Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Secara umum
virus merupakan elemen genetic yang mengandung salah satu asam nukleat
yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribunukleat (RNA) yang dapat
berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu intraseluler dalam tubuh inang
dan ekstraseluler di luar tubuh inang.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri
dari asam nukleat dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion.
Vius dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-oerubahan yang
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan
menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat,
virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Reproduksi Virus
a. Daur Litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah,
yaitu :
1) Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang
yang sesuai
2) Penetrasi (injeksi) dari virion atau asam nukleat virus ke dalam sel
inang
3) Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini
mesin biosintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam
nuykleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam
tahap ini, disebut tahap Eclipse
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen
membrane pada virus bermembran) ke dalam partikel virus
7) Pelepasan partikel virus yang matang dari sel (lisis)
b. Daur lisogenik
Jika bakteri memiliki kekebalan yang tinggi, bahan inti virus akan
melebur dengan DNA bakteri dan membentuk prophage. Ketika bakteri
melakukan pembelahan, maka prophage tersebut akan ikut mengganda
dans seterusnya.
Suatu ketika prophage tersebut dapat keluar dari tubuh bakteri dan
masuk ke daur litik.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
2. Influenza
Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus (virus RNA). Virus ini ditularkan
dari orang ke orang melalui udara, terutama dari cipratan pada saat batuk
atau bersin. Virus ini kemudian menginfeksi membrane mukosa saluran
pernafasan atas dan kadang-kadang masuk ke dalam paru-paru. Gejala
yang diderita biasanya demam ringan dari 3-7 hari, dingin, lesu, pegal linu
dan sakit kepala. Gejala yang lebih berat biasanya bukan disebabkan oleh
virus influenza, namun infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang
masuk ke dalam penderita ketika kekuatan tubuhnya mulai melemah
akibat influenza yang dideritanya.
3. Campak
Campak merupakan penyakit yang biasanya menyerang anak-anak.
Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala pilek, mata merah, batuk dan
panas. Penyebab campak adalah paramzovirus yang masuk melalui hidung
dan tenggorokan dari udara secara cepat menyebar ke seluruh tubuh. Masa
inkubasi penyakit campak adalah 7-10 hari. Komplikasi dari campak yang
sering terjadi adalah infeksi telinga, pneumonia dan campak
enchephalomielitis (jarang terjadi). Namun apabila enchepalomielitis
terjadi maka dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf salah satu
bentuk dari epilepsy. Campak enchepalomielitis merupakan penyakit yang
sangat berbagaya pada anak-anak dan menjadi salah satu penyebab
kematian anak.
4. Gondongan
Gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari
paramyxovirus penyebab penyakit campak. Penyakit ini diedarkan melalui
cipratan yang ditularkan melalui udara yang kemudian mengalir dalam
aliran darah. Penyakit gondongan ditandai dengan membengkaknya
kelenjar ludah yang menyebabkan pembekakan pada ranhang dan leher.
Virus yang menyebar melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain
seperti otak, testes dan pankreas.
1. Herpes
Herpes simpleks virus dapat menyebabkan luka di sekitar mulut dan juga
dapat menyebabkan infeksi saluran kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Herpes. Penularan melalui kontak langsung dengan luka yang
disebabkan karena virus tersebut.
Rabies
Rabies disebabkan oleh virus dari kelompok fhabdovirus (virus RNA
rantai tunggal). Virus ini dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan
hewan peliharaan yang menderita rabies seperti kucing, anjing, monyet.
Virus rabies menyerang system syaraf pusat hewan berdarah panas dan
pada umumnya mengakibatkan kematian apabila tidak diobati.
Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis. Penyakit ini ditularkan melalui
air, makanan, saliva atau susu yang terkontaminasi feses. Virus ini dapat
menyebabkan penyakit hepatitis A,B,C,D dan E.
FUNGI
Morfologi Fungi
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak
berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih
besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5 mm dan panjang
berkisar 5-30 mm. pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua
bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa
filament yang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan
nutrisi disebut hifa vegetative. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat
reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha), karena
pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi
ditumbuhkan.
Terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat (coenocytoc hypha), yaitu hifa yang tidak memiliki dinding sekat
(septa)
2. Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa membagi hifa
menjadi ruang-ruang yang berisi 1 inti dan pada tiap sekat terdapat pori-
pori yang memungkinkan perpindahan inti dan sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lainnya.
3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari 1 inti (multinukleat).
Reproduksi Fungi
Fungi beriproduksi baik secara aseksual dengan pembelahan,
pembentukan tunas atau spora, maupun secara seksual dengan peleburan inti
dari kedua induknya. Pada pembelahan, sel akan membagi diri membentuk dua
sel yang sama besar, sedangkan pada pertunasan (budding), sel anak tumbuh
dari penonjolan kecil pada sel induk. Khamir bereproduksi dengan pertunasan,
beberapa khamir menghasilkan tunas yang tidak dapat melepaskan diri sehingga
membentuk el-sel rantai pendek, disebut pseudohifa.
Spora fungi dibentuk dari hifa udara atau aerial hyphae, dan dapt berupa
spora seksual ataupun spora aseksual. Spora aseksual dibentuk oleh hifa fdari
satu individu fungi. Bila spora aseksual bergerminasi, spora tersebut akan
menjadi fungi yang secara genetic identik dengan induknya. Spora seksual
dihasilkan dari fusi dua inti dengan tipe seks yang berlawanan dari satu spesies
fungi yang sama. Produksi spora seksual fungi lebih jarang dibandingkan spora
aseksual. Fungi yang tumbuh dari spora seksual akan memiliki karakteristik
genetik kedua induknya.
Klasifikasi Fungi
Fungi diklasifikasikan menjadi empat kelas utama yaitu :
- Phycomycetes
- Ascomycetes
- Basidiomycetes
- Deuteromycetes