Anda di halaman 1dari 26

MODUL PERKULIAHAN

Teknik
Pengolahan Air
dan
Air Limbah
Pengolahan Pertama secara
Fisik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh :

03
Fakultas Teknik Program P111700019 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE
Studi Teknik Sipil

Abstract Kompetensi
Pengolahan limbah secara fisik Siswa mengeahui sistem pengolahan
sebelum dilakukan pengolahan air limbah secara fisika, yang terdiri dari
lanjutan, dengan tujuan untuk proses Screening, Flokulasi ,
menyisihkan padatan-padatan Sedimentasi, Filtrasi, Adsorpsi, Flotasi,
berukuran besar . dll.
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional saat ini banyak didominasi oleh kegiatan yang


mengutamakan peningkatan di sektor industry, maka hal penting yang harus
dicermati adalah dampak dari kegiatan proses produksi dari industry-industri
tersebut.

Lmbah sebagai hasil samping setiap industry harus ditangani secara benar
agar tidak memberikan dampak negatip, baik bagi alam lingkungan, maupun
bagi manusia dan makhluk hidup yang lain. Padahal selain limbah industri,
masalah lain yang harus diperhatikan adalah limbah domestic, dimana dari segi
jumlah mungkin saja lebih besar dari jumlah limbah industry.

Umumnya di kota-kota besar yang berpenduduk sangat padat,jumlah air limbah


penduduk sangat besar berbanding lurus denagn jumlah penduduk itu sendiri.
Oleh karena itu dalam pengelolaan dan pengolahan limbah industri dan limbah
domestik segala sesuatunya harus dipersiapkan sebaik mungkin, khususnya
kesiapan dari masyarakat sebagai pelaku utama dan Pemerintah sebagai
penanggung jawab dari program terkait dengan perlindungan masyarakat dari
dampak limbah terhadap kesehaan.

Semakin banyak masalah pencemaran yang sulit ditanggulangi disebabkan


karena meningkatnya jumlah limbah cair yang masuk ke badan air tanpa
pengolahan yang sesuai dengan standar lingkungan. Hal ini semakin rumit,
karena tidak diikuti dengan ketentuan dan indakan hukum yang jelas, dilain
pihak Pemerintah belum cukup menyediakan fasilitas dan sarana pengolahan
limbah yang memadai.

Unit pengolahan air limbah pada umumnya bertujuan untuk menghilangkan


kandungan padatan tersuspensi, koloid, dan bahan-bahan organic maupun
anorganik yang terlarut.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Pengolahan artifisial sangat efektif untuk mengurangi jumlah zat-zat yang
berbahaya bagi ekologi dalam badan air penerima, antara lain zat-zat yang
mengendap.

Proses-proses yang akan dibahas adalah proses yang telah umum diterapkan
di Instalasi-instalasi pengolahan limbah. Namun perlu digaris bawahi bahwa
metode pengolahan limbah dengan proses fisika, merupakan sebagian dari
beberapa metode pengolahan.

Banyak instalasi pengolahan limbah yang menerapkan seluruh metode secara


berurutan untuk memperoleh produk akhir air yang memenuhi syarat. Tetapi
biasanya pengolahan limbah dengan proses fisika seringkali dipadukan dengan
proses secara kimiawi dan gabungan keduanya biasa dinamakan Physico-
Chemial Treatment. Dan hal ini memerlukan biaya operasi dan perawatan yang
tinggi.

1.2 Pengolahan air limbah cair secara fisik

Pengolahan air limbah secara fisik, yakni memisahan padatan-padatan dari


cairan atau air limbah merupakan tahapan pengolahan yang sangat penting ,
adalah pengolahan awal (primary treatment) air limbah sebelum dilakukan
pengolahan lanjutan.

Pengolahan secara fisik ini bertujuan:

 Mengurangi risiko rusaknya peralatan akibat adanya kebuntuan (clogging)


pada pipa, valve, dan pompa
 Juga bertujuan untuk menyisihkan padatan-padatan berukuran besar
seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral, minyak, oli, lemak, dan
sebagainya.
 Untuk mengurangi beban dan mengembalikan bahan-bahan yang
bermanfaat
 Mengurangi abrasivitas cairan terhadap pompa dan alat ukur, yang dapat
berpengaruh secara langsung terhadap biaya operasi dan perawatan
peralatan.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Metode-metode pengolahan air berkaitan dengan pencemar-pencemar yang
ada dalam persediaan air tertentu.

Pencemar-pencemar utama yang harus diperhatikan pada kebanyakan air


adalah:

1. Bakteri patogen,
2. Kekeruhan dan bahan-bahan terapung,
3. Warna
4. Rasa dan bau
5. Senyawa-senyawa organik dan
6. Kesadahan.

Faktor-faktor ini terutama berhubungan dengan kesehatan dan estetika.

Metode-metode yang dipergunakan untuk pengolahan air dapat digolongkan


menurut sifat fenomena yang menghasilkan perubahan yang diamati.

Dengan demikian, istilah operasi satuan fisik dipergunakan untuk


menggambarkan metode-metode yang mendapatkan perubahan-perubahan
melalui penerapan gaya-gaya fisik, misalnya pengendapan gravitasi.

Beberapa unit operasi yang diaplikasikan pada proses pengolahan air limbah
secara fisik diantaranya : Penyaringan (Screening), Pemecahan/grinding
(Comminution), Penyeragaman (Equalization),Aerasi (Aeration), Flokulasi (
Floculation),pemanfaatan dengan menggunakan gaya gravitasi Pengendapan
(Sedimentation) atau Oil/ Water separator , Penyaringan (Flitration), Adsorpsi (
Adsorption) , Flotasi / pengapungan (Floatation).

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Contoh rangkaian Unit pengolahan air limbah

Beberapa unit fisika dan fungsinya dalam pengolahan limbah yang biasa
dipergunakan, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Fungsi unit pengolahan fisik dalam mengolah limbah

Memisahkan kotoran / padatan dengan ukuran


1 Screening
besar

Pemecahan padatan berukuran besar untuk


2 Communication
mendapatkan ukuran yang uniform.

3 Ekualisasi Ekualisasi aliran dan beban BOD

Pencampuran bahan – bahan kimia dan gas – gas

4 Pencampuran dengan limbah, mempertahankan padatan selalu


dalam bentuk suspensi.

Pembentukan gumpalan padatan (dengan

5 Flokulasi menambahkan bahan kimia ) sehingga padatan


mudah dipisahkan

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Pemisahan padatan yang dapat terendapkan dan
6 Sedimentasi
memperketat sludge

Pemisahan padatan yang berukuran sangat kecil


7 Flotasi
dan memperketat biological sludge

Pemisahan padatan yang berukuran kecil setelah


8 Filtrasi
proses biologi atau kimia

Sama seperti filtrasi, untuk bahan yang ukurannya


9 Microscreening
lebih kecil.

2. Pengendalian Teknis limbah Cair dengan


Proses Fisik

Berbagai metode pengolahan lmbah cair telah banyak dikembangkan akhir-akhir ini.
Pada kebanyakan situasi dan kondisi, umumnya menggunakan kombinasi atau
urutan dari berbagai metode yang telah dikembangkan sebelumnya.

Dipergunakan nya suatu urutan metode tertentu sangat tergantung pada kualitas
bahan baku yang akan diolah serta kualitas hasil air olahan apa yang diinginkan.
Pada prinsipnya metode proses pengolahan limbah seperti dibahas pada Modul
sebelumnya, dapat diklasifikasikan dalam 3 proses , yaitu : proses fisik, kimia dan
proses biologi.

Seringkali dalam suatu proses pengolahan ketiga proses ini dapat dikombinasikan,
namun pada umumnya dapat juga proses-proses ini dilakukan secara terpisah,
tergantung pada kebutuhan dan mempertimbangkan biaya operasi dan perawatan.

Rangkaian proses secara fisik yang masuk kategoriproses pengolahan primer


bertujuan untuk membuang bahan-bahan padat, baik yang organik maupun

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
anorganik, dengan teknik sedimentasi, serta untuk membuang bahan-bahan yang
terapung dalam limbah dengan teknik skimming.

Kira-kira sebanyak 25%-50% Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen


Demand - BOD5), 50%-70& dari padatan tersuspensi total (total suspended solids),
dan 65% dari minyak dan gris (grease) yang ada dalam air limbah akan dibuang
dalam proses pengolahan primer.

Beberapa zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti nitrogen dan fosfor, serta
logam berat yang tergolong dalam benda padat juga turut dibuang dalam proses
sedimentasi primer.

Berikut ulasan Teknis masing-masing proses pengolahan secara Fisik.

2.1 Screening (penyaringan)

Pada umumnya setiap sistem pengolahan limbah cair mempunyai unit alat
penyaring awal.Dan biasanya merupakan unit operasi yangdiaplikasikan pada
tahap awal pengolahan air limbah.Proses penyaringan awal ini disebut
Screening dan tujuan nya adalah unuk menyaring atau menghilangkan
sampah/benda padat yang bervolume , juga pemisahan material berukuran
besar seperti kertas, plastik, potongan-potongan kayu, dan sebagainya, agar
proses berikutnya dapat lebih mudah lagi menanganinya.

Dengan hilangnya sampah-sampah padat yang besar maka transportasi limbah


cair tidak akan terganggu, misalnya bila transportasi limbah cair ini akan
melewati sebuah saluran terbuka atau tertutup dengan mengalir secara
gravitasi, maka dimungkinkan akan terjadi peyumbatan disepanjang jatingan
saluran tersebut.

Limbah cair yang terkumpul harus melewati proses penyaringan terlebih dahulu
melalui saluran pembuangan. Metode ini dapat dikatakan sebagai metode yang
efisien dan tentunya tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk menyaring
bahan padat yang terdapat dalam air limbah.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Disamping itu bila limbah cair perlu dipindahkan dengan menggunakan pompa,
maka Screening dapat juga berfungsi menghilangkan bahan-bahan atau
benda-benda yang dapat membahayakan atau merusak pompa.

Perangkat pemprosesan penyaringan kasar yang baisa digunakan dikenal pula


dengan sebutan Bar Screen atau Bar Racks.Alat ini biasa di letakkan pada
Intake bak penampung limbah cair untuk mencegah masuknya bahan-bahan
besar seperti dimaksud diatas.
Umumnya jarak antar bar yang tersusun pada rack bervariasi antara 20 mm
hingga 75 mm, tergantung pada tingkat kapasitas dan performance pompa
yang dipakai. Pada keadaan tertentu biasa digunakan Micro Strainer dengan
ukuran 15 hingga 64 micrometer dengan tujuan untuk menangkap an
menyaring micro/orgainisme plankton. Microstrainer terdiri dari bingkai
berbentuk silinder yang ditutup dengan jala yang terbuat dari kawat tahan
karat.
Pada saat silinder berputar ,partikel tersuspensi akan menempel pada bagian
dalam dari permukaan silinder , yang kemudian dapat dibersihkan dengan
semburan jet air.
Screen terdiri dari atas batangan-batangan besi yang berbentuk lurus atau
melengkung dan biasanya dipasang dengan tingkat kemiringan 75 0– 900
terhadap horizontal.
Efektifitas proses tergantung pada jarak antarbar. Pada screen halus jarak
antarbar berkisar antara 5 mm – 15 mm, medium screen 15 mm – 50 mm, dan
screen kasar lebih dari 50 mm.
Pembersihan screen dapat dilakukan secara manual (menggunakan garpu
tangan) atau dengan menggunakan alat pembersih mekanis yang dilengkapi
dengan motor elektrik.
Bar screen mekanik otomatis sering kali dilindungi dengan pre-screening, yang
dipasang pada jarak 100 mm dari sistem by pass untuk mengatasi
kemungkinan tidak beroperasinya screen utama.

Macam-macam screening yaitu:

 Bar Screen dengan Pembersihan Manual


 Curved Screen

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
 Straight Screen Otomatis
 Basket Screen
 Screening Press
 Compact Screen dengan Kombinasi Screening Press

Berdasarkan teknik pengoperasian, screening diklasifikasi menjadi dua (2)


klasifikasi yaitu :

 Screening yang dioperasikan secara manual, screen yang dibersihkan


secara manual (mempergunakan tangan).
 Screening yang dioperasikan secara automatis : screen dengan pemisahan
padatan berlangsung secara kontinyu, pemisahan padatan dapat dilakukan
secara mekanik atau dengan aliran air limbah itu sendiri.

2.2 Grit Removal ( Pemisahan pasir )

Keberadaan bahan padat seperti pasir dalam air limbah merupakan suatu
permasalahan dalam pengolahan air limbah karena pasir dapat menghambat
kerja peralatan pompa, menghambat aliran dalam perpipaan dan
mempengaruhi volume bak, Pemisahan padatan seperti pasir dalam air
limbah dapat dilakukan dengan unit operasi grit chamber.

Grit chamber bertujuan untuk menghilangkan tanah kasar, kerikil, pasir, dan
partikel – partikel halus dan partikel mineral dari air buangan yang dapat
mengendap didalam saluran dan pipa-pipa serta untuk melindungi pompa-
pompa dan peralatan lain dari penyumbatan, abrasi, dan overloading. Grit
removal digunakan untuk mengambil padatan-padatan yang memiliki ukuran
partikel lebih kecil dari 0,2 mm.

Secara teoretis, partikel yang bisa diendapkan oleh grit removal adalah
berukuran >200 mm. Dalam pengolahan air buangan, grit removal untuk
pengolahan air buangan dari domestik bisa dilakukan dengan single grit
channel, circular grit channel dan aerated rectangular grit chamber. Di dunia

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
industri, grit removal biasanya digunakan pada efluen indutri pertanian dan
makanan ataupun industri metalurgi.

Macam - macam grit yaitu:

 Grit Removal Sederhana


 Circular Grit Removal
 Aerated Grit Chamber

Gambar 2. Grit Removal didalam Grit Chamber

2.3 Equalization (penyeragaman)

Kualitas dan kuantitas air limbah yang dihasilkan suatu industri bervariasi
setiap waktu, hal ini dapat mempengaruhi perancangan instalasi, kebutuhan
bangunan, mesin, lahan, biaya operasional, dan kualitas hasil pengolahan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air limbah,
dibutuhkan suatu unit operasi seperti “equalisasi (equalization)”.

Digunakan untuk menghindari terjadinya masalah –masalah operasi pada


downstream karena adanya variasi / fluktuasi aliran.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Hal ini pada umumnya dilakukandengan menampung limbah dalam suatu bak
ekualisasi sebelum dimasukan ke unit pengolah limbah selanjutnya.

Pada dasarnya Equalisasi berfungsi :

 Untuk penyeragaman kondisi airlimbah, dan pengendali aliran.


 Dilakukan proses pengadukan untuk menjaga homoginitas.
 Memberikan injeksi udara yang bertujuan agar limbah tidak bersifat septik
atau anaerobik.
 Untuk menangani variasi laju air dan memperbaiki performace-performance
proses selanjutnya.
 Mengurangi ukuran dan biaya.
 Meredam fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk kedalam IPAL secara
konstan

Kemiringan atau slope bak equalisasi pada umumnya mempergunakan


perbandingan 3 : 1 atau 2 : 1. Pembangunan bak equalisasi di beberapa
industri biasanya dibangun berbentuk persegi empat panjang atau rectangular
dengan kedalaman 1,5 – 2 m.

Secara ringkas, hal-hal penting dalam proses equilisasi adalah sebagai berikut.

 Lokasi equilisasi tergantung pada jenis pengolahan dan karakteristik air


limbah, biasanya sebelum bak pengendapan awal dan aerasi
 Dalam pelaksanaan equilisasi dibutuhkan pengadukan untuk mencegah
pengendapan dan aerasi untuk menghilangkan bau.
 Equlisasi biasanya dilaksanakan bersamaan dengan netralisasi.
 Dasar – dasar perencanaan Equlisasi:
 Energi pengadukan sebesar 5 – 10 watt/m3;
 Alat pengadukan meliputi shaft vertical atau horizontal mixer, submerged
mixer, jet mixer, dan surface aerator atau blower;
 Pemilihan material: baja beton, GRP (Glass Reinforced Plastic), batukali
atau geomembrane;
 Dapat dilengkapi penutup ataupun tanpa penutup

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
 Level bervariasi atau konstan; dan
 Otomatisasi atau system control (pHIR, TIR, LIRC).

Gambar 3. Bak Equalisation

2.4 Sedimentasi (pengendapan)

Sedimentasi merupakan unit operasi yang sering dipergunakan dalam proses


pengolahan air atau air limbah seperti pemisahan partikel tersuspensi pada
awal proses pengolahan air limbah, proses pemisahan partikel flok pada
proses pengolahan air limbah secara kimia, dan proses pemisahan
mikroorganisme (sludge) pada proses pengolahan air limbah secara biologi.

Sedimentasi adalah pemisahan partikel-partikel yang lebih berat dan yang


tersuspensi di air, dengan prinsip gayagravitasi berdasarkan perbedaan partikel
yang tersuspensi dengan larutan nya. Gumpalan padatan yang terbentuk pada
proses sebelumnya , yakni pada pemberian koagulan, masih berukuran kecil.
Gumpalam-gumpalan kecil ini akanterus saling bergabung menjadi gumpalan
yang lebih besar.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Dengan terbentuknya gumpalan besar, maka beratnya akan bertambah,
sehingga karena gaya berat dari gumpaln-gumpalan tersebut, akan bergerak
kebawah dan mengendap pada bagian dasar bak sedimentasi.

Tujuan utama dari penggunaan unit ini adalah untuk menghasilkan cairan
clarified dan juga mendapatkan konsentrasi padatan yang mudah dikelola.

Pada beberapa contoh kasus, misalnya pada industri tepung, dari pengamatan
menunjukkan bahwa tidak semua partikel yang tersuspensi dapat
mengendap.Partikel yang lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menghilangkan nya /mengendap.Oleh karena itu, dibutuhkan metode
tambahan seperti mikrofiltrasi untuk menghilangkan semua partikel yang harus
diendapkan.

Saat ini metode sedimentasi terutama diindustri terus dikembangkan dengan


cara melakukan modifikasi pada tanki sedimentasi.Salah satunya dengan
memodifikasi vortex pada tanki sedimen. Modifikasi vortex menunjukkan
terdapat peningkatan proses sedimentasi .

Gambar 4 . Proses pengendapan dalam Bak sedimentasi

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa hal mengenai sedimentasi primer yang penting untuk diperhatikan
adalah sebagai berikut.

 Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan – padatan


 Proses ini mengurangi beban air limbah sebesar 50% - 70% SS dan 30% -
40% BOD5 (tipikal)
 Sedimentasi dapat dilakukan dengan ataupun tanpa bahan kimia
 Jenis – jenis sedimentasi antara lain horizontal flow, solit contact, atau
inclined surface
 Factor – factor yang perlu dipertimbangkan dalam sedimentasi adalah
overflow rate, detention time, weir loading rate, bentuk dari bak sedimentasi
, struktur air masuk dan air keluar, serta system pengambilan lumpur

Proses sedimentasi partikel dapat diklasifikasikan menjadi empat (4) peristiwa


yaitu :

1) Partikel Flokulan, sedimentasi partikel dimana partikel mengalami


interaksi dengan partikel lainnya, pada peristiwa interaksi terjadi
penggabungan antar partikel yang mempercepat kecepatan sedimentasi.
Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel yang telah mengalami proses
koagulasi/flokulasi.
2) Partikel Hindered, sedimentasi partikel terjadi karena partikel berinteraksi
dengan partikel lainnya pada posisi yang sama, dan partikel mengendap
terhambat oleh pertikel yang berada disekelilingnya dan tampaknya terjadi
pengendapan secara massal. Persitiwa ini dapat terjadi pada konsentrasi
padatan yang cukup tinggi. Peristiwa ini seperti terjadi pada pemisahan
mikroba (activated sludge) pada pengolahan air limbah secara biologi.
3) Partikel kompresi, sedimentasi partikel terjadi karena partikel mengalami
penekanan oleh partikel yang berada diatasnya, peristiwa ini terjadi pada
konsentrasi padatan yang sangat tinggi. Peristiwa ini terjadi pada
pemisahan mikroba (activated sludge) pada pengolahan air limbah secara
biologi. Peristiwa sedimentasi partikel activated sludge (lumpur mikroba)
pada suatu tabung gelas ukur .

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Bak sedimentasi dapat berbentuk segi empat atau lingkaran.Pada bak ini aliran
limbah sangat tenang untuk memberi kesempatan padatan/suspense untuk
mengendap.

Kriteria-kriteria yng dibutuhkan untuk menentukan ukuran bak sedimentasi


adalah : surface loading (beban permukaan), kedalaman bak dan waktu
tinggal. Waktu tinggal bersatuan jam, cara perhitungannya adalah Volume
tangki dibagu dengan laju alir per hari. Beban permukaan sama dengan laju alir
(debit volume) rata-rata per hari dibagi luas permukaan bak , satuannya liter
per meter persegi per hari.

Vo = dimana , V0 = laju limpahan / beban permukaan (liter/hari/m 2)

Q = aliran rata-rata harian , liter/hari

A = total luas permukaan (m2)

Waktu tinggal dihitung dengan membagi volume bak dengan laju alir masuk,
satuannya jam. Nilai waktu tinggal adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi bak dengan kecepatan seragam yang sama dengan aliran rata-rata
per hari.

t = 24 V/Q , dimana t = waktu tinggal (jam)

V = Volume bak (liter)

Q = laju rata-rata harian (liter/hari)

Kedalaman bak sama dengan kedalaman air yang dihitung dari dasar bak
hingga saluran pelimpah keluar, ketinggian ini diluar kelebihan kedalaman
akibat ada sedikit kemiringan pada dasar bak. Beban pelimpahan keluar (
beban pintu ) sama dengan nilai rata-rata overflow harian dibagi dengan
panjang pelimpahan total, dinyatakan dalam liter per hari per linear meter.

Pada bentuk persegi panjang, perbandingan panjang dan lebar bervariasi 3 :


1 atau 5 : 1 , dengan kedalaman air 2,1 meter hingga 2,4 meter. Laju overflow
untuk sedimentasi awal berkisar antara 1500 dan 3000 liter per hari dan disain
yang umum, adalah 2300 liter/hari .

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Contoh sebuah bak pengendapan , dengan ukuran sebagai berikut :

 Lebar=5 meter , Panjang = 3 meter, Kedalam air efektif = 2 meter , Tinggi


ruang bebas = 0,5 meter (disesuaikan dengan kondisi lapangan )
 Waktu tinggal (Retention time) rata-rata = 5 jam
 Waktu tinggal pada saat beban puncak = 2,5 jam (asumsi jumlah limbah 2
x jumlah rata-rata)
 Beban permukaan (Surface loading) rata-rata = 10 m3 / m2 .hari
 Beban permukaan pada saat puncak = 20 m3/ m2 .hari
 Kriteria sandar : waktu tinggal = 2 jam
 Beban permukaan = 20 – 50 m3 / m2 .hari ( JWWA)

Pada umumnya aliran air pada tangki sedimentasi mempunyai sisem up-flow
yaitu air mengalir dari bawah ke atas secara vertical menuju tempat
pengeluaran yang berada di bagian aas. Partikel-partikel akan mengendap ke
bawah berlawanan arah dengan aliran air. Partikel yang mempunyai kecepatan
mengendap lebih besar dari laju pelimpahan ( Q/A) , akan mengendap dan
dapat dipisahkan. Sementara partikel yang lebih ringan yang kecepatannya
lebih kecil akan terbawa ke pintu pengeluaran air. Pada prinsipnya tanki ini
didisain agar air bergerak secara perlahan dan seragam dengan seminimal
mungkin terjadi aliran pendek.

2.5 Filtrasi (penyaringan)

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk men
dahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang
dipergunakan dalam proses osmosa.

Filtrasi merupakan unit operasi yang dioperasikan dalam pengolahan air dan
air limbah.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Dalam pengolahan air limbah filtrasi dioperasikan untuk pemisahan partikel
(padatan) pada effluen (pengeluaran) pengolahan air limbah secara kimia
maupun biologi serta dapat diaplikasikan pada awal pengolahan air limbah.

Pemisahan padatan dilakukan dengan mempergunakan media yang disebut


“Media Filter” merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan
sebagainya yang tersusun sedemikian rupa, padatan yang dipisahkan tertahan
pada permukaan dan sela-sela (porositas) media filter.

2.5.1 Terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :

 Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang


akan dipisahkan mengalami gaya gravitasi dan kecepatan
pengendapan partikel sehingga partikel mengendap dan berkumpul
pada permukaan media filter.

 Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran


air berukuran besar sehingga akan terperangkap, menempel dan
dapat menutupi permukaan media filter

 Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel


yang berukuran kecil seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak
secara random (gerak brown), karena terdapat perbedaan
kecepatan maka partikel tersebut bergesekan dan menempel dalam
media filter. Mekanisme ini hanya terjadi untuk partikel berdiameter
< 1 mikron.

 Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran


dan berat jenis yang berbeda sehingga kecepatan partikel dalam
aliran air berbeda-beda, akibatnya partikel akan menempel pada
permukaan media karena gaya inersia, mekanisme ini terjadi jika
partikel yang berukuran lebih besar bergerak cukup cepat dan
berbenturan serta menempel dalam media filter.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
17 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan mekanisme tersebut, efektivitas filtrasi akan meningkat
dengan meningkatnya ukuran partikel hal ini terjadi karena dalam filtrasi
terjadi mekanisme intersep dan sedimentasi, tetapi dapat pula terjadi
sebaliknya dimana efektivitas filtrasi akan meningkat dengan
menurunnya ukuran partikel hal ini dapat terjadi karena dalam filtrasi
terjadi proses difusi

2.5.2 Jenis Filter

Berdasarkan jenis filter, flitrasi diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

a. Filtrasi lambat (slow sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan


media pasir halus (fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil,
pada filtrasi ini padatan yang tersisihkan berada dipermukaan atas
pasir yang mengakibatkan aliran air melewati media filter menjadi
lambat. Partikel menumpuk pada bagian atas pasir dan dibersihkan
dengan mensecrap lapisan atas pasir yang mengandung partikel.

b. Filtrasi cepat (rapid sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan


media pasir berukuran besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil,
pada filtrasi ini padatan yang tersisihkan berada disela-sela (pori-
pori) media filter yang dilaluinya. Pembersihan partikel dilakukan
dengan metode “backwashing” dengan air untuk mengeluarkan
partikel dalam media filter.

c. Multimedia fliter (multimedia filters), pada filtrasi ini dipergunakan


dua atau lebih jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media
filter mempunyai berat jenis yang berbeda, biasanya yang
dipergunakan antrasit (batu bara), pasir, dan kerikil. Penggunaan
media filter yang berbeda memberikan hasil yang lebih baik
dibanding satu jenis media filter, dan berat jenis yang berbeda akan
menempatkan kembali media filter pada posisi yang semula pada
saat dilakukan pencucian dengan metode backwashing.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 2. Perbandingan Operasional Slow Sand Filter terhadap
Rapid Sand Filter
Rapid Sand Filter
Karakteristik Slow Sand Filter
Gravity Pressure
120-360
Laju Filtrasi
2-3m3/m2.hari m3/m2.hari
Ukuran Unit Filtrasi Besar (2000 m2) Kecil (100 m2)
Kerikil 200 mm dan Kerikil 500 mm,
Tinggi Media
pasir 1,0 m pasir 0,7-1,0 m
Ukuran pasir efektif 0,35 mm 0,6 - 1,2 mm
Koefisien seragam 2-2,5 1,5-1,7
Hilang tekan <1m <3m
Waktu Operasi 20 - 90 hari 1-2 hari
Scrap lapisan atas, Backwashing
Metode pembersihan pencucian dan dengan air dan
pemasangan kembali udara
0,2 - 0,6% dari air 3-6% dari air
Kebutuhan air pencuci
yang difilter yang difilter
Tergantung /
Konstruksi pake tutup
Tidak Bebas Ya
Kemudahan
operasional Ya Ya Tidak
Biaya operasional Tinggi Tinggi Sedang
Biaya investasi Rendah Tinggi Tinggi
Kemampuan supervisi Tidak Membutuhkan Membutuhkan
Penyisihan bakteri 99,99% 90 - 99%

2.6 Flotasi( pengapungan )

Dalam pengolahan air limbah, flotasi (pengapungam )merupakan suatu unit


operasi yang dipergunakan untuk pemisahan padatan tersuspensi, cairan
minyak, lemak, flok pada proses pengolahan air limbah secara kimia, dan
lumpur (mikroba) pada proses biologi.

Peristiwa flotasi didasarkan atas adanya gelembung gas, biasanya


menggunakan udara yang diinjeksikan kedalam air limbah.

Keuntungan mendasar flotasi dibanding dengan sedimentasi dalam hal


pemisahan padatan tersuspensi yaitu flotasi dapat memisahkan padatan

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
tersupensi yang sangat kecil, ringan, dan sulit mengendap dalam waktu relatif
cepat.

Pada proses flotasi, udara diinjeksikan ke dalam tangki sehingga terbentuk


gelembung yang berfungsi untuk mengapungkan padatan sehingga mudah
dipisahkan. Dengan adanya gaya dorong dari gelembung tersebut, padatan
yang berat jenisnya lebih tinggi dari air akan terdorong ke permukaan.
Demikian pula halnya dengan padatan yang berat jenisnya lebih rendah dari
air. Hal ini merupakan keunggulan teknik flotasi dibanding pengendapan
karena dengan flotasi partikel yang ringan dapat disisihkan dalam waktu yang
bersamaan.

1) Flotasi pada pengolahan air limbah mempergunakan udara sebagai


“Flotation Agent”.
Berdasarkan pemanfaatan udara ini, flotasi diklasifikasikan menjadi tiga
(3) kategori yaitu:

a. Dissolved-air flotation (DAF), proses flotasi dimana udara


dilarutkan kedalam air limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini
biasanya pada tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir.

b. Air flotation, proses flotasi dimana udara diinjeksikan secara


langsung kedalam air limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini
biasanya pada tekanan atmosfir.

c. Vacumn flotation, proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam


air limbah hingga mencapai tingkat kejenuhan yang dapat
diperoleh dalam tekanan vacumn atau lebih kecil dari tekanan
atmosfir

2) Analisis Flotasi
Kinerja sistem flotasi udara terlarut (dissolved-air flotation) pada
awalnya tergantung pada perbandingan jumlah udara (kg) terhadap
jumlah partikel (padatan) yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat
pemurnian. Besarnya perbandingan Udara/padatan ini bervariasi
untuk jenis padatan yang tersuspensi

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan
flotasi diantaranya :

 Laju alir air limbah dan beban padatan (wastewater flow rate and
solid loading)
 Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang
dinyatakan sebagai volume udara/berat padatan atau berat
udara/berat padatan, nilai A/S dapat dipergunakan 0,005 – 0,060
ml/mg atau 0,0065 – 0,08 mg/mg.
 Temperatur operasional, ini berkaitan dengan kelarutan udara
dalam air pada temperatur tertentu.
 Pengolahan awal secara kimia (chemical pretreatment)
 Beban padatan akhir (Lb/jam.ft2)
 Beban aliran hidrolik (gpm/ft2)
 Perbandingan udara terhadap padatan (A/S)

Gambar 5. Flotation process dalam bak Sedimentasi,

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
2.7 Adsorbsi ( penyerapan )

Adsorpsi adalah salah satu dari sifat koloid yang merupakan proses
penyerapan suatu partikel zat baik berupa ion, atom, atau molekul pada
permukaan zat lain.
Adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik yang tidak seimbang pada partikel
zat yang berada pada permukaan absorben.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan
senyawa aromatic (misalnya adalah : fenol ) dan senyawa organic terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut.
Teknologi membran (reverse osmosis ) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit
pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan
kembali air yang diolah.
Adsorpsi (penyerapan) juga merupakan proses pemisahan atom, ion,
biomolekul atau molekul dalam gas atau cairan dan padatan terlarut dengan
mempergunakan media padat.

Disamping itu, adsorpsi juga menunjukkan suatu proses ketika molekul yang
terlarut (adsorbat) dihilangkan dengan cara menempelkan adsorbat pada
permukaan ansorben. Adsorben harus memiliki luas permukaan yang tinggi,
contoh adsorben antara laim alumina, clay, hidroksida, resin, dan karbon
teraktivasi.
Proses adsorpsi dipengaruhi oleh diameter partikel, konsentrasi adsorbat, suhu,
berat molekul dan pH
Dalam sistem koloid, partikel-partikel fase terdispersi tersebar merata dalam
medium pendispersinya sebagai molekul-molekul yang sangat halus.
Setiap partikel- pertikel koloid mempunyei permukaan yang berbatasan dengan
mediumnya.
Permukaan partikel ini mempunyai kemampuan adsorpsi sangat besar.
Apabila partikel koloid mengadsorpsi ion-ion yang ada di dalam
medium pendispersi, maka partikel-partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Adsorpsi mengakibatkan partikel-partikel koloid menjadi bermuatan sejenis.
Oleh karena itu, partikel-partikel koloid saling berjauhan sehingga tidak terjadi
penggumpalan. Hal inilah yang membuat kolid stabil.

Atas dasar fenomena kejadiannya, adsorpsi juga dibedakan menjadi tiga


macam.
Yang pertama disebut chemisorption, terjadi karena ikatan kimia (chemical
bonding) antara molekul zat terlarut (solute) dengan molekul adsorban.Adsorpsi
ini bersifat sangat eksotermis dan tidak dapat berbalik (irreversible).
Yang kedua, adsorpsi fisika (physical adsorption, terjadi karena gaya tarik
molekul oleh gaya van der Waals .
Yang ketiga disebut ion exchange (pertukaran ion), terjadi karena gaya
elektrostatis.
Proses adsorpsi dengan menggunakan adsorben digunakan untuk
memisahkan senyawa pencemar dalam limbah cair.
Proses adsorpsi adalah kumpulan senyawa kimia dipermukaan adsorben,
padat sebaliknya absorpsi adalah penetrasi kumpulan senyawa kimia ke dalam
senyawa padat. Jika keduaperistiwa terjadi simultan maka peristiwa ini disebut
adsorpsi.

Karbon aktif digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan kontaminan.


Karbon aktif terbuat dari kayu, batu bara, lignit, tempurung kepala, dan tulang
ternak serta limbah sayuran kemudian dipanaskan tanpa adanya oksigen
sehingga terbentuk arang utuh.
Pengolahan air secara adsorpsi merupakan proses pemisahan air dari
pengotornya dengan cara penyerapan pengotor seperti partikel-partikel halus,
kation-kation terlarut atau bau yang terkandung dalam air.
Media adsorpsi yang umum digunakan dalam pengolahan air adalah karbon
aktif atau mineral zeolit.
Karbon aktif ataupun zeolit memiliki sifat sebagai adsorben sehingga mampu
menyerap partikel atau kation-kation dan bau yang terlarut atau tercampur
dalam air.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Mekanisme Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan
merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak
dengan zat lainnya.
Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan
media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface)
cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan dalam
waktu tertentu. Contohnya antara lain dehumidifikasi, yaitu pengeringan udara
dengan desiccant (penyerap), pemisahan zat yang tidak diinginkan dari udara
atau air menggunakan
karbon aktif, ion exchanger untuk zat terlarut di dalam larutan dengan ion dari
media exchanger. Artinya, pengolahan air minum dengan karbon aktif hanyalah
salah satu dari terapan adsorpsi.

Ahli pengolahan air membagi adsorpsi menjadi tiga langkah, yaitu


 Makrotransport: perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang
diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban;
 Mikrotransport: perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban
 Sorpsi: pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh
kapiler mikroskopis

Berdasarkan gaya tarik yang terjadi antara adsorbat dengan adsorben,


peristiwa adsorpsi dapat diklasifikasikan menjadi dua (2) jenis, yaitu :

a) Adsorpsi Fisik (Physisorption)


Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya Van Der Walls dan biasanya
adsorpsi ini berlangsung secara bolak-balik. Ketika gaya tarik-menarik
molekul antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari gaya tarik-
menarik zat terlarut dengan pelarut, maka zat terlarut akan cenderung
teradsorpsi pada permukaan adsorben.

b) Adsorpsi Kimia (Chemisorption)


Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat antara
adsorben dengan adsorbat, ikatan ini berlangsung searah

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
24 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
(irreversible).Interaksi suatu senyawa organik pada permukaan adsorben
dapat terjadi melalui tarikan elektrostatik atau pembentukan ikatan kimia
yang spesifik misalnya ikatan kovalen.Sifat-sifat molekul organik seperti
struktur, gugus fungsional dan sifat hidrofobik berpengaruh pada sifat-sifat
adsorpsi.

Karakteristik adsorpsi kimia sebagai berikut :

 Terbentuknya ikatan kimia yang kuat antara adsobat dan adsorben


sehingga terbentuk panas
 Terjadi reaksi yang sangat selektif antara adsobat dan adsorben
sehingga proses adsorpsi sangat spesifik
 Temperatur operasi meningkat akibat terjadinya ikatan dan reaksi
kimia sehingga proses adsorpsi meningkatkan dengan naiknya
temperatur.
 Ikatan kimia terjadi secara langsung antara adsobat dan adsorben
sehingga hanya terbentuk satu lapisan (single layer)
 Proses adsorpsi berlangsung secara irreversible (searah).

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
25 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Metcalf & Eddy, (2003): Wastewater Engineering – Treatment, Disposal, Reuse, Mc.Graw-
Hill, New 2003,

2. Reynold, Tom & Paul A. Richards.”Unit Operation and Processes in Environmental


nd
engineering”, 2 , PWS, Boston 1996.

3. Eckenfelder, Jr 1997 : ” Industrial Pollution Control”Mc Graw Hill.

4. Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley &
Sons, 1978

5. Fair,Geyer,Okun,“WaterandwastewaterEngineering“JohnWilleyandSons,New York.

6. Howard Speavy,DonaldRPowe,GeorgeT,“EnvironmentalEngineering“McGraw Hill, Inc.

2020 Teknik Pengolahan Air dan Air Limbah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
26 Ir.Indrarini Tenrisau . Dipl SE http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai