2020/2021
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan return, dan bagaimana langkah menghitung return
disertai dengan contohnya.
Return ialah salah satu prioritas utama yang dilakukan oleh kebanyakan investor
dalam melakukan investasi. Return ataupun hasil investasi adalah tingkatan keuntungan
yang diperoleh oleh investor dalam melakukan investasi.Maksudnya ialah dalam
melakukan investasi, hasil yang para investor tunggu-tunggu adalah return. Eduardus
Tandelilin mengartikan pengembalian investasi ini sebagai salah satu faktor yang
mendorong interaksi para investor, dan juga sebagai imbalan atas adanya rasa keberanian
investor dalam menanggung setiap risiko investasi yang sudah dilakukannya.
Adapun langkah menghitung return ialah cara untuk menghitung ROI adalah dengan
membagi return atau laba bersih dengan jumlah dana yang diinvestasikan kemudian
dikalikan seratus.
Contoh: Anggaplah Anda mempunyai 100 unit reksa dana yang setiap masing-masing
harganya adalah 110 ribu rupiah. Saat di masa depan harga per unitnya meningkat
menjadi 125 ribu rupiah, maka dengan menggunakan rumus di atas, nilai return Anda
adalah sebagai berikut:
a) Kebutuhn dana dlm jmlh besar & pihak perbankan tdk mmpu utk mmberikn
pinjmn krn brbagai alas an
c) Menginginkn hrg shm persh terus naik dan terus diminati oleh konsumenscr luas
memberi efek kuat bagi persh
Hak beli saham / right issue ialah Kebijakan persh utk mencari tambahn dana dg
cara melakukn penjualan saham trbatas yg khususnya ditunjukkan kpd pemegang saham
lama dan jika pemegang shm lama tdk mmbelinya, maka hak tsb akan hilang.
Pecahan saham / stock splitKebijakn persh utk melakukan pemecahan shm krn dianggap
sdh trlalu tinggi.ataupun Stock split dalam pengertian yang sederhana artinya adalah
pemecahan nilai saham. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah saham yang beredar dan
menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih murah sehingga transaksinya
menjadi ramai kembali.
4. Apa tujuan dilakukannya investasi, serta jelaskan proses dari manajemen investasi.
Secara umum tujuan investasi adalah untuk mengembangkan aset, investasi dibagi
menjadi dua bentuk yaitu investasi aktiva riil dan investasi aktiva finansial.atau tujuan
untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden. Keuntungan lainnya bisa berupa
Control Management: yaitu hak menentukan kebijakan atas perusahaan yang dibeli.
d) Memilih aktiva/asset
Setelah strategi portofolio dipilih langkah selanjutnya adalah memilih aktiva
tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio. Hal ini membutuhkan evaluasi
terhadap masing-masing sekuritas. Dalam strategi aktif, hal ini berarti usaha
untuk mengidentifikasi kesalahan penetapan harga sekuritas.
Manajer investasi berusaha untuk merancang portofolio yang efisien pada
tahap ini. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan
pengembalian yang diharapkan terbesar untuk tingkat resiko tertentu, atau
dengan kata lain, tingkat resiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu.
Inflasi dapat menggerus nilai uang dari waktu ke waktu begitu juga dengan
investasi anda. Untuk itu investor setidaknya dapat membeli produk investasi yang
memiliki tingkat pengembalian lebih besar atau sama dengan nilai inflasi. Dengan begitu
inflasi tidak akan berdampak buruk pada investasi.
Portofolio saham yang dibentuk dari saham dengan nilai beta rendah mempunyai
risiko perusahaan lebih kecil bila dibandingkan dengan portofolio saham yang dibentuk
dari saham dengan nilai beta tinggi. Semakin besar jumlah saham di dalam suatu
portofolio, semakin baik tingkat diversifikasi portofolio tersebut
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta
hubungan antara return dan risiko.
1) Return adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari sebuah investasi. Return
yang diinginkan dari sebuah investasi harus dibandingkan dengan kompensasi
terhadap biaya peluang (opportunity cost) yang hilang dan resiko adanya
perubahan nilai karena inflasi.
2) Risk (Resiko)
Resiko investasi bisa menjadi sebuah kerugian. Semua instruman investasi pasti
memiliki resiko. Baik itu resiko kecil atau resiko besar. Untuk itu dalam
keputusan investasi, selain return, perhitungan resiko menjadi hal yang wajib
dilakukan
The time factor atau faktor waktu dalam berinvestasi sangat berpengaruh dalam
menjalankan investasi. Ada beberapa alternatif jangka waktu dalam melakukan
investasi. Jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
Jangka waktu investasi yang dipilih bisa berpengaruh pada perilaku investor
terhadap kegiatan investasinya. Lama tidaknya investasi bisa mempengaruhi
seberapa besar resiko investasi yang membayangi.
Maaaf bu saya untuk perhitungan ini belum paham insyaallah saya mahamin untuk
kedepaannya
9. Jelaskan pengaruh inflasi terhadap keputusan kinerja keuangan perusahaan dan berikan
contohnya.
a) Pengaruh terhadap Pos Uang Kas. Penurunan daya beli uang kas dan kenaikan
harga-harga menuntut erusahaan menyediakan uang kas untuk membayar
kebutuhan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, pada waktu inflasi
perusahaan harus merencanakan peningkatan persediaan saldo kasnya.
b) Pengaruh terhadap Pos Piutang. Jumlah besarnya piutang yang harus
dibelanjai menjadi bertambah karena kenaikan harga terhadap barang hasil
produksi, yang berarti meningkatkan jumlah piutang perusahaan terhadap para
pelanggan.
c) Pengaruh terhadap Pos Persediaan. Inflasi akan mengakibatkan biaya dari
bahan atau material dan barang jadi. Akan tetapi dalam hal ini persediaan
barang tidak mengalami penurunan nilai tukar seperti halnya saldo kas dan
piutang, bahkan dalam masa inflasi ini persediaan barang memiliki harapan
kenaikan nilai tukarnya.
d) Pengaruh terhadap Pos Aktiva Tetap. Pada masa inflasi, biaya atas dasar itu
tidak menunjukkan biaya penggantian terhadap aktiva tetap tersebut. Hal ini
mengakibatkan pengaruh yaitu perusahaan tidak siap untuk mengganti aktiva
tetap. Deprseiasi dapat diambil dari hasil penjualan guna untuk mengganti
aktiva tetap yang telah digunakan. Pada saat aktiva tetap tidak dapat
digunakan lagi dalam proses produksi maka dana yang disisihkan tadi dapat
digunakan untuk membeli aktiva tetap baru. Dalam masa inflasi, hal tersebut
tidak dapat dilakukan karena perusahaan hanya mampu menyisihkan dana
depresiasi sejumlah harga historis, tidak sebesar harga aktiva tetap pada saat
inflasi. Oleh karena itu inflasi dapat mengakibatkan penyusutan yang tidak
dapat menutup modalnya tapi harus ditutup dari laba yang diperoleh bahkan
sumber dari luar. Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba dinilai lebih tinggi.
e) Pengaruh terhadap Pos Utang. Untuk pos utang justru perusahaan memperoleh
keuntungan pada saat inflasi, karena pada saat perusahaan pengembalikan
hutangnya perusahaan membayar dengan jumlah rupiah yang sama seperti
saat dipinjam dengan nilai tukar atau daya beli yang lebih kecil. Akan tetapi
jika biaya tersebut diperhitungkan dengan tingkat inflasi maka pengaruh ini
tidak akan berarti lagi.
f) Pengaruh terhadap Pos Modal. Untuk modal sendiri inflasi tidak menimbulkan
pengaruh yang nyata baik terhadap modal saham maupun laba ditahan.
2.Pengaruh inflasi terhadap laporan laba/rugi
Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penilaian yang terlalu tinggi terhadap
pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi disebabkan karena di
Indonesia pada umumnya perusahaan menggunakan metode FIFO dalam mencatat
persediaan, jadi barang yang masuk memiliki nilai yang rendah dalam masa inflasi. Nilai
itulah yang akan diperhitungkan dalam laporan laba rugi. Perhitungan COGS (Cost of
Good Sold) yang terlalu rendah mengakibatkan pengenaan pajak yang tinggi terhadap
laba, karena laba yang dilaporkan juga terlalu tinggi yang akan memperbesar beban
keuangan perusahaan.
Penyusutan dalam aktiva tetap bahwa depresiasi yang disisihkan tidak cukup untuk
mengganti aktiva tetap yang baru. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah mengalami
penyusutan aktiva atau penurunan aktiva tetap. Agar kembali seperti posisi semula
perusahaan harus mengambil kekurangan tersebut dari laba atau sumber dana dari luar
perusahaan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan dalam
proporsi pajak, permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham, permintaan gaji
dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja dan tindakan yang merugikan dari Negara
tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).