Anda di halaman 1dari 25

1

TFSP

MATERI 1

 SEDIAAN PADAT
Beberapa sediaan padat
serbuk, granul, pil, kapsul, supositoria, tablet.
Tablet
sifat-sifat tablet, fungsi tablet, komponen tablet, metode umum pembuatan tablet
Studi praformulasi
Sifat organoleptik; ukuran, bentuk dan luas permukaan partikel; kristalinitas & polimorfisme; kelarutan; disolusi
dll.
Eksipien Sediaan Tablet
Pengisi, pengikat, lubrikan, glidan, desintegran dll.
Desain dan Formulasi Tablet
Tujuan formulasi, pendekatan sistematik dalam desain sediaan tablet
Metode Pembuatan Tablet
Granulasi basah, granulasi kering & kempa langsung
Pengempaan dan Pengemasan Tablet
Jenis mesin tablet, masa kempa, pengendalian dalam proses pengempaan, pengemasan
Beberapa Sediaan Padat
• Serbuk (Pulvis) (FI IV): campuran kering bahan obat atau zat kimia yg dihaluskan, ditujukan utk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
• Granul: sediaan padat berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 µm, dengan atau tanpa bahan
pembawa (constituents).
• Pil (Pilulae) (FI III): sediaan berupa massa bulat, mgd satu atau lebih bahan obat.
• Kapsul (capsulae) (FI IV): sediaan padat yg terdiri dari obat dlm cangkang keras atau lunak yg dpt
larut.
• Supositoria (FI IV): sediaan padat dlm berbagai bobot dan bentuk, yg diberikan melalui rektal, vagina
atau uretra.
• Tablet (compressi) (FI IV): sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

SERBUK GRANUL
Keuntungan sediaan serbuk. – Keuntungan sediaan granul:
 dosis yg diberikan teliti, macam2 Cocok utk obat dlm jumlah besar.
bahan obat dlm berbagai dosis dpt dikombinasikan Mudah digunakan & menarik, krn granul dpt
sesuai dgn kebutuhan pasien. ditambah aroma dan warna.
 dapat ditujukan untuk pemakaian oral Lebih stabil dibanding sediaan cair.
atau eksternal. – Bahan & Proses pembuatan:
 Cocok utk anak2 atau pasien yg sulit Pembasah: air, musilago pati, larutan gelatin atau
menelan tablet atau kapsul. sukrosa.
 Disolusi dan absorpsi dlm saluran Bahan yg telah berlekatan ditekan melewati
cerna lebih cepat dibandingkan tablet atau kapsul. pengayak yg sesuai, misalnya no.20; kemudian
 Bagi campuran obat yg harus dikeringkan dalam oven pd suhu tdk lebih dari 60ºC.
diberikan dgn dosis yg besar, bentuk serbuk sgt Ukuran granul yg sama akan memberikan dosis yg
sesuai. seragam.
• Penggolongan serbuk: – Granul untuk mikstura (bulk granule):
tidak terbagi (pulvis) & terbagi (pulveres): Bbrp antibiotik yg tdk stabil dlm bentuk cair seperti
tidak terbagi untuk pemakaian oral nistatin; dibuat sediaan berbentuk granul kering.
tidak terbagi untuk pemakaian luar (eksternal) Mgd zat berkhasiat & zat tambahan (zat
terbagi untuk pemakaian oral pensuspensi, aroma, zat warna, pendapar, pemanis
Serbuk Tidak Terbagi (Pulvis) & pengawet).
• Pemakaian luar (eksternal) Dikemas dlm botol yg cukup besar utk dapat
• Mengandung bahan aktif: ditambah air bila akan digunakan.
asam salisilat berkhasiat sbg Obat yg didapat berupa larutan atau suspensi.
antiseptik eksternal Utk pemakaian dosis ganda (multiple dose)
• Utk pemakaian oral (ditelan) Tiap kali pemakaian, menggunakan penakar (sendok
• Mengandung bahan aktif, contohnya: atau gelas kecil).
Mg hidroksida & hidrotalsit (antasida) atau
Parasetamol (analgesik)
2

Serbuk terbagi (Pulveres)

GRANUL BERBUIH (effervescent)


Divided granule, utk pemakaian single dose.
Biasanya dimasukkan dlm sachet
Per oral; bila dilarutkan dlm air akan menghasilkan
Cara-cara mengerjakan bahan obat dlm sediaan serbuk.
gas CO2.
– Bentuk kristal besar
Basis yg digunakan: camp. asam sitrat atau asam
– Campuran eutektik
tartrat dengan natrium bikarbonat.
– BJ berbeda
Di(+) zat pemanis: sakharin atau sukrosa.
Gas CO2 berfungsi:
• merangsang pengeluaran
cairan lambung dan dapat
bekerja sbg
karminativum.
• Memberikan rasa segar &
menghilangkan rasa
kurang enak dari obat.
Asam sitrat dan asam tartrat jumlahnya sedikit
berlebih dari yg diperlukan, karena sediaan
effervescent ini lebih disukai jika berasa sedikit
asam.
Bahan2 utk pembuatan sediaan ini harus anhidrat
agar tdk terjadi reaksi sebelum dilarutkan dalam air.
Asam sitrat mengandung 1 mol air kristal,
sedangkan asam tartrat tdk mengandung air kristal.
Karena itu sebaiknya asam sitrat dikeringkan dulu
utk menghilangkan air kristalnya.
• Sediaan granul ini harus dikemas dalam
wadah tertutup rapat, utk menghindari
pengaruh dari udara.
• Kelarutan granul dlm air lebih lambat
dibanding serbuk, shg reaksi yg terlalu kuat
& cepat dapat dihindarkan.
• Reaksi yg terlalu kuat dan cepat dapat
menyebabkan larutannya akan meluap dari
wadahnya setelah campuran ditambah air
yg mengakibatkan hilangnya sebagian
larutan dan berkurangnya CO2 dalam
larutan.

PIL KAPSUL
Dibuat→mencampur satu atau lebih bahan obat dgn zat Kapsul: sediaan padat yg terdiri dari obat dlm
tambahan yg cocok shg dapat digulung. Selanjutnya cangkang keras atau lunak yg dapat larut.
dipotong2 sesuai dgn jumlah yg telah ditentukan. Cangkang terbuat dari gelatin atau pati.
Pil tdk boleh berubah bentuk pd penyimpanan & tdk Kadar air ± 12 – 16%.
terlalu keras. Ada dua jenis kapsul:
Bobot tiap pil: 100 mg – 500 mg, rata2 ±300 mg – kapsul keras
Diameter pil: ≤ 8 mm. – kapsul lunak
Pil yg sangat kecil (30 mg) disebut granula, sedangkan Biasa digunakan utk obat berbentuk padat (serbuk,
pil yg besar (biasa utk hewan) disebut bolus (boli). butiran atau granul).
Saat ini pil sudah banyak terdesak oleh tablet atau Cangkang umumnya berbentuk tabung silinder
3

kapsul. Tetapi industri obat tradisional masih banyak berujung bulat, terdiri dari tutup dan wadah.
memproduksi bentuk sediaan ini. Meskipun cangkangnya keras, waktu ditelan dgn air
Biasanya mengandung bahan aktif dr bahan alam akan segera melunak & larut.
(jamu). Obat dimasukkan ke dlm cangkang wadah, kmd
Jamu adalah obat tradisionaI Indonesia. ditutup dgn cangkang tutup.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang Penutupan kapsul bisa dengan cara:
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, – Dibasahi dgn campuran air-
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan alkohol.
tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan – Ada lekuk khas pd bagian tutup &
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. wadah
– Pemanasan langsung
– Penggunaan energi ultrasonik
Penutupan dimaksudkan utk mencegah terbukanya
kapsul yg telah diisi, selama transportasi &
penanganan.
Kapsul Keras:
Ukuran cangkang kapsul:
– 5 (no terkecil), 4, 3, 2, 1, 0, 00,
• Formula pil ialah: 000 (no terbesar)
1. Zat berkhasiat – Tabel: Volume & kapasitas kapsul
2. Zat pengisi
3. Zat pengikat
4. Zat pembasah
5. Zat penabur
• Zat berkhasiat:
– bentuk padat, setengah padat, atau cair
• Zat pengisi: jika jumlah zat berkhasiat sedikit
→ perlu menambah volume/berat shg didapat
volume/berat yg wajar.
Kapsul cangkang keras yg diisi di pabrik memiliki
– akarmanis (Glycyrrhizae radix /Radix
warna & bentuk yg berbeda atau diberi tanda utk
liquiritiae) saat ini tdk digunakan krn
identitas pabrik.
akarmanis memiliki efek
Pd kapsul dpt pula dicantumkan:
farmakologis.
– nama dagang
– laktosa
– jumlah zat aktif
– bolus alba/kaolin
– kode produksi, dll
• Zat pengikat: agar campuran serbuk dapat
menggunakan tinta cetak kualitas farmasi.
digulung mjd massa pil.
Kapsul kosong atau yg sdh diisi, disimpan dlm
– akasia (gom arab)
wadah tertutup rapat, terlindung dari cemaran atau
– Tragakan
kontaminasi mikroba, diberi zat pengering & di
• Zat pembasah: utk membasahkan campuran→
tempat sejuk.
massa mudah digulung lalu dipotong.
Kapsul keras dpt diberi warna (zat warna oksida
– air
besi), bahan opak (titanium dioksida), bhn
– gliserol
pendispersi, bhn pengeras (sukrosa), pengawet
– sirup gula, madu, dll
(asam benzoat, ester asam parahidroksibenzoat).
• Zat penabur: Pengisian kapsul secara besar2 an di pabrik farmasi,
agar massa pil tidak lengket dgn alat yg digunakan, juga
dilakukan menggunakan mesin pengisi kapsul.
agar pil yg terbentuk tdk lengket satu dgn lainnya. Formulasi serbuknya:
– Likopodium – ditambahkan zat pengisi, pelincir
– talk (lubrikan) utk mempermudah
proses pengisian kapsul.
– Di (+) disintegran utk
memudahkan deagregasi &
dispersi gumpalan kapsul dlm
saluran cerna.
– Formulasi dan metode pengisian,
terutama derajat kepadatan, dapat
mempengaruhi laju pelepasan
obat.
4

Kapsul lunak

Kapul lunak dapat diisi dgn zat padat, setengah


padat atau cairan.
Terbuat dari gelatin & air, mengandung 6% - 13%
air.
Untuk kekenyalannya ditambah alkohol polihidrik
seperti gliserol atau sorbitol. Sorbitol bersifat kurang
higroskopik daripada gliserol.
Dapat diberi warna untuk melindungi obat terhadap
cahaya; serta bahan pengawet, misalnya beta naftol.
Dpt di (+) kan:
– bahan pengharum
– sukrosa hingga 5% sebagai
pemanis dan untuk menghasilkan
cangkang yg dapat dikunyah.
Kapsul lunak terdapat dalam berbagai bentuk dan
ukuran:
– sferis (0,05 – 5 mL), oval (0,05 –
7 mL), silindris ( 0,015 – 25 mL),
tabung (0,5 – 30 mL) dan
berbentuk buah pear (0,3 – 5 mL).
Kapsul lunak sangat sesuai untuk cairan atau zat
setengah padat. Digunakan secara luas dalam bentuk
sferis atau oval untuk sediaan vitamin seperti
minyak ikan, vitamin A, D, E dan multivitamin.
Bahan aktif dilarutkan atau disuspensikan dalam
bahan pembawa cair.
– dulu bahan pembawa: minyak
nabati
– sekarang digunakan bahan
pembawa cair bukan air yg dapat
bercampur dgn air, spt
polietilenglikol BM rendah,
karena mempunyai lebih sedikit
masalah ketersediaan hayati.
Obat berbentuk cair yg rasa atau aromanya tdk
menyenangkan dapat dimasukkan ke dalam kapsul
lunak ini. Demikian pula obat yg larut dalam minyak
tumbuhan.
Keuntungan kapsul berisi cairan, dibanding kapsul
berisi zat kering:
– Keseragaman
kandungan/homogenitas lebih
baik.
– Cairan dpt diukur lebih tepat.
– Disolusi lebih baik.
Kekurangan kapsul berisi cairan (keras atau lunak):
– Kontak antara isi kapsul zat cair
dgn cangkang lebih besar
dibanding kapsul isi serbuk shg
kemungkinan tjd interaksi lebih
besar.
Sifat cairan isi kapsul menyebabkan masalah
teknologi yg berbeda dibandingkan kapsul isi zat
kering dlm hal:
– Uji waktu hancur
5

– Uji disolusi
Ditinjau dr segi formulasi, teknologi & biofarmasi,
kapsul isi cairan dari jenis kapsul apa saja lebih
seragam dibanding kapsul berisi serbuk kering.
Utk penetapan standar resmi & metode lbh
didasarkan pd pertimbangan sifat isi kapsul
dibanding jenis cangkangnya.

MATERI 2
 TABLET (COMPRESSI)
Peranana tablet dalam pengobatan:
 Efek sistemik obat dpt diperoleh:
Melalui mulut
Pemberian parenteral jarang dilakukan pd pengobatan krn tdk dpt dilakukan oleh pasien sendiri.
Pemberian secara topikal (sediaan transdermal), tp kekurangannya cara ini tgt pada kemampuan obat
utk diserap secara efektif masuk ke sistem peredaran darah.
Jika ditemukan suatu obat baru, perusahaan farmasi mula2 akan menanyakan apakah obat tsb efektif
spt yg diharapkan bila diberikan melalui mulut.
Bila pengobatan oleh pasien sendiri tdk mungkin, maka penjualan obat itu sgt terbatas.
Lebih dari 90% obat utk efek sistemik diberikan melalui mulut.
Diantara obat2 yg diberikan melalui mulut, maka sediaan padat lebih disukai dibanding sediaan cair,
karena:
Sediaan padat (tablet atau kapsul) sdh mgd dosis tepat sesuai dosis lazim. Sediaan cair hrs
ditakar dulu dgn sendok atau alat penakar.
Distribusi & penanganan sediaan cair lbh mahal dibanding sediaan padat.
Lebih sulit utk menghilangkan rasa tdk enak dr sediaan cair dibanding sediaan padat.
Lebih ekonomis
Lebih stabil
Dibanding bentuk sediaan padat lainnya, tablet memiliki keunggulan, yaitu:
1. Dosis tepat serta variabilitas kandungan yg paling rendah.
2. Biaya produksi paling rendah & paling mudah diproduksi secara besar2an.
3. Tablet merupakan sediaan oral yg paling ringan, kompak, paling mudah & murah utk dibawa.
4. Dpt diformulasi dgn profil pelepasan khusus lepas lambat.
5. Tablet memiliki sifat pencampuran kimia & stabilitas mikrobiologi yg paling baik.
Kerugian sediaan tablet:
 Obat dgn BJ rendah, bentuk amorf sulit utk dikempa mjd bentuk tablet yg padat & kompak.
 Obat2 dgn dosis tinggi, sukar dibasahi, lambat melarut, sulit diformulasi mjd tablet yg dpt
menghasilkan ketersediaan hayati yg cukup.
 Obat dgn bau tdk enak yg sulit dihilangkan, obat yg peka thd oksigen & kelembaban udara, perlu
pengapsulan/penyelubungan dulu sebelum dikempa. Sediaan kapsul lebih cocok.
Sifat-sifat tablet yang baik:
Mengandung jumlah obat sesuai dgn yg tercantum pd etiket.
 Utk obat keras, dosis kecil, rentang yg diperbolehkan 90% – 110% dr jumlah yg tercantum pd
etiket.
 Utk tablet dosis besar , rentang yg diperbolehkan 95% - 105% dari jumlah yg tercantum pd
etiket.
Dpt melepaskan bahan aktif sesuai yg diinginkan & reproducible (berulang).
Stabil secara fisika & kimia selama waktu guna (shelf life) nya.
Tampilannya disukai pasien (ukuran, bentuk, warna, rasa).
Fungsi Sediaan Tablet:
 Melindungi bahan aktif obat dr pengaruh yg merusak (asam lambung) (tablet salut enterik).
 Menyediakan bahan aktif obat dgn kerja yg luas (tablet controlled release)
Macam-macam perbedaan tablet dalam hal:
Bentuk, umumnya tablet berbentuk tabung pipih yg kedua permukaannya rata/cembung.
Bobot/berat
Ukuran
 (diameter/ketebalan)
Cara kerja:
 Lokal & sistemik
6

Kerapuhannya

 Tablet oral ≤ 1%
 Tablet kunyah 3% - 4%
 Kekerasan (tablet hisap lebih keras drpd tablet oral)
 Berkisar antara 4 kg – 10 kg
Cara pelepasan obatnya:

 fast release (bahan aktif obat cepat dilepaskan)


 controlled release (pelepasan terkendali)

Penggolongan tablet:
Berdasarkan cara pemakaiannya:
 Tablet oral
 Tablet bukal & sublingual
 Tablet kunyah
 Tablet busa/effervescens
 Tablet hisap
 Tablet lepas-lambat/sustained release
 Tablet utk dilarutkan
Tablet Oral:
Obat langsung ditelan. Sebagian besar tablet digunakan utk ditelan & berefek sistemik (diabsorpsi masuk ke
peredaran darah).
Supaya efek farmakologi yg dikehendaki tercapai, maka tablet harus segera hancur bila dimasukkan dlm air.
Waktu hancur tablet hrs sesuai dgn syarat dari Farmakope, (tdk lebih dari 15 menit utk tablet tdk bersalut & tdk
lebih dari 60 menit utk tablet bersalut selaput).
Tablet bukal & sublingual:
 Bentuk umum oval & rata.
 Tab bukal disisipkan disekitar selaput lendir pipi.
 Tab sublingual di bawah lidah.
 Cocok utk obat2 yg terurai oleh cairan lambung atau sedikit diserap di GI.
 Tab bukal, mis progesteron dibuat agar larut perlahan2.
 Tab sublingual, mis. nitrogliserin dibuat agar larut dgn cepat & segera memberikan efek.

Tablet kunyah
Segera hancur saat dikunyah & larut dlm mulut.
Tab kunyah berwarna & berasa enak.
Biasanya utk:
 Tablet vitamin anak2
 Tablet antibiotik
 Tablet dgn dosis yg besar, spt antasida
Tablet busa/effervescent
Basisnya natrium bikarbonat & asam sitrat atau tartrat (atau campuran keduanya).
Cara penggunaan dgn melarutkannya dlm air & dapat melepaskan CO2.
Kebanyakan mengandung vit.C, kalk atau analgesik.
Tablet hisap
Penggunaan tdk langsung ditelan, tapi dihisap atau dikulum dlm mulut.
Biasanya utk infeksi dlm mulut atau tenggorokan.
Diformulasi shg tdk segera hancur dlm mulut tapi larut perlahan2 shg melepaskan obatnya sedikit2 utk
memberikan efek lokal.
Sbg pengisi bisa digunakan gula atau serbuk coklat & pengikat Na CMC.
7

Tablet lepas lambat:


Dimaksudkan agar zat aktif tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
Akan melepaskan obat secara berangsur2 & kontinu (terus menerus) & mempertahankan efeknya selama waktu
ttt, biasanya 8 – 12 jam.
Keuntungan bentuk sediaan ini: sekali makan obat ini, dihasilkan efek terus menerus tanpa harus berulangkali
minum obat.
Bahan aktif obat yg tepat utk dibuat sediaan ini:
 Mempunyai kecepatan absorpsi baik.
 Diabsorpsi secara serbasama dlm GI.
 Dosis relatif kecil.
 Ditujukan utk pengobatan kronis.
Tablet untuk dilarutkan:
Hipodermik
 Tablet untuk membuat larutan injeksi
 Melarutkannya secara aseptik.
 Tablet ini termasuk obat luar.
Komponen Tablet:
Zat berkhasiat: Berbagai bahan yg memiliki daya terapi→tablet
- Kadar zat berkhasiat dlm tablet→variasi
Zat pengisi: Jumlah zat aktif sedikit zat pengisi utk membuat bulk.
- Tablet oral berukuran 3/16 inci – ½ inci (0,48 cm – 1,27 cm), berat rata2 800 mg.
Zat pengikat: meningkatkan daya adhesi ke campuran massa serbuk.
menambah daya kohesi pd bhn pengisi.
Zat pengikat →kering atau basah.
Contoh: gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, karboksimetilselulosa, pasta pati terhidrolisis.
Zat pengikat kering yg paling efektif: selulosa mikrokristalin.
Zat pengembang/disintegran: Tablet →dlm tubuh harus hancur →zat berkhasiat lepas →perlu disintegran.
Disintegran yg paling banyak digunakan →pati, derivat selulosa, asam alginat, selulosa mikrokristalin &
povidon (PVP) sambung-silang.
Yg mempengaruhi kecepatan pecahnya obat:
 Kandungan disintegran
 Derajat kepadatan
Pelincir, anti lekat, pelicin: Pelincir (lubrikan)
Dpt mengurangi gesekan antara dinding tablet dgn die (cetakan), saat tablet ditekan keluar.
Anti lekat (anti adheren)
Mengurangi melengketnya (adhesi) granul pd permukaan punch atau dinding die.
Pelicin (glidan)
Mengurangi gesekan antara partikel2 granul shg memperbaiki sifat alir.
Lubrikanutk:
1. mengurangi gesekan selama proses pengempaan.
2. mencegah massa tablet melekat pd cetakan→tablet yg sudah jadi mudah keluar.
3. mengurangi kemungkinan cepat ausnya
alat.
Lubrikan:
 Tdk larut air
 Larut air
 Contoh lubrikan tdk larut air: senyawa asam stearat dgn logam (Mg stearat), minyak nabati
terhidrogenasi, pati.
 Lubrikan larut air→polietilenglikol & garam laurilsulfat →sifat lubrikasi kurang optimal →diperlukan
dgn kadar yg lebih tinggi.
 Sifat lubrikan umumnya hidrofob→menurunkan kec. disintegrasi & disolusi tablet →hindari
pemakaian berlebih.
8

Glidan:
 Glidan: bhn yg dpt meningkatkan kemampuan mengalir serbuk→ cetak langsung.
 Glidan yg paling efektif→silika pirogenik koloidal.
 Contoh glidan:
- talk (5%)
- aerosil (1-3%)
- pati jagung (5-10%)
- syloid (1/2 – 3%)
Zat warna, aroma, pemberi rasa:
Zat warna ditambahkan pd tablet utk:
 menambah nilai estetika
 identitas produk
Penambahan zat warna dgn cara:
- melarutkan zat warna dlm larutan pengikat.
- menyemprot granul tablet dgn larutan zat warna
khusus.
Kebanyakan zat warna peka thd cahaya & warna akan memudar jika terpapar cahaya.
Aroma ditambahkan dgn tujuan menutup rasa yg kurang enak.
 Utk kebanyakan tablet yg pemakaiannya ditelan, maka biasanya tdk ditambah aroma.
 Tablet hisap & kunyah, tablet utk lambung, tablet kalk selalu diberi aroma.
 Contoh: minyak2 atsiri, vanilin.
 Aroma ditambahkan sbg larutan dlm etanol lalu disemprot pd granul sebelum dicetak.
Metode umum pembuatan tablet:
Berdasarkan metode pembuatan:
 Tablet cetak
Dibuat dgn cara menekan massa serbuk lembab dgn tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Bhn obat + bhn pengisi (laktosa + sukrosa), dibasahi dgn etanol, shg didapat massa serbuk lembab.
Kadar etanol tgt pd:
Kelarutan zat aktif & pengisi.
Derajat kekerasan tablet yg diinginkan.
Kepadatan tablet tgt pada ikatan kristal yg terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya & tdk tergantung pd
kekuatan tekanan yg diberikan.
Jika pada tablet kempa pembuatannya memakai tekanan tinggi , sebaliknya pada tablet cetak pembuatannya
memakai tekanan rendah, shg tablet lebih rapuh.

 Tablet kempa
Sebagian besar tablet dibuat dgn cara dikempa & merupakan bentuk sediaan yg paling banyak digunakan.
Pembuatannya: serbuk atau granul diberi tekanan yg tinggi menggunakan cetakan baja.
Tablet kempa ini dibuat dengan 3 metode yaitu:
 granulasi basah ( Granul dibasahi sebelum dikempa )
 granulasi kering ( granul dibiarkan kering saat proses pengempaan )
 kempa langsung.
Contoh tablet kempa adalah tablet parasetamol.

Penyalutan tablet:
Alasan tablet disalut:
 Stabilitas (melindungi zat aktif dr pengaruh luar).
 Menutupi rasa & bau tdk enak obat.
 Memperbaiki penampilan.
 Mengatur tempat pelepasan obat.
Tablet salut biasa:
 Umumnya tablet disalut dgn gula dari suspensi dlm air.
 Tablet yg sdh disalut, dilapisi dgn larutan malam yg encer (dlm pelarut).
 Penyalut thn air berisi zat spt selak atau selulosa asetat ftalat dlm pelarut yg tdk mgd air sblm
salut gula.
 Kekurangan salut gula:
Waktu penyalutan lama
Perlu penyalut tahan air.
shg salut selaput lebih dpt diterima.
 Zat penyalut selaput berisi zat yg dpt larut atau terdispersi dlm air, spt:
9

 HPMC
 Metilselulosa
 Na CMC
atau
 Camp selulosa asetat ftalat & PEG (dlm pelarut yg tdk mgd air atau mgd air).
 Penguapan pelarut tbt lapisan tipis yg lgs melekat pd tablet shg bentuk asli dpt dipertahankan.
Tablet salut enterik:
Bhn yg digunakan utk salut enterik:
 CAP (selulosa asetat ftalat)
 PVAP (polivinil asetat ftalat)
 Asam metakrilat (acrylic copolymer)
 Sifat2:
 Larut pd pH > 6
 Menghambat pelepasan obat scr signifikan.
Tablet salut sustained release:
Bhn penyalut:
 Campuran wax/lilin (beeswax, carnauba wax) dgn gliseril monostearat, asam stearat, setil
alkohol yg akan memberikan penyalut yg terlarut perlahan dlm saluran cerna.
 Shellac dan zein.
(Polimer tetap utuh sampai pH tdk asam)

MATERI 3
 Studi Praformulasi
Membahas tentang:
• Sifat organoleptik
• Kemurnian
• Ukuran partikel, bentuk dan luas permukaan
• Kelarutan
• Disolusi
• Parameter yang mempengaruhi absorpsi
• Kristalinitas dan polimorfisme
• Stabilitas dan Kompatibilitas
• Higroskopisitas
• Sifat aliran
• Kompresibilitas
Praformulasi:
berbagai kegiatan investigasi suatu bahan obat utk mendapat informasi yg berguna, selanjutnya dimanfaatkan
utk membuat formulasi sediaan yg secara fisikokimia stabil & secara biofarmasi sesuai dgn tujuan & bentuk
sediaan.
pemeriksaan dan karakterisasi sifat-sifat fisika dan kimia senyawa obat dan kombinasinya dengan eksipien
(excipient compatibility)

Sifat Organoleptik: Kemurnian:


• Analisa pendahuluan bahan obat, meliputi: Kemurnian bahan dpt mempengaruhi kestabilan
– Tekstur sediaan krn dpt menyebabkan inkompatibilitas dgn
– Warna bahan lain yg tdp dlm sediaan tsb.
– Bau Inkompatibilitas (interaksi 2 bahan atau lebih) yg dpt
– Rasa menyebabkan:
 Secara estetika menyebabkan
buruknya penampilan sediaan obat
 Tdk diperoleh kadar obat yg sesuai
 Terjadi penurunan mutu yg
mengurangi aksi kerja obat
Pengujian kemurnian dilakukan dgn instrumen DSC
(Differential Scanning Calorimetry).
DSC: suatu teknik analisis termal dimana perbedaan
pada aliran panas atau daya panas pada sampel dan
10

standar (referensi) dipantau terhadap waktu.


Termogram dgn puncak anomali (menyimpang) dr
referensi menunjukkan ketidakmurnian (impurity)
bahan.

Ukuran, bentuk & luas permukaan partikel:Ukuran Kelarutan/solubitily:


partikel obat akan mempengaruhi:  Dlm pembuatan sediaan obat, data kelarutan
– Kecepatan disolusi, krn perbedaan bhn obat penting utk diketahui, krn
luas permukaan komponen utama dari cairan saluran cerna
adalah air.
 Obat sblm terabsorpsi hrs terlarut terlebih
dulu dlm cairan saluran cerna, kecuali bbrp
obat dgn mekanisme transport obat secara
pinositosis.
 Kelarutan zat aktif meningkat
ketersediaan hayati meningkat.
Amidon dkk. mengklasifikasi obat
Ukuran partikel obat akan mempengaruhi: (BCS/Biopharmaceutical Classification Scheme)
– absorpsi secara oral berdasarkan 2 parameter, yaitu kelarutan &
misalnya: griseofulvin, nitrofurantoin, spironolakton. permeabilitas
keseragaman kandungan obat
dipengaruhi oleh ukuran partikel & distribusi ukuran
partikel bahan aktif dlm massa tablet. Terutama utk
obat berkhasiat keras (digunakan dlm jumlah kecil).
Contoh:
– Tablet yg mgd bahan aktif ≤ 2
mg/tablet perlu pengontrolan ketat BCS II dan IV adalah obat-obat dissolution rate
ukuran partikel. limited step
– Utk keseragaman kandungan, ± 10%
dari tablet yg mgd bahan aktif 2 mg Adalah ukuran tentang kemudahan cairan melewati
hrs mempunyai partikel berukuran media pori.
<150 µm. Suatu zat aktif dikatakan sangat permeable bila jumlah
– Utk keseragaman kandungan, ± 5% obat yang terabsorbsi di dalam tubuh sebesar 90% atau
dari tablet yg mgd bahan aktif 2 mg lebih dari dosis yang digunakan.
hrs mempunyai partikel berukuran Contoh:
<90 µm. • Metoprolol; propanolol (class I BCS) yg
– Ukuran partikel yg lebih besar dari sangat mudah diabsorbsi.
limit ini, tdk mungkin akan • Glibenklamid; ketoprofen; carbamazepine
menghasilkan campuran yg (class II BCS) absorpsinya dibatasi oleh
homogen. solvasi.
Macam2 bentuk bahan aktif obat padat (habit kristal): • simetidin; ranitidine; atenolol (class III BCS)
pipih, sferis, anhedral, euhedral, prisma dll • furosemid; hydroclorthiaziade (class IV BCS)
Bentuk partikel mempengaruhi:
- sifat aliran
- sifat packing/timbunan
- luas permukaan
Bentuk lingkaran/bulat/sphere:
- luas permukaan minimum per volume
Bentuk partikel yg asimetris memiliki luas permukaan
yang lebih besar per volume, dibanding bentuk sferis.
Luas permukaan partikel per berat atau volume
mempengaruhi kec.disolusi.
Semakin besar luas permukaan partikel, semakin besar
bagian partikel yg kontak dgn pelarut, akan semakin
mempercepat disolusi.
Dpt mempengaruhi sifat akhir & pengempaan tablet
pd metode cetak langsung, terutama jika tablet
mengandung bahan aktif cukup banyak.
Disolusi: Parameter yg mempengaruhi absorpsi:
Skema disolusi & absorpsi senyawa obat dari – Koefisien partisi
11

sediaan padat – Konstanta ionisasi


Koefisien partisi
– Dpt digunakan utk menunjukkan
kecepatan & jumlah obat yg
terabsorpsi di saluran cerna.
– Merupakan rasio distribusi obat dlm
fasa minyak & fasa air.

Cminyak
– P = koefisien partisi C
P
– Menunjukkan lipofilisitasairobat.
Jumlah bahan obat organik yang diabsorpsi
bergantung kepada koefisien partisi.
Kemampuan absorpsi mula-mula naik setara dengan
Kecepatan disolusi bahan padat dpt ditentukan dgn naiknya koefisien partisi sampai suatu maksimum,
persamaan Noyes-Whitney telah dimodifikasi (Wuster untuk selanjutnya menurun lagi.
dan Taylor, 1965): Hal ini karena senyawa hidrofil sukar dapat menembus
membran lipid, tidak larut dalam konsentrasi yang
Dimana: dC = DA(Cs – Ct) cukup, yang mengelilingi permukaan yang
dt h mengabsorpsi.
D = koefisien difusi, h = ketebalan lapisan difusi pada Karena senyawa yang berkontak dengan permukaan
antar muka padat-cair, A = luas permukaan senyawa absorpsi per satuan waktu tidak cukup.
obat yang terpapar medium disolusi, Cs = konsentrasi Konstanta disosiasi
larutan jenuh zat terlarut dalam medium disolusi pada Kebanyakan zat aktif merupakan basa atau asam
temperatur percobaan dan Ct = konsentrasi zat terlarut organik, dalam keadaan terlarut sebagian molekul nya
pada waktu t dan dC/dt = laju disolusi. berada dalam bentuk terionkan dan sebagian dalam
IDR: bentuk tak terionkan.
IDR (Intrinsik Dissolution Rate ) Kecepatan Hanya fraksi zat aktif yang tak terionkan dan larut
Disolusi Intrinsik dalam lemak yang dapat melalui membran dengan
– IDR merupakan kecepatan transfer cara difusi pasif.
massa tiap luas permukaan yg Bahan obat organik asam dan basa diabsorpsi terutama
terlarut dan mempunyai satuan mg dalam bentuk tak terionisasi dan dalam bentuk yang
cm-2 min-1 larut dalam lemak.
– IDR tidak bergantung pada Absorpsi senyawa yang terionisasi sempurna terjadi
ketebalan lapisan difusi dan volume sangat lambat dan hanya dalam jumlah kecil.
solvent. Karena derajat disosiasi bergantung kepada nilai pK
– IDR digunakan utk mendeteksi senyawa dan angka pH lingkungan masing-masing,
polimorf yg berbeda & juga utk maka:
penilaian resiko kecepatan disolusi – asam yang lemah diabsorpsi lebih
sbg faktor pembatas absorpsi. baik dalam lingkungan asam sampai
Menurut Kaplan: netral,
– IDR > 1 mg m-2 s-1 tdk ada – basa lemah diabsorpsi lebih baik
masalah absorpsi terkait disolusi pada harga pH ≥ 7.
– IDR < 0,1 mg m-2 s-1 disolusi sbg Perubahan buatan harga pH, misalnya akibat antasida,
faktor pembatas absorpsi dapat sangat mengubah jumlah absorpsi sebagian obat
yang terdisosiasi.

KRISTALINITAS & POLIMORFISME: Studi kompatibilitas:


Pengujian kompatibilitas bahan aktif (BA) & eksipien,
penting dilakukan.
Dari hasil pengujian, dpt diputuskan apakah eksipien
akan digunakan atau tidak.
Cara pengujian:
– BA & eksipien dicampur dgn
komposisi yg sdh diketahui.
– Campuran ini diuji di bawah
pengaruh gas nitrogen utk
Habit (kebiasaan) kristal: mendeskripsikan
mengeliminasi efek oksidatif pd
penampilan luar dari bahan aktif padat, spt mis.bentuk
kecepatan pemanasan 10oC/ menit
plat, prismatik, jarum dll.
pd instrumen DSC.
12

Habit satu bahan bisa berbeda2 tgt dari kondisi saat – Adanya kompatibilitas ditunjukkan
pembuatan bahan padat tsb. (saat proses kristalisasi), oleh termogram DSC.
dipengaruhi oleh:
– Pelarut (solven)
– Kecepatan pendinginan

Struktur internal kristal dideskripsikan dgn susunan


molekul2 dari kristal bahan aktif padat.
Berdasarkan struktur internalnya, bahan padat tdr dari
2 bentuk:
– Kristal

– Amorf

Pd kristal, atom & molekul nya tersusun secara


berulang (teratur) dlm susunan tiga dimensi
Pd amorf, atom & molekul tersusun secara acak spt
dlm suatu cairan.
Habit & struktur internal bahan aktif padat dpt
mempengaruhi sifat fisika & kimia, spt sifat aliran,
disolusi dan ketersediaan hayati.
Novobiosin amorf, kelarutannya 10 x lebih besar dari
bentuk kristal.
Penting utk:
– Deskripsikan, habit kristal
– Verifikasi, struktur internal kristal
Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan suatu senyawa
mengkristal dlm bentuk lebih dari satu spesies kristal
dgn perbedaan struktur internalnya.
Polimorfisme dpt menyebabkan perubahan sifat fisika
& kimia bahan aktif, stabilitasnya & ketersediaan
hayati.
Banyak obat berada dlm berbagai bentuk polimorf
atau keadaan amorf.
Walaupun secara kimia identik, variasi struktur kristal
berbeda, akan menghasilkan perbedaan kelarutan,
kecepatan disolusi dll.
Bentuk amorf selalu lebih larut drpd bentuk kristal.
Contoh: antibiotik novobiosin, telah dilporkan adanya
perbedaan signifikan efek terapeutik antara bentuk
amorf & kristal.
Semua bentuk amorf & kristal akan berubah menjadi
bentuk kristal yg stabil.
13

Polimorf yg tdk stabil (metastabil) akan berubah mjd


bentuk stabil secara perlahan2 atau cepat (bergantung
zatnya), ini penting!!
Bentuk yg digunakan dlm farmasi adalah bentuk yg
stabil utk menjamin usia-guna-sediaan (shelf life) dan
ketersediaan hayati.
Higroskopisitas: Sifat aliran:
Bahan aktif obat terutama yg berbentuk garam larut Berdasarkan sifat alir nya, serbuk obat padat, bisa
air, mempunyai kecenderungan utk mengadsorpsi digolongkan:
kelembaban udara. – Mengalir bebas (free flowing)
Adanya lembab ini akan berpengaruh thd: – Tidak mengalir bebas (kohesif)
– stabilitas kimia – Sifat alir serbuk obat dipengaruhi
– kemampuan mengalir oleh:
– kemampuannya utk bercampur dgn – Bentuk & ukuran partikel
bahan lain. – Kerapatan (BJ)
– Lembab yg teradsorpsi (selama
proses pembuatan sediaan)
Pengujian sifat aliran, dgn alat granule flow tester.
sifat aliran yg baik, jika 100 gram sampel uji, waktu
alirnya tdk lebih dari 10 detik (> 10g/det)

Makin baik sifat aliran serbuk, akan makin efisien &


reprodusibel pengisian lubang die dari mesin cetak
tablet.
Ini diketahui dr kecilnya variasi bobot antar tablet jadi.

Kompresibilitas:
• Pengukuran sifat alir serbuk dpt berdasarkan kompresibilitasnya.

t  o
% kompresibi litas  x100
t
Dimana: ρt = BJ serbuk setelah dimampatkan
ρo = BJ serbuk awal sebelum dimampatkan
14

MATERI 4
 Eksipien Sediaan Tablet
 Komposisi tablet:
o Zat aktif
o Eksipien (bahan tambahan)
o Utk dpt menghantarkan zat aktif obat dlm jumlah (dosis) yg cukup pd penggunaan klinik
bentuk sediaan yg dpt diterima oleh pasien.
 Utk dpt membuat sediaan yg secara klinik menghasilkan efek yg diharapkan dgn bentuk sediaan yg dpt
diterima oleh pasien dibutuhkan EKSIPIEN.
Fungsi utama eksipien: penghantar dosis obat
Pemilihan eksipien berdasarkan kepada:
– Zat aktif (sifat fisikokimia)
– Tipe tablet & karakteristiknya
Tablet fast release
Tablet bukal & sublingual
Pelepasan termodifikasi
Tablet kunyah
Tablet effervescent
– Proses pembuatan
Kempa langsung
Granulasi basah
Granulasi kering
Eksipien utk kempa/cetak langsung:
Pertimbangan utama dlm memilih eksipien adalah:
– Utk dpt menghasilkan tablet kempa langsung pd skala industri (komersial).
– Pengembangan formulasi:
• Formulasi laboratorium, utk tablet & kapsul 5.000 – 10.000 unit.
• Formulasi skala pilot (upscalling), 10x formula laboratorium.
• Formulasi skala industri, 10x formula skala pilot.
Persyaratan dasar eksipien:
– Dapat dikempa (compaction)
– Sifat aliran baik (flowability)
– Lubrikasi
– Disintegrasi
– Disolusi
– Ketersediaan hayati
Pemilihan eksipien perlu memperhatikan:
15

– Ketercampuran dgn zat aktif


– Sifat aliran yg baik
– Keterkempaan tinggi (high compactibility)
– Stabilitas baik
– Reprodusibilitas antar bets (batch)
– Dpt meningkatkan disintegrasi & disolusi tablet
– Tidak mengganggu ketersediaan hayati zat aktif
Kemajuan pesat metode kempa langsung, krn ditemukannya eksipien yg multi fungsi, spt:
– Selulosa Mikrokristalin (MCC, contoh Avicel®) (pengisi-pengikat-penghancur, pelicin)
– Laktosa kering beku (freeze drying) (pengisi-pengikat)
– Pati pregelatinasi (pengisi-pengikat-penghancur)
– Eksipien anorganik:
• Kalsium fosfat dibase (encompress®)
• Kalsium fosfat tribase (tri-tab®)
• Kalsium sulfat dihidrat (compactrol®)
Senyawa selulosa
– Banyak digunakan krn dpt menghasilkan tablet yg baik.
– Selulosa murni dpt dihasilkan dgn proses kimiawi, didapat:
• Serbuk selulosa (keterkempaan rendah, tdk digunakan utk formulasi kempa
langsung).
• Selulosa mikrokristalin, Contoh:
– Avicel PH
– Ceolus
Selulosa mikrokristalin dibuat dengan melarutkan selulosa dalam larutan alkali kuat maka akan diperoleh α-
selulosa dan dengan merendam α-selulosa dengan asam, kemudian dihaluskan secara mekanik akan didapat
selulosa mikrokristalin.
Selulosa mikrokristalin (MCC) (Avicel PH), struktur molekul (C6H10O5)n dimana n= 220
sifatnya:
– Dpt dicetak langsung
– Sifat alir baik
– Saat menghasilkan kohesi gumpalan, bisa berfungsi sbg disintegran.
– Dpt berfungsi sbg pengikat, dpt mengabsorpsi air.
– Dpt digunakan utk formulasi pellet (sampai 70% zat aktif obat).
– Harga mahal, biasa dikombinasi dgn pengisi lainnya (laktosa & amilum)
– Beberapa tipe Avicel PH MCC, berdasarkan pd:
– ukuran partikel,
– BJ
– kandungan kelembaban
– Susut pengeringan

Contoh lain MCC:


– Ceolus MCC (Jepang), sifatnya:
16

– Keterkempaan sangat baik


– Potensial pengenceran tinggi (kemampuan sejumlah tertentu eksipien mengikat sejumlah
tertentu zat aktif).
– Cocok utk formulasi tablet berukuran kecil, kandungan zat aktif tinggi.
Laktosa
– Ada 2 isomer (laktosa α & laktosa β)
– Ada yg bentuk amorf & kristal
– Yang bentuk α kristal (monohidrat & anhidrat)
– Laktosa khusus utk kempa langsung adalah laktosa kering beku monohidrat, contohnya (Super
Tab®)
• Digunakan sbg pengisi dg jumlah 15%
• Sifat alir baik
• Dpt berubah warna dgn zat2 yg mengandung amina atau gugus aldehida.
Gula lainnya
– Sukrosa
• Sukrosa memiliki sifat alir baik, tetapi keterkempaan buruk.
• Keterkempaan sukrosa bergantung pd kandungan kelembabannya (optimum 0,4%).
• Dimodifikasi dgn penambahan amilum atau gula invert
terbentuklah gula kempa (compressibel sugar) yg memiliki keterkempaan baik.
– Dekstrosa
• Terdiri dari monohidrat & anhidrat.
• Dekstrosa anhidrat, keterkempaan buruk.
• Digunakan campuran monohidrat : anhidrat dgn komposisi 50% : 50% akan
menghasilkan tablet yg baik.
Amilum /pati pregelatinasi
• Merupakan pati yg sudah dimodifikasi.
• Digunakn sbg pengisi, pengikat & penghancur.
• Pati merupakan jenis karbohidrat yg terutama dihasilkan oleh tanaman. Pati tersusun
dari dua makromolekul polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin, yang keduanya
tersimpan dalam bentuk butiran yang disebut granula pati.
• Pati alam, sifatnya:
– alami mudah mengalami sineresis (pemisahan air dari struktur gelnya)
– tidak tahan pemanasan suhu tinggi
– tidak tahan proses mekanik
– kelarutan terbatas dlm air
Modifikasi pati alam (Pregelatinisasi) merupakan teknik modifikasi pati secara fisik yg paling sederhana yg
dilakukan dengan cara:
– pati di dalam air dipanaskan sehingga tergelatinisasi sempurna, kemudian pasta pati yang
dihasilkan dikeringkan dengan menggunakan spray dryer.
– Karena sudah mengalami gelatinisasi, maka pati pregelatinisasi tidak lagi memiliki
penampakan granula pati.
– Pati pregelatinisasi bersifat instan, dapat larut dalam dalam air dingin, memiliki viskositas
yang lebih rendah dibanding pati yang tidak dipregelatinisasi.

Garam anorganik:
Garam anorganik, yg biasa digunakan:
– Kalsium fosfat dibase
• Yg paling umum digunakan utk kempa langsung sbg pengisi pengikat.
• Sifatnya sedikit alkalis, jd tdk digunakan utk zat aktif yg peka pd pH >7.
• Bersifat abrasif, shg mempengaruhi usia pakai dr alat.
• Contoh: Di-tab & emcompress
– Kalsium fosfat tribase
• Digunakan sbg pengisi & pengikat pd kempa langsung, dan sbg pengisi dlm
granulasi basah.
• Kekurangannya, cenderung lengket pd punch & die, diatasi dgn penambahan
lubrikan & anti adheren yg lebih banyak.
• Sensitif dg Mg-stearat (kehilangan sifat keterkempaannya), diatasi dg penambahan
asam stearat.
• Mempengaruhi disolusi dr “aging” tablet.
Senyawa poliol (banyak gugus hidroksi)
17

Contoh:
– Manitol
– Sorbitol
• Perbedaannya pd higroskopisitas, manitol nonhigroskopis.
• Kelarutan air sorbitol lebih tinggi.
• Bentuk granul manitol yg digunakan utk kempa langsung.
• Krn rasanya enak (manis), digunakan sbg pengisi utk tablet hisap dan tablet kunyah.
Eksipien untuk granulasi basah:
Kebanyakan serbuk zat aktif obat, tdk memiliki sifat alir baik dari “hopper”(wadah granul) ke dalam die (lubang
cetak), dpt menghasilkan tablet dengan berat yang bervariasi.
Diatasi dgn mengubah serbuk tsb mjd granul shg dapat mengalir dg baik masuk ke dalam dies.
Proses pembuatan granul disebut granulasi merupakan tahap yang terpenting pada pembuatan tablet, jd perlu
dirancang suatu formula, selain zat aktif obat, juga ditambahkan bahan tambahan yg mempunyai fungsi khusus
sehingga akan dihasilkan tablet yang memenuhi persyaratan:
– Stabil
– Aman
– Ketersediaan hayati spt yg diharapkan
Eksipien untuk granulasi basah:
• Pengisi :
Rata2 zat aktif obat sekitar 0,05 sampai 70 % dari berat tablet, atau dari dosis mikrogram sampai gram
memerlukan bahan2 tambahan & proses pembuatan yang tepat untuk mendapatkan tablet yang
memenuhi persyaratan.
Tablet dgn zat aktif obat jumlah kecil (mikrogram), disamping prosesing, membutuhkan bahan
tambahan yang menjamin homogenitas/dispersi .
Tablet  dengan zat aktif obat dlm jumlah besar membutuhkan bahan tambahan dalam jumlah sedikit
dan sifat tablet ditentukan oleh sifat dari zat aktif.
Bahan pengisi:
memperbaiki kekurangan/ kelemahan sifat zat aktif
memperbaiki kompresibilitas
mendapatkan berat tablet yang ideal.
• Pengikat:
Pemilihan bahan pengikat tergantung pada:
besarnya daya kohesi (ikat) yang diinginkan untuk membentuk granul
kompatibel dengan bahan aktif.
Penggunaan bahan pengikat berfungsi untuk:
merekat berbagai jenis  partikel berbeda  membentuk agregate (kumpulan partikel/granul) lebih besar
menambah daya kohesi partikel/serbuk
dapat memberikan kekuatan ikatan pada granul dan tablet.
Sifat bahan pengikat
mudah larut (dalam  keadaan dingin)
tidak higroskopis
viscositas sekecil mungkin
mudah membasahi  campuran komponen tablet.
• Penghancur
• Pelincir
Lubrikan utk:
1. mengurangi gesekan selama proses pengempaan.
2. mencegah massa tablet melekat pd cetakan→ tablet yg sudah jadi mudah keluar.
3. mengurangi kemungkinan cepat ausnya alat.
Lubrikan akan melapisi permukaan partikel atau granul dan dapat mempengaruhi permukaan tablet.
Karena lubrikan yang baik bersifat hidrophobik dan membentuk lapisan pada permukaan tablet, maka
waktu hancur tablet akan bertambah dan mengurangi kecepatan disolusi.
Kekuatan tablet tergantung pada luas kontak antar partikel/granul, karena lubrikan terdapat juga
diantara  ikatan partikel/granul shg dapat menyebabkan kurang kohesifnya ikatan tablet kurang
keras.
Lubrikan dapat ditambahkan dalam bentuk kering, larutan dalam alkohol.
Lubrikan ada yg tidak larut air & ada yg larut air.
Contoh lubrikan tidak larut air
• Antiadheran
Antiadheren atau antiadhesiv, berfungsi mencegah melekatnya sebagian massa tablet pada permukaan pencetak
18

tablet (punch). 
Biasanya beberapa bahan komponen  tablet mempunyai kecenderungan memiliki sifat adhesiv yang kuat.
• Glidan
Berfungsi memperbaiki sifat karakteristik aliran granul dengan memperkecil gesekan partikel.
Glidan memperkecil kecenderungan partikel/granul untuk bergabung sesamanya membentuk partikel lebih
besar.
Disamping itu glidan akan menutupi permukaan partikel yang tak beraturan.
Hyphotesa mekanisme kerja glidan:
1. Mendispersikan muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2. Adsorbsi gas granul
3. Memperkecil gaya van der Waals dengan memisahkan granul.
4. Memperkecil gesekan antara partikel-partikel dengan permukaan kasar, glidan melekat pada
permukaan granul.

MATERI 5 & 6
 Desain dan Formulasi Tablet

Pengertian desain & kegiatan formulasi


Formulasi tablet sering menyangkut pertimbangan dua prinsip2 yg saling bertentangan satu sama lain.

 Prinsip 1: utk kemudahan proses pembuatan tablet, ditambahkan eksipien2.

Misalnya: pelincir (Mg stearat) utk menghindari gesekan selama pencetakan dlm mesin tablet.

 Prinsip 2: bhn aktif obat hrs cepat terdisolusi, kmd di-absorpsi spy memberikan ketersediaan hayati,
cepat menimbulkan efek.

Pelincir (Mg stearat) sifat hidrofob, dpt menyebabkan berkurangnya kecepatan disolusi obat.

Diperlukan desain & kegiatan formulasi, yaitu:

 mempelajari efek dr mem-variasikan jumlah eksipien utk mencapai kemudahan proses


pembuatan obat & kecepatan disolusi jg baik.

 Memilih serta menggunakan variasi eksipien utk mengoptimalkan kedua tujuan prinsip di
atas.

Tujuan Formulasi:

 Secara umum:  Secara khusus


meningkatkan ketersediaan hayati. 1. Stabilitas
meminimalkan toksisitas dan efek samping Melindungi rusaknya zat aktif obat
obat (pemberian obat yg aman). akibat pengaruh oksigen atau
meningkatkan kestabilan zat aktif obat. kelembaban udara. Misalnya tablet
salut.
Melindungi rusaknya bahan aktif
obat akibat pengaruh asam lambung.
Misalnya tablet salut enterik.
2. Menutupi rasa tdk enak bahan aktif obat.
Misalnya tablet bersalut gula; sirup2 (dgn
tambahan bahan pemanis, penyedap, aroma).
3. Menyediakan obat dgn kerja yg luas, dgn
cara mengatur pelepasan bahan aktif obat dari
sediaan. Misalnya tablet yg pelepasan
obatnya diatur (controlled release).
4. Menyediakan sediaan cair dari bahan aktif
obat yg tdk larut. Misalnya suspensi.
5. Menyediakan sediaan cair dari zat yg larut
dlm pembawa. Misalnya larutan sirup, elixir,
drops.
19

6. Membuat kerja obat jd optimum pd tempat


pemberian secara topikal. Misalnya salep,
krim, gel.
7. Memberikan penempatan obat ke dlm salah
satu lubang tubuh. Misalnya tetes telinga,
tetes hidung, supositoria.
8. Memberikan penempatan obat secara
langsung ke dlm aliran darah atau ke dlm
jaringan tubuh. Misalnya injeksi.
9. Memberikan kerja yg optimum melalui
pengobatan inhalasi. Misalnya aerosol
inhalasi.
Pendekatan Modern Dan Sistematis Untuk Desain Tablet:
Desain tablet memerlukan 2 aktivitas utama:
1. Mengidentifikasi eksipien yang paling cocok untuk formulasi obat.
2. Sifat2 eksipien untuk formula harus diseleksi secara optimal untuk memberi kepuasan pada seluruh
kualitas produk.
Pemilihan tipe Eksipien yang digunakan pada formula tablet, berdasarkan kepada:
 Praformulasi :
hanya eksipien yang diketahui secara fisika dan kimia kompatibel dgn zat aktif obat yang boleh dimasukkan
dalam formula tablet.
Studi praformulasi harus mampu memberikan informasi mengenai sifat alir dan ikatan dari bulk obat.
Eksipien yang cenderung memperbaiki aliran (glidan) dan ikatan (pengikat/binder) harus digunakan untuk
senyawa yg rendah daya alir dan ikatannya.
Sebagai kesimpulan dr studi praformulasi, diketahui metode/teknologi yg digunakan utk pengempaan tablet
(kempa langsung atau granulasi (basah/kering)).
Jika tidak diketahui metode pembuatan tabletnya yang lebih tepat setelah praformulasi, usaha desain formulasi
perlu dikonsentrasikan pada metode kempa langsung karena paling menguntungkan.
 Aspek pengobatan/medis
Profil pelepasan zat aktif obat harus diketahui lebih awal pada proses pengembangan formulasi tablet.
Segera (prompt release)
Terkontrol (controlled release)
profil pelepasan akan membutuhkan pendekatan berbeda secara total pada formulasi tablet.
Tablet lepas segera membutuhkan disintegran dlm jumlah yang banyak, atau bahkan digunakan
superdisintegran, spt. Croscarmellose sodium, crospovidon.
Controlled-release menggunakan formulasi dengan polimer atau matriks wax. Perlu diperhatikan, faktor rate-
limiting untuk absorpsi obat adalah disolusi.
 Aspek pemasaran/marketing
Tablet harus memiliki penampilan yg dpt diterima pasien, dilihat dari:
warna,
tekstur,
bentuk,
ukuran,
penyalut (jika ada), dan
beberapa informasi yg dicetakkan pd tablet tsb (embossing).
 Ekonomi
Salah satu faktor yang sering diperhatikan dengan baik dalam formula tablet adalah harga dari bahan dan proses
manufaktur.
Kempa langsung biasanya metode yang paling ekonomis utk produksi tablet.
 Kualitas produk/proses
Eksipien harus diseleksi untuk dapat memenuhi standar yang ditetapkan untuk persyaratan tablet yg baik.
Evaluasi tablet hrs menunjukkan hal ini:
Keragaman bobot
Waktu hancur
Kekerasan
Keseragaman ukuran
Friabilitas/kerenyahan/kerapuhan
20

1. Keseragaman bobot 2. Waktu hancur

Tahap-tahap dan pertimbangan yang perlu dilakukan utk mendesain suatu sediaan tablet:
1. Analisis variabel kritik, misalnya:
keseragaman kandungan
 Obat dosis kecil dibuat secara cetak langsung
Granulasi
 Obat dosis besar yg sulit dicetak langsung
2. Tahap pengembangan produk
Studi awal:
Formulasi laboratorium, utk tablet & kapsul 5.000 – 10.000 unit.
21

Formulasi skala pilot (upscalling), 10x formula laboratorium.


Formulasi skala industri, 10x formula skala pilot.
 Penilaian:
1. Menilai kelayakan formulasi termasuk faktor eksipien.
2. Proses dan variabel operasional, spt urutan pencampuran/penambahan, waktu pencampuran,
waktu granulasi, dll
3. Manufaktur:
1. Tahap pertama:
1. Penghalusan serbuk zat aktif (bentuk gumpalan kasar, aglomerasi) menggunakan alat
penggiling (milling)
2. Pencampuran (mixing), merupakan tahap yg penting, krn menentukan homogenitas kandungan
zat aktif, terutama utk tablet dgn kadar obat sedikit
2. Tahap kedua:
Pemilihan metode:
 Granulasi basah
 Granulasi kering
 Kempa langsung

Granulasi Basah: Ganulasi Kering :


Merupakan salah satu metode yang paling sering Metode ini sesuai terutama untuk:
digunakan dalam memproduksi tablet kempa.  zat aktif dgn dosis efektif terlalu
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tinggi (banyak) & tdk untuk kempa
tablet dengan metode granulasi basah, yaitu: langsung.
 menimbang dan mencampur bahan-  Zat aktif peka terhadap pemanasan
bahan yang diperlukan dalam atau kelembaban.
formulasi Tahap pembuatannya yaitu:
 pembuatan adonan lembab  partikel zat aktif dan eksipien dalam
 pengayakan adonan lembab menjadi campuran bahan kering dikempa
granul menjadi massa padat
 Pengeringan  selanjutnya dipecah lagi untuk
 pengayakan kering menghasilkan partikel yang
 pencampuran bahan pelicin berukuran lebih besar dari serbuk
 pembuatan tablet dengan kompresi. semula (granul).
Keuntungan metode granulasi basah: Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
 Meningkatkan kohesifitas dan mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
kompaktibilitas serbuk sehingga ikatannya didapat  melalui gaya.
diharapkan tablet yang dibuat Keuntungan cara granulasi kering adalah:
dengan mengempa sejumlah granul  Peralatan lebih sedikit karena tidak
pada tekanan kompresi tertentu akan menggunakan larutan pengikat,
menghasilkan bentuk tablet yang mesin pengaduk berat dan
bagus, keras, dan tidak rapuh. pengeringan yang memakan waktu.
 Mencegah segregasi (pemisahan)  Baik untuk zat aktif yang sensitif
komponen penyusun tablet yang terhadap panas dan lembab.
telah homogen.  Mempercepat waktu hancur karena
 Dapat memperbaiki kecepatan tidak terikat oleh pengikat.
disolusi zat aktif yg hidrofob. Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Kekurangan metode granulasi basah:  Memerlukan mesin tablet khusus
 Banyak tahap dalam proses produksi untuk membuat slug.
yang harus divalidas.  Tidak dapat mendistribusikan zat
 Biaya cukup tinggi. warna seragam.
 Zat aktif yang sensitif terhadap  Proses banyak menghasilkan debu
lembab dan panas tidak dapat sehingga memungkinkan terjadinya
dikerjakan dengan cara ini. kontaminasi silang.

Kempa Langsung:
Metode ini ntuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sifat kohesinya baik yang memungkinkan untuk
langsung dikompresi tanpa memerlukan proses granulasi.
22

Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang
stabilitasnya terganggu akibat proses granulasi, dapat dibuat menjadi tablet.
Keuntungan kempa langsung:
(1) paling murah karena hanya terdiri dari 2 langkah proses (jika komponen2 tablet nya sdh
memiliki sifat2 partikel yg sesuai):
(1) Pencampuran
(2) kompresi (pengempaan)
(2) lebih cepat
(3) Lebih ekonomis krn sedikit variabel formulasi
(4) Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel.
Kerugian metode kempa langsung :
(5) Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi (pemisahan) yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
(6) Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung.
(7) Dalam beberapa kondisi, pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dengan
laktosa spray dried menyebabkan perubahan warna tablet.
(8) Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat: mudah
mengalir; kompresibilitas baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.

MATERI 7
 Pengempaan & Pengemasan Tablet
Pengempaan merupakan pemberian suatu gaya mekanik eksternal pd suatu massa serbuk, yang mengakibatkan
tjd pengurangan volume bulk serbuk tsb.
Partikel2 serbuk, sebagian atau seluruhnya akan berubah bentuk akibat pengaruh tekanan pengempaan.
o Perubahan bentuk yg sementara disebut deformasi elastik, partikel kembali ke bentuk semula
ketika tekanan dihilangkan.
o Perubahan bentuk yg permanen disebut deformasi plastik.
Akibat pengempan, partikel2 juga dpt patah, mjd partikel berukuran kecil, yg akan berpindah posisinya,
menempati ruang antar partikel mengurangi volume bulk serbuk.
Adanya beban/tekanan jg akan membuat semakin mampatnya pemadatan partikel2 serbuk.
Semakin meningkatnya tekanan, kedekatan antar partikel semakin kuat & terbentuklah ikatan antar partikel2.

• Tablet dibuat melalui penekanan partikel2 zat aktif & eksipien, shg mjd berdekatan satu sama lain
melalui proses pengempaan dengan mesin kempa tablet.
• Pengempaan (kompresi) tjd pd ruang die (cetakan) oleh adanya aksi dari 2 Punch (alat pengempa).
• Karena partikel2 semakin berdekatan, terbentuklah ikatan antarpartikel shg bisa didapatkan tablet yg
kompak.
Jenis Mesin Tablet:
Ada beberapa jenis mesin kempa tablet yg berbeda dlm hal kapasitas produksi, tapi cara kerjanya sama.
Cara kerja mesin kempa tablet:
– Memasukkan granul ke dlm ruang cetakan (die).
– Granul kmd dikempa oleh kedua gerakan punch atas & bawah.

Cara kerja mesin tablet.


Keterangan:
Die = cetakan
Lower punch =punch bawah
Upper punch =punch atas
Hopper = tempat granul
23

Ada 2 tipe mesin tablet yg biasa digunakan:


1. Single-punch
2. Rotary
Single punch Rotary
Ada yg digerakkan dgn tangan atau ada yg • Untuk produksi skala besar.
dgn mesin, yg menghasilkan satu tablet • Kapasitas mesin 10.000 tablet/menit.
ketika kedua punch dicakupkan. • Mesin rotary memiliki sejumlah die dan bbrp
Kapasitas mesin 200 tablet/menit. set punch (3 - >60 buah).
Biasa digunakan utk produksi bets skala kecil • Die tersusun pd suatu lingkaran pd die table
spt saat pengembangan formula (skala dan bersama2 dgn punch berputar selama
laboratorium) atau saat produksi jumlah pengoperasian.
sedikit (untuk pengujian klinik). • Satu die akan dihubungkan dgn sepasang
punch.

Persyaratan Massa Kempa:


Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang siap dikempa
menjadi tablet.
Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi
granul (secara basah atau kering) atau dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan eksipien.
Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang
ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang
memenuhi syarat.
Massa kempa yang baik memiliki sifat-sifat :
• Aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong (hopper) ke lubang/ruang cetakan
sehingga keragaman bobot memenuhi syarat.
• Memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang cetakan selalu dalam bobot dan
volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa menghasilkan tablet yang kompak.
• Memiliki kompressibilitas yang baik.
• Memiliki kompaktibilitas yang baik.
• Memiliki kandungan zat aktif yang homogen (serba sama).
Parameter mutu yang harus diperhatikan pada proses pengempaan:
• Berat tablet
• Variasi berat
• Tebal tablet
• Kekerasan tablet
• Disintegrasi/ waktu hancur
• Penilaian kerapihan tablet
– Kepingan tablet dr tablet yg pecah/hancur.
– Retak pd permukaan tablet
– Berbintik2
• Dilakukan oleh personel bagian produksi dan/atau kontrol kualitas (QC).
• Saat dimulai pencetakan tablet:
– Identitas granul diuji.
– Spesifikasi mesin pencetak tablet ditentukan.
– Sifat dari peralatan yg digunakan.
KEMASAN:
Peraturan pemerintah RI nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
24

Bab. VI yang mengatur tentang kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan:
• pasal 1 ayat 6 yang berbunyi:
• kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi
atau membungkus sediaan farmasi dan alat kesehatan baik yang bersentuhan langsung ataupun
tidak.
• pasal 24 ayat 1 yang berbunyi
• pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan
kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi
berubahnya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Pengemasan:
• Dlm pemilihan kemasan, perlu diperhatikan:
• Aspek fungsional (memberi perlindungan thd sediaan)
• Kompatibilitas kemasan-sediaan
• Aspek estetika (bentuk penulisan etiket, label)
• Aspek ekonomi
• Keamanan (pasien anak2, kontaminasi mikroba)
• Kemasan tdr dari:
• Kemasan primer (langsung kontak dgn sediaan)
• Kemasan sekunder (melindungi kemasan primer)
• Kemasan tersier (boks karton)
• Tablet disimpan dlm wadah tertutup rapat, kelembaban rendah, terlindung dr suhu yg tinggi.
• Tablet yg rusak oleh cahaya disimpan dlm wadah yg dpt menahan masuknya cahaya, spt botol coklat,
dibungkus aluminium foil.
Jenis-jenis pengemasan & kemasan tablet
• Kemasan blister: Kemasan yg selalu diingat utk produk farmasi adalah kemasan blister.
• Kelebihan dari kemasan blister adalah:
• Memberikan perlindungan yg sangat baik thd lingkungan sekitarnya (mencegah kontaminasi).
• Penampilan estetis menyenangkan & efisien.
• Memberikan kemudahan pemakaian.
• Aman thd anak2
• Memastikan keaslian produk (tahan thd usaha pemalsuan).
• Kemasan blister juga berfungsi untuk membantu konsumen menentukan ukuran dari obat yang
diperlukan mereka.

• Kemasan blister dibentuk dengan melunakkan suatu lembaran resin termoplastik dengan pemanasan,
dan menarik (dalam vakum) lembaran plastik yang lembek itu ke dalam suatu cetakan.
• Sesudah mengalami pendinginan, lembaran dilepas dari cetakan dan berlanjut ke bagian pengisian dari
mesin kemasan.
• Blister setengah keras yang terjadi sebelumnya diisi dengan produk, dan ditutup dengan bahan untuk
bagian belakang yang dapat disegel dengan pemanasan.
• Bahan untuk bagian belakang atau tutupnya dapat digunakan dari jenis
• yang bisa didorong
• yang dapat dikelupas.
• Utk jenis yg bisa didorong, menggunakan aluminium foil.
• Utk jenis yg dpt dikelupas, menggunakan bahan poliester, kertas (karton)
• Bahan utk blister yg dpt dibentuk dgn pemanasan adalah plastik, bisa menggunakan:
• PVC (Poli vinil klorida)
• kombinasi PVC (polietilen, polistiren & polipropilen)
• PVDC (Poly Vinylidene Chloride)
• Pemilihan bahan tergantung dari obat yang akan diblister. 
• Sifat umum PVDC:
• transparan,
• tahan terhadap bahan kimia asam/basa dan minyak.
25

• Sekat yang baik thd sinar UV


• permeabilitas gas dan uap air sangat rendah
• tahan terhadap pemanasan kering atau basah,
• Kekurangannya tdk baik utk kemas beku.
• Karena alasan ekonomi & juga disesuaikan dgn kerja mesin, maka bhn PVC yg paling sering
digunakan.
• PVDC hanya dilaminasikan pd PVC sbg tambahan perlindungan thd lembab.

• Kemasan strip : Kemasan strip merupakan kemasan yang umum digunakan untuk sediaan padat (tablet,
kapsul, kaplet) per oral untuk dosis tunggal.

• Dibentuk dgn mengisi dua rangkaian lapisan tipis yg fleksibel & dpt disegel panas melalui suatu
gulungan perekat yg dipanaskan.
• Produk dijatuhkan ke dalam kantung yg dibentuk sebelum akhirnya disegel.
• Bahan kemasan strip, seperti :
• Polycellonium
• Polycello
• Polynium 
• Polycellonium merupakan bahan strip yang paling umum, dimana kandungannya adalah
polycello/selofan dan alumunium.
• Selofan adalah sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentuk tipis transparan, fungsinya
dalam kemasan adalah untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa berwarna-warni.
• Alumunium berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembaban. Semakin tebal
alumunium yang digunakan akan semakin membuat tingkat proteksi menjadi lebih baik.
Namun harus dilihat dari sisi mesin strip, apakah kompatibel atau tidak karena bisa jadi
semakin tebal akan mengganggu proses stripping.
• Antara selofan dan alumunium terdapat satu lapisan yakni Polyetilen yang fungsinya untuk melekatkan
selofan dan alumunium.
• Lapisan setelah alumunium adalah Polyetilen lagi, fungsinya adalah untuk membuat dua Polycellonium
dapat saling melekat saat distripping.
• Jadi secara garis besar, ada 4 lapisan dalam Polycellonium, yakni:
• Selofan (terluar),
• Polyetilen,
• Alumunium,
• Polyetilen (terdalam).
• Pembuatan Polycellonium secara garis besar, selofan dicetak dan diberi warna lalu Polyetilen
dicairkan.
• Kemudian Alumunium dan selofan saat akan disatukan maka diberi cairan Polyetilen, sehingga
keduanya melekat.
• Lalu dilapis dengan Polyetilen kembali pada bagian dalam.
• Untuk Polycello dan Polynium hampir sama dengan Polycellonium.
• Hanya saja Polycello komposisinya adalah selofan dan Polyetilen sehingga sifatnya elastis dan tembus
pandang (contoh: kemasan antimo tablet).
• Sedangkan Polynium kandungannya adalah Alumunium dan Polyetilen.

Anda mungkin juga menyukai