaian menggunakan matriks penilaian risiko yang bersumber dari
AS/NZS 4360 : 2004 Risk Management Standard dan AS/NZS 1SO 31000 : 2009. Dari
penelitian ini diperoleh risiko tertinggi pada pekerjaan tanah adalah lifting material
dengan service crane dengan variabel yaitu pekerja dan fasilitas tertimpa material
dengan indeks risiko sebesar 5,88, pada pekerjaan pondasi pemasangan kerangka baja
tulangan dengan variabel pekerja jatuh sebesar 5,35, pekerjaan struktur atas yaitu lifitng
material dengan tower crane dengan variabel material terjatuh dari ketinggian dan
menimpa pekerja sebesar 6,63, pekerjaan atap yaitu pemasangan plafon dengan risiko
pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar 5,02, pekerjaan dinding dan keramik dengan
risiko tersengat listrik sebesar 5,24, pekerjaan plumbing yaitu instalasi plumbing dengan
risiko pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar 5,27.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), AS/NZS
4360:2004 dan AS/NZS ISO 31000:2009 Risk Management Standart

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALT (K3) RISK MANAGEMENT ON THE


BUILDING INFRASTRUCTURE

Abstract

Accidents problem in Indonesia is still high. Data concerning work accidents is still
limited. This research will examine the identification of OHS risk, assessment of OHS risk
and how control measures toward the OHS risk on the infrastructure building project
activities. This research used risk matrix assessment as assessment method sourced from
AS/NZS 4360:2400 Risk Management Standard and AS/NZS ISO 31000: 2009. From the
research obtained the highest risk for the ground work is lifting material using crane
services with variables, worker and material stricken facility with a risk index of 5.88,
and on constructing steel framework with working falling in the construction site as
variable is 5, 33. As for the upper construction the material lifting using tower crane,
with material falling and worker falling as variables by 6, 63. Ceiling installation with
worker risk fell from a height of 5.02, wall and ceramic work with an electric shock risk
of 5.24, plumbing work ie plumbing installation with worker risk falling from a height of
5.27.

Keywords: Risk Management, Occupational Health and Safety (K3), AS / NZS 4360:
2004 and AS / NZS ISO 31000: 2009 Risk Management Standart

92 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

PENDAHULUAN mengidentifikasi, menilai, dan penangan-


an terhadap risiko K3 (Keselamatan dan
Manajemen risiko menyangkut bu- Kesehatan Kerja) terhadap proyek kons-
daya, proses dan struktur dalam menge- truksi gedung mengingat masalah kesela-
lola suatu risiko secara efektif dan matan dan kesehatan kerja ini juga
terencana dalam suatu sistem manajemen merupakan bagian dari perencanaan dan
yang baik. Manajemen risiko adalah pengendalian proyek.
bagian integral dari proses manajemen Tujuan dari penelitian ini adalah
yang berjalan dalam perusahaan atau mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan
lembaga [2].Manajemen risiko K3 adalah dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada
suatu upaya mengelola risiko K3 untuk kegiatan proyek pembangunan infrastruk-
mencegah terjadinya kecelakaan yang tur gedung, menilai risiko K3 (Kesela-
tidak diinginkan secara komphrehensif, matan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi
terencana dan terstruktur dalam suatu pada kegiatan proyek pembangunan
kesisteman yang baik [5]. Adanya infrastruktur gedung dan memberikan
kemungkinan kecelakaan yang terjadi pengendalian risiko terhadap risiko K3
pada proyek konstruksi akan menjadi (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada
salah satu penyebab terganggunya atau kegiatan proyek pembangunan infrastruk-
terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. tur gedung. Berdasarkan data dari PT
Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan Jamsostek tahun 2006 tercatat 95.624
pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk kasus, 2007 ada 83.714 kasus (Pikiran
menerapkan sistem manajemen kesela- Rakyat, 2011). Sementara Pritanti dan
matan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi rekan mencatat pada tahun 2009 tercatat
kerja dimana masalah keselamatan dan 96.324 kasus, 2010 menjadi 98.711 kasus
kesehatan kerja ini juga merupakan dan 2011 tercatat 99.491 kasus (Pritanti,
bagian dari perencanaan dan pengen- Purwoto & Solechan,2012). Kementrian
dalian proyek. Berdasarkan latar belakang kesehatan mencatat tahun 2012 sebanyak
yaitu semakin tingginya angka kecela- 60322 kasus, 2013 tercatat 97.144 kasus ,
kaan kerja di tempat kerja di Indonesia 2014 sebanyak 40.694 kasus . Sementara
maka permasalahan yang akan diteliti BPJS Ketenagakerjaan mencatat 50.089
pada penelitian ini adalah bagaimana kasus kecelakaan kerja pada tahun 2015.

Gambar 1. Proses dalam Manajemen Risiko AS/NZS 4360


Sumber : [5]

Yuliani, Manajemen Resiko ... 93

Tabel 1. Ukuran Kualitatif dari “likelihood”


Level Descriptor Uraian
5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
4 Likely sering
3 Possible Dapat terjadi sekali-sekali
2 Unlikely Jarang
1 Rare Hampir tidak pernah, sangat jarang terjadi
Sumber : AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk Management,
Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia

Tabel 2. Ukuran Kualitatif dari “consequency”


Level Descriptor Uraian
1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial sedikit
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedang
Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian
3 Moderate
finansial besar
Cedera berat > 1 orang, kerugian besar, gangguan
4 Major
produksi
Fatal > 1 orang, kerugian sangat besar dan dampak
5 Catastrophic
sangat luas, terhentinya seluruh kegiatan
Sumber : AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk
Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia

Tabel 3 Matriks Analisa Risiko Secara Kualitatif


Frekuensi Dampak Risiko
risiko 1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H H E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Sumber:Draper.R, AS/NZS 4360, Risk Management in Security Risk Anlaysis, Brisbane, Australia,
ISMCPI

Gambar 1 menunjukan tahapan da- konsekuensi dari mulai tidak ada cedera
lam proses manajemen risiko, mulai dari hingga berakibat fatal. Sedangkan Tabel
menentukan konteks, identifikasi bahaya, 3 menunjukkan matriks analisa risikonya
analisa risiko, evaluasi risiko dan pengen- dengan H adalah High Risk, E adalah
dalian risiko. Implementasi K3 dimulai Extreme Risk, M adalah Moderate Risk.
dengan perencanaan yan baik dimulai Sedangkan pengendalian risiko menurut
dengan identifikasi bahaya, penilaian dan OHSAS 18001 memberikan pedoman
pengendalian risiko (HIRARC->Hazard pengendalian risiko yang lebih spesifik
Identification, Risk Assessment, dan Risk untuk bahaya K3 dengan pendekatan
Control). Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis
Tabel 1 menjelaskan tentang peni- (Engineering Control), Administratif,
laian risiko berdasarkan standar AS/NZS Alat Pelindung Diri (APD).
4360, kemungkinan atau Likelihood
diberi rentang antara suatu risiko yang METODE PENELITIAN
jarang terjadi sampai dengan risiko yang Metode penelitian selain melakukan
terjadi setiap saat. Tabel 2 menjelaskan berbagai kajian literatur untuk menen-
tentang penilaian risiko dari segi tukan variabel juga dilakukan dengan

94 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

datang langsung ke A2K4 bertemu lang- akan ditabulasi sehingga menghasilkan


sung dengan pakar serta mewawancarai indeks risiko yang nantinya akan menen-
seorang safety officer berpengalaman. tukan risiko tertinggi dan level risiko dari
Tahapan pengumpulan data dimulai yang tertinggi hingga terendah berdasar-
dengan menyebarkan kuisioner . Metode kan masing-masing pekerjaan konstruksi
observasi ini digunakan untuk mengukur bangunan dan indeks pengendalian risiko
risiko-risiko kecelakaan kerja yang ada yang nantinya menentukan hasil dari
serta pencegahan yang dilakukan. Hasil risiko sebelum dilakukan pengendalian
dari kuisioner selanjutnya akan diuji dan setelah pengendalian. Sehingga jika
validitas dan reliabilitas untuk menetukan sudah ditentukan hasil kita dapat
seberapa validnya data. Jika semua varia- melanjutkan ke tahap kesimpulan dan
bel valid maka dapat dilanjutkan dengan saran seperti pada Gambar 2.
mengolah data. Selanjutnya data nantinya

Gambar 2. Alur Metode Penelitian

Yuliani, Manajemen Resiko ... 95

Tabel 4. Variabel Risiko

Risiko
No Sumber
Pekerjaan yang berisiko Variabel
Pekerjaan : Tanah
*pekerja tertabrak alat excavator
Galian tanah dengan *tanah longsor/runtuhnya dinding samping
1 [5
Excavator * pekerja/kendaraan terjatuh ke lubang galian
*excavator menabrak fasilitas sekitar
Lifting material dengan * pekerja/fasilitas tertimpa material
2
service crane *service crane menabrak pekerja/fasilitas
Pekerjaan : Pondasi
*alat drilling menabrak pekerja/fasilitas
3 Pengeboran *pekerja jatuh ke dalam galian
*longsornya galian
pembuatan guide wall *alat clamshell menabrak fasilitas/pekerja
4
(diaphragm wall) *pekerja jatuh ke galian
*tangan pekerja terkena barbender
5 Steel Fixing
*tangan pekerja terkena barbending
* pekerja terkena percikan api las [5]
6 HotWork(welding,cutting) *kebakaran akibat tabung bocor
*gangguan pernafasan karena terkena asap las
*pekerja jatuh
Pemasangan kerangka baja *kerangka jatuh dan menimpa pekerja/ fasilitas
7 [1]
tulangan * pekerja terhantam bagian baja yang sedang bergerak saat
diangkat oleh crane menuju posisinya
*pekerja jatuh dari ketinggian
8 Pengecoran *pekerja terjatuh saat mendirikan cetakan beton
*robohnya cetakan beton
Pekerjaan : Struktur atas
*formwork collapse
Bongkar pasang *pekerja jatuh dari ketinggian
9
scaffholding * bekisting/scaffolding jatuh dan menimpa pekerja/fasilitas
[5]
*pekerja terluka ketika bekerja
10 Lifitng material dengan *Material terjatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja
tower crane *pekerja terkena debu dan kotoran
Pembersihan debu dan
kotoran dengan
11 *penyakit kulit dermatitis akibat debu-debu dan asap
compressor pada pekerjaan
pelat lantai
Pekerjaan :Atap
gangguan pernapasan akibat pekerja terkena debu dari
12 Pemsangan penutup atap
asbes
13 Pemasangan plafon pekerja/fasilitas terjatuh dari ketinggian
Pekerjaan :Dinding dan keramik
Pemasangan dinding dan *gangguan pernafasan akibat debu pasir/semen
14 [4]
plesteran *gangguan pernafasan akibat debu pada dinding
*pekerja terluka akibat terkena mesin potong keramik
15 Pemasangan keramik
*pekerja terkena sengatan listrik
Pekerjaan : Plumbing
* pekerja terjatuh dari ketinggian
16 Instalasi plumbing * pekerja tertimpa peralatan dari ketinggian [5]
* pekerja terluka ketika bekerja dengan pipa
* terdapat percikan api dan menimbulkan kebakaran
17 Instalasi listrik
* pekerja terkena sengatan listrik

Tabel 4 menjelaskan tentang varia- Validitas dilakukan untuk mengetahui


bel penelitian yang dijadikan variabel apakah suatu instrumen alat ukur telah
dalam pembuatan kuisioner dan akan menjalankan fungsi ukurnya. Sekaran
diuji dengan menggunakan SPSS. Uji (2003) menjelaskan bahwa validitas

96 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

menunjukkan ketepatan dan kecermatan


n
alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Sebuah item dikatakan valid bila
∑ Peluang x Dampak
1

r-hitung > r-tabel. Uji validitas dalam Resiko = Jumlah responden (n)
penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS. Uji Realibilitas berkaitan ………….(3)
dengan masalah adanya kepercayaan
terhadap instrumen. Nilai koefisien relia-
bilitas harus sesuai kriteria, yaitu lebih Tabel 6 menjelaskanhasil perhi-
besar dari nilai r tabel dengan N=30 dan tungan indeks risiko yang didapat dari
taraf signifikan (α) = 0,05. Apabila rata-rata peluang tiap variabel dikalikan
memenuhi maka data tersebut memiliki dengan rata-rata dampak tiap variabel pa-
tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan da pekerjaan struktur atas dengan
kata lain data hasil kuisioner dapat kegiatan lifting material menggunakan
dipercaya. tower crane terdapat risiko material ter-
Selain menggunakan SPSS, uji lain jatuh dari ketinggian dan menimpa
yang dilakukan untuk menganalisis hasil pekerja dengan total indeks risiko sebesar
pengamatan adalah uji perbandingan 6,63 dan yang terendah yaitu pada
berpasangan (Wilcoxon). Uji Wilcoxon pekerjaan dinding dan keramik dengan
digunakan untuk menganalisis hasil-hasil kegiatan pemasangan dinding dan ples-
pengamatan yang berpasangan dari dua teran variabel risiko yaitu gangguan
data apakah berbeda atau tidak. Dari uji pernapasan dengan indeks sebesar 1,65.
ini akan dijelaskan mengenai perban- Ini menunjukkan bahwa kegiatan dengan
dingan kedua data sehingga akan terlihat variabel tertinggi membutuhkan perhatian
seberapa besar pengaruh dan perbedaan khusus baik terhadap pekerja yang harus
keduanya. Dengan demikian, perfor- memakai alat pelindung diri lengkap
mance risiko dapat diketahui dengan maupun alat dan material yang mesti
cara membandingkan kondisi objek dilakukan pengecekan terlebih dahulu
penelitian sebelum dan sesudah diberikan sebelum digunakan berdasarkan standar
pengendalian risiko. yang berlaku.
Sedangkan hasil dari rangking
HASIL DAN PEMBAHASAN risiko berdasarkan standar AS/NZS 4360
maka terdapat 6 risiko yang tergolong
Analisis penilaian risiko diformu- Extreme Risk, 17 risiko tergolong High
lasikan sebagai fungsi dari kemungkinan Risk, 8 risiko tergolong Moderate Risk
terjadi (likelihood) dan dampak negative dan 9 risiko tergolong Low Risk. Untuk
(impact). Atau indeks risiko = proba- menguji apakah pengendalian tersebut
bilitas (Likelihood) x Dampak (Impact). diatas memiliki pengaruh terhadap pengu-
Formulanya dapat dilihat pada persamaan rangan risiko, dilakukan uji statistik SPSS
1,2 dan 3. menggunakan metode Uji Wilcoxon.
n
Dimana kuisioner diberikan pada respon-
∑ Peluang
1 den dengan asumsi telah dilakukan
Rata-rata peluang = Jumlah responden (n) pengendalian risiko. Hasilnya adalah
…………..(1) pada Tabel 5 hasil rank statistik uji
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 Wilcoxon dan Tabel 6 hasil uji statistik
,
- 𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 uji Wilcoxon.
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 (𝑛)
…………..(2)

Yuliani, Manajemen Resiko ... 97

Tabel 6. Hasil Perangkingan Berdasarkan Pekerjaan


Keterangan Kegiatan (Activity) Variabel Nilai
Pekerjaan Tanah
Variabel Lifting material dengan service pekerja/fasilitas tertimpa
5,88
Tertinggi crane material
Variabel tanah longsor/runtuhnya
Galian tanah dengan Excavator 3,57
Terendah dinding samping
Pekerjaan Pondasi
Variabel Pemasangan kerangka baja
pekerja jatuh 5.35
Tertinggi tulangan
Variabel gangguan pernafasan akibat
Hot Work (welding,cutting) 2,28
Terendah terkena asap las
Pekerjaan Struktur Atas
material terjatuh dari
Variabel Lifitng material dengan tower
ketinggian dan menimpa 6,63
Tertinggi crane
pekerja
Pembersihan debu dan kotoran
Variabel penyakit kulit dermatitis
dengan compressor pada 1,95
Terendah akibat debu-debu dan asap
pekerjaan pelat lantai
Pekerjaan Atap
Variabel pekerja/fasilitas terjatuh dari
Pemasangan plafon 5,02
Tertinggi ketinggian
gangguan pernapasan akibat
Variabel
Pemasangan penutup atap pekerja terkena debu dari 2,15
Terendah
asbes
Pekerjaan Dinding dan Keramik
Variabel
Pemasangan keramik tersengat listrik 5,24
Tertinggi
Variabel Pemasangan dinding dan gangguan pernafasan akibat
1,65
Terendah plesteran debu pada dinding
Pekerjaan Plumbing
Variabel pekerja terjatuh dari
instalasi plumbing 5,27
Tertinggi ketinggian
Variabel terluka ketika bekerja
instalasi plumbing 3,41
Terendah dengan pipa

Tabel 5. Hasil Rank Statistik Uji Wilcoxon

H0 : Pengendalian risiko tidak mempu- Hasil: Asymp. Sig. (2-tailed)


nyai efek berarti pada perubahan 0,000< dari alpha 0,005 maka H0 ditolak
nilai indeks risiko. artinya pengendalian risiko memiliki
H1 : Pengendalian risiko mempunyai efek efek berarti pada pengurangan nilai
berarti pada perubahan nilai indeks indeks risiko.
risiko

98 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

Tabel 6. Hasil Uji Statistik Wilcoxon.

SIMPULAN DAN SARAN perbandingan antara sebelum dan setelah


pengendalian, terbukti bahwa pengen-
Berdasarkan pengolahan data dan dalian risiko berpengaruh mengurangi
analisa dalam penelitian ini, maka di- risiko menuju zero accident terlihat dari
peroleh kesimpulan yaitu dari perkalian hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 < dari
probabilitas risiko dan dampak risiko alpha 0,005 maka H0 ditolak artinya
maka diperoleh nilai tertinggi dari total pengendalian risiko memiliki efek berarti
indeks risiko, yaitu pada pekerjaan pada pengurangan nilai indeks risiko.
struktur atas dengan kegiatan lifting K3 harus dibudayakan dan dilak-
material menggunakan tower crane sanakan sepenuhnya oleh para pekerja,
terdapat risiko material terjatuh dari stakeholder dan semua yang ada dalam
ketinggian dan menimpa pekerja dengan sutu organisasi perusahaan atau proyek.
total indeks risiko sebesar 6,63 dan yang Manajemen risiko K3 harus menjamin
terendah yaitu pada pekerjaan dinding adanya tindakan perbaikan kinerja dan
dan keramik dengan kegiatan pema- budaya keselamatan secara berkesinam-
sangan dinding dan plesteran variabel bungan sehingga target zero accident
risiko yaitu gangguan pernapasan dengan dapat tercapai. Selain itu harus diberla-
indeks sebesar 1,65. kukan juga sistem reward and punish-
Dari seluruh kegiatan juga dike- ment yang efektif untuk sistem mana-
tahui rangking menurut standar AS/NZS jemen risiko K3.
4360 maka terdapat 6 risiko yang
tergolong Extreme Risk, 17 risiko DAFTAR PUSTAKA
tergolong High Risk, 8 risiko tergolong
Moderate Risk dan 9 risiko tergolong Low [1]. A.M Sugeng Budiono, “Pengenalan
Risk. Berdasarkan analisis yang dilaku- Potensi Bahaya Industrial dan
kan, maka diperoleh alternatif pengen- Analisis Kecelakaan Kerja”,
dalian risiko yang dapat dilakukan untuk Majalah Balitfo, Rabu, 30 Mei 2007.
mengurangi risiko yang ada menuju zero [2]. AS/NZS 4360 (2004), 3rd Edition
accident adalah inspeksi K3 harian untuk The Australian And New Zealand
semua peralatan sebelum dan sesudah Standard on Risk Management,
digunakan, pemberian instruksi kepada Broadleaf Capital International Pty
para pekerja sebelum dan setelah melak- Ltd, NSW Australia.
sanakan pekerjaa serta adanya SOP [3]. Atma Jaya. Kecelakaan Kerja
(Standar Operational Prosedur) yang di- Proyek Konstrruksi Di Indonesia
perjelas dan dipasang di area kerja, Tahun 2005-2015, Konferensi
pemasangan barrigation, traffic cone , Nasional Teknik Sipil 10, Jakarta.
rambu K3 dan lainnya untuk menghindari [4]. Husin, Albert Eddy, 1999, Pengaruh
kecelakaan kerja. Uji perbandingan ber- Penerapan Program K3 Terhadap
pasangan Wilcoxon yang dilakukan pada Kinerja ProyekKonstruksi Bangunan

Yuliani, Manajemen Resiko ... 99

Bertingkat di Jakarta, Universitas Apartemen Puncak Permai


Indonesia. Surabaya,Prosiding Seminar
[5]. Wicaksono, Iman.K., dan Singgih, Nasional Manajemen Teknologi XIII,
Moses., Manajemen RisikoK3 Program Studi MMT-ITS, Surabaya
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 5 Pebruari 2011.
pada Proyek Pembangunan

100 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai