Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN An.

S USIA CHILDHOOD (1 TAHUN 3 HARI)


DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK (TOM JERRY)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG
Tanggal 23-24 Mei 2016

STUDY KASUS

Oleh:
PUTRI SETIAWATI
NIM:144012013073

STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDY DIPLOMA DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


ASUHAN KEPERAWATAN An. S USIA CHILDHOOD (1 TAHUN 3 HARI)
DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK (TOM JERRY)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG
Tanggal 23-24 Mei 2016

Disusun Dalam Rangka Ujian Akhir Program


Diploma III Keperawatan – STIKes Muhammadiyah pringsewu

Oleh :
NAMA : PUTRI SETIAWATI
NIM : 144012013073

STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDY DIPLOMA DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 24 Mei 2016


Dan di setujui untuk disusun sebagai Study kasus dengan
Judul :

ASUHAN KEPERAWATAN An. S USIA CHILDHOOD (1 tahun 3 hari)


DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK (TOM JERRY) RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG
Tanggal 23-24 Mei 2016

Penguji I (Institusi)

Idayati, S.Kep.,M.Kes
NBM : 831884

Penguji II (Nasional)

Heru Supriyatno, S.Kep


NBM : 927026

Penguji III (Lahan)

Ns.Lucia Purwandari, S.Kep


NIP : 1976021299032006

Mengetahui,
KA Prody DIII Keperawatan

Idayati, S.Kep.,M.Kes
NBM : 831884

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


PERSEMBAHAN

Tidak ada kata lain selain mengucapkan rasa syukur, dengan seizin ALLAH yang
memberikan segala nikmanya kepada penulis untuk menuntut ilmu, semoga ilmu
yang hanya sedikit ini dapat bermanfaat bagi orang lain.
Study kasus ini kupersembahkan „kepada‟
1. Kedua orang tua saya bapak Dullatif dan ibu Baniyah tercinta yang selalu
menyayangi dan mendoakan anak tercintanya yang selalu berharap anaknya
sukses dan berguna untuk orang lain.
2. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
3. Ibu Idayati, S.Kep.,M.Kes, bapak Heru Supriyatno, S.Kep dan ibu Ns. Lucia
Purwandari, S.Kep, yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan study
kasus ini.
4. Seluruh dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung khususnya Dosen
DIII Keperawatan .
5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat khususnya kosan putri
(Wihdatul Mukaromah, Koriatul khasanah, Ratna Ningsih, Novica Aryanti dan
Titin Khusnia), tak lupa juga mbk Tuti dan Yass Elfaroq.
6. Teman-temanku seperjuangan diruang Anak, si JAMET (Pitoyo dan Rizal Sulis
Apriyanto).
7. Teman-teman saya satu almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung,
semoga kita semua selalu sukses dan menjadi perawat yang berkompeten dan
profisional.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-

Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan laporan

study kasus ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan study kasus ini berjudul:

“Asuhan keperawatan pada An.S Usia Childhood (1 tahun 3 hari) dengan Kejang

Demam Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

lampung Tahun 2016 Tanggal 23-25 Mei 2016”.

Penulisan laporan study kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir

dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes

Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan laporan

study kasus ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta

bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua STIkes Muhammadiyah

Pringsewu Lampung

2. Idayati, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua Prodi D III Keperawatan dan pembimbing

Institusi dalam penulisan study kasus ini.

3. Heru Supriyatno, S.Kep, selaku penguji Nasional.

4. Ns. Lucia Purwandari, S.Kep, selaku penguji lahan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5. Seleruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

6. Bapak, Ibu dan Kakak tersayang yang selalu menantikan keberhasilanku‟

7. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 18 yang telah membantu dalam penulisan

laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan laporan study kasus ini

masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

selanjutnya. Semoga laporan study kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pringsewu, Mei 2016

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGATAR ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4

D. Metode Penulisan ...................................................................................... 4

E. Sistematika Laporan .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit ............................................................................. 7

B. Konsep Tumbuh Kembang ....................................................................... 13

C. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................... 26

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkjaian ................................................................................................. 33

B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 50

C. Rencana Tindakan Keperawatan ............................................................... 50

D. Implementasi ............................................................................................ 57

E. Evaluasi ..................................................................................................... 57

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB IV PEMBHASAN

A. Pengkajian ................................................................................................ 62

B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 63

C. Rencana Tindkan Keperawatan................................................................. 64

D. Implementasi ............................................................................................. 66

E. Evaluasi ..................................................................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan. .............................................................................................. 69

B. Saran .......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, diare,

batuk pilek, kejang demam, alergi dan asma. Salah satu penyakit yang sering

dialami pada anak usia 0 - 5 tahun diantara penyakit yang di atas adalah kejang

demam merupakan penyakit yang menyerang persyarafan atau gangguan

Neurologis, kejang demam sendiri biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa infeksi

virus pada telinga, faring atau saluran cerna, serangan yang cepat itulah yang

dapat menjadikan anak mengalami penurunan respon kesadaran, kejadian ini

terjadi pada bayi dan anak biasanya terjadi antara 3 bulan sampai 5 tahun. Tanda

gejala yang sering muncul pada penderita kejang demam pada anak beragam

mulai dari yang ringan hingga yang berat. Bahaya kejang demam dapat

mengganggu perkembangan dan kelainan neurologis, akan terdapat IQ yang lebih

rendah dibanding dengan saudaranya dan apabila tidak segera ditangani dapat

mengakibatkan kematian (Mansjoer, Arief, 2000).

Data WHO yang diungkapkan Unicef pada tahun 2010, Tercatat jumlah kematian

anak akibat kejang dibawah usia 5 tahun sebanyak 7,6 juta, angka ini jauh lebih

rendah dibandingkan angka tahun 1990, yaitu sekitar 12.000 kasus/hari

dibandingkan 10 tahun silam. sementara jika dibandingkan dengan angka

kelahiran, angka kematian balita kurang dari 88 kasus menjadi 57 kasus tiap

100.000 kelahiran hidup mencapai 12 juta kematian. Beberapa negara memang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


masih mencatat angka kematian yang cukup tinggi, seperti : Filipina sekitar

85.400 kematian balita akibat kejang demam, Malaysia angka kematian balita

sebesar 6,1 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu pada tahun 2012

kejadian kejang demam di Asia dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80%-90% dari

seluruh kejang demam sesderhana.

Indonesia pada tahun 2008, terdapat 5 (6,5%) diantara 83 pasien kejang demam

menjadi Epilepsi, sekitar 16% anak akan mengalami kekambuhan dalam 24 jam

pertama walaupun adakalanya belum bisa dipastikan. Berdasarkan hasil survey di

indonesia terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 kasus) disebabkan oleh

infeksi saluran pernafasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi

Meningitis dan Enchepalitis. Hasil rekam medis rumah sakit anak dan bunda

harapan kita jakarta tahun 2008-2010, terdapat 86 pasien dengan kejang 41

(47,7%) pasien diantaranya mengalami kejang berulang. Angka kematian di

indonesia sebesar 44/1000 kelahiran hidup, atau lebih dari 200.000 balita

indonesia yang meninggal setiap tahunya.

Berdasarkan data cacatan medik di Ruang Anak Rumah Sakit Daerah Pringsewu

pada tahun 2016 diperiode 5 bulan terakhir dari bulan januari-mei telah didapat

ada 17 anak yang menderita Kenjang Demam Sedang (KDS) dari 163 anak, kasus

kejang demam sedang ini menempati urutan 4 bdari 10 kasus yang ada, kasus

DHF 32 (19,6%), GEA 22 (13,5%), thalasemia 20 (12,3%), Kejang Demam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Sedang 18 ( 10,5%), Obs febris 15 (9,2%), anemia 14 (8,5%), febris 13 (7,9%),

typoid 11 (6,7%), KDK 10 (6,1%), dispepsia (5,7%).

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa banyaknya angka kejadian Kejang

Demam Sedang setiap bulanya, sehingga penulis termotivasi untuk memberikan

Asuhan Keperawatan pada An.S usia childhood ( 1 tahun 3 hari) dengan masalah

Kejang Demam Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu Lampung, pada tanggal 23-24 mei 2016 sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan ujian akhir program study DIII Keperawatan di STIKes

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu menggamnabarkan asuhan keperawatan secara komperhensif

melalui aspek biopsikososiospiritual pada klien dengan Kejang Demam

Sedang dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Penulis mampu :

a. Menggambarkan konsep teori penyakit dan asuhan keperawatan pasien

dengan KDS.

b. Menggambarkan pengkajian status kesehatan pada klien dengan KDS

secara komperhensif.

c. Menggambarkan analisa data hasil pengkajian pada pasien dengan KDS.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


d. Menggambarkan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan

KDS.

e. Menggambarkan rencana keperawatan sesuia dengan diagnosa yang

muncul pada pasien dengan KDS.

f. Menggambarkan tindakan mandiri, kolaboratif pada pasien dengan KDS.

g. Menggambarkan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien KDS.

h. Menggambar dokumentasi yang benar pada pasien dengan KDS.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan laporan study kasus ini mengacu pada asuhan

keperawatan An.S dengan Kejang Demam Sedang di Ruang (Tom Jerry) RSUD

Pringsewu Lampung dengan waktu pelaksanaan selama 2 hari yang dimulai dari

tanggal 23-24 Mei 2016.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan study kasus ini menggunakan metode deskripktif yaitu dengan

menggambarkan data dengan memaparkan dan menggambarkan permasalahan

secara langsung, sedangkan tehnik yang dipakai adalah observasi, wawancara,

pemeriksaan fisik, study dokumentasi dan study kepustakaan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Ruang Lingkup

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar

B. Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Perencanaan

D. Implementasi

E. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Perencanaan

D. Implementasi

E. Evaluasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi

antara 3 bulan sampai 5 tahun berhubungan demam tetapi tidak pernah terbukti

adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu (Masnjoer Arief, 2000).

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan hingga 5

tahun yang berkaitan dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi

intrakranial atau penyebab yang jelas (Roy,Meadow,2005).

Kejang demam merupakan akibat dari pembebasan litrik yang tidak terkontrol

dari sel syaraf dari sel saraf korteks serbral yang di tandai dengan serangan tiba-

tiba terjadi gangguan kesadaran ringan aktivitas motorik atau gangguan

terutama sensorik (Doengoes, 2000).

Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada

kenaiklan suhu tubuh( suhu rectal di atas 38ºC), yang disebabkan oleh proses

ekstragnium.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Etiologi

Hingga kini belum diketahui secara pasti kejang demam disebabkan “infeksi”

saluran napas atas ,otitis media, gastroenteritis,dan infeksi saluran kemih.

Kejang tidak selalu timbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang

(Mansjoer arief 2000).

Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal

demam. Penyebab ini yang paling sering adalah infeksi saluran napas atas

(Roy,meadow,2005:113).

Kejang demam biasanya dicetuskakan oleh infeksi serupa infeksi virus pada

telingan , faring atau saluran cerna.

3. Patofisiologi

Infeksi yang terjadi pada jaringan diluar cranial seperti tonsillitis, otitis media

akut, bronkitis penyebab terbanyaknya adalah bakteri yang bersifat toksik.

Toksis yang di hasilkan oleh mikroorganisme dapat menyebar keseluruh tubuh

memalui hematogen maupun limfogen.

Penyebaran toksis ke seluruh tubuh akan direspon oleh hipotalamus dengan

menaikan pengaturan suhu di hipotalamus akan merangsang kenaikan suhu di

bagian tubuh yang lain seperti otot, kulit sehingga terjadi peningkatan kontraksi

otot.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Naiknya suhu di hipotalamus otot, kulit dan jaringan tubuh yang lain akan

disertai pengeluaran mediator kimia seperti epinefrin dan prostaglandin.

Pengeluaran mediator kimia ini dapat merangsang peningkatan potensial aksi

pada neuron. Peningkatan potensial inilah yang merangsang perpindahan ion

Natrium, ion Kalium dengan cepat dari luar sel menuju ke dalam sel. Peristiwa

inilah yang diduga dapat menaikan fase depolarisasi neuron dengan cepat

sehingga timbul kejang.

Serangan yang cepat itulah yang dapat menjadikan anak mengalami penurunan

respon kesadaran, otot ekstremitas maupun bronkus juga dapat mengalami

spasme sehingga anak beresiko terhadap injuri dan kelangsungan jalan nafas

oleh penutupan lidah dan spasme bronkus (Riyadi dan Sujono, 2009).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Pathway

Kurang O2

Penurunan O2

Penurunan konsentrasi
glukosa darah

Infeksi otak Peradangan Berakumulasi

Merusak sel saraf


Peningkatan suhu
tubuh

Fungsi sel saraf Melepas impuls


listrik Resti kejang

Jika terganggu

Aktivitas abnormal pada


neuron seebral

Gangguan mototrik dan


sensorik
General

Pada otot tertentu

Spasme konvulatif

Spasme otot involunter


(tonik/intermittem) klonik
Kurang pengetahuan

Resti kejang

Distres pernafasan

Resiko cidera
hipoksia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4. Manifestasi klinis

Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama waktu demam

berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik klonik, fokal

atau akinetik umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti,anak

tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik/menit anak

terbangun dan sadar kembali tanpa devisit neurologis.

Kejang dapat diikuti oleh hemiparasis sementara yang berlangsung lama diikuti

oleh hemiparasis yang menetap, bangkitan kejang yang berlangsung lama,

sering terjadi pada kejang demam yang pertama.

Durasi kejang berfariasi berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30

menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut, sedangkan frekuensinya

dapat kurang dari 4x dalam 1 tahun sampai lebih dari 2x sehari, pada kejang

demam kompleks frekuensi dapat sampai lebih dari 4x sehari dan kejangnya

berlangsung dari 30 menit.

a. Gejalanya berupa

1) Demam (terutama demam tinggi/kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara

tiba-tiba).

2) Pingsan yang berlangsung selama 30 detik, 5 menit(hampir selalu terjadi

pada anak-anak yang mengalami kejang demam).

3) Postur tonik(kontraksi dan kekuatan otot menyeluruh yang biasanya

berlangsung selama 10-20 detik).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4) Gerakan klonik.

5) Lidah/pipinya tergigit.

6) Gigi atau rahangnya terkatup rapat.

7) Gangguan pernapasan.

8) Apne.

5. Komplikasi

a. Terdapat perkembangan atau kelainan neurologis.

b. Akan terdapat IQ yang lebih rendah dibanding dengan saudaranya.

c. Lebih besar mengalami epilepsi.

(M.Rudhelph,A,2006.161).

6. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan cairan serebrospinal

b. Elektrosenfalografi (EEG) tetapi kurang mempunyai nilai prognostik tidak

dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana

c. Pemeriksaan labolatorium rutin untuk mengetahui infeksi

(Mansjoer Arief.2000)

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan fase akut.

1) Pada waktu kejang dimiringkan dan dipasang tongue spatel :

- Untuk mencegah aspirasi ludah atau muntah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Jalan nafas harus bebas , agar oksigeisasi terjamin.

- Diazepam digunakan melalui intravena.

b. Mencari dan mengobati penyebab

- Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan meningitis.

c. Pengobatan profilaksis

- Profilaksis intermiten diberikan.

- Dizepam oral dengan dosis 0.3-0.5 mg/kg BB.

- Hari dibagi 3 dosis saat pasien demam.

(Mansjoer Arif, 2000).

B. Konsep Tumbuh Kembang

1. Definisi

Istilah tumbuh kembang mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan-

biakan :

a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahn dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel. Organ maupun individu yang dapat

diukur dengan ukuran berat, panjang, umur tulang perkembangan metabolic

(retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

b. Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam

struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola dan dapat diramalkan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


:sebagai hasil dan proses pematangan menyangkut adanya proses dekonsiasi

sel-sel tubuh, jaringan organ-organ dan sistem organ.

Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang

berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan

tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

a. Faktor genetik

Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah

dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

b. Faktor lingkungan

1) Faktor lingkungan prenatal yang meliputi :

a) Gizi ibu pada waktu hamil.

b) Mekanis.

c) Toksin/zat kimia endokrin.

d) Infeksi.

e) Stress.

f) Imunitas.

g) Anoksia embrio.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Faktor lingkungan post natal

a. Lingkungan biologis yang meliputi :

1) Ras/suku bangsa.

2) Jenis kelamin.

3) Umur.

4) Gizi.

5) Perawatan kesehatan.

6) Kepekaan terhadap penyakit.

7) Penyakit kronis.

8) Fungsi metabolisme.

9) Hormon.

b. Lingkungan fisik

1) Cuaca, musim, keadaan geografis.

2) Sanitasi.

3) Keadaan rumah.

4) Radiasi.

c. Faktor psikososial

1) Stimulasi.

2) Motivasi belajar.

3) Ganjaran atau hukuman yang wajar.

4) Kelompok sebaya.

5) Sekolah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6) Cinta dan kasih sayang.

7) Kwalitas interaksi anak dan orang tua.

d. Faktor keluarga dan adat istiadat

1) Pekerjaan/pendapatan keluarga.

2) Pendidikan ayah/ibu.

3) Jumlah saudara.

4) Jenis kelamin dalam keluarga.

5) Stabilitas rumah tangga.

6) Kepribadian ayah ibu.

7) Adat istiadat, norma-norma.

8) Agama.

9) Urbanisasi.

10) Kehidupan politik.

3. Kebutuhan Dasar Anak

a. Kebutuhan fisik-biomedis (asuh)

1) Pangan atau gizi merupakan kebutuhan terpenting.

2) Perawatan kesehatn dasar : imunisasi, ASI, kesehatan.

3) Pemukiman yang layak.

4) Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan.

5) Sandang.

6) Kesejahteraan jasmani, rekreasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (asih)

Pada tahun-tahub pertama kehidupan hubungan yang erat mesra, dan selaras

antara ibu dengan anak merupakan syarat menjamin tumbuh kembang yang

selaras antara fisik mental maupun psikososial.

c. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)

Stimulasi mental mengembangkan : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian,

kreativitas, agama, kepribadian, mental, etika, proktivitas.

4. Ciri-ciri Tumbuh Kembang

a. Konsep yang kontinuitas sejak dan konsepsi sampai maturitas.

b. Dalam periode tertentu adanya masa percepatan dan perlambatan.

c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi, kecepatanya

berbeda anatara anak yang satu dengan yang lainya.

d. Perkembangan erat hubunganya dengan maturasi susunan saraf.

e. Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon individu yang khas.

f. Perkembangan anak adalah sekalokaudal

g. Reflek primitif akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

5. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak

a. Masa prenatal

1 Masa embrio :konsepsi – 8 minggu

2 Masa janin/fetus :9 minggu –lahir

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Masa bayi usia 0-1 tahun

1) Masa neonatal dan 0-7 hari

2) Masa neonatal lanjut 8-28 hari

3) Masa pasca neonatal 29 hari -1 tahun

c. Masa pra sekolah 1-6 tahun

d. Masa sekolah 6-20 tahun

1) Masa pra remaja 1-6 tahun

2) Masa remaja

- Remaja dini

Wanita 8-13 tahun

Pria 10-15 tahun

- Remaja lanjut

Wanita 13-18 tahun

Pria 15-20 tahun

6. Pertumbuhan Fisik

a. Berat Badan

Bayi lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke

10, menjadi 2 kali berat badan lahir lahir, pada umur 5 bulan menjadi 3 kali

berat badan lahir, pada umur 1 tahun menjadi 4 kali lebih berat badan lahir,

pada umur 2 tahun pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2

kg/tahun, dan pada tahun pertama jika anak mendapat gizi baik berkisar:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


700-1.000 gr/bulan pada triwulan I

500-600 gr/bulan pada triwulan II

350-450 gr/bulan pada triwulan III

250-350 gr/bulan pada triwulan IV

b. Tinggi badan

Tinggi badan rata-rata 50 cm dapat diperkirakan :

1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir

4 tahun 2 x tinggi badan lahir

6 tahun 1,5 x tinggi badan lahir

13 tahun 3,5 x tinggi badan lahir

Dewasa 3,5 x tinggi badan lahir (2 x TB 2 tahun)

c. Kepala

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm, lebih besar dan lingkar

dada, pada umur 6 bulan rata-rata 44 cm, 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan

dewasa 54 cm.

Tabel 2.1 kenaikan Berat Otak

Umur Kenaikan berat otak gr/24 jam


6,9 bulan kehamilan 3
Lahir – 6 bulan 2
6 bulan – 3 tahun 0,35
3 tahun – 6 tahun 0,15

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


d. Gigi

Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan pada umur 1 tahun sebagian

besar anak mempunyai 6-8 gigi susu, selama tahun ke 2 gigi tumbuh lagi 8

biji sehingga seluruhnya sekitar 14-16 gigi, dan pada umur 2 1/2 tahun sudah

terdapt 20 gigi susu, sedangkan waktu erupsi :

- Molar pertama : 6-7 tahun

- Insisor : 7-9 tahun

- Promolar : 9-11 tahun

- Kaninus : 11-12 tahun

- Molar kedua : 12-16 tahun

- Molar ketiga : 17-25 tahun

e. Jaringan Lemak

Pertumbuhan jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh,

meningkat pada trimester III, kehamilan sampai pertanyaan masa bayi,

melambat sampai anak berumur 6 tahun, dan bertambah pada anak

perempuan umur 8 tahun dan anak laki-laki 10 tahun.

f. Organ-organ Tubuh

1) Pola umum (general pattern)

2) Pola neural (brain & pattern)

3) Pola limfoid (lymphoid pallern)

4) Pola genital (reproductive pattern).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7. Perkembangan Anak Balita

Frankenburg, dkk (1981) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang

dipakai dalam menilai perkembangan anak, yaitu :

a. Personal social (kepribadian/tingkah laku social) yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Kemampuan anak untuk mengamati sesuatu melakukan suatu gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal : menggambar, memegang

benda, dan lain-lain.

c. Bahasa

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap sesuatu mengikuti perintah

dan berbicara spontan.

d. Groos motor (motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan gerakan dan sikap tubuh, perkembangan

mental, gerakan-gerakan kasar, halus, emosi, perilaku dan bicara.

1) Perkembangan anak balita

- Sangan penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya.

- Untuk perkembangan dibutuhkan : kesehatan dan gizi yang baik dan

ibu hamil, bayi dan anak pra sekolah. Stimulasi/ rangsangan yang

cukup dalam kualitas dan kuantitas.

- Keluarga dan KIA-KIB

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Dari lahir sampai 3 bulan

- Belajar mengangkat kepala

- Belajar mengikuti objek dengan matanya

- Melihat kemuka orang dengan tersenyum

- Bereaksi terhadap suara

- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman dan kontak

- Mengerti spontan, atau bereaksi dengan mengoceh

3) 3 bulan sampai 6 bulan

- Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dengan bertopang tangan

- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauan dan

diluar jangakauan

- Menaruh benda-benda dimulutnya

- Berusaha memperluas lapang pandang

- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain, mulai

berusaha mencari benda-benda yang hilang

4) 6 sampai 9 bulan

- Dapat duduk tanpa bantuan

- Dapat terlungkup dan berbalik sendiri

- Dapat merangkak meraih benda-benda atau mendekati seseorang

- Memindahkan benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk

- Bergembira dengan melempar benda-benda

- Mengenal muka aggota keluarga dan takut dengan orang asing

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Mulai berpatisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-

sembunyian.

5) 9 sampai 12 bulan

- dapat berdiri tanpa bantuan

- dapat berjalan dengan dituntun

- menirukan suara

- mengulang bunyi yang didengar

- belajar mengatakan satu atau dua kata

- mengerti perintah sederhana atau larangan

- memperlihatkan minat yang besar dalam mengekspresikan sekitarnya

ingin menyentuh apa saja dan masukan benda-benda kemulutnya

- berpatisipasi dalam permainan

6) 12 sampai 18 bulan

- Berjalan dan mengespresikan rumah serta sekeliling rumah

- Menyusun 2 atau 3 kata dapat mengatakan 5-10 kata

- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

7) 18 sampai 24 bulan

- Naik turun tangga

- Menyusun 6 kotak

- Menunjuk mata dan hidungnya

- Menyusun 2 kata

- Belajar makan sendiri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Menggambar garis dikertas atau dipasir

- Mau belajar mengontrol BAB dan BAK

- Menaruh minat pada apa yang dkerjakan orang yang lebih besar

- Memperlihatkan minat pada anak lain yang bermain-main dengan

mereka

8) 2 tahun sampai 3 tahun

- Belajar melompat, memanjat, melompat dengan 1 kaki

- Membuat jembatan dengan 3 kotak

- Mampu menyusun kalimat

- Mempergunakan kata-kata saja,bertanya, mengerti kata-kata, yang

ditujukan padanya

- Menggambar lingkaran

- Bermain bersama anak-anak lain dan menyadari adanya lingkungan

diluar keluarganya

9) 3 sampai 4 tahun

- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

- Berjalan pada jari kaki

- Belajar berpakaina dan membuka pakaian sendiri

- Menggambar garis silang

- Menggambar orang, hanya kepala dan badan

- Mengenal 2 atau 3 warna

- Bicara dengan baik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Menyebut namnya, jenis kelamin dan umurnya

- Bnayak bertanya

- Bertanya bagaimana anak dilahirkan

- Mengenal sisi atas, bawah, muka dan belakang

- Mendengarkan cerita-cerita

- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

10) 4 sampai 5 tahun

- Melompat dan menari

- Menggambar orang, kepala, lengan dan badan

- Menggambar segi 6 dan segi 3

- Pandai bicara

- Dapat menghitung jari-jari

- Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu

- Mendengar dan mengulang hal penting dan cerita

- Minat pada kata baru dan artinya

- Memprotes bila dilarang apa yang diinginkanya

- Mengenal 4 warna

- Memperkirakan bentuk dan benda besar, membedakan besar kecil

- Menaruh minat padaaktivitas orang dewasa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi

dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencangkup

dua langkah pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber

sekunder(keluarga dan tenaga kesehatan) (Doengoes,2011)

a. Aktivitas/istirahat

Tanda : Keletihan, kelemahan umum.

Gejala : Perubahan otot

b. Sirkulasi

Gejala : Hipertensi, peningkatan nadi,sianosis

c. Integritas ego

Gejala : Stresor eksternal/internal yang berhubungan dengan keadaan

dan penanganan.

d. Eliminasi

Tanda : Peningkatan tekanan kandung kemih aliran tonus stringer,

otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia (baik urin

atau fekal)

Gejala : Inkontinensia

e. Makanan/cairan

Gejala : Mual/muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


f. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pusing, riwayat

trauma kepala.

g. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Sakit kepala, nyeri otot/punggung pada periode posiktal

selama fase iktal.

h. Pernafasan

Gejala : Fase iktal, gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun/

cepat, peningkatan sekresi mukus.

i. Keamanan

Gejala : Riwayat terjatuh/trauma, fraktur, adanya alergi.

j. Interaksi sosial

Gejala : Masalah dalam hubungan intrapersonal dalam keluarga atau

lingkungan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon secara

akuntalitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi (Aziz, 2007).

Diagnose keperawatan pada penyakit kejang demam adalah :

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Resiko kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang.

c. Resiko cedera berhubugan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang.

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,

menanggulangi atau mengoreksi masalah-maalah yang diidentifikasi pada

diagnosa keperawatan (Aziz,2007).

Perencanaan keperawatan pada penyakit kejang demam adalah :

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus.

Tujuan :

Rasa nyaman klien terpenuhi

Kreteria Hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5˚C – 37,5˚C).

2. Tanda-tanda vital normal( s : 36,5˚C, RR : 20-26 x/menit, N : 80 x/menit)

3. Cairan tubuh tetap seimbang antara intake dan output

Intervensi :

1. Kaji faktor-faktor terjadinya hipertermi

Rasional : Mengetahui penyebab terjadinya hipertermi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali

Rasional : Untuk menentukan perkembangan keperawatan selanjutnya

3. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala/ ketiak

Rasional : Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan

perantara.

4. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian tipis

Rasional : Proses kehilangan panas akan terhalangi oleh pakaian yang

tebal.

5. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik (parasetamol)

Rasional : Membantu menurunkan suhu tubuh.

b. Resiko kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang.

Tujuan :

Klien tidak terjadi kejang berulang.

Kreteria Hasil :

1. Tidak kejang

2. suhu tubuh normal

3. Tanda-tanda vital kembali normal

Intervensi :

1. Longgarkan pakaian

Rasional : Proses konvesi akan terhalang oleh pakaiaan yang ketat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Beriakn kompres hangat

Rasional : perpindahan panas secara konduksi.

3. Batasi aktivitas selama anak panas

Rasional : Aktivitas akan meningkatkan metabolisme dan meningkatkan

panas.

4. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik sesuai intruksi dokter

Rasional : Dapat menurunkan panas.

c. Resiko cedera berhubugan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang

Tujuan :

klien tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.

Kreteria Hasil :

1. Pasien terbebas dari cedera

2. keluarga pasien mampu menjelaskan cara /metode untuk mencegah

cedera.

Intervensi :

1. Beri pengamanan pada sisi tempat tidur

Rasional : meminimalkan injuri saat kejang

2. Beri tongue spatel antara gigi dan lidah

Rasional : Menurunkan resiko trauma pada mulut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3. Letakan klien pada tempat tidur yang aman

Rasional : Membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstremitas

4. Anjurkan kepada keluarga untuk mengendurkan pakaian

Rasional : Mengurangi tekanan pada jalan napas.

5. Batasi pengunjung

Rasional : mengurangi kegelisahan pasien karena banyak pengunjung.

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Tujuan :

Keluarga memahami sakit anaknya serta penangananya dan mampu

melaksanakan perawatan.

Kreteria Hasil :

1. keluarga dapat/mampu di ikutsertakan dalam proses keperawatan

2. keluarga tidak sering bertanya

3.keluarga mampu menyebutkan penyakit kejang demam

Intervensi :

1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga

Rasioanl : Mengetahui sejauh mana pengetauan yang dimiliki keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Berikan penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam.

Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu

manambah wawasan keluarga.

3. Jelaskan setiap tindakan keperawan yang akan dilakukan.

Rasional : Agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan keperawatan.

4. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

Rasional : Memberikan informasi yang jelas kepada keluarga

5. Berikan helt education agar selalu sedia obat penurunan panas

Rasional : Mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang

berulang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk RS : 22 Mei 2016 Ruang rawat : Ruang anak/ tom jerry

Tanggal pengkajian : 23 Mei 2016 No. Register : 695807

Perawat yang mengkaji: Putri Setiawati Dx. Medis : Kejang Demam Sedang

A. Pengkajian

1. Identitas pasien dan keluarga

a. Nama pasien : An.S

1) Tanggal lahir/umur : 21 Mei 2015 / 1 tahun 3 hari

2) Jenis kelamin : Laki-laki

3) Agama : Islam

4) Pendidikan :-

5) Alamat : Bumi Rejo Kec. Pagelaran

b. Nama ayah : Tn.b

1) Umur : 27 tahun

2) Agama :Islam

3) Pekerjaan : Wiraswasta

4) Pendidikan : SMK

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


c. Nama ibu : Ny. T

1) Umur : 24 tahun

2) Agama : Islam

3) Pekerjaan : IRT

4) Pendidikan : S1

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan saat ini

1) Alasan Masuk Rumah Sakit

Ibu klien mengatakan klien datang keruangan anak melalui IGD rumah

sakit RSUD pringsewu pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19.00 WIB

dengan keluhan kejang 1 kali dan muntah, sebelumnya ibu klien

mengeluh anak nya demam sejak pukul 14.00 WIB lalu klien hanya di

beri obat penurun panas parecetamol

Pada saat di IGD dilalukan pemeriksaan fisik s: 39,6°c N:150

kali/menit RR:28 kali/ menit.

2) Keluhan utama : Demam

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 mei 2016 pukul 09:30

WIB, ibu klien mengatakan anaknya demam sejak kemarin siang, hal

yang memperberat pada saat badan klien panas, ibu klien memberi obat

penurun panas (parasetamol) dan dikompres, ibu klien mengatakan

demam dirasakan sepanjang waktu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami

Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah demam,

sebelumnya tidak pernah kejang, pernah mengalami batuk pilek 10 hari

yang lalu,klien tidak pernah mimisan.

2) Dirawat di RS

Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat dirumah

sakit, tidak pernah dilakukan operasi, klien tidak mempunyai riwayat

alergi terhadap makanan.

3) Kecelakaan

Ibu klien mengatakan klien tidak pernah dirawat karena terjatuh dan

terbentur karena klien tidak pernah mengalami kecelakaan.

c. Riwayat Keluarga

Ibu klien mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya, ibu klien

mengatakan tidak ada yang menderita sakit seperti klien, didalam anggota

keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti,

jantung, hipertensi dan diabetes militus.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Garis perkawinan

: klien

: Meninggal

: Tinggal satu rumah

d. Riwayat kehamilan/kelahiran

1) Selama kehamilan

Ibu klien mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan

kehamilanya ke tenaga kesehatan seperti bidan, selama kehamilan ibu

klien mendapat satu kali imunisasi TT, tidak ada kejadian yang

membahayakan selama kehamilan, ibu klien mengatakan saat kehamilan

nutrisi terpenuhi seperti nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Saat kelahiran

Ibu klien mengatakan klien lahir dirumah bidan, saat usia kehamilan 9

bulan dengan persalinan normal, kondisi bayi menangis spontan, BB saat

lahir 2,6 kg dengan panjang 49 cm.

3) Setelah kelahiran

Ibu klien mengatakan selama perawatan tali pusat dirawat oleh bidan

tempat saat melahirkan, ibu klien mengatakan bayinya dimandikan oleh

perawat, ibu klien mengatakan memberikan ASI dan melakukan

perawatan.

e. Riwayat imunisasi

1) Imunisasi Dasar

No Jenis Usia
1 BCG 0 bulan
2 DPT-1 2 bulan
3 DPT-2 3 bulan
4 DPT-3 4 bulan
5 Polio-1 0 bulan
6 Polio-2 1 bulan
7 Polio-3 2 bulan
8 Polio-4 3 bulan
9 Hepatitis-1 0 bulan
10 Hepatitis-2 1 bulan
11 Hepatitis-3 2 bulan
12 Campak 9 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


f. Riwayat pertumbuhan

1. Miring : 2 bulan

2. Tengkurap : 4 bulan

3. Merangkak : 6 bulan

4. Tumbuh gigi pertama : 9 bulan

5. Berdiri : 12 bulan

6. Bicara :-

7. Berjalan :-

g. Riwayat Psikososial

1. Pola interaksi

Ibu kien mengatakan klien belum bisa berinteraksi dengan orang

tuanya.

2. Pola rekresi

Ibu klien mengatakan jarang rekreasi, waktu luang digunakan untuk

berkumpul dengan keluarga dirumah.

3. Pola lingkungan fisik

Ibu klien mengatakan rumahnya jauh dari jalan raya, lingkungan

rumah cukup bersih dan jauh dari jalan raya.

4. Penanaman nilai kepercayaan

Ibu klien mengatakan selalu membaca do‟a ketika melakukan

aktivitas dan selalu menjalankan ibadah sebagai orang muslim.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3. POLA KEBIASAAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

a. Pola nutrisi

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan klien hanya minum ASI dari ibunya ± 300 cc/hari,

klien mendapatkan cairan tambahan berupasusu formula ± 20/hari.

Saat sakit :

Ibu klien mengatakan klien hanya meminum ASI ibunya ± 300 cc, dan

klien terpasang IVFD 60 tetes/menit, 500 cc/12 jam ± 480 cc/24 jam.

b. Pola eliminasi

1) BAK

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan klien BAK/mengganti pempres sebanyak 4 x

dalam sehari dengan volume ± 300 cc/hari, berwarna kuning jernih, bau

khas, tidak ada keluhan saat BAK.

Saat sakit :

Ibu klien mengatakan klien BAK/mengganti pempres sebanyak 4 x

dalam sehari dengan volume ± 500 cc/hari, berwarna kuning jernih, bau

khas, tidak ada keluhan saat BAK.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) BAB

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan BAB 3 x/hari, dengan konsistensi lembek,

dengan warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAB.

Saat sakit :

Ibu klien mengatakan klien BAB 2 x/hari, dengan konsistensi lembek,

berwarna kuning, bau khas, tidak ada keluhan saat BAB.

c. Pola Cairan dan Elektrolit

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan klien minum ASI ± 300 cc/hari, waktunya tidak

menentu, klien mendapatkan cairan tambahan susu formula ± 20 cc/hari.

Saat sakit :

Ibu klien mengatakan klien minum ASI ± 300 cc/hari, terpasan IVFD 60

tetes/menit.

IWL : 30 – usia ( dalam tahun) x BB

:30 – 1,3 x 7,2

: 206 cc/kg

Balance cairan : input – output

: ( minum+ infuse) – ( bak +iwl)

: (300 + 480) – ( 500+ 206)

: 780 – 706

: 74 cc/hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


d. Pola tidur

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan anaknya tidur ± 12 jam/hari, frekuensi tidur malam ±

9 jam tidur siang ± 3 jam, tidak ada keluhan saat tidur, kebiasaan klien

sebelum tidur tidak ada.

Saat sakit :

Saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan selama di RS klien tidur

10-11 jam, tidur malam 2 jam, tidur siang 8 jam, klien tampak mengantuk

selalu ingin tidur, klien bangun jika disentuh.

e. Pola Hygiene Tubuh

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan klien mandi 2 x/hari pagi dan sore, dengan

menggunakan sabun mandi dan klien dicuci rambutnya tiap kali mandi.

Saat sakit :

Ibu klien mengatakan selama dirawat di RS klien hanya di lap saja dengan

menggunakan air hangat.

f. Pola Aktivitas

Saat sehat :

Ibu klien mengatakan saat dirumah klien suka bermain dengan orang

tuanya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Saat sakit :

Saat dilakukan pengkajian klien terlihat lemas dan klien terlihat digendong

oleh ibunya.

4. Kondisi Psikososial (saat sakit)

a. Psikologi

Saat dilakukan pengkajian klien menangis, ibu klien mengatakan klien

menagis karena takut dengan orang yang baru klien lihat.

b. Pola Pertahanan Keluarga

Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya saat ini.

c. Pengetahuan Keluarga

Keluarga mengatakan tidak faham tentang penyakit yang diderita klien, dan

keluarga tidak tahu cara perawatan penyakit anaknya, keluarga klien

mengatakan anaknya pasti sembuh.

5. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Pengukuran Pertumbuhan

1) Tinggi badan : 7,2 cm

2) BB sebelum sakit : 7,4 kg, BB saat sakit : 7,2 kg

3) Antropometri :

a) Lingkar kepala : 37 cm

b) Lingkar dada : 74 cm

c) LLA : 11 cm

d) IMT : 20

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Perkembangan saat ini

1) Motorik halus : klien sudah mampu membalik dua atau tiga lembar

isinya.

2) Motorik kasar : klien belum mampu melakukan gerakan dengan otot

yang berlebih.

3) Bahasa dan kognitif : klien belum bisa berkomunikasi.

4) Kemandirian dan bergaul : -

c. Keadaan umum

1) Tigkat kesadaran : composmentis

2) Tanda-tanda vital

Suhu : 39,10c

Nadi : 120 x/menit

Pernapasan : 28 x/menit

TD :-

6. Pemeriksaan Fisik Khusus

a. Sistem Penglihatan

Klien dapat melihat dengan baik, posisi mata klien simetris antara kanan

dan kiri, kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik (normal),

pergerakan bola mata baik, reaksi terhadap cahaya baik, konjungtiva an

anemis, sklera an ikterik, kornea klien tampak bening.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Sistem Pendengaran

Fungsi pendengaran klien baik, kondisi telinga klien bersih, tidak ada

cairan yang keluaran dari telinga, tidak ada serumen, tidak ada peradangan

pada telinga.

c. Sistem Pernapasan

Tidak ada pernapasan cuping hidung, klien batuk, tidak ada penarikan

dinding dada, irama nafas klien teratur RR : 28 x/menit, suara nafas

fasikular, klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

d. Sistem Kardiovaskular

1) Sirkulasi perifer

Nadi klien teraba kuat, irama teratur, temperatur kulit hangat, warna

kulit tidak sianosis, pengisian kapiler < 3 detik dan tidak ada oedema.

2) Sirkulasi jantung

Kekuatan denyut apikal 120 x/menit, dengan irama teratur, bunyi

jantung lup-dup, tidak ada kelainan denyut jantung.

e. Sistem Saraf Pusat

GCS : 15 (E=4 V=5 M=6) composmentis

Reaksi pupil terhadap cahaya baik, tidak ada peningkatan tekanan

intrakranial, klien tidak kejang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


f. Sistem pencernaan

Keadaan mulut bersih, tidak ada kesulitan dalam menelan, membram

mukosa lembab, bising usus 12 x/menit, tidak ada nyeri perut, tidak ada

pembesaran hati dan limfa, keadaan anus baik/bersih

g. Sistem endokrin

Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid.

h. Sistem urogenital

Keadaan genetalia bersih, tidak ada kelainan pada genetalia, tidak ada

keluhan saat BAK, tidak terdapat distensi kandung kemih.

i. Sistem integumen

Keadaan rambut bersih, distribusi rambut merata, kuku klien bersih, turgor

kulit elastis warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi.

j. Sistem muskuloskeletal

Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang infus, tidak ada kelainan bentuk

tulang, tidak ada fraktur.

k. Sistem imunologi

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7. TEST DIAGNOSTIK

a. Hasil Labolatorium

Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2016 pukul 10:17 WIB

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normsl

1 WBC 8.03x10ˆ3/ul 4.00-12.00


2 Neu 65,6% 50.0-70.0
3 Lym 28,4% 20.0-60.0
4 Mon 2,9% 3.0-12.0
5 Eos 1,8% 0.5-5.0
6 Bas 1,3% 0.0-1.0
7 Neo 5,27x10ˆ3/ul 2.00-8.00
8 Lym 2,28x10ˆ3/ul 0.80-7.00
9 Mon 0,23x10ˆ3/ul 0.12-1.20
10 Eos 0,14x10ˆ3/ul 0.02-0.80
11 Bas 0,11x10ˆ3/ul 0.00-0.10
12 -ALY 0,7% 0.0-2.0
13 -LIC 0.0% 0.0-2.5
14 -ALY 0,06x10ˆ3/ul 0.00-0.20
15 -LIC 0,00x10ˆ3/ul 0.00-0.20
Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2016 pukul 10:17 WIB

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 RBC 3.91x10ˆ3/ul 3.50-5.20
2 HGB 10.5 g/dl 12.0-16.0
3 HCT 33.7% 35.0-49.0
4 MCV 86.3fl 80.0-100.0
5 MCH 26.9 pg 27.0-34.0
6 MCHC 31.1 g/dl 31.0-37.0
7 RDW-CV 15.1% 11.0-16.0
8 RDW-SD 54.9 fl 35.0-56.0
9 PLT 194x10ˆ3/ul 150-450
10 MPV 8.3 fl 6.5-12.0
11 PDW 16.0 9.0-17.0
12 PCT 0.161 0.108-0.282

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8. PENGOBATAN/THERAPY

Dosis dan cara


No Tanggal Jenis Tepai Waktu
pengobatan
1 22 Mei 2016 1. IVFD 60 tetes/menit /24 jam
2. Paracetemol 3x3/4 0ral 3 cdt -
3. ceftriaxone 1x350 mg /24 jam

9. RESUME

Tanggal 22 Mei 2016

Ibu klien mengatakan klien datang keruangan anak melalui IGD rumah sakit

RSUD pringsewu pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19.00 WIB dengan keluhan

kejang 1 kali dan muntah, sebelumnya ibu klien mengeluh anak nya demam

sejak pukul 14.00 WIB lalu klien hanya di beri obat penurun panas

parecetamol.

Pada saat di IGD dilalukan pemeriksaan fisik s: 39,6°c N:150 kali/menit

RR:28 kali/ menit.

Tanggal 23 Mei 2016

Saat dilakukan pengkajajian pada tanggal 23 mei 2016 pukul 09:30 wib, ibu

klien mengatakan anaknya demam sejak kemarin siang, hal yang memperberat

pada saat badan klien panas, ibu klien memberi obat penurun panas

(parasetamol) dan dikompres, ibu klien mengatakan demam dirasakan

sepanjang waktu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10. DATA FOKUS

a. Data Subjektif

- Ibu klien mengatakan badan anaknya panas sejak kemarin siang

- Ibu klien mengatakan anaknya rewel

- Ibu klien mengatakan panas turun saat klien dikompres

- Ibu klien mengatakan anaknya semalam kejang

- Ibu klien mengatakan anaknya kejang ± 5 menit

- Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya

- Ibu klien mengatakan tidak tahu cara perawatan penyakit anaknya

b. Data Objektif

- S : 39,10C

- Klien terlihat menangis

- Kulit teraba hangat

- WBC 8.03x10ˆ3/ul

- HGB 10.5 g/dl

- S : 39,10C

- Kulit teraba hangat

- Klien terlihat demam

- Klien kejang ± 5 menit

- Ibu klien banyak bertanya kepada petugas kesehatan

- Ibu klien terlihat binggung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11. ANALISA DATA

No Data senjang Masalah Etiologi


1 DS: Hipertermi Efek langsung dari
- Ibu klien mengatakan badan sirkulasi endotoksin
anaknya panas sejak kemarin siang dari hipotalamus
- Ibu klien mengatakan anaknya
rewel
- Ibu klien mengatakan panas turun
saat klien dikompres
DO:
- S : 39,10C
- Klien terlihat menangis
- Kulit teraba hangat
- WBC 8.03x10ˆ3/ul
- HGB 10.5 g/dl
2 DS: Resiko cidera Gerakan
- Ibu klien mengatakan tonik/klonik adanya
anaknya semalam kejang kejang
- Ibu klien mengatakan anaknya kejang
± 5 menit
DO:
- S : 39,10C
- Kulit teraba hangat
- Klien terlihat demam
- Klien kejang ± 5 menit
3 DS: kurang pengetahuan Kurangnya
- Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit informasi
tentang penyakit anaknya
- Ibu klien mengatakan tidak tahu
cara perawatan penyakit anaknya
DO:
- Ibu klien banyak bertanya kepada
petugas kesehatan
- Ibu klien terlihat binggung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN & PRIORITAS MASALAH

1) Hipertermi berhubungan dengan Efek langsung dari sirkulasi endotoksin dari

hipotalamus

2) Resiko cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang

3) Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi

C. RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien : An.S

Dx Medis : Kejang Demam

Ruang : Anak/Tom jerry

No. MR : 695807

Rencana keperawatan hari ke 1

No Hari/tgl Dx.kep Tujuan Intervensi rasional


1 Senin 23 Hipertermi Tupan: 1. Kaji faktor-faktor 1.Mengetahui penyebab
Mei 2016 b.d efek Setelah dilakukan terjadinya hipertermi terjadinya hipertermi
langsung asuhan
dari sirkulasi keperawatan 2. Observasi 2.Untuk menentukan
endotaksim selama 2 Hari tanda-tanda vital tiap perkembangan keperawatan
dan diharapkan 4 jam sekali selanjutnya
hipotalamus hipertermi tidak
ditandai terjadi 3. Ajarkan pada keluarga 3.Proses konduksi/
dengan : memberikan kompres perpindahan panas
DS: Tupen: hangat pada dengan suatu bahan
-ibu klien Setelah dilakukan kepala/ketiak perantara.
Mengatakan asuhan
badan keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


anaknya selama 1 hari 4. Anjurkan klien untuk 4.Proses kehilangan
panas sejak diharapakan menggunakan pakaian panas akan terhalangi
kemarin siang hipertermi tipis oleh pakaian yang tebal.
-ibu klien Tidak terjadi
mengatakan Dengan 5. Kolaborasi dalam 5. Membantu
anaknya kriteria hasil: pemberian antipiretik menurunkan suhu tubuh
rewel - Suhu tubuh (parasetamol) dan
-ibu klien dalam rentang antibiotik
mengatakan normal(36,5˚C-
panas turun 37,5˚C).
saat klien - Tanda-tanda
di kompres Vital normal
DO: (S:36,5˚C,
- S: 39.1˚C RR:20-26
- Klien x/menit,
Terlihat N:80 x/menit)
menangis - Cairan
-kulit teraba Tubuh
Hangat tetap seimbang
antara intake
dan output

2 Senin resiko cidera Tupan: 1. Longgarkan pakaian 1.Proses konvesi akan


23 mei b.d gerakan Setelah dilakukan klien terhalang oleh pakaiaan
2016 tonik/klonik asuhan yang ketat.
ditantai keperawatan
dengan: selama 2 Hari 2. beriakan kompres 2. perpindahan panas secara
DS: diharapkan kejang hangat konduksi.
-Ibu klien tidak terjadi.
mengatakan 3. Batasi aktivitas selama 3. Aktivitas akan
anak nya Tupen: anak panas meningkatkan metabolisme
semalam Setelah dilakukan dan meningkatkan panas
kejang asuhan
keperawatan 4. Kolaborasi dalam
4. Dapat menurunkan panas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


-ibu klien selama 1 hari pemberian antipiretik
mengatakan diharapakan sesuai intruksi dokter
kejang ± 5 kejang dapat
menit teratasi dengan
kriteria Hasil:
DO:
- Tidak kejang
-klien terlihat
- suhu tubuh
demam
normal
-klien terlihat
-Tanda-tanda
lemas
vital kembali
normal
3 Senin 23 Kurang Tupan: 1. Kaji tingkat 1.Mengetahui sejauh mana
mei 2016 pengetahuan Setelah dilakukan pengetahuan keluarga pengetauan yang dimiliki
tentang asuhan keluarga
penyakit b/d keperawatan
kurangnya selama 2 Hari 2. Berikan penjelasan 2.Penjelasan tentang kondisi
informasi di diharapkan kepada keluarga sebab yang dialami dapat
tandai keluarga dan akibat kejang membantu manambah
dengan: memahami sakit demam. wawasan keluarga.
DS: anaknya serta
-Ibu klien penanganan dan 3. Jelaskan setiap 3. Agar keluarga mengetahui
mengatakan mampu tindakan keperawan tujuan setiap tindakan
tidak tahu melaksanakan yang akan dilakukan. keperawatan
tentang perawatan.
penyakit 4. Berikan pendidikan 4.Memberikan informasi yang
anaknya Tupen: kesehatan kepada jelas kepada keluarga
-Ibu klien Setelah dilakukan keluarga
mengatakan asuhan
tidak tahu keperawatan 5. Berikan helt education 5.Mencegah peningkatan suhu
cara selama 1 hari agar selalu sedia obat lebih tinggi dan serangan
perawatan diharapakan penurunan panas kejang berulang.
penyakit pengetahuan
anaknya keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DO: bertambah
-Ibu klien
banyak kriteria Hasil:
bertanya -keluarga
kepada dapat/ mampu
petugas diikutsertakan
kesehatan dalam proses
-Ibu klien keperawatan
terlihat -keluarga tidak
binggung sering bertanya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Rencana keperawatan hari ke 2

No Hari/tgl Dx.kep Tujuan Intervensi rasional


1 Selasa 24 Hipertermi Tupan: 1. Kaji faktor-faktor 1.Mengetahui penyebab
Mei 2016 b.d efek Setelah dilakukan terjadinya hipertermi terjadinya hipertermi
langsung asuhan
dari sirkulasi keperawatan 2. Observasi 2.Untuk menentukan
endotaksim selama 2 Hari tanda-tanda vital tiap perkembangan keperawatan
dan diharapkan 4 jam sekali selanjutnya
hipotalamus hipertermi tidak
ditandai terjadi 3. Evaluasi pada keluarga 3.Proses konduksi/
dengan : memberikan kompres perpindahan panas
DS: Tupen: hangat pada dengan suatu bahan
-ibu klien Setelah dilakukan kepala/ketiak perantara.
Mengatakan asuhan
badan keperawatan 4. Kolaborasi dalam 4. Membantu
anaknya selama 1 hari pemberian antipiretik menurunkan suhu tubuh
panas sejak diharapakan (parasetamol) dan
kemarin siang hipertermi antibiotic
-ibu klien Tidak terjadi
mengatakan Dengan
anaknya kriteria hasil:
rewel - Suhu tubuh
-ibu klien dalam rentang
mengatakan normal(36,5˚C-
panas turun 37,5˚C).
saat klien - Tanda-tanda
di kompres Vital normal
DO: (S:36,5˚C,
- S: 39.1˚C RR:20-26
- Klien x/menit,
Terlihat N:80 x/menit).
menangis
-kulit teraba
Hangat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2 Selasa Resiko cidera Tupan: 1. Batasi aktivitas selama 1. Aktivitas akan
24 mei b.d gerakan Setelah dilakukan anak panas meningkatkan metabolisme
2016 tonik/klonik asuhan dan meningkatkan panas
adanya keperawatan
kejang selama 2 Hari 2. Kolaborasi dalam 2. Dapat menurunkan panas.
ditantai diharapkan kejang pemberian antipiretik
dengan: tidak terjadi. sesuai intruksi dokter
DS:
-Ibu klien Tupen:
mengatakan Setelah dilakukan
anak nya asuhan
semalam keperawatan
kejang selama 2 hari
-ibu klien diharapakan
mengatakan kejang dapat
kejang ± 5 teratasi dengan
menit kriteria Hasil:

- Tidak kejang
DO:
- suhu tubuh
-klien terlihat
normal
demam
-Tanda-tanda
-klien terlihat
vital kembali
lemas
normal
3 Selasa 24 Kurang Tupan: 1. Evaluasi pengetahuan 1.Mengetahui sejauh mana
mei 2016 pengetahuan Setelah dilakukan keluarga pengetauan yang dimiliki
tentang asuhan keluarga.
penyakit b/d keperawatan
kurangnya selama 2 Hari 2. Jelaskan setiap 2. Agar keluarga mengetahui
informasi di diharapkan tindakan keperawan tujuan setiap tindakan
tandai keluarga yang akan dilakukan. keperawatan
dengan: memahami sakit
DS: anaknya serta
-Ibu klien penanganan dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


mengatakan mampu
tidak tahu melaksanakan
tentang perawatan.
penyakit
anaknya Tupen:
-Ibu klien Setelah dilakukan
mengatakan asuhan
tidak tahu keperawatan
cara selama 1 hari
perawatan diharapakan
penyakit pengetahuan
anaknya keluarga

DO: bertambah
-Ibu klien
banyak kriteria Hasil:
bertanya -keluarga
kepada dapat/ mampu
petugas diikutsertakan
kesehatan dalam proses
-Ibu klien keperawatan
terlihat -keluarga tidak
binggung sering bertanya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


D. IMPLEMENTASI & EVALUASI

Nama klien : An.S

Dx Medis : Kejang Demam

Ruang : Anak/Tom jerry

No. MR : 695807

Tanggal No.
No Implementasi paraf Evaluasi
/jam Dx
1 Senin I 1. Mengkaji faktor-faktor S:

23 Mei
terjadinya hipertermi - Ibu klien mengatakan
R:klien kooperatif anaknya masih demam
2016
H: S: 39,1˚c - Ibu klien mengatakan
09:00 WIB
anaknya masih rewel
09:05 WIB 2. Mengobservasi - Ibu klien mengatakan panas
tanda-tanda vital tiap turun saat klien di kompres
4 jam sekali
R: klien kooperatif O:
H: Nadi: 120 x/menit, RR: 28 - S: 39,1˚c
x/ menit S: 39,1˚c - Klien dikompres
menggunaknan air hangat
09:10 WIB 3. Mengajarkan pada keluarga - Klien menggunakan
memberikan kompres pakaian tipis
hangat pada kepala/ketiak
R: keluarga kooperatif A:
H: klien di kompres dengan - Masalah hipertermi belum
air hangat teratasi

09:15 WIB
4. Menganjurkan klien untuk P:
menggunakan pakaian tipis Lanjutkan intervensi
R: keluarga klien kooperatif 1. Kaji faktor-faktor
H: klien menggunakan terjadinya hipertermi
pakain tipis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


09:20 WIB 5. Berkolaborasi dalam 2. Observasi tanda-tanda
pemberian antipiretik vital
(parasetamol) 3. Evaluasi pada keluarga
R: Keluarga klien kooperatif dalam memberikan
H: Klien menangis, Obat kompres hangat
paracetamol masuk 4. Kolaborasi dalam
melalui ora dan ceftriaxone pemberian antipiretik
lewat ivl (parasetamol)

2 09:30 WIB II 1. Melonggarkan pakaian S:


klien
- Ibu lien mengatakan
R: Klien kooperatif
H: klien menggunakan semalam anaknya kejang

pakaian longgar
O :
09:35 WIB 2. Memberikan kompres
- Klien dikopres dengan air
Hangat
hangat
R: keluarga kooperatif
H: keluarga mengompres - Klien terlihat tidur
klien
A:
09:40 WIB 3. Membatasi aktivitas selama
Masalah resiko kejang
anak panas
berulang teratasi sebagian
R: keluarga kooperatif
H: Suhu kien stabil
P:
09:45 WIB 4. Berkolaborasi dalam Lanjutkan intervensi
pemberian antipiretik
1. Batasi aktivitas selama
sesuai intruksi dokter
anak panas
R: Keluarga klien kooperatif
H: klien menangis, obat 2. kolaborasi dalam
masuk 3 sendok teh
pemberian antipiretik

(parasetamol)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3 09:50 WIB III 1. Mengkaji tingkat S:
Pengetahuan Keluarga - Ibu klien mengatakan
R: Keluarga kooperatif masih bingung tentang
H: Keluarga masih bingung penyakit anak dan cara
perawatanya
09:55 WIB 2. Memberikan penjelasan
kepada keluarga sebab dan O:
akibat kejang demam. - Ibu dan keluarga klien
R: Keluarga kooperatif mendengarkan penjelasan
H: Keluarga mendengarkan yang diberikan
penjelasan yang diberikan - Pengetahuan keluarga klien
petugas kesehatan bertambah

10:10 WIB 3. Menjelaskan setiap A:


tindakan keperawatan Masalah kurang
yang akan dilakukan. pengetahuan belum teratasi
R: Keluarga klien kooperatif
H: keluarga klien tidak cemas P:
Lanjutkan intervensi

10:05 WIB 4. Memberikan pendidikan 1. Evaluasi tingakat


kesehatan kepada keluarga pengetahuan keluarga
R: Keluarga klien kooperatif 2. Jelaskan setiap
H: pengetahuan keluarga tindakan keperawatan
bertambah

10:10 WIB 5. Memberikan helt education


agar selalu sedia obat
penurun panas
R: Keluarga kilen kooperatif
H: Ibu klien mempunyai obat
Simpanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1 Selasa I 1. Mengkaji faktor-faktor S:

24 Mei
terjadinya hipertermi - Ibu klien mengstakan
R : Keluarga dan klien mengompres anaknya
2016
kooperatif - Ibu klien mengatakan
09:00 WIB
H : S: 37,1˚C badan anaknya tidak
demam
09:05 WIB 2. Mengobservasi tanda-tanda
vital O:
R : keluarrga dan klien - S : 37,1˚C
kooperatif - Klien tidak demam
H : S: 37,1˚C, N :110 x/menit, - Obst parasetamol masuk
R: 26 x/menit lewat oral

09:10 WIB
3. Mengevaluasi pada kealuarga A:
dalam memberikan kompres Masalah hipertermi teratasi
hangat
R : keluarga klien kooperatif P:
H : keluarga mengompres Hentikan intervensi.
anaknya

09:15 WIB
4. Berkolsborasi dalam
pemberian antipiretik
R : Keluarga dan klien
kooperatif
H : Obat parasetamol masuk
lewat oral dan ceftriaxone
lewat iv
2 09:20 WIB II 1. Membatasi aktivitas selama S:-
anak panas
R : Keluarga klien kooperatif O:
H : Klien banyak - Klien terlihat banyak
beristirahat/tidur beristirahat/tidur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


09:25 WIB 2. Berkolaborasi dalam A:
pemberian Masalah resiko kejang
antipiretik (parasetamol berulang teratasi
R : Keluarga dan klien
kooperatif P:
H : Obat parasetamol masuk Hentikan intervensi
lewat oral
3 09:30 WIB III 1. Mengevaluasi tingakat S:-
pengetahuan keluarga
R : Ibu dan keluarga klien O:
kooperatif - Keluarga klien mampu
H : Ibu klien mampu menjelaskan penyakit yang
menjelaskan apa yang diderita klien.
sudah dijelaskan olegh
petugas kesehatan A:
Masalah pengetahuan
09:35 WIB 2. Menjelaskan setiap eluarga.
tindakan keperawatan
R :keluarga klien kooperatif P:
H : keluarga klien Hentikan intervensi.
tiadk khawatir

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara teori kesenjangan-kesenjangan yang

diperoleh hasil perbandingan antara BAB II dan BAB III (landasan teori dan tinjauan

kasus), Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An.S dengan Kejang Demam

Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry), Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

Lampung pada tanggal 23-24 Mei 2016.

Adapun pembahasan pada kasus ini meliputi tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, implementasi dan evaluasi, ditemukan perebedaan anatara tinjauan

teoritis dan tinjauan kasus yaitu sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan

komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencangkup dua

langkah pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber

sekunder(keluarga dan tenaga kesehatan) (Doengoes,2011).

Data dasar atau tanda dan gejala yang dikeluhkan klien dengan penyakit Kejang

Demam Sedang adalah : Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama

waktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik

klonik, umumnya kejang berenti sendiri, setelah kejang berenti, anak tidak

memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah bebrapa detik/menit anak terbangun

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


dan sadar kembali tanpa devisit neurologis, sedangkan gejalanya seperti : demam

pingsan selama 30 detik, postur klonik, gerakan klonik.

Pada tinjauan kasus yang muncul pada An.S yaitu : Suhu klien tinggi lebih dari

37,oC, badan anaknya panas dan anak rewel, ibu klien mengatakan anaknya

sebelumnya mengalami kejang ± 5 menit, keluarga banyak bertanya kepada

petugas dan keluartga terlihat bingung.

Data yang muncul pada teori tidak muncul dalam kasus, seperti : klien tidak terjadi

serangan kejang tiba-tiba, klien tidak mengalami penurunan kesadaran data ini

tidak ditemukan pada An.S.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon secara

akuntalitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi (Aziz, 2007).

Pada tinjauan pustaka diagnosa yang mungkin muncul pada penderita Kejang

Demam Sedang yaitu :

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus

b. Resiko kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang

c. Resiko cedera berhubugan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang.

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

(Donna L.Wong, 2009).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Pada tinjauan kasus diagnosa yang muncul pada An.S yaitu :

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus

b. Resiko kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang

c. Resiko cedera berhubugan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang.

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Diagnosa resiko kejang berulang tidak muncul karena data-data yang ada tidak

mendukung untuk ditegakan diagnose ini. Karena klien tidak mengalami kejang

berulang.

C. RENCANA TINDAKAN

Intervensi adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat

pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan

dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Parry, 2005)

Pembuatan intervensi dilakuakan pada tanggal 23 Mei 2016, pada pembuatan

intervensi atau perencanaan pada kasus disesuaikan dengan landasan teori yang

ada dan disesuaikan dengan kondisi klien..

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus.

Intervensi :

1) Kaji faktor-faktor terjadinya hipertermi

2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Ajarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala/ ketiak

4) Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian tipis

5) Kolaborasi dalam pemberian antipiretik (parasetamol).

b. Resiko cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang.

Intervensi :

1) Longgarkan pakaian klien

2) Berikan kompres hangat

3) Batasi aktivitas selama anak panas

4) Kolaborasi dalam pemberian antipiretik sesuai instruksi dokter

c. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Intervensi :

1) Kaji tingkat pengetahaun keluarga

2) Berikan penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam

3) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yamg akan dilakukan

4) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

5) Berikan helt education agar selalu sedia obat penurun panas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


D. IMPLEMENTASI

Implementasi asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016,

implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi atau perencanaan yang

telah dibuat dan sesuia dengan kondisi klien.

a. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin dan

hipotalamus.

Intervensi :

1) Mengkaji faktor-faktor terjadinya hipertermi

2) Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali

3) Mengajarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala/

ketiak

4) Menganjurkan klien untuk menggunakan pakaian tipis

5) Berkolaborasi dalam pemberian antipiretik (parasetamol).

Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa

hipertermi yaitu melibatkan keluarga untuk mengompres menggunakan air

hangat karena dapat menurunkan suhu badan klien.

b. Resiko cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik adanya kejang

Intervensi :

1. Longgarkan pakaian klien

2. Berikan kompres hangat

3. Batasi aktivitas selama anak panas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik sesuai instruksi dokter

Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa resiko

kejang berulang yaitu seperti : menjelaskan pencegahan agar klien tidak

mengalami kejang berulang.

c. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Intervensi :

1) Kaji tingkat pengetahaun keluarga

2) Berikan penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam

3) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yamg akan dilakukan

4) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

5) Berikan helt education agar selalu sedia obat penurun panas.

Dan intervensi yang tidak ada teori tetapi penulis lakukan pada diagnosa resiko

kejang berulang yaitu seperti : melakukan tindakan keperawatan sesuai yang

dibutuhkan klien.

E. EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapiproses keperawatan yang

menandakan seebrapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan

pelaksanaan yang berhasil dicapai (Potter & Perry, 2005).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari dari tanggal 23-24 Mei 2016

didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Hipertermi dapat teratasi sampai hari ke dua ,karena klien tidak demam dan

suhu tubuh klien kembali normal dari 39,1ºC menjadi 37,1ºC.

2) Resiko cidera teratasi sampai hari ke dua ,karena ibu klien selalu mengompres

klien jika klien demam dan mengganti pakaian yang mudah menyerap

keringat/longgar.

3) Kurang pengetahuan teratasi sampai hari ke dua, karena ibu dan keluarga klien

mendapatkan pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan dan keluarga

mampu menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas kesehatan

tentang kejang demam sedang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Kejang Demam

Sedang di Ruang Anak (Tom Jerry) di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

Lampung pada tanggal 23-24 Mei 2016 maka penulis menyimpulkan :

1. Pada saat pengkajian dibutuhkan kerjasama yang baik dengan keluarga

pasien, perawat kesulitan berkomunikasi dengan klien karena klien selalu

menangis.

2. Diagnosa yang berhasil ditegakkan oleh penulis pada asuhan keperawatan

kejang demam ini adalah : Hipertermi, resiko cidera, dan kurang pengetahuan

tentang penyakitnya.

3. Intervensi yang disusun penulis telah disesuaikan dengan diagnosa

keperawatan yang diangkat dan berdasarkan teori yang ada.

4. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi intervensi yang ada

karena intervensi yang dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi yang dialami

klien.

5. Evaluasi yang telah dilakukan pada An.S maka hasil evaluasi dari tindakan

keperawatan menunjukkan masalah teratasi pada diagnosa I, II, III ini

dikarenakan suhu tubuh kembali normal dan tidak mengalami cidera kejang,

karena tidak terjadi kejang berulang serta keluarga sudah mampu menjelaskan

tentang penyakit yang diderita anaknya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


B. Saran

Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis memberi saran yang baik

kepada keluarga klien :

1. Dalam pengkajian data pasien harus teliti dan perlu adanya kerja sama antara

perawat, pasien, keluarga dan tim medis lainya, agar memperlancar proses

asuhan keperawatan.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan harus ditegakan, baik itu aktual

ataupun resiko berdasarkan masalah yang ditemukan pada saat pengkajian.

3. Diharapkan pihak rumah sakit dapat memberikan pelayanan secara intensif.

4. Memberikan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan klien.

5. Dalam evaluasi kasus kejang demam sederhana (KDS) ini dilakukan untuk

memberikan motivasi kepada keluarga untuk memberikan perlindungan dan

cara mengatasi kejang demam sedang pada anak.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR PUSTAKA

Alumul Hidayat, A.aziz 2007. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi


Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika.

Carpenito L.J, 2000. Diagnosa Keperawatan Pada Praktek Klinis.Jakarta : EGC

Doengoes, Mariliyn, E. 2000. Renana Asuhan Keperawatan edisi III, Jakarta : EGC

Lestari. T.Januari.(2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Masjoer. Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Media Aeuskulapius Fkui.
Jakarta

M.Rudolph. Abraham.2006. Buku Ajar Pediatric Rudolph.Jakarta : EGC

Roy. Meadow.2005. Notes Pediatrik .Edisi 7.Erlangga.Jakarta.

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Prdiatrik, Alih Bahasa Andry
Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan editor edisi bahasa Indonesia. Edisi 6.
Jakarta : EGC.

https//googleweblight.com/lite_url=https://smaraputraatjuatdjoezt.wordpress.com/201
3/06/09/laporan-pendahuluan-asuhan-eperawatan-anak-dengan-kejang-demam-
sedang./html.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai