STUDY KASUS
Oleh:
PUTRI SETIAWATI
NIM:144012013073
Oleh :
NAMA : PUTRI SETIAWATI
NIM : 144012013073
Penguji I (Institusi)
Idayati, S.Kep.,M.Kes
NBM : 831884
Penguji II (Nasional)
Mengetahui,
KA Prody DIII Keperawatan
Idayati, S.Kep.,M.Kes
NBM : 831884
Tidak ada kata lain selain mengucapkan rasa syukur, dengan seizin ALLAH yang
memberikan segala nikmanya kepada penulis untuk menuntut ilmu, semoga ilmu
yang hanya sedikit ini dapat bermanfaat bagi orang lain.
Study kasus ini kupersembahkan „kepada‟
1. Kedua orang tua saya bapak Dullatif dan ibu Baniyah tercinta yang selalu
menyayangi dan mendoakan anak tercintanya yang selalu berharap anaknya
sukses dan berguna untuk orang lain.
2. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
3. Ibu Idayati, S.Kep.,M.Kes, bapak Heru Supriyatno, S.Kep dan ibu Ns. Lucia
Purwandari, S.Kep, yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan study
kasus ini.
4. Seluruh dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung khususnya Dosen
DIII Keperawatan .
5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat khususnya kosan putri
(Wihdatul Mukaromah, Koriatul khasanah, Ratna Ningsih, Novica Aryanti dan
Titin Khusnia), tak lupa juga mbk Tuti dan Yass Elfaroq.
6. Teman-temanku seperjuangan diruang Anak, si JAMET (Pitoyo dan Rizal Sulis
Apriyanto).
7. Teman-teman saya satu almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung,
semoga kita semua selalu sukses dan menjadi perawat yang berkompeten dan
profisional.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan laporan
study kasus ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan study kasus ini berjudul:
“Asuhan keperawatan pada An.S Usia Childhood (1 tahun 3 hari) dengan Kejang
Demam Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
Penulisan laporan study kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
study kasus ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta
Pringsewu Lampung
2. Idayati, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua Prodi D III Keperawatan dan pembimbing
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan laporan study kasus ini
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
selanjutnya. Semoga laporan study kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Pengkjaian ................................................................................................. 33
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 50
D. Implementasi ............................................................................................ 57
E. Evaluasi ..................................................................................................... 57
A. Pengkajian ................................................................................................ 62
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 63
D. Implementasi ............................................................................................. 66
E. Evaluasi ..................................................................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. .............................................................................................. 69
B. Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, diare,
batuk pilek, kejang demam, alergi dan asma. Salah satu penyakit yang sering
dialami pada anak usia 0 - 5 tahun diantara penyakit yang di atas adalah kejang
Neurologis, kejang demam sendiri biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa infeksi
virus pada telinga, faring atau saluran cerna, serangan yang cepat itulah yang
terjadi pada bayi dan anak biasanya terjadi antara 3 bulan sampai 5 tahun. Tanda
gejala yang sering muncul pada penderita kejang demam pada anak beragam
mulai dari yang ringan hingga yang berat. Bahaya kejang demam dapat
rendah dibanding dengan saudaranya dan apabila tidak segera ditangani dapat
Data WHO yang diungkapkan Unicef pada tahun 2010, Tercatat jumlah kematian
anak akibat kejang dibawah usia 5 tahun sebanyak 7,6 juta, angka ini jauh lebih
kelahiran, angka kematian balita kurang dari 88 kasus menjadi 57 kasus tiap
85.400 kematian balita akibat kejang demam, Malaysia angka kematian balita
sebesar 6,1 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu pada tahun 2012
kejadian kejang demam di Asia dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80%-90% dari
Indonesia pada tahun 2008, terdapat 5 (6,5%) diantara 83 pasien kejang demam
menjadi Epilepsi, sekitar 16% anak akan mengalami kekambuhan dalam 24 jam
indonesia terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 kasus) disebabkan oleh
Meningitis dan Enchepalitis. Hasil rekam medis rumah sakit anak dan bunda
indonesia sebesar 44/1000 kelahiran hidup, atau lebih dari 200.000 balita
Berdasarkan data cacatan medik di Ruang Anak Rumah Sakit Daerah Pringsewu
pada tahun 2016 diperiode 5 bulan terakhir dari bulan januari-mei telah didapat
ada 17 anak yang menderita Kenjang Demam Sedang (KDS) dari 163 anak, kasus
kejang demam sedang ini menempati urutan 4 bdari 10 kasus yang ada, kasus
Asuhan Keperawatan pada An.S usia childhood ( 1 tahun 3 hari) dengan masalah
Kejang Demam Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu Lampung, pada tanggal 23-24 mei 2016 sebagai salah satu syarat
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Penulis mampu :
dengan KDS.
secara komperhensif.
KDS.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan laporan study kasus ini mengacu pada asuhan
keperawatan An.S dengan Kejang Demam Sedang di Ruang (Tom Jerry) RSUD
Pringsewu Lampung dengan waktu pelaksanaan selama 2 hari yang dimulai dari
D. Metode Penulisan
Metode penulisan study kasus ini menggunakan metode deskripktif yaitu dengan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
A. Konsep Dasar
B. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Implementasi
E. Evaluasi
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi
antara 3 bulan sampai 5 tahun berhubungan demam tetapi tidak pernah terbukti
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan hingga 5
tahun yang berkaitan dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi
Kejang demam merupakan akibat dari pembebasan litrik yang tidak terkontrol
dari sel syaraf dari sel saraf korteks serbral yang di tandai dengan serangan tiba-
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaiklan suhu tubuh( suhu rectal di atas 38ºC), yang disebabkan oleh proses
ekstragnium.
Hingga kini belum diketahui secara pasti kejang demam disebabkan “infeksi”
Kejang tidak selalu timbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang
Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal
demam. Penyebab ini yang paling sering adalah infeksi saluran napas atas
(Roy,meadow,2005:113).
Kejang demam biasanya dicetuskakan oleh infeksi serupa infeksi virus pada
3. Patofisiologi
Infeksi yang terjadi pada jaringan diluar cranial seperti tonsillitis, otitis media
bagian tubuh yang lain seperti otot, kulit sehingga terjadi peningkatan kontraksi
otot.
Natrium, ion Kalium dengan cepat dari luar sel menuju ke dalam sel. Peristiwa
inilah yang diduga dapat menaikan fase depolarisasi neuron dengan cepat
Serangan yang cepat itulah yang dapat menjadikan anak mengalami penurunan
spasme sehingga anak beresiko terhadap injuri dan kelangsungan jalan nafas
oleh penutupan lidah dan spasme bronkus (Riyadi dan Sujono, 2009).
Kurang O2
Penurunan O2
Penurunan konsentrasi
glukosa darah
Jika terganggu
Spasme konvulatif
Resti kejang
Distres pernafasan
Resiko cidera
hipoksia
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik klonik, fokal
tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik/menit anak
Kejang dapat diikuti oleh hemiparasis sementara yang berlangsung lama diikuti
dapat kurang dari 4x dalam 1 tahun sampai lebih dari 2x sehari, pada kejang
demam kompleks frekuensi dapat sampai lebih dari 4x sehari dan kejangnya
a. Gejalanya berupa
tiba-tiba).
5) Lidah/pipinya tergigit.
7) Gangguan pernapasan.
8) Apne.
5. Komplikasi
(M.Rudhelph,A,2006.161).
6. Pemeriksaan diagnostik
(Mansjoer Arief.2000)
7. Penatalaksanaan
kemungkinan meningitis.
c. Pengobatan profilaksis
1. Definisi
biakan :
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel. Organ maupun individu yang dapat
struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola dan dapat diramalkan
a. Faktor genetik
Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah
b. Faktor lingkungan
b) Mekanis.
d) Infeksi.
e) Stress.
f) Imunitas.
g) Anoksia embrio.
1) Ras/suku bangsa.
2) Jenis kelamin.
3) Umur.
4) Gizi.
5) Perawatan kesehatan.
7) Penyakit kronis.
8) Fungsi metabolisme.
9) Hormon.
b. Lingkungan fisik
2) Sanitasi.
3) Keadaan rumah.
4) Radiasi.
c. Faktor psikososial
1) Stimulasi.
2) Motivasi belajar.
4) Kelompok sebaya.
5) Sekolah.
1) Pekerjaan/pendapatan keluarga.
2) Pendidikan ayah/ibu.
3) Jumlah saudara.
8) Agama.
9) Urbanisasi.
5) Sandang.
Pada tahun-tahub pertama kehidupan hubungan yang erat mesra, dan selaras
antara ibu dengan anak merupakan syarat menjamin tumbuh kembang yang
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi, kecepatanya
a. Masa prenatal
2) Masa remaja
- Remaja dini
- Remaja lanjut
6. Pertumbuhan Fisik
a. Berat Badan
Bayi lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke
10, menjadi 2 kali berat badan lahir lahir, pada umur 5 bulan menjadi 3 kali
berat badan lahir, pada umur 1 tahun menjadi 4 kali lebih berat badan lahir,
pada umur 2 tahun pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2
kg/tahun, dan pada tahun pertama jika anak mendapat gizi baik berkisar:
b. Tinggi badan
c. Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm, lebih besar dan lingkar
dada, pada umur 6 bulan rata-rata 44 cm, 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan
dewasa 54 cm.
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan pada umur 1 tahun sebagian
besar anak mempunyai 6-8 gigi susu, selama tahun ke 2 gigi tumbuh lagi 8
biji sehingga seluruhnya sekitar 14-16 gigi, dan pada umur 2 1/2 tahun sudah
e. Jaringan Lemak
f. Organ-organ Tubuh
c. Bahasa
ibu hamil, bayi dan anak pra sekolah. Stimulasi/ rangsangan yang
diluar jangakauan
4) 6 sampai 9 bulan
sembunyian.
5) 9 sampai 12 bulan
- menirukan suara
6) 12 sampai 18 bulan
7) 18 sampai 24 bulan
- Menyusun 6 kotak
- Menyusun 2 kata
- Menaruh minat pada apa yang dkerjakan orang yang lebih besar
mereka
ditujukan padanya
- Menggambar lingkaran
diluar keluarganya
9) 3 sampai 4 tahun
- Bnayak bertanya
- Mendengarkan cerita-cerita
- Pandai bicara
- Mengenal 4 warna
1. Pengkajian
dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencangkup
dua langkah pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
dan penanganan.
d. Eliminasi
atau fekal)
Gejala : Inkontinensia
e. Makanan/cairan
trauma kepala.
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Interaksi sosial
lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
hipotalamus
informasi.
3. Perencanaan
hipotalamus.
Tujuan :
Kreteria Hasil :
Intervensi :
perantara.
tebal.
Tujuan :
Kreteria Hasil :
1. Tidak kejang
Intervensi :
1. Longgarkan pakaian
panas.
Tujuan :
Kreteria Hasil :
cedera.
Intervensi :
5. Batasi pengunjung
informasi.
Tujuan :
melaksanakan perawatan.
Kreteria Hasil :
Intervensi :
berulang.
TINJAUAN KASUS
Tanggal masuk RS : 22 Mei 2016 Ruang rawat : Ruang anak/ tom jerry
Perawat yang mengkaji: Putri Setiawati Dx. Medis : Kejang Demam Sedang
A. Pengkajian
3) Agama : Islam
4) Pendidikan :-
1) Umur : 27 tahun
2) Agama :Islam
3) Pekerjaan : Wiraswasta
4) Pendidikan : SMK
1) Umur : 24 tahun
2) Agama : Islam
3) Pekerjaan : IRT
4) Pendidikan : S1
2. Riwayat Kesehatan
Ibu klien mengatakan klien datang keruangan anak melalui IGD rumah
sakit RSUD pringsewu pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19.00 WIB
mengeluh anak nya demam sejak pukul 14.00 WIB lalu klien hanya di
WIB, ibu klien mengatakan anaknya demam sejak kemarin siang, hal
yang memperberat pada saat badan klien panas, ibu klien memberi obat
2) Dirawat di RS
3) Kecelakaan
Ibu klien mengatakan klien tidak pernah dirawat karena terjatuh dan
c. Riwayat Keluarga
Ibu klien mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya, ibu klien
mengatakan tidak ada yang menderita sakit seperti klien, didalam anggota
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: klien
: Meninggal
d. Riwayat kehamilan/kelahiran
1) Selama kehamilan
klien mendapat satu kali imunisasi TT, tidak ada kejadian yang
nutrisi terpenuhi seperti nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu.
Ibu klien mengatakan klien lahir dirumah bidan, saat usia kehamilan 9
3) Setelah kelahiran
Ibu klien mengatakan selama perawatan tali pusat dirawat oleh bidan
perawatan.
e. Riwayat imunisasi
1) Imunisasi Dasar
No Jenis Usia
1 BCG 0 bulan
2 DPT-1 2 bulan
3 DPT-2 3 bulan
4 DPT-3 4 bulan
5 Polio-1 0 bulan
6 Polio-2 1 bulan
7 Polio-3 2 bulan
8 Polio-4 3 bulan
9 Hepatitis-1 0 bulan
10 Hepatitis-2 1 bulan
11 Hepatitis-3 2 bulan
12 Campak 9 bulan
1. Miring : 2 bulan
2. Tengkurap : 4 bulan
3. Merangkak : 6 bulan
5. Berdiri : 12 bulan
6. Bicara :-
7. Berjalan :-
g. Riwayat Psikososial
1. Pola interaksi
tuanya.
2. Pola rekresi
a. Pola nutrisi
Saat sehat :
Ibu klien mengatakan klien hanya minum ASI dari ibunya ± 300 cc/hari,
Saat sakit :
Ibu klien mengatakan klien hanya meminum ASI ibunya ± 300 cc, dan
klien terpasang IVFD 60 tetes/menit, 500 cc/12 jam ± 480 cc/24 jam.
b. Pola eliminasi
1) BAK
Saat sehat :
dalam sehari dengan volume ± 300 cc/hari, berwarna kuning jernih, bau
Saat sakit :
dalam sehari dengan volume ± 500 cc/hari, berwarna kuning jernih, bau
Saat sehat :
dengan warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAB.
Saat sakit :
Saat sehat :
Ibu klien mengatakan klien minum ASI ± 300 cc/hari, waktunya tidak
Saat sakit :
Ibu klien mengatakan klien minum ASI ± 300 cc/hari, terpasan IVFD 60
tetes/menit.
: 206 cc/kg
: 780 – 706
: 74 cc/hari
Saat sehat :
9 jam tidur siang ± 3 jam, tidak ada keluhan saat tidur, kebiasaan klien
Saat sakit :
10-11 jam, tidur malam 2 jam, tidur siang 8 jam, klien tampak mengantuk
Saat sehat :
Ibu klien mengatakan klien mandi 2 x/hari pagi dan sore, dengan
menggunakan sabun mandi dan klien dicuci rambutnya tiap kali mandi.
Saat sakit :
Ibu klien mengatakan selama dirawat di RS klien hanya di lap saja dengan
f. Pola Aktivitas
Saat sehat :
Ibu klien mengatakan saat dirumah klien suka bermain dengan orang
tuanya.
Saat dilakukan pengkajian klien terlihat lemas dan klien terlihat digendong
oleh ibunya.
a. Psikologi
c. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak faham tentang penyakit yang diderita klien, dan
a. Pengukuran Pertumbuhan
3) Antropometri :
a) Lingkar kepala : 37 cm
b) Lingkar dada : 74 cm
c) LLA : 11 cm
d) IMT : 20
1) Motorik halus : klien sudah mampu membalik dua atau tiga lembar
isinya.
yang berlebih.
c. Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 39,10c
Pernapasan : 28 x/menit
TD :-
a. Sistem Penglihatan
Klien dapat melihat dengan baik, posisi mata klien simetris antara kanan
dan kiri, kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik (normal),
Fungsi pendengaran klien baik, kondisi telinga klien bersih, tidak ada
cairan yang keluaran dari telinga, tidak ada serumen, tidak ada peradangan
pada telinga.
c. Sistem Pernapasan
Tidak ada pernapasan cuping hidung, klien batuk, tidak ada penarikan
d. Sistem Kardiovaskular
1) Sirkulasi perifer
Nadi klien teraba kuat, irama teratur, temperatur kulit hangat, warna
kulit tidak sianosis, pengisian kapiler < 3 detik dan tidak ada oedema.
2) Sirkulasi jantung
mukosa lembab, bising usus 12 x/menit, tidak ada nyeri perut, tidak ada
g. Sistem endokrin
h. Sistem urogenital
Keadaan genetalia bersih, tidak ada kelainan pada genetalia, tidak ada
i. Sistem integumen
Keadaan rambut bersih, distribusi rambut merata, kuku klien bersih, turgor
j. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang infus, tidak ada kelainan bentuk
k. Sistem imunologi
a. Hasil Labolatorium
9. RESUME
Ibu klien mengatakan klien datang keruangan anak melalui IGD rumah sakit
RSUD pringsewu pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19.00 WIB dengan keluhan
kejang 1 kali dan muntah, sebelumnya ibu klien mengeluh anak nya demam
sejak pukul 14.00 WIB lalu klien hanya di beri obat penurun panas
parecetamol.
Saat dilakukan pengkajajian pada tanggal 23 mei 2016 pukul 09:30 wib, ibu
klien mengatakan anaknya demam sejak kemarin siang, hal yang memperberat
pada saat badan klien panas, ibu klien memberi obat penurun panas
sepanjang waktu.
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
- S : 39,10C
- WBC 8.03x10ˆ3/ul
- S : 39,10C
hipotalamus
informasi
C. RENCANA KEPERAWATAN
No. MR : 695807
- Tidak kejang
DO:
- suhu tubuh
-klien terlihat
normal
demam
-Tanda-tanda
-klien terlihat
vital kembali
lemas
normal
3 Selasa 24 Kurang Tupan: 1. Evaluasi pengetahuan 1.Mengetahui sejauh mana
mei 2016 pengetahuan Setelah dilakukan keluarga pengetauan yang dimiliki
tentang asuhan keluarga.
penyakit b/d keperawatan
kurangnya selama 2 Hari 2. Jelaskan setiap 2. Agar keluarga mengetahui
informasi di diharapkan tindakan keperawan tujuan setiap tindakan
tandai keluarga yang akan dilakukan. keperawatan
dengan: memahami sakit
DS: anaknya serta
-Ibu klien penanganan dan
DO: bertambah
-Ibu klien
banyak kriteria Hasil:
bertanya -keluarga
kepada dapat/ mampu
petugas diikutsertakan
kesehatan dalam proses
-Ibu klien keperawatan
terlihat -keluarga tidak
binggung sering bertanya
No. MR : 695807
Tanggal No.
No Implementasi paraf Evaluasi
/jam Dx
1 Senin I 1. Mengkaji faktor-faktor S:
23 Mei
terjadinya hipertermi - Ibu klien mengatakan
R:klien kooperatif anaknya masih demam
2016
H: S: 39,1˚c - Ibu klien mengatakan
09:00 WIB
anaknya masih rewel
09:05 WIB 2. Mengobservasi - Ibu klien mengatakan panas
tanda-tanda vital tiap turun saat klien di kompres
4 jam sekali
R: klien kooperatif O:
H: Nadi: 120 x/menit, RR: 28 - S: 39,1˚c
x/ menit S: 39,1˚c - Klien dikompres
menggunaknan air hangat
09:10 WIB 3. Mengajarkan pada keluarga - Klien menggunakan
memberikan kompres pakaian tipis
hangat pada kepala/ketiak
R: keluarga kooperatif A:
H: klien di kompres dengan - Masalah hipertermi belum
air hangat teratasi
09:15 WIB
4. Menganjurkan klien untuk P:
menggunakan pakaian tipis Lanjutkan intervensi
R: keluarga klien kooperatif 1. Kaji faktor-faktor
H: klien menggunakan terjadinya hipertermi
pakain tipis
pakaian longgar
O :
09:35 WIB 2. Memberikan kompres
- Klien dikopres dengan air
Hangat
hangat
R: keluarga kooperatif
H: keluarga mengompres - Klien terlihat tidur
klien
A:
09:40 WIB 3. Membatasi aktivitas selama
Masalah resiko kejang
anak panas
berulang teratasi sebagian
R: keluarga kooperatif
H: Suhu kien stabil
P:
09:45 WIB 4. Berkolaborasi dalam Lanjutkan intervensi
pemberian antipiretik
1. Batasi aktivitas selama
sesuai intruksi dokter
anak panas
R: Keluarga klien kooperatif
H: klien menangis, obat 2. kolaborasi dalam
masuk 3 sendok teh
pemberian antipiretik
(parasetamol)
24 Mei
terjadinya hipertermi - Ibu klien mengstakan
R : Keluarga dan klien mengompres anaknya
2016
kooperatif - Ibu klien mengatakan
09:00 WIB
H : S: 37,1˚C badan anaknya tidak
demam
09:05 WIB 2. Mengobservasi tanda-tanda
vital O:
R : keluarrga dan klien - S : 37,1˚C
kooperatif - Klien tidak demam
H : S: 37,1˚C, N :110 x/menit, - Obst parasetamol masuk
R: 26 x/menit lewat oral
09:10 WIB
3. Mengevaluasi pada kealuarga A:
dalam memberikan kompres Masalah hipertermi teratasi
hangat
R : keluarga klien kooperatif P:
H : keluarga mengompres Hentikan intervensi.
anaknya
09:15 WIB
4. Berkolsborasi dalam
pemberian antipiretik
R : Keluarga dan klien
kooperatif
H : Obat parasetamol masuk
lewat oral dan ceftriaxone
lewat iv
2 09:20 WIB II 1. Membatasi aktivitas selama S:-
anak panas
R : Keluarga klien kooperatif O:
H : Klien banyak - Klien terlihat banyak
beristirahat/tidur beristirahat/tidur
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara teori kesenjangan-kesenjangan yang
diperoleh hasil perbandingan antara BAB II dan BAB III (landasan teori dan tinjauan
kasus), Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An.S dengan Kejang Demam
Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry), Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
A. PENGKAJIAN
komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencangkup dua
Data dasar atau tanda dan gejala yang dikeluhkan klien dengan penyakit Kejang
Demam Sedang adalah : Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
waktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik
klonik, umumnya kejang berenti sendiri, setelah kejang berenti, anak tidak
memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah bebrapa detik/menit anak terbangun
Pada tinjauan kasus yang muncul pada An.S yaitu : Suhu klien tinggi lebih dari
37,oC, badan anaknya panas dan anak rewel, ibu klien mengatakan anaknya
Data yang muncul pada teori tidak muncul dalam kasus, seperti : klien tidak terjadi
serangan kejang tiba-tiba, klien tidak mengalami penurunan kesadaran data ini
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan pustaka diagnosa yang mungkin muncul pada penderita Kejang
hipotalamus
informasi.
hipotalamus
informasi.
Diagnosa resiko kejang berulang tidak muncul karena data-data yang ada tidak
mendukung untuk ditegakan diagnose ini. Karena klien tidak mengalami kejang
berulang.
C. RENCANA TINDAKAN
Intervensi adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan
intervensi atau perencanaan pada kasus disesuaikan dengan landasan teori yang
hipotalamus.
Intervensi :
Intervensi :
informasi.
Intervensi :
hipotalamus.
Intervensi :
ketiak
Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa
Intervensi :
Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa resiko
informasi.
Intervensi :
Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa resiko
dibutuhkan klien.
E. EVALUASI
1) Hipertermi dapat teratasi sampai hari ke dua ,karena klien tidak demam dan
2) Resiko cidera teratasi sampai hari ke dua ,karena ibu klien selalu mengompres
klien jika klien demam dan mengganti pakaian yang mudah menyerap
keringat/longgar.
3) Kurang pengetahuan teratasi sampai hari ke dua, karena ibu dan keluarga klien
mampu menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas kesehatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
menangis.
kejang demam ini adalah : Hipertermi, resiko cidera, dan kurang pengetahuan
tentang penyakitnya.
karena intervensi yang dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi yang dialami
klien.
5. Evaluasi yang telah dilakukan pada An.S maka hasil evaluasi dari tindakan
dikarenakan suhu tubuh kembali normal dan tidak mengalami cidera kejang,
karena tidak terjadi kejang berulang serta keluarga sudah mampu menjelaskan
Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis memberi saran yang baik
1. Dalam pengkajian data pasien harus teliti dan perlu adanya kerja sama antara
perawat, pasien, keluarga dan tim medis lainya, agar memperlancar proses
asuhan keperawatan.
5. Dalam evaluasi kasus kejang demam sederhana (KDS) ini dilakukan untuk
Doengoes, Mariliyn, E. 2000. Renana Asuhan Keperawatan edisi III, Jakarta : EGC
Masjoer. Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Media Aeuskulapius Fkui.
Jakarta
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Prdiatrik, Alih Bahasa Andry
Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan editor edisi bahasa Indonesia. Edisi 6.
Jakarta : EGC.
https//googleweblight.com/lite_url=https://smaraputraatjuatdjoezt.wordpress.com/201
3/06/09/laporan-pendahuluan-asuhan-eperawatan-anak-dengan-kejang-demam-
sedang./html.