Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Power Plant ISSN No :2356-1513

Analisa Pengaruh Jumlah Pengoperasian CWP Terhadap Performa Kondensor


PLTU Rembang
Andika Widya Pramono
Jurusan D3 Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik – PLN
Email : andika_pram@yahoo.com

Gita Puspa Artiani


Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknik – PLN
Email : gita_artiani@yahoo.com

Alan Laksono
Jurusan D3 Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik – PLN

Abstract
Heat exchanger is a device used to transfer heat from one fluid to another fluid. One in Rembang heat
exchanger is a condenser. The condenser serves to condense low pressure steam turbine output by using sea
water as coolant fluid. The condenser is a turbine auxiliary equipment which, if having problems then it will
result in generation efficiency. In the design of the contractor takes 4 CWP to supply cooling water condenser,
but the reality on the ground, only 3 CWP operated. Therefore it is necessary to know how the effects of these
operations on the performance of the condenser. The method of analysis is done by calculating the performance
of the condenser is based on the current operating parameters of the performance test. By knowing the
conditions and the actual performance of the condenser, it will be able to increase plant efficiency.

Keywods: heat exchangers, condensers, CWP, auxiliary, fluid, performance test

1. PENDAHULUAN
Pembangkit listrik memegang peranan sangat berimbas pada pasokan energi listrik. Untuk
penting dalam memenuhi kebutuhan akan energi mencegah penurunan performa kondensor, maka
listrik di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, harus dilakukan monitoring kondisi peralatan
kebutuhan energi listrik kian meningkat. yang rutin minimal setiap bulan. Hal ini
Pemerintah mengatasi masalah tersebut dengan bertujuan untuk lebih mudah dan cepat dalam
membangun pembangkit-pembangkit baru untuk mengatasi jika terjadi permasalahan.
mengimbangi pertambahan kebutuhan energi
listrik yang meningkat begitu pesat dari tahun ke Kondensor yang digunakan di PLTU Rembang
tahun. Selain itu, kehandalan pembangkit listrik adalah tipe Surface Condenser yang didalamnya
pun kian dituntut untuk terus meningkatan. berbentuk shell dan tube. Bagian shell berisi uap
bekas pemutar turbin, sedangkan di dalam tube
Saat ini, pembangkit listrik dituntut memiliki berisi air yang digunakan untuk pendingin
kehandalan tinggi. Hal ini tentu saja berimbas kondensor. Air pendingin tersebut merupakan air
pada kehandalan peralatan pada pembangkit. laut yang dipompakan oleh CWP (Circulating
Agar memiliki kinerja yang tinggi, maka setiap Water Pump).
peralatan pembangkit harus mempunyai efisiensi
yang tinggi. Suatu penelitian dilakukan sebagai Di PLTU Rembang terdapat 4 CWP yang
proses pembelajaran untuk dapat mengetahui masing-masing memiliki spesifikasi yang sama.
kerja peralatan pembangkit dan agar dapat 4 CWP ini dioperasikan untuk mensuplai
ditingkatkan lebih baik lagi kehandalannya. kebutuhan air laut sebagai media pendingin ke
beberapa peralatan seperti kondensor dan SWBP
Salah satu dari sekian banyak peralatan (Sea Water Booster Pump) untuk dua unit.Untuk
pembangkit yang harus dijaga kehandalannya pendinginan kondensor, idealnya adalah 4 CWP
adalah kondensor. Baik buruknya performa digunakan untuk 2 kondensor, yaitu kondensor
kondensor akan berakibat secara langsung unit #10 dan unit #20 dengan syarat
terhadap performa pembangkit secara interconnecting valve ditutup. Dengan kata lain 2
keseluruhan. Tentu saja hal ini juga akan CWP mensuplai 1 kondensor. Sehingga kinerja

1
Jurnal Power Plant ISSN No :2356-1513

tiap kondensor sangat bergantung pada kinerja dingin) maupun gas yang mempunyai suhu yang
CWP dan temperatur air yang masuk kondensor. berbeda. Berdasarkan aliran fluidanya dapat
Pada kenyataannya, di PLTU Rembang dikelompokkan menjadi parallel flow, counter
dioperasikan dengan menggunakan 3 CWP, flow, dan cross flow. Untuk mengetahui
sedangkan 1 CWP kondisi standby. Dengan performa kondensor, dibutuhkan beberapa
kondisi seperti ini maka interconnecting valve perhitungan diantaranya adalah :
diposisikan open. Hal ini berarti 1 kondensor a. Laju Perpindahan Panas
disuplai oleh 1½ CWP. Maka secara logika 𝑄 = 𝑚̇𝑐 × 𝐶𝑝𝑐 × (𝑇𝑐𝑜 − 𝑇𝑐𝑖 )
aliran air laut akan berkurang dan kecepatan dimana :
aliran juga berkurang dan hal ini akan 𝑚̇𝑐 = laju aliran massa fluida
mempengaruhi kinerja kondensor. Tetapi ada pendingin (kg/s)
beberapa pertimbangan penting yang 𝐶𝑝𝑐 = panas jenis fluida pendingin
melatarbelakangi dioperasikannya 3 CWP untuk (kJ/kg.°C)
2 unit. 𝑇𝑐𝑜 = temperatur keluar fluida
pendingin (°C)
Dalam penelitian ini, akan dianalisa tentang 𝑇𝑐𝑖 = temperatur masuk fluida
kondisi ini. Seberapa besar pengaruhnya pendingin (°C)
terhadap performa kondensor dan juga
pertimbangan apakah yang mendasari b. ΔTLMTD
pengoperasian seperti ini. Sehingga pada (𝑇ℎ𝑜 − 𝑇𝑐𝑖 ) − (𝑇ℎ𝑖 − 𝑇𝑐𝑜 )
akhirnya dapat disimpulkan total jumlah ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 =
𝑇 −𝑇
pengoperasian CWP yang efisien. ln (𝑇ℎ𝑜 − 𝑇 𝑐𝑖 )
ℎ𝑖 𝑐𝑜
dimana :
2. KAJIAN LITERATUR
2.1. Kondensor 𝑇𝑐𝑖 = temperatur masuk fluida
Kondensor merupakan alat penukar kalor (heat pendingin (°C)
exchanger) yang berfungsi mengkondensasikan 𝑇𝑐𝑜 = temperatur keluar fluida
uap bekas dari turbin menjadi air kondensat yang pendingin (°C)
kemudian air kondensat tersebut ditampung di 𝑇ℎ𝑖 = temperatur masuk fluida panas
hotwell. Selanjutnya air tersebut disirkulasikan (°C)
kembali ke boiler untuk diproses kembali 𝑇ℎ𝑜 = temperatur keluar fluida panas
menjadi uap. Proses pada kondensor yang terjadi (°C)
adalah proses perpindahan panas.Banyak macam
jenis-jenis kondensor yang digunakan oleh c. Overall Heat Transfer Coefficient
beberapa industri pembangkit. Menurut jenisnya, 𝑄
𝑈=
kondensor dapat diklasifikasikan menjadi dua 𝐴 × ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
jenis, yaitu kondensor kontak langsung (Direct dimana :
Contact Condenser) dan kondensor permukaan 𝑄 = laju perpindahan panas (kW)
(Surface Condenser). 𝐴 = luas permukaan perpindahan
panas (m2)
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = Log Mean Temperature
Difference (°C)

d. Cleanliness Factor
𝑈
𝐶𝐹 = × 100%
𝑈𝑐
dimana :
𝑈 = overall heat transfer coefficient
(kW/m2.°C)
Gambar 1. Kondensor PLTU Rembang 𝑈𝑐 = clean overall heat transfer
coefficient (kW/m2.°C)
2.2. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah peralatan yang e. Efektifitas Kondensor
digunakan untuk melakukan proses pertukaran 𝑄
kalor antara dua fluida, baik cair (panas atau 𝜀= × 100%
𝑄𝑚𝑎𝑥

2
Jurnal Power Plant ISSN No :2356-1513

dimana : perhitungan yang mengacu pada standar ASME


𝑄 = laju perpindahan panas (kW) PTC 12.2 Steam Surface Condenser, EPRI
𝑄𝑚𝑎𝑥 = laju perpindahan panas Condenser Application and Maintenance Guide
maksimal (kW) dan juga EPRI Condenser In-Leakage Guideline.
Hasil keseluruhan perhitungan performa
f. Pemakaian Sendiri (PS) kondensor disajikan dalam bentuk tabel dibawah
𝑃 = √3 × 𝑉 × 𝐼 × cos ∅ × 𝑛 ini untuk lebih memudahkan dalam menganalisa.
dimana :
𝑉 = tegangan listrik (volt) Tabel 1. Hasil perhitungan performa kondensor
𝐼 = arus listrik (ampere) PLTU Rembang
cos ∅ = faktor daya
𝑛 = jumlah CWP

3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif dimana metode ini memiliki tujuan
untuk melakukan analisa performa sebuah
kondensor aktual saat dioperasikan dengan 3
CWP dan 4 CWP. Dan juga menganalisa tingkat
efisiensi terhadap kondisi unit secara global.

3.1 Teknik Pengumpulan Data


Agar tujuan telah diuraikan sebelumnya dapat Nilai perpindahan panas tersebut dipengaruhi
tercapai dengan baik, maka diperlukan data yang oleh besarnya flow air pendingin yang melewati
akurat sebagai dasar penelitian. Data untuk dasar kondensor. Semakin kecil flow air pendingin
penelitian ini penulis dapat dengan cara sebagai maka semakin kecil perpindahan panasnya,
berikut : sebaliknya jika flow air pendingin semakin besar
1. Studi Lapangan / pengamatan langsung maka perpindahan panasnya semakin besar.
2. Studi Literatur Besar kecilnya flow air pendingin ditentukan
3. Wawancara oleh jumlah CWP yang dioperasikan.

3.2 Teknik Pengolahan Data Nilai ΔTLMTDterkecil pada kondensor 10 A dan


Dalam teknik pengolahan data, akan dijabarkan terbesar pada kondensor 20 A. Hal tersebut
tentang pengolahan data yang didapat dari dipengaruhi oleh temperatur inlet cooling water
pengumpulan data sebagai bahan untuk proses dan juga kebersihan tube kondensor sehingga
penelitian. Metode yang dilakukan adalah menyebabkan ΔTLMTDberbeda-beda.
metode perhitungan. Adapun langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut : Nilai overall heat transfer coefficient merupakan
a. Perhitungan Laju Perpindahan Panas nilai aktual kebersihan kondensor. Nilai tersebut
b. Perhitungan ΔTLMTD dipengaruhi oleh nilai perpindahan panas pada
c. Perhitungan Overall Heat Transfer kondensor dan juga nilai ΔTLMTD. Yang sangat
Coefficient mempengaruhi nilai overall heat transfer
d. Perhitungan Cleanliness Factor coefficient adalah nilai perpindahan panasnya.
e. Perhitungan Efektifitas Kondensor Semakin besar nilai perpindahan panasnya maka
f. Perhitungan Pemakaian Sendiri (PS) semakin besar pula nilai overall heat transfer
coefficient dan begitu pula sebaliknya. Nilai
clean overall heat transfer coefficient merupakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai kebersihan kondensor pada kondisi 100%.
Dalam menganalisa perpindahan panas suatu
Hal yang mempengaruhi nilai clean overall heat
heat exchanger menggunakan beberapa metode
transfer coefficient adalah besarnya nilai
pengamatan. Perpindahan panas pada suatu heat
kecepatan air pendingin yang mengalir ke dalam
exchanger adalah dengan cara konduksi dan
tube kondensor. Semakin besar kecepatan yang
konveksi. Pada perhitungan kali ini, perhitungan
mengalir di dalam tube kondensor, maka
perpindahan panas ini didasari oleh prosedur
semakin besar pula nilai clean overall heat

3
Jurnal Power Plant ISSN No :2356-1513

transfer coefficient dan begitu pula sebaliknya


jika kecepatan aliran semakin kecil maka nilai Daftar Pustaka
clean overall heat transfer coefficient semakin
kecil. ASME. ASME PTC 12.2 Steam Surface
Condensor. New York: ASME. 2000.
Jika melihat nilai cleanliness factor dari hasil
perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan Corp, Dongfang Electric. Turbine Operation
bahwa untuk mendapatkan kondisi kondensor Manual. Edition 3. Chengdu: DEC. 2012
yang bersih adalah dengan memperbesar jumlah
aliran air pendingin yang melewati tube Gill, A.B. Power Plant Performance.
kondensor. Kondisi kondensor 20 A mengalami Buttherworths. 1984.
penurunan yang signifikan dibandingkan
kondensor lainnya. Hal ini kemungkinan Incropera ; DeWitt ; Bergman ; Lavine.
disebabkan banyaknya fouling di dalam tube Fundamental of Heat and Mass Transfer.
kondensor. Semakin kecil nilai cleanliness factor Edition 6. Wiley. 2007.
maka mengindikasikan tube kondensor semakin
kotor. Jika tube semakin kotor maka perpindahan EPRI. Condenser Application and Maintenance
panas yang terjadi di dalam kondensor menjadi Guide. California: EPRI. 2001.
kurang optimal. Disinilah pentingnya dalam
melakukan perhitungan cleanliness factor EPRI. Condenser In-Leakage Guideline.
sebagai indikator kebersihan tube kondensor. California: EPRI. 2000.
Nilai efektifitas kondensor dipengaruhi oleh
jumlah aliran air pendingin. Semakin sedikit
jumlah air pendingin yang dapat memindahkan
panas secara maksimal, maka efisiensi
kondensor semakin bagus.

Dari hasil perhitungan pemakaian sendiri


diketahui bahwa untuk mengoperasikan 3 CWP
membutuhkan daya listrik sebesar 5790 kW,
sedangkan untuk mengoperasikan 4 CWP
membutuhkan daya listrik sebesar 7720 kW. Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
mengoperasikan 3 CWP, maka dapat menghemat
daya sebesar 1930 kW dari total daya untuk
pemakaian sendiri.

Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dan melakukan
analisa terhadap hasil perhitungan performa
kondensor serta pengaruhnya terhadap
operasional 3 CWP dan 4 CWP, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
• Kendala utama jika 3 CWP beroperasi
adalah nilai cleanliness factornya menurun,
akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan lebih
sering membersihkan tube kondensor dengan
Condenser Ball Cleaner.
• Dengan mengoperasikan 3 CWP untuk dua
kondensor maka dapat menghemat daya
pemakaian sendiri sebesar 1930 kW dari
total pemakaian sendiri sebesar 15500 kW
atau sebesar 12% dari total pemakaian
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai