Jbptunikompp GDL Andriasdar 23229 1 Materii P
Jbptunikompp GDL Andriasdar 23229 1 Materii P
Materi : I (satu)
PENDAHULUAN
Ilmu Perbandingan Politik adalah salah satu cabang studi politik (study of
politics) dan ilmu politik (political science). Studi perbandingan politik acapkali
membingungkan, tidak saja bagi para mahasiswa, namun juga para akademisi.
Ilmu politik dan ilmu perbandingan politik berkaitan dalam hal teori dan metode.
Teori, adalah serangkaian generalisasi yang tersusun secara sistematik,
sedangkan metode, adalah suatu prosedur atau proses yang menggunakan
teknik-teknik dan perangkat tertentu dalam mengkaji sesuatu guna menelaah,
menguji dan mengevaluasi teori.
Dalam studi ini, banyak istilah yang terlanjur digunakan secara longgar dan
diartikan secara berbeda-beda. Contohnya istilah “perbandingan pemerintahan”,
yang biasanya mengacu ke studi tentang berbagai negara bangsa di Eropa, dan
fokus studi ini adalah tentang lembaga-lembaga beserta segenap fungsinya di
negara-negara itu, dengan penekanan pada lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif, serta berbagai organisasi lain yang terkait seperti partai politik dan
pressure group.
Kita dapat menggali hubungan ilmu politik dan perbandingan politik dengan
bidang-bidang lain, seperti yang dilakukan oleh Ronald H. Chilcote, yang melihat
bahwa teori maupun metodenya banyak bersumber dari pemikiran para filsuf
politik “klasik” seperti Aristoteles dan Plato, Machiavelli dan Montesquieu, serta
Hegel, Mark dan Mill.
Perbandingan politik juga banyak bersumber dari pemikiran para tokoh di awal
abad 20 seperti Woodrow Wilson, James Bryce dan Carl Friedrich, yang
telaahannya mengarah ke studi formal tentang pemerintahan dan negara.
Karya dibidang lain yang turut mempengaruhi studi perbandingan politik, antara
lain karya A.R. Radcliffe-Brown dan Bronislaw Malinowski dibidang Antropologi;
Gaetano Mosca, Vilfredo Pareto, Mark Weber dan Emile Durkheim dibidang
sosiologi dan sosiologi politik; serta John M. Keynes, Karl Marx dan V.I. Lenin
dibidang ekonomi politik.
Teori-teori Sistem
Kepustakaan teori-teori sistem dalam perbandingan politik mulai mencuat diawal
tahun 50-an. Ada 3 penulis yang dapat dikemukakan sebagai wakil perintis dan
pengembang teori-teori sistem ini.
Pertama, David Easton, yang bukunya berjudul The Political System dan
sejumlah tulisannya yang lain menandai lahirnya konsep sistem politik
(political system) bersamaan dengan konsep-konsep input dan output,
tuntutan (demands) dan dukungan (support) serta umpan balik;
Kedua, Gabriel Almond, yang banyak dipengaruhi antropolog
fungsionaris A.R. Radcliffe-Brown dan Bronislaw Malinowski, serta
sosiolog Max Weber dan Talcott Parsons. Awalnya Almond menawarkan
suatu klasifikasi sederhana tentang sistem-sistem politik, yang mencakup
pula sistem-sistem politik di luar dunia Barat, dan negara-negara yang
baru merdeka. Ia kemudian bergabung dengan para spesialis
perbandingan politik dengan merumuskan kategori-kategori struktur dan
fungsi, dan mengkaitkannya dengan semua sistem politik yang ada di
dunia. Selanjutnya Almond mengaitkan pula konsepsinya tentang sistem
dengan budaya dan pembangunan;
Ketiga, Karl Deutsch yang karyanya, Nerves of Government, banyak
bersumber dari teori sibernika yang dirumuskan Norbert Wiener ketika
berusaha mengembangkan model politik sistemik (systemic model of
politics).
Teori-teori Budaya
Pendekatan kebudayaan dalam perbandingan politik marak selama 1960-an,
bertolak dari karya-karya tradisional tentang budaya dalam antropologi, studi-
studi tentang sosialisasi dan kelompok-kelompok kecil dalam sosiologi, serta
studi-studi tentang kepribadian dalam psikologi.
Jenis budaya politik merupakan ciri dari sistem politik yang bersangkutan,
misalnya saja budaya politik parokial, budaya politik subjek dan budaya politik
partisipan. Jenis-jenis budaya politik ini merefleksikan orientasi psikologis dan
subjektif dari orang-orang yang menjadi warga suatu negara/masyarakat
terhadap sistem nasional mereka.
Tokohnya adalah Gabriel Almond dan Sydney Verba dalam buku mereka “Civic
Culture”.
Teori-teori Pembangunan
Pendekatan penting ketiga dalam kepustakaan perbandingan politik adalah teori-
teori pembangunan (developmental theories). Perhatian terhadap pembangunan
didorong oleh kemunculan negara-negara baru di dunia ketiga. Almond
memandang penting untuk mengaitkan gagasan-gagasannya tentang hakikat
sistem politik dan tentang budaya politik pembangunan (political culture to
development).
Hasilnya adalah suatu artikel dalam Jurnal World Politics tahun 1965 dan sebuah
buku yang ditulisnya bersama G. Bingham Powell, yakni Comparative Politics: A
Developmental Approach. Dalam buku tersebut Almond secara lebih terarah
berusaha membangun sebuah model yang terdiri dari serangkaian konsep dan
tahapan-tahapan khas proses pembangunan.
Teori-teori Kelas
Sekitar pertengahan 1960-an, Komite Perbandingan Politik (Committee on
Comparative Politics) memutuskan untuk memberi perhatian kepada studi-studi
tentang elite. Munculnya para pemimpin kharismatik seperti Fidel Castro (Cuba),
Kwame Nkrumah (Ghana), Soekarno (Indonesia) melipatgandakan perlunya
mempelajari sosok pemimpin politik di dunia ketiga.