Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Tangki Berpengaduk
2) Blender
3) Penggerus
4) Gelas Ukur 10 ml
5) Pipet tetes
6) Batang pengaduk
7) Neraca analitis
8) Baker glass 200 ml
9) Labu ukur 10 ml
10) Corong pemisah
11) Kertas saring
12) Gelas corong
13) Water bath
14) Aerometer
15) Viskometer
16) Triplek
17) Kuas
18) Kaleng cutter
19) pH Meter
20) Isolasi
21) Peralatan destilasi
22) Stirrer

3.3.2 Bahan
1) Daun Pandan
2) Aquadest
3) CaO
4) Getah Karet (Lateks)
5) CPO
6) Na2CO3
7) Natrium Bicarbonat
8) Aseton
9) Etanol
10) Urea

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Mei 2021 sampai dengan Agustus 2021 di
Laboratorium Teknik Kimia POLSRI. Waktu penelitian dilakukan dari pukul 08.00-
15.00 WIB.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pembuatan Pigmen Daun Pandan
1) Mencuci daun pandan
2) Menimbang daun pandan yang akan digunakan
3) Membuat larutan etanol 90% dan aseton 90%
4) Menyiapkan baker glass 200 ml
5) Memasukkan campuran larutan etanol dan aseton dengan ratio 10:0, 8:2, 6:4,
4:6, 2:8, 0:10 kedalam baker glass berisi daun pandan
6) Memasukkan larutan 10% Natrium Bicarbonat 0,7% per 100% solvent
7) Melakukan proses ekstraksi selama 1 hari
8) Memisahkan hasil ekstraksi menggunakan bantuan corong buchner
9) Hasil ekstraksi tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel untuk dilakukan
proses destilasi.
10) Rankai peralatan distilasi.
11) Melakukan distilasi terhadap sampel daun pandan yang sudah di ekstrak
pada suhu 40oC.

Daun Pencucian Pencacahan Persiapan


Pandan (Blender) Solvent

Hasil Penimbangan Ekstraksi Yes No

Diagram Alir Ekstrasksi Antosianin dari Daun Pandan

3.3.2 Pembuatan Cat Lateks


1) Menyiapkan bahan- bahan penyusun dari cat berupa :
a. Jumlah solid yang digunakan sebesar 40% massa cat dimana 60% dari
massa solid adalah bahan pengisi (CaO) dan 40% lainnya adalah pigmen
(daun pandan).
b. 60% dari massa cat adalah solven dan binder (lateks), dimana solven
terdiri dari dua bahan yaitu : 10% co-solven (CPO) dan 90% solven
primer (Air).
2) Mencampurkan binder dan solven dengan perbandingan binder : solven
(1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1).
3) Mencampurkan pigmen, filler, dan aditif ke dalam campuran solven dan
binder yang telah dibuat.
4) Mengaduk campuran hingga terlihat benar- benar homogen.
5) Jika campuran sudah homogen, simpan dalam wadah tertutup dan tidak
terpapar sinar matahari.
6) Cat sudah dapat digunakan dalam tahap analisa.

3.3.3 Uji Densitas


1) Menimbang piknometer kosong (a)
2) Menimbang piknometer yang sudah berisikan air (b)
3) Menghitung berat air (b-a)
4) Menghitung volum piknometer (b-a)/ρ air
5) Menimbang piknometer + sampel cat (c-a)
6) Menghitung densitas sampel cat (c-a)/ volum piknometer.

3.3.4 Uji Viskositas (AOAC, 1995)


Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskotester VT-04.
1) Memasukkan contoh cat sebanyak ± 25 ml (jumlah yang diperlukan untuk
merendamkan tanda tera pada beban) kedalam botol sampel.
2) Memasukkan contoh cat ke dalam wadah hingga tanda tera pada beban
terendam.
3) Setelah jarum menunjukkan angka nol, menjalankan motor penggerak.
4) Mematikan motor setelah satu menit, dan tombol penekan jarum ditekan
5) Mencatat angka dari viskositas yang telah terukur.

3.3.5 Uji Waktu Pengeringan (SNI 3564-2009)


Prosedur yang dilakukan untuk waktu mengering ini mengacu pada SNI
3564-2009 yang menggunakan lempeng uji sebuah ashbes dengan panjang 8,5
cm dan lebar 5,5 cm yang disesuaikan dengan jumlah hasil cat yang
dihasilkan.
1) Menyiapkan triplek dengan panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm.
2) Melapisi permukaan triplek dengan cat yang telah dibuat
3) Menempatkan lempeng uji (kayu triplek) pada psosi mendatar dengan
ketinggian yang cukup.
4) Meletakkan ibu jari diatas triplek dan menekan triplek dengan tekanan
maksimum serta memutar ibu jari dengan putaran 90o.
5) Menganalis lapisan contoh yang dinyatakan kering keras bila tidak ada
lapisan contoh yang terlepas, terpisah, mengkerut atau tanda kerusakan
lainnya.
3.3.6 Uji pH (SNI 3564-2009)
Pengukuran nilai pH menggunakan alat pH meter
1) Mencelupkan elektrod kaca ke dalam cat
2) Menekan enter pada alat pH hingga keluar angka pada display
3) Mencatat angka yang terdapat pada display

3.3.7 Uji Daya Rekat (ASTM, 1991)


Pengujian terhadap daya rekat suatu cat dilakukan dengan metode cross cut
tape test. Dengan memakai lempeng uji sebuah triplek yang berukuran
panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm.
1) Menyiapkan triplek dengan panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm
2) Melapisi permukaan yang telah di cat dengan cat yang telah dibuat.
3) Membagi bagian triple tersebut menjadi 100 bagian dengan menggunakan
cutter dengan luas masing- masing 0,01 cm2
4) Melekatkan bagian- bagian tersebut dengan pita perekat/double tip
kemudian melepaskannya kembali.
5) Ukur ketahanan rekat berdasarkan jumlah bagian cat yang masih
menempel.

3.3.8 Uji Daya Tutup (Anisa,2011)


Pengujian terhadap daya tutup suatu cat ini dilakukan dengan menggunakan
lempeng uji sebuah triplek yang berukuran panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm
serta memakai cat acrylic berwarna putih sebagai cat dasar.
1) Menyiapkan triplek dengan panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm
2) Melapisi permukaan triplek dengan cat acrylic berwarna putih
3) Memasukkan cat hasil penelitian sebanyak 10 ml ke dalam gelas ukur
berukuran 10 ml
4) Mengoleskan cat hasil penelitian ke permukaan triplek yang telah dilapisi
cat berwarna putih sebagai warna dasar.
5) Mencatat seberapa banyak cat yang digunakan untuk menutupi cat yang
telah dioleskan sebelumnya

3.3.9 Uji Nilai L*,a*,b* (Metode Hunter)


Pengukuran Nilai L*,a*dan b* cat menggunakan Color ryder yang bermerk
CR-10.
1) Siapkan cat yang akan diuji nilai L*a*b* nya ke dalam botol sampel
sebanyak 50 ml.
2) Letakkan alat Color ryder tepat di atas botol sampel dengan lensa ke arah
botol sampel yang berisi cat.
3) tombol enter dan membaca nilai L*a*b* pada display.
4) Catat nilai L*a*b* yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai