Air Umpan Adalah Air Yang Disuplai Ke Bo
Air Umpan Adalah Air Yang Disuplai Ke Bo
Air Umpan Adalah Air Yang Disuplai Ke Bo
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas
atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam system)dan
sistem bahan bakar (fuel system).
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan pada sistem.
Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak mengandung
unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air
yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem
penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan
terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku
dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena harusmemenuhi persyaratan
tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler
T.Hardness Ppm -
Sumber:PullmanKellogs(1980)
Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat pemakaian air,tetapi
kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti tabel berikut.
Tabel 2.2.3 Persyaratan Air Kondensat
1 Konduktivitas mg/l 10
7 C02 mg/l 1
Tekanan Steam pada Boiler (ata) Konsentrasi Air Boiler Maksimum (ppm)
0-20 3500
20-30 3000
30-40 2500
40-50 2000
50-60 1500
60-70 1250
70-100 1000
2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak diolah, proses
pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian boiler. Sebagai aturan umum, semakin
tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran.
Hingga 20 21-39
Faktor kg/cm2 kg/cm2 40-59 kg/cm2
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk asalnya
akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam
disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:
– Oksigen Terlarut
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat
menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak
– Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi
dan gelembung sulit pecah.
– Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4
3. Endapan
– Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida
maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan (contohnya
air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih dahulu, pengolahan
air ini meliputi :
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama
ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak) dan gas-gas
terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
· Pertukaran ion
· Osmosis balik
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku air, sebab
bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan,
dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk
menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah. Penghilangan
yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan
disebut penghilangan mineral atau demineralisasi.
Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system ini Kalor
dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi ataupun sebagai
umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami peningkatan effesiens sekitar 1 % untuk
setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas Asap
Deaerator adalah perangkat yang banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan oksigen dan
gas-gas terlarut lainnya dari feedwater yang masuk ke steam generator (boiler).
Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan kerusakan korosi yang
serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding pipa dan peralatan logam lainnya
sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2 yang bereaksi dengan H2O akan membentuk
asam karbonat yang akan menyebabkan tingkat korosi lebih lanjut. Sebagian
besar deaerator dirancang untuk menghilangkan oksigen ke tingkat 7 ppb berat (0,005 cm³ / L).
1. Tray-type
Gas terlarut yang terkandung pada feedwater akan keluar melalui lubang vent di bagian atas Vertical
deaeration.
Feedwater yang sudah murni atau tidak mengandung unsur O2 dan gas lainnya akan mengalir ke
dalam Horizontal vessel dan dipompa ke Steam Drum untuk pembangkit steam. Low-pressure
deaeration steam, yang mengalir didalam sparger pipe di bawah Horizontal vessel, disediakan untuk
menjaga feedwater boiler tetap terjaga temperaturnya. Insulasi eksternal dari Horizontal
vessel tersebut biasanya disediakan untuk meminimalkan kehilangan panas.
2. Spray-type
Spray type hanya terdiri dari sebuah Horizontal/Vertical vessel yang berfungsi baik sebagai bagian
proses deaerasi dan sebagai tangki penyimpanan untuk feedwater murni.
Feedwater yang sudah dipanaskan kemudian mengalir ke bagian dearation (F), di mana akan di-
deaerated oleh uap yang naik dari sistem sparger. Gas-gas kontaminan akan keluar melalui lubang di
bagian atas vessel.
Boiler feedwater yang sudah di deaerasi akan dipompa dari dasar vesse ke sistem pembangkit steam
boiler.
Let us calculate Boiler efficiency of coal fired boiler. Ambient temp is 80 F and Back End Temperature
(Exh gas temp) is 302 F. The percent composition of Coal is as under:
Carbon , C - 76.0 ;
Hydrogen, H2 - 4.1 ;
Oxygen, O2- 7.6 ;
Suphur, S - 1.3 ;
Moisture, H2O - 3.0 ;
Ash - 7.0 ;
The Combustion calculations of the above fuel is already explained in detail in the other article
From the above calculations, Unit Wet Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Air + (1-Ash)
= 13.12 + (1-0.007)
= 14.05
Unit Dry Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Gas – (Moisture in Air + Water produced during
combustion)
= 13.484
Higher Heating Value, HHV or Gross Calorific Value, GCV in BTU/Lb
= 14600.C + 62000 (H2-O2/8) + 4050.S
Lower Heating Value, LHV or Lower Calorific Value, LCV or Net Calorific Value, NCV, BTU/lb
= HHV – 1030(9.H2 + Moisture)
Let us use HHV and LHV notation.
HHV = (14600 x 76 +62000 (4.1-7.6/8) + 4050 x 1.3 )/100
= 13101.65 BTU/lb (7278.7 Kcal/kg )
LHV = 13101.65 – 1030(9*4.1+3)/100
= 12690.6 BTU/lb (7050 Kcal/kg)
Calculations of the Losses based on Higher Heating Value:
f) Radiation Loss:
Radiation Loss is because of hot boiler casing loosing heat to atmosphere. ABMA
chart gives approximate radiation losses for fired boilers.
Let us take a radiation Loss , Lf = 0.4 % in this case.
g) Manufacturer’s margin :
This is for all unaccounted losses and for margin. Unaccounted losses are because of
incomplete combustion carbon to CO, heat loss in ash ..etc. This can be 0.5 to 1.5 %
depending up on fuel and type of boiler.
In this case, let us take, Manufacturer’s margin Lg = 1.5%.
Total Losses = La + Lb + Lc + Ld + Le + Lf + Lg
= 5.48 + 0.263 + 3.23 + 0.4 +0.133 +2.5 + 1.5
= 13.506 %
Therefore, Efficiency of the boiler on HHV basis = 100 – Total Losses
= 100 – 13.506
= 86.494 %
Efficiency based on LHV:
Efficiency based on LHV = Efficiency on HHV x HHV
LHV
= 86.494 x 13101.6
12690.6
= 89.29 %
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju
aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang
keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik
dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga
menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem
boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air
umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai
kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air
umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari
sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari boiler yang
mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler:
- Furnace
- Steam Drum
- Superheater
- Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang
diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
- Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air yang
terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
- Safety valve
- Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di dalam
pipa steam.
Proses Pemurnian Minyak Sawit
1. Degumming
Degumming merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan
fosfatida, wax, dan pengotor lainnya dengancara penambahan air, larutan garam, atau
larutan asam.Degumming mengkonversi fosfatida menjadi gum terhidrasiyang tidak larut
dalam minyak dan selanjutnya akan dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi.
Pada pabrik sederhana, degumming dilakukan dengan caramemanaskan CPO hingga
temperatur 90-130oC dimana temperatur ini adalah temperatur yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi CPO dengan asam fosfat. Setelah itu, CPO dipompa ke dalam mixer
statis dengan penambahan 0,35-0,45 kg/ton CPO. Pengadukan yang terus-menerus di dalam
mixer bertujuan untuk menghilangkan gum.Proses ini akan mempermudah penghilangan gum
pada prosespenyaringan berikutnya sehingga ukuran deodorizer tidak terlalubesar.
2. Netralisasi
Proses netralisasi konvensional dengan penambahan soda kaustik
merupakan proses yang paling luas digunakan dan juga prosespurifikasi terbaik yang dikenal
sejauh ini. Penambahan larutan alkali ke dalam CPO menyebabkan beberapa reaksi kimia dan
fisika sebagai berikut:
1. Alkali bereaksi dengan Free Fatty Acid (FFA) membentuk sabun.
2. Fosfatida mengabsorb alkali dan selanjutnya akan terkoagulasi
melalui proses hidrasi.
3. Pigmen mengalami degradasi, akan terabsorbsi oleh gum.
4. Bahan-bahan yang tidak larut akan terperangkap oleh material terkoagulasi.
Efisiensi pemisahan sabun dari minyak yang sudah dinetralisasi, yang biasanya
dilakukan dengan bantuan separator sentrifugal, merupakan faktor yang signifikan dalam
netralisasi kaustik. Netralisasi kaustik konvensional sangat fleksibel dalam memurnikan
minyak mentah untuk menghasilkan produk makanan (O’Brien, R.D.1998).
Netralisasi dengan menggunakan soda kaustik dapat dilakukan untuk minyak kelapa sawit
yang mengandung 8 sampai 10% Asam lemak bebas. Prosesnetralisasi ini antara lain:
prapemanasan minyak sawit mentah hingga 54-71oC, netralisasi dengan soda kaustik
secukupnya, pemanasan hingga 82-88oC untuk mengendapkan fasa sabun dan langsung
disentrifugasi. Minyak yang telah ternetralisasi kemudian dicuci dengan air dan selanjutnya
dipisahkan sekali lagi melalui proses settling atau sentrifugasi untuk menghilangkan sisa
pengotor dan sisa sabun. Selanjutnya minyak dikeringkan dengan bantuan vacuum dryeratau
langsung dilakukan proses bleaching.
3. Bleaching
Minyak kelapa sawit yang sudah dinetralisasi mengandung residu sabun, logam,
produk-produk oksidasi, dan pigmen warna. Untuk itu dilakukan proses pemucatan
(bleaching) untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut. Pemucatan minyak sawit dapat
dilakukan denganbleaching earth atau dengan perusakan dengan panas. Karena
tingginya kandungan pigmen di dalam minyak sawit, dibutuhkanbleaching earth yang lebih
banyak dan waktu pemucatan yang lebihlama dibandingkan proses pemucatan minyak nabati
lainnya.
Menurut Arumughan et al. (1985) kondisi optimal pemucatan didapat dengan
penambahan 3% bleaching earth yang mengandung karbon aktif dengan perbandingan 9:1
dan pemucatan pada temperatur 150oC dalam keadaan vakum 700 mmHg. Menurut Iyung
Pahan (2008), kondisi proses pemucatan optimal dapat dicapai pada temperatur 100 –
130oC selama 30 menit dengan injeksi uap bertekanan rendah ke dalam bleacher untuk
mengaduk konsentrasi slurry. Setelah melewatiproses bleaching, minyak sawit disaring untuk
menghilangkanbleaching earth yang masih terbawa di dalamnya.
4. Deodorisasi
Minyak sawit yang keluar dari proses pemucatan mengandung aldehida, keton,
alkohol, asam lemak berberat molekul ringan, hidrokarbon, dan bahan lain hasil dekomposisi
peroksida dan pigmen. Walaupun konsentrasi bahan-bahan tersebut kecil, bahan-bahan
tersebut dapat terdeteksi oleh rasa dan aroma minyaknya. Bahan-bahan tersebut lebih volatil
pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Proses deodorisasi pada intinya adalah distilasi
uap pada keadaan vakum. Distilasi uap pada tekanan vakum untuk menguapkan aldehid dan
senyawa aromatik lainnya menggunakan prinsip hukum Raoult.
Sebelum masuk ke dalam alat deodorisasi, minyak yang sudah dipucatkan dipanaskan
sampai 210-250oC. Alat deodorisasi beroperasi dengan 4 cara, yaitu deaerasi minyak,
pemanasan minyak, pemberian uap ke dalam minyak, dan pendinginan minyak. Di dalam
kolom, minyak dipanaskan sampai 240-280oC dalam kondisi vakum. Manfaat pemberian uap
langsung menjamin pembuangan sisa-sisa asam lemak bebas, aldehida, dan keton.
5. Fraksinasi
Proses fraksinasi dibutuhkan untuk memisahkan trigliserida yang memiliki titik leleh
lebih tinggi sehingga minyak sawit tidak teremulsi pada temperatur rendah. Proses fraksinasi
dapat dilakukan dengan 3cara, yaitu fraksinasi kering, fraksinasi basah, dan fraksinasi dengan
solvent. Pada fraksinasi kering, minyak sawit didinginkan perlahan dan disaring untuk
memisahkan fraksi-fraksinya. Pada fraksinasi basah, kristal pada fraksi stearin dibasahi
dengan menggunakan surfaktan atau larutan deterjen. Pada fraksinasi dengan solvent, minyak
sawit diencerkan dengan menggunakan solvent seperti heksan, aseton, isopropanol, atau n-
nitropropan. Proses fraksinasi kering lebih disukai karena lebih ramah lingkungan.
Fraksinasi dilakukan untuk mendapatkan minyak dengan kestabilan dingin yang baik. Titik
leleh merupakan suatu indikasi jumlah unsaturated fatty acid dan asam lemak yang memiliki
rantai pendek. Titik leleh akan meningkat seiiring dengan bertambahnya panjang rantai dan
menurun seiiring dengan bertambahnya jumlah unsaturated bond.