“Normatif Theory”
KELAS : KM.2C
ARS UNIVERSITY
Abstrak
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dari gambar tersebut jika ditilik akan lebih banyak sisi negatif yan
g diperoleh, sehingga sebagai bentuk tanggung jawa sosial, gambar tersebu
t akhirnya tidak di tayangkan. Inilah yang kemudian membuat teori normat
if erat kaitannya dengan media massa dan komunikasi massa. Sebab teori i
ni akan mengontrol para awak media untuk lebih mengedepankan aspem n
orma yang tentunya sangat lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Terlebih lagi anda bisa membayangkan jika media massa tidak mengedepa
nkan teori ini maka tentu pemberitaan yang ada malah akan bisa memperk
eruh suasana.
Teori otoriter lahir pada abad kelima belas sampai keenam belas pa
da masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam te
ori ini pers berfungsi menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan
kekuasaan untuk memajukan rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu
pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan pers. Akibatnya
sistem pers sepenuhnya berada di bawah pengawasan pemerintah. Kebebas
an pers sangat bergantung pada kekuasaan raja yang mempunyai kekuasaa
n mutlak.
Sistem pers liberal ini berkembang pada abad ketujuh belas dan ke
delapan belas sebagai akibat timbulnya revolusi industri dan perubahan be
sar di dalam pemikiran-pemikiran masyarakat di Barat pada waktu itu yan
g lebih dikenal sebagai abad aufklarung (abad pencerahan).
Teori ini berkembang pada awal abad kedua puluh sebagai akibat d
ari sistem komunis di Uni Soviet. Sistem ini mendasarkan diri pada teori K
arl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh teori Dialektika Hegel
Sesuai dengan sejarah kelahirannya dan pertumbuhannya yang tidak dapat
dilepaskan dari sejarah ideologi komunis dan berdirinya negara Uni Soviet,
maka teori pers ini lebih sering disebut dengan istilah Pers Totalitar Soviet
atau Pers Komunis Soviet.
Teori tanggung jawab sosial ini muncul pada permulaan abad kedu
a puluh sebagai protes terhadap kebebasan yang mutlak dari teori lebertari
an yang mengakibatkan kemerosotan moral pada masyarakat. Dasar pemik
iran teori ini adalah kebebasan pers harus disertai tanggung jawab kepada
masyarakat. Teori ini merupakan hasil pemikiran para ahli pikir ketika itu
yang merasa bahwa teori lebertarian murni dan tradisional sudah tidak sesu
ai lagi dengan keadaan zaman dan kebutuhan masyarakat pada waktu itu.
Teori ini sering dianggap sebagi bentuk revisi terhadap teori-teori sebelum
nya, yang menganggap bahwa tanggung jwab pers terhadap masyarakat sa
ngat kurang.
Titik tolak bagi teori pembangunan yang tersendiri tentang pers ial
ah adanya fakta beberapa kondisi umum negara berkembang yang membat
asi aplikasi teori lain atau yang mengurangi kemungkinan maslahatnya. Sa
lah satu kenyataan adalah tiadanya beberapa kondisi yang diperlukan bagi
pengembangan sistem komunikasi massa: infrastruktur komunikasi; ketra
mpilan profesional; sumber daya produksi dan budaya; audiens yang terse
dia. Faktor lain, yang berhubungan, adalah ketergantungan pada dunia tela
h berkembang atas hal-hal yang menyangkut produk teknologi, ketrampila
n, dan budaya. Ketiga, masyarakat sedang berkembang sangat gandrung m
enekankan pembangunan ekonomi, politik, dan sosial sebagai tugas utama
nasional, untuk mana semua lembaga lain harus bermuara.
2.4 Contoh kasus media massa yang bisa menjabarkan teori tersebut
KESIMPULAN
Puput Purwant. 2017. Teori Normatif Dalam Komunikasi Massa beserta Penerap
annya Di Indonesia
https://pakarkomunikasi.com/teori-normatif-dalam-komunikasi-massa.