Anda di halaman 1dari 9

VIRUS

Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Secara umum
virus merupakan elemen genetic yang mengandung salah satu asam nukleat
yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribunukleat (RNA) yang dapat
berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu intraseluler dalam tubuh inang
dan ekstraseluler di luar tubuh inang.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri
dari asam nukleat dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion.
Vius dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-oerubahan yang
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan
menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat,
virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.

Beberapa ciri umum virus :


a. ukuran 28-200nm
b. bentuk bervariasi seperti huruf T, batang, bola, jaru, dll
c. organisme non seluler
d. parasite obligat
e. tidak memiliki protoplasma
f. hanya memiliki bahan inti berupa DNA atau RNA
g. tubuh dilindungi oleh kapsid dari protein
h. dapat dikristalkan
i. dapat memperbanyak diri (ber proliferasi) pada sel atau jaringan hidup
j. dapat melewati filter bakteri
Klasifikasi virus :
1. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi , seperti
a. Virus tanaman
Contoh : Tobacco mosaic virus (TMV), merupakan sejenis virus
yang menyerang daun tembakau, Potato yellow dwarf virus (virus
kentang kuning)
b. Virus hewan
Contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing , NCD
(New Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo pada
unggas
c. Virus manusia
Seperti polio, influenza, hepatitis, AIDS,SARS, MERS, dll
d. Virus bakteri
Contoh : Bakteriophage T4
2. Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandungnya
a. Virus RNA
Contoh : virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), dll
b. Virus DNA
Contoh : pox virus, herpes virus, adenovirus, dll

Reproduksi Virus
a. Daur Litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah,
yaitu :
1) Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang
yang sesuai
2) Penetrasi (injeksi) dari virion atau asam nukleat virus ke dalam sel
inang
3) Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini
mesin biosintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam
nuykleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam
tahap ini, disebut tahap Eclipse
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen
membrane pada virus bermembran) ke dalam partikel virus
7) Pelepasan partikel virus yang matang dari sel (lisis)

b. Daur lisogenik
Jika bakteri memiliki kekebalan yang tinggi, bahan inti virus akan
melebur dengan DNA bakteri dan membentuk prophage. Ketika bakteri
melakukan pembelahan, maka prophage tersebut akan ikut mengganda
dans seterusnya.
Suatu ketika prophage tersebut dapat keluar dari tubuh bakteri dan
masuk ke daur litik.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

Berdasarkan sumber penularannya, penyakit yang disebabkan oleh virus


dapat digolongkan ke dalam empat macam, yaktu penyakit yang ditularkan
melalui udara, penyakit yang ditularkan melalui air, penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui hewan.

A. Penyakit yang ditularkan melalui udara


1. Pilek
Pilek merupakan penyakit yang umum diderita oleh anak-anak maupun
orang dewasa. Gejala yang diderita meliputi kelelahan, dan banyaknya
lender yang keluar dari hidung. Penyakit ini disebabkan oleh Rhinovirus
(virus RNA rantai tunggal). Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat
100 macam rhinovirus dengan serotype yang berbeda. Virus-virus lain
seperti adenovirus, coxsackie virus dan orthomyxovirus .

2. Influenza
Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus (virus RNA). Virus ini ditularkan
dari orang ke orang melalui udara, terutama dari cipratan pada saat batuk
atau bersin. Virus ini kemudian menginfeksi membrane mukosa saluran
pernafasan atas dan kadang-kadang masuk ke dalam paru-paru. Gejala
yang diderita biasanya demam ringan dari 3-7 hari, dingin, lesu, pegal linu
dan sakit kepala. Gejala yang lebih berat biasanya bukan disebabkan oleh
virus influenza, namun infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang
masuk ke dalam penderita ketika kekuatan tubuhnya mulai melemah
akibat influenza yang dideritanya.
3. Campak
Campak merupakan penyakit yang biasanya menyerang anak-anak.
Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala pilek, mata merah, batuk dan
panas. Penyebab campak adalah paramzovirus yang masuk melalui hidung
dan tenggorokan dari udara secara cepat menyebar ke seluruh tubuh. Masa
inkubasi penyakit campak adalah 7-10 hari. Komplikasi dari campak yang
sering terjadi adalah infeksi telinga, pneumonia dan campak
enchephalomielitis (jarang terjadi). Namun apabila enchepalomielitis
terjadi maka dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf salah satu
bentuk dari epilepsy. Campak enchepalomielitis merupakan penyakit yang
sangat berbagaya pada anak-anak dan menjadi salah satu penyebab
kematian anak.

4. Gondongan
Gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari
paramyxovirus penyebab penyakit campak. Penyakit ini diedarkan melalui
cipratan yang ditularkan melalui udara yang kemudian mengalir dalam
aliran darah. Penyakit gondongan ditandai dengan membengkaknya
kelenjar ludah yang menyebabkan pembekakan pada ranhang dan leher.
Virus yang menyebar melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain
seperti otak, testes dan pankreas.

5. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara akibat cipratan
dahak atau bersin orang yang mengidap penyakit tersebut. Penyakit ini
menyerang saluran pernafasan, terutama bagian paru-paru. Awalnya
belum diketahui apa penyebab serangan dadakan infeksi paru-paru ini,
sehingga terkesan sebagai penyakit misterius, yang tidak jelas identitas
penyebabnya. Para ahli menemukan virus penyebabnya penyakit tersebut
dengan mengisolasi virus dari dahak pasien ternyata virus keluarga
paramyxoviridae yaitu corona virus.

6. MERS (Middle East Respiratory Syndrome)


MERS merupakan panyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
corona virus. Asal corona virus belum diketahui secara pasti, diduga virus
ini berasal dari unta yang tinggal di Arab Saudi dan sekitarnya.
Penularan MERS tidak semudah flu biasa. Umumnya virus menyebar
melalui kontak langsung.
MERS memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa karena virus
penyebabnya yang sejenis. Gejala-gejala yang umum muncul meliputi :
Demam, batuk, nafas pendek, gangguan pencernaan (diare, mual, muntah)

B. Penyakit yang ditularkan secara seksual

1. Herpes
Herpes simpleks virus dapat menyebabkan luka di sekitar mulut dan juga
dapat menyebabkan infeksi saluran kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Herpes. Penularan melalui kontak langsung dengan luka yang
disebabkan karena virus tersebut.

2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)


AIDS disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
merupakan kelompok retrovirus (virus RNA rantai tunggal)

C. Penyakit yang ditularkan melalui hewan

Rabies
Rabies disebabkan oleh virus dari kelompok fhabdovirus (virus RNA
rantai tunggal). Virus ini dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan
hewan peliharaan yang menderita rabies seperti kucing, anjing, monyet.
Virus rabies menyerang system syaraf pusat hewan berdarah panas dan
pada umumnya mengakibatkan kematian apabila tidak diobati.

D. Penyakit yang ditularkan melalui makanan

Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis. Penyakit ini ditularkan melalui
air, makanan, saliva atau susu yang terkontaminasi feses. Virus ini dapat
menyebabkan penyakit hepatitis A,B,C,D dan E.
FUNGI

Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organic


untuk nutrisinya sebagai sumber karbon dan enerti. Bila sumber nutrisi tersebut
diperoleh dari bahan organic mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi
saprofit mendekomposisi sisa-sia tumbuhan dan hewan yang kompleks dan
menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini fungi bersifat
menguntungkan sebagai elemen daru ulang yang vital. Beberapa fungi juga
bersifat menguntungkan karena merupakan bahan makanan, missalnya
cendawan (mushroom), dan beberapa fungi dapat bersimbiosis dengan akar
tanaman tertentu yang lmembantu penyerapan air dan mineral tanah oleh akar.
Simbiosis ini dikenal dengan nama mikoriza. Beberapa fungi dapat bersifat
parasite dengan memperoleh senyawa organic dari organisme hidup. Dalam hal
ini, fungi bersifat merugikan karena menimbulkan penyakit pada manusia,
hewan, maupun tanaman.
Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi. Ilmu ini mempelajari
struktur sebagai dasar identifikasi fungi, mengeksplorasi daur hidup fungi
karena fungi diidentifikasi dari tahap seksual daur hidupnya, serta mempelajari
kebutuhan nutrisi fungi. Pada fungi ada dua istilah, yaitu kapang (mold) yang
merupakan fungi yang berfilamen dan multiseluler, dan khamir (yeast) yaitu
bentuk fungi berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan.
Identifikasi khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu dengan
melalui tes biokimia, sedangkan identifikasi kapang disdasarkan pada
kemampuan fisik (morfologi), termasuk karakteristik koloni dan spora
reproduktif.

Morfologi Fungi
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak
berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih
besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5 mm dan panjang
berkisar 5-30 mm. pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua
bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa
filament yang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan
nutrisi disebut hifa vegetative. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat
reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha), karena
pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi
ditumbuhkan.
Terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat (coenocytoc hypha), yaitu hifa yang tidak memiliki dinding sekat
(septa)
2. Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa membagi hifa
menjadi ruang-ruang yang berisi 1 inti dan pada tiap sekat terdapat pori-
pori yang memungkinkan perpindahan inti dan sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lainnya.
3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari 1 inti (multinukleat).
Reproduksi Fungi
Fungi beriproduksi baik secara aseksual dengan pembelahan,
pembentukan tunas atau spora, maupun secara seksual dengan peleburan inti
dari kedua induknya. Pada pembelahan, sel akan membagi diri membentuk dua
sel yang sama besar, sedangkan pada pertunasan (budding), sel anak tumbuh
dari penonjolan kecil pada sel induk. Khamir bereproduksi dengan pertunasan,
beberapa khamir menghasilkan tunas yang tidak dapat melepaskan diri sehingga
membentuk el-sel rantai pendek, disebut pseudohifa.
Spora fungi dibentuk dari hifa udara atau aerial hyphae, dan dapt berupa
spora seksual ataupun spora aseksual. Spora aseksual dibentuk oleh hifa fdari
satu individu fungi. Bila spora aseksual bergerminasi, spora tersebut akan
menjadi fungi yang secara genetic identik dengan induknya. Spora seksual
dihasilkan dari fusi dua inti dengan tipe seks yang berlawanan dari satu spesies
fungi yang sama. Produksi spora seksual fungi lebih jarang dibandingkan spora
aseksual. Fungi yang tumbuh dari spora seksual akan memiliki karakteristik
genetik kedua induknya.

Macam-macam spora aseksual :


1. Konidiospora (konidium), berupa spora satu sel ataupun multisel
nonmotil, tidak terdapat dalam kantung, dan dibentuk di ujung hifa
(konidiofor). Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidium dan
konidium besar bersel banyak disebut makrokonidium. Contohnya
Aspergillus sp.
2. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu, terbentuk di dalam
kantung yang disebut sporangium pada ujung hifa udang (sporangiosfor).
Aplanospora merupakan sporangiospora nonmotil dan zoospore
merupakan jenis yang motil dengan adanya flagella. Contohnya Rhizopus
sp.
3. Arthrospora (oidium), mrupakan spora bersel satu yang terbentuk
melalui terputusnya sel-sel hifa.
4. Klamidospora, mrupakan spora bersel satu yang berdinding tebal dan
sangat resisten terhadap kondisi lingkungan yang terbentuk dari sel hifa
somatik.
5. Blastospora, yaitu spora aseksual yang muncul dari pertunasan pada sel
khamir.

Jenis spora seksual


1. Askospora, merupakan spra bersel satu yang terbentuk di dalam kantung
(askus). Biasanya terdapt delapan askospora dalam setiap askus.
2. Basidiospora, merupakan spora bersel satu dan terbentuk di atas struktur
gada (basidium)
3. Zigospora, merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk bila ujung
dua hifa yang serasi secara seksual (gametangia) melebur.
4. Oospora, terbentuk dalam struktur khusus pada betina yang disebut
oogonium. Pembuahan telur (oosfer) oleh gamet jantan yang terbentuk
dalam antheridium menghasilkan oospore. Dalam setiap oogonium
terdapat satu atau beberapa oosfer.

Klasifikasi Fungi
Fungi diklasifikasikan menjadi empat kelas utama yaitu :
- Phycomycetes
- Ascomycetes
- Basidiomycetes
- Deuteromycetes

1. Kelas Phycomyceters dibagi lagi menjadi 6 kelas :


 Cytridiomycetes
 Hypocytridiomycetes
 Oomycetes
 Plasmodophormcyetes
 Trichomycetes
 Zygomycetes
Keenam kelas ini umumnya tidak mempunyai septa yang teratur
pada benang hifanya. (coenocytic hyphae), sehingga mengakibatkan
terdapat banyak nucleus (inti) di setiap sel benang hifa.

2. Kelas Ascomycetes atau fungi berkantung, membentuk satu atau lebih


(umumnya delapan) spora seksual (askospora) dalam sel berbentuk
kantung yang disebut askus. Spora aseksual yang diproduksi
Ascomycetes sering kali berupa mikrokonidia bersel tunggal.
Mikrokonidia mungkin diproduksi dalam rantai panjang yang
menjalar dari hifa udara yang disebut konidiofor (pembawa konidia),
atau sebagai mikroaleurospora. Beberapa Ascomycetes membentuk
tubuh buah atau askokarp yang mengelilingi askus bersama
askosporanya.
Sebagian besar Ascomycetes hidup sebagai saprofit. Beberapa spesies
emrupakan parasite. Contohnya adalah Piedraia hortai yang
menyebabkan infeksi rambut pada manusia. Banyak Ascomycetes
tumbuh sebagai khamir bersel tunggal, misalnya khamir dari genus
Saccharomyces yang banyak digunakan dalam industry makanan dan
minuman.

3. Kelas Basidiomycetes membentuk spora seksual (basidiospora)


secara eksternal pada sel berbentuk gada (basidia). Reproduksi
seksual mungkin terjadi mealalui pertunasan, mikrokonidia, ataupun
dengan fragmentasi benang hifa. Umumnya hifa Basidiomycetes
bersepta. Basidiomycetes membentuk tubuh buah atau basidiokarp,
yang mengandung basidia dan lbasidiospora. Basidiomuycetes yang
banyak dikenal meliputi cendawan papan pada pepohonan, cendawan
karat dan cendawan gosong yang menghancurkan serealia. Banyak di
antaranya yahg bersifat toksik dan menyebabkan kematian akibat
mikotoksin yang dihasilkannya.

4. Deuteromycetes atau fungi imperfecti, adalah fungi yang status


seksualnya beluym diketahui secara pasti. Akan tetapi, karena
konidiumnya jelas dan tidak asing lagi, banyak spesies masih dianggap
tergolong ke dalam kelas ini meskipun tingkat seksualnya saat ini
telah diketahui dengan baik. Kapang genus Penicilliumi dan
Aspergillus diklasifikasikan sebagai Deuteromycetes meskipun tingkat
pembentukan askosporanya telah ditemukan pada beberapa spesies.
Kapang ini memiliki konidium yang khas dan mudah dibedakan,
contohnya konidiofor Aspergillusi dan Penicillium.
Sebagaian besar fungi pathogen termasuk ke dalam kelas
Deuteromycetes, dan memiliki sifat dimorfisme yang khas. Penyakit
yang disebabkan oleh fungi Deuteromycetes meliputi infeksi
permukaan, yaktu infeksi kulit yang terbatas pada jaringan keratin
yaitu kuku, rambut, dan stratum korneum kjlit, serta infeksi sektemik
di bawah kulit maupun lebih dalam lagi yang dapat menginfeksi organ
dalam dan menimbulkan kerusakan fatal.

Anda mungkin juga menyukai