Modul 8
PANCASILA DAN SUMBER INSPIRASI BERDEMOKRASI
Kegiatan Belajar. 16
PANCASILA DALAM MERAWAT KEBHINEKAAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Hal ini membuat Indo-
nesia memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras, kebiasaan, dan golongan
masyarakat. Dengan begitu banyaknya perbedaan, Indonesia masih berdiri kokoh sebagai
satu kesatuan karena adanya Pancasila.
“Visi dan Misi” bangsa yang sama yaitu membangun dan mempertahankan
kedau-latan Indonesia, bangsa indonesia dapat menyikapi kemajuan jaman dengan
baik dan mempertahankan kesatuan serta persatuan bangsa.
Dengan Pancasila, dapat mengambil pengaruh baik dari globalisasi dan menghin
dari pengaruh buruknya, Sehingga Indonesia siap menghadapi kemajuan jaman
tanpa adanya perpecahbelahan masyarakat, Pancasila mempersatukan keberagaman
di Indonesia dgn memberikan : “pandangan hidup, nilai-2 luhur, pedoman hidup,
norma, hukum, dalam berperilaku yang sama”. Sehingga keberagaman tersebut
bukanlah perbedaan yang membatasi, melainkan hal yang saling melengkapi dalam
persatuan, kesatuan, dan kemajuan Bangsa Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia lahir dari sebuah perjuangan yang sangat sulit mulai
dari melawan penjajah sampai merumuskan dasar negara Indonesia, Tentu Indonesia
mempu nyai dasar dan fondasi negara yang kokoh dari Pancasila, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara terinspirasi dari marwah nilai-nilai luhur bangsa, dengan
tujuan yang jelas, menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Sebelum Pancasila digali dan dirumuskan dari nilai-nilainya telah ada yaitu :
“berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kausa materialis, dari bangsa Indonesia yang telah
me-ngakar secara turun temurun, sehingga merupakan pandangan hidup bangsa, dengan
demikian antara Pancasila merupakan “Jati Diri bangsa Indonesia”.
2
Ada berbagai “fenomena yang menjadi penyebab mulai lunturnya nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari”. Sehingga perilaku penyimpangan terhadap nilai panca-
sila kerap kali dijumpai dan terjadi.
Beberapa hal yang menjadi penyebab lunturnya nilai pancasila, yg kurang dalam
masyarakat, sikap apatisme, serta mengarah pada gaya hidup materalistik, dengan
demikian sebagai bangsa Indonesia akan selalu berdiri tegak mempertahankan fon-
dasi kokoh dan pilar-pilar negara Indonesia antara lain :
1. Sila pertama, mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk
ciptakan Tuhan, berkaitan dengan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal
Ketu-hanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, atau anti agama, atau tidak ada satupun yang boleh menistakan
nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Sila kedua, adalah mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia, Mengem-
bangkan sikap tenggang rasa dan toleransi,
Dalam hal ini tidak boleh suatu kelompok semena-mena terhadap kelompok
lain, Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,gemar melakukan kegiatan kemanu-
siaan, berani membela kebenaran dan keadilan, dan merawat keberagaman
3. Sila ketiga, mempunyai tujuan menjaga Persatuan dan Kesatuan dalam bingkai
Nega ra Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), rela berkorban demi bangsa dan
3
negara, Cinta akan Tanah Air, bangga sebagai bagian dari Indonesia, Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang “ber-Bhinneka Tunggal Ika”.
Segenap rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi suara rakyat tanpa ada
pembungkaman dengan menutup ruang-ruang demokrasi.
Tentu hal ini harus mempunyai komitmen yang kuat bagi para penyeleng-
gara negara, maupun seluruh rakyat Indonesia untuk sedikit demi sedikit berkor
ban menunju kondisi ideal seperti yang terkandung dalam prinsip-prinsip Panca
sila, agar impian para pejuang kemerdekaan untuk membentuk suatu masyara-
kat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bisa terwujud.
5. Sila Kelima, mempunyai tujuan berlaku adil terhadap sesama, menghormati hak-
hak orang lain, menolong sesama, menghargai orang lain, melakukan pekerjaan
yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.
Oleh karena itu Pancasila merupakan ideologi terbuka, karena digali dan ber-
sumber dari leluhur bangsa sendiri dan tidak diciptakan oleh Negara, melainkan
milik seluruh rakyat Indonesia,
Sayangnya pada kehidupan sekarang ini masih terjadi relasi kuasa yang tidak seim-
bang, sebagian warga negara ada yang merasa superior sedangkan sebagian lainnya
merasa sebagai warga kelas dua, adalah bertentangan dengan tujuan awal Negara Indo
nesiadi dirikan, yakni satu untuk semua dan semua untuk satu.
rarhi piramida Pancasila, banwa Sila-sila Pancasila tidak dapat dipahami secara terpisah dan terle
pas dari sila sila lainnya",
Pada kesemapatan yang sama, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan
Hamengku Buwono X, menyampaikan harapannya agar dalam : “upaya merajut persatuan
bangsa diharapkan semua elemen bangsa berpegang teguh kepada cita-cita prokla masi yang menji-
wai Pancasila dan UUD 45, yang implisit di dalam substansi pembuka-annya. " Kesadaran ke-
bhinekaan dan taat konstitusi merupakan modal sosial berharga guna membangun pera
daban Indonesia yang menyatu dan bermutu.
Kegiatan Belajar. 17
PENDISIPLINAN ORGANISASI MELALUI AZAS PANCASILA
Pancasila perlu dijadikan sumber inspirasi politik harapan hehidupan bangsa, seba-
gaimana digaungkan di Universitas Gadjah Mada, pada upacara memperingati Hari
Kelahiran Pancasila, sabtu (1/6/2019) di Halaman Balairung UGM, upacara tersebut
diikuti sekitar 4.000 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa
UGM, serta ASN dari sejumlah kementerian/lembaga, pemerintah daerah.
Dalam konteks itulah, sebagaimana pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan
merayakan hari kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan
yaitu :
- Kedua, dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan
harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik,
dan Pancasila sebagai bintang penuntun yang dinamis (leitstars dinamis), mengandung
“visi dan misi” negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangu-
nan bangsa ke depan, dan sebagai energi positif bangsa indonesia.
Melalui peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni, Pancasila perlu dijadikan sebagai
sumber inspirasi politik harapan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bagi semua
warga masyarakat, secara konsisten seluruh bangsa Indonesia, bersatu membangun
bangsa untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil
dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
1. Asas Partai Politik tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Partai Politik dapat mencantumkan ciri tertentu yang mencerminkan kehendak
dan cita-cita Partai Politik yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Asas dan ciri Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
merupakan penjabaran dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Repu
blik Indonesia Tahun 1945.
Doktrinasi dan idiologisasi nilai pancasila melalui berbagai acara penataran dan legal
formal negara digalakkan demi mendisiplinkan kehidupan berbangsa dan bernegara,
Subject hukum yang menjadi sasaran idiologisasi Pancasila tidak hanya berupa individu-
individu masyarakat (person) tetapi juga berbagai organisasi baik organisasi kemasyara
katan maupun partai politik (recht person).
Pasca Reformasi, Undang-undang No. 8 tahun 1985 dicabut dan diganti dengan
Undang-undang No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
pada Bab-II, tentang : Azas, Ciri, dan Sifat Ormas, ditegaskan yaitu :
1). Pasal. 2, Asas Ormas tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6
2). Pasal 3, Ormas dapat mencantumkan ciri tertentu yang mencerminkan kehendak
dan cita-cita Ormas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3). Pasal 4, Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis
a. menggunakan bendera atau lambang yang sama dengan bendera atau lam-
bang negara Republik Indonesia menjadi bendera atau lambang Ormas;
b. menggunakan nama, lambang, bendera, atau atribut yang sama dengan nama,
lambang, bendera, atau atribut lembaga pemerintahan;
c. menggunakan dengan tanpa izin nama, lambang, bendera negara lain atau
lembaga/badan internasional menjadi nama, lambang, atau bendera Ormas;
d. menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi yang mem-
punyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lam-
bang, bendera, atau simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi
terlarang;
e. menggunakan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, ben-
dera, atau tanda gambar Ormas lain atau partai politik.
a. menerima dari atau memberikan kepada pihak mana pun sumbangan dalam
bentuk apa pun yang bertentangan dengan ketentuan pera-turan perundang-
undangan;
b. mengumpulkan dana untuk partai politik.
(4). Ormas dilarang menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau
paham yang bertentangan dengan Pancasila.
(1). Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan lingkup tugas dan kewena-
ngannya menjatuhkan sanksi administratif kepada Ormas yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 59.
7
(2). Pemerintah atau Pemerintah Daerah melakukan upaya persuasif sebelum menja
tuhkan sanksi administratif kepada Ormas yang melakukan pelanggaran seba-
gaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 61 : Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) terdiri
atas :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian bantuan dan/atau hibah;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum.
Pasal 64 :
(1). Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis ketiga, Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi berupa :
a. penghentian bantuan dan/atau hibah; dan/atau
b. penghentian sementara kegiatan.
(2). Dalam hal Ormas tidak memperoleh bantuan dan/atau hibah, Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi penghentian sementara kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Pasal 65 :
(1). Dalam hal penjatuhan sanksi penghentian sementara kegiatan terhadap Ormas
lingkup nasional, Pemerintah wajib meminta pertimbangan hukum dari Mahka
mah Agung.
(2). Apabila dlm jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari Mahkamah Agung
tidak memberikan pertimbangan hukum, Pemerintah berwenang menjatuhkan
sanksi penghentian sementara kegiatan.
(3). Dalam hal penjatuhan sanksi penghentian sementara kegiatan terhadap Ormas
lingkup provinsi atau kabupaten/kota, kepala daerah wajib meminta pertim-
bangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, kepala kejaksaan, dan
kepala kepolisian sesuai dengan tingkatannya.
Pasal 66 :
(1). Sanksi penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
ayat (1) huruf b dijatuhkan untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.
(2). Dalam hal jangka waktu penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimak-
sud pada ayat (1) berakhir Ormas dapat melakukan kegiatan sesuai dengan
tujuan Ormas.
(3) Dalam hal Ormas telah mematuhi sanksi penghentian sementara kegiatan sebe
lum berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
atau Pemerintah Daerah dpt mencabut sanksi penghentian sementara kegiatan.
Pasal 67 :
(1). Dalam hal Ormas tidak berbadan hukum tidak mematuhi sanksi penghentian
sementara kegiatan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 64 ayat (1) huruf b, Peme
rintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi pencabutan surat kete
rangan terdaftar.
(2). Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib meminta pertimbangan hukum Mah-
kamah Agung sebelum menjatuhkan sanksi pencabutan surat keterangan terdaf
tar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
8
Pasal 69 :
(1) Pencabutan status badan hukum Ormas dilaksanakan dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya salinan
putusan pembubaran Ormas yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(2). Pencabutan status badan hukum Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Kelima ideologi dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanu-
siaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
1) Pengertian khusus, bahwa demokrasi dalam pengertian dalam Kamus Besar Baha
sa Indonesia, bahwa “Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berda-sarkan sila-
sila Pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh”.
Pancasila yang merupakan gambaran nyata, yang mewakili ciri bangsa Indonesia
dari zaman dulu hingga saat ini, dan merupakan hasil dari pemikiran dan perumu
san yang dapat diterapkan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat .
2). Negara Indonesia menganut sistem konstitusional (Hukum Dasar UUD 1945),
Pemerintah negara Indonesia beraktivitas berdasarkan sistem konstitusional
atau hukum dasar yang tidak bersifat absolute, dalam artian kekuasaan peme-
rintahan tidak bersifat mutlak dan terbatas, bahwa kegiatan pemerintahan itu
dibatasi dan dikendalikan oleh undang-undang.
Adapun hak-hak DPR di bidang legislasi : adalah : (hak inisiatif, hak amande-
men, dan hak budget),
Sedangkan Hak DPR di bidang pengawasan meliputi : (Hak bertanya pada
pemerintah, Hak interpelasi atau meminta penjelasan atau keterangan pada pemerintah,
Hak Mosi yaitu hak menjatuhkan percaya / tidak percaya pada pemerintah, Hak Angket
atau hak menyelidiki sesuatu dan Hak Petisi atau hak untuk mengajukan saran pada
pemerintah).
10
Presiden memang tidak bertanggung jawab kepada DPR, tapi bukan berarti
memiliki kekuasaan tak terbatas atau absolut, Presiden harus mentaati suara
rakyat, yang direpresentasikan pada lembaga Politik DPR, dan Presiden tidak
dapat membubarkan DPR, dan Semua anggota DPR merangkap juga menjadi
anggota MPR.
2. Asas Musyawarah
Asas musyawarah merupakan : “asas yang menghimpun suara dan kehendak
rakyat dalam kelompok musyawarah”.
Hal ini dilakukan untuk menyatukan berbagai pendapat demi mencapai
kesepakatan bersama yang dilandasi rasa kasih sayang, pengorbanan juga keba
hagiaan seluruh anggota.
Demokrasi Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 memiliki ke-unggulan
tertentu, seperti yang dikutip dari situs Kemendikbud dalam : Ari Weli anto, (https://www.
kompas.com/skola/read/ 2020/ 04/03/121500469/demokrasi-pancasila--pengertian-dan-keung
gulannya?page=all), memiliki keunggulan tertentu antara lain :
1. Demokrasi Parlementer,
Demokrasi parlementer menonjolkan peranan parlementer dan partai-partai
politik di DPR, Demokrasi ini dinilai kurang cocok untuk diterapkan di Indone-
sia karena lebih menonjolkan kepentingan golongan.
Karena konsep demokrasinya yang lemah, sistem parlementer ini membuka
peluang luas untuk dominasi partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Demokrasi Terpimpin,
Demokrasi terpimpin dinilai telah banyak menyimpang dari demokrasi
konstitusional dan hanya menampilkan beberapa bagian saja dari demokrasi
rakyat.
Terbukti pada masa kejayaan demokrasi, Presiden sebagai kepala negara
memiliki dominasi yang kuat. Partai-partai politik dibatasi ruang geraknya,
sedangkan peran ABRI semakin meluas pengaruhnya.
Selain itu UUD juga memberikan peluang kepada Presiden untuk memim
pin selama yang dikehendaki, Pada masa demokrasi terpimpin cendrung terjadi
penyimpangan dalam pemerintahan.
3. Demokrasi Pancasila
Pada demokrasi pancasila, era orde baru, sistem Presidensial sangat menon
jol, Pada awal diterapkannya demokrasi pancaslia peran ABRI sangat menonjol,
campur tangan pemerintah dalam berbagai aspek juga sangat jelas, kebebasan
berpendapat jadi terhambat.
Kegiatan Belajar. 18
PANCASILA DALAM PUSARAN PILKADA
Demokrasi Pancasila harus menyatukan bangsa bukan justru memecah belah bangsa.
Hal itu bisa diimplementasikan, pada pelaksanaan Pemilu, dengan berpijak pada Sila ke-
empat Pancasila. Demikian disampaikan oleh Ahmad Basarah (Wakil Ketua MPR RI )
dalam acara Seminar Kebangsaan pada tanggal 3 April 2019 di Aula Poltek Pembangunan
Pertanian Malang Jatim, dengan acara tunggal bertajuk Pancasila Sebagai Ideologi Terbaik
Bagi Bangsa Indonesia dihadapan seribu peserta lintas profesi, agama dan keyakinan.
Lebih lanjut Legislator asal daerah pemilihan Malang Raya memaparkan bahwa
hakekat dari Pemilu adalah wujud dari daulat rakyat, untuk memilih pemimpin dan
membentuk pemerintahan dengan tujuan melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
terkecuali demi terciptanya sila ke lima yaitu : “Keadilan Sosial”, dan tidak terlepas dari
Sila Ketiga yaitu : “Persatuan Indonesia”.
Penyelenggaran Pilkada, pada Desember 2020 saat pandemi memang tidak mudah.
apalagi Pilkada harus mengelola dua aspek sekaligus, yakni : teknis pelaksanaan dan
ketaatan protokol kesehatan. Hal tersebut untuk menjamin proses Pilkada berlangsung
dalam situasi terkendali. Sehingga, ajang pilkada tersebut tidak menciptakan klaster
positif Covid-19. Hal tersebut diungkapkan oleh : M. Dipo Nusantara (anggota MPR dari
F-PKB) usai kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Sabtu (14/11/2020).
Kualitas demokrasi menjadi salah satu yang dipertaruhkan dalam pelaksanaan Pil-
kada 2020 di era new normal. Pasalnya, suksesi dalam penentuan pemimpin daerah di
kala pandemi dapat terhambat oleh ancaman penyebaran virus Corona. Pemerintah, DPR
dan Penyelenggara Pemilu seperti KPU, Bawaslu, DKPP pada rapat dengar pendapat
yang dilaksanakan pada 23 Mei 2020 telah memutuskan kelanjutan tahapan Pilkada
13
serentak pada 9 Desember 2020. “Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa
penyelenggara Pemilu dapat menggunakan protokol kesehatan pandemi Covid-19, namun juga
tetap menjaga kualitas demokrasi”.
1. Pertama, indikator tersebut dijadikan acuan pertimbangan politik bagi setiap partai,
untuk melakukan proses rekrutmen politik bagi siapa saja yang akan diusung partai
tersebut sebagai kandidat yang bergelut dalam perhelatan pesta demokrasi, baik
pada kelembagaan legislatif maupun eksekutif.
2. Kedua, indikator itu digunakan KPU untuk melakukan verifikasi calon pemimpin,
baik dalam level nasional, provinsi, maupun kabupaten/ kota, apakah layak sebagai
bakal calon.
3. Ketiga, indikator tersebut dijadikan alat ukur bagi para pemilih, mana saja pemimpin
yang memiliki skor paling tinggi dalam hasil penghitungan indeks kepemimpinan
Pancasila itu sehingga memiliki keteguhan batin ketika sampai di TPS, untuk
memilih pemimpin yang paling mendekati karakter Pancasilais.
4. Keempat, indikator kepemimpinan Pancasila dapat pula dijadikan sebagai alat ukur
kualitas kepemimpinan kepala daerah ketika sudah menjabat selama satu periode
(lima tahun).
Fenomena tersebut memunculkan wacana evaluasi : 100 hari kerja pertama dan satu
tahun masa kepemimpinan, dan bahkan sampai lima tahun masa kepemimpinan para
pejabat politik, berdasarkan pada indikator Pancasila untuk menilai bobot kepemimpi-
nannya.
Meskipun sebagai bangsa dengan dasar negara Pancasila, yang masih belum secara
sempurna merealisasikan nilai-nilai Pancasila,namun diakui bahwa “Eksistensi ke-
Indonesiaan baik sebagai bangsa maupun negara masih dapat bertahan hingga kini berkat
Pancasila”, Oleh karena itu Pancasila sebagai suatu pendirian yang asasi harus terus
diperjuangkan.
Keberagaman kondisi Tri Gatra (geografis, demografis dan Sumber daya alam (SDA)
hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai
kebangsaan yang inklusif. Berkat Pancasila yang merupkan kristalisasi dari nilai-nilai
inklusivitas, toleransi dan gotong-royong dari keberagaman yang ada menjadi suatu
berkah, sehingga Pancasila mampu menuntun keberagaman yang ada dan dapat dirajut
menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan “Bhineka Tunggal Ika”.
14
Pancasila sebagai ide bintang penuntun (ide leitstars) yang dinamis, mengan
dung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pem
bangunan bangsa ke depan. Sebagai energi positif bangsa, Pancasila terus
memberikan harapan untuk masa depan, khususnya dalam merealisasikan visi
dan misi bangsa Indonesia.
Indonesia untuk kita semua dan Pancasila adalah rumah kita semua, untuk itu, diper
lukan kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerja sama, bergo-
tong royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat ber-
kembang melalui budaya politik kewargaan yang demokratis.
Melalui peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni, Pancasila perlu dijadikan sebagai
sumber inspirasi politik harapan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan semua
komponen bangsa, harus terus menerus secara konsisten merealisasikan Pancasila seba-
gai : “Dasar negara, ideologi negara, Falsafah Bangsa dan pandangan hidup” yang dapat
membawa kemajuan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indonesia, Bersatu membangun
bangsa untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil
dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.