Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FILSAFAT SALAT

Nama : M.Zulvan Sulaiman


Npm : 1821030112
MK : FHI

1. Apakah pengertian Salat?


Jawab:
Secara etimologi salat adalah doa sedangkan secara terminologi salat adalah sekumpulan
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam (dengan
tata cara tertentu).1

2. Jelaskan waktu- waktu Salat wajib!


Jawab:
 Subuh yaitu sejak terbit Fajar Shadiq sampai terbitnya matahari.
 Zuhur yaitu sejak tergelincirnya matahari sampai panjang bayang-bayang suatu
benda sama panjang dengan benda tsb ditambah dengan bayangan pada saat
Zuhur.
 Asar yaitu sejak panjang bayang-bayang suatu benda sama panjang dengan benda
tsb ditambah dengan bayangan pada saat Zuhur sampai terbenam matahari.
 Maghrib yaitu sejak terbenam matahari sampai hilangnya syafaq.
 Isya yaitu sejak hilang syafaq di langit sampai terbitnya fajar Shadiq.2

1
Jayusman, PPT FilsafatSalat, h.3
2
Ibid., h. 5
3. Apakahhikmah dibalikkewajibanSalatterkaitdenganwaktunyatersebut?
Jawab:
Hikmah nya yaitu jika seseorang membersihkan dirinya lima kali sehari semalam, apakah
masih terdapat kotoran pada tubuhnya? Demikianlah Allah melalui salat lima waktu
menghapuskan kesalahan (hamba-Nya). Dan juga ibadah salat dimulai dengan takbir–
Allahu akbar– membuka komunikasi yang sangat pribadi dengan Allah. Allahu akbar
adalah lambang iman, takwa, ikhlas, dan segala sesuatu yang bersifat pribadi. Namun
bukan berarti menutup mata dari realitas sosial sebagaimana dipertegas dengan salam di
akhir salat yakni menengok ke kiri dan kanan.3

4. Salat itu terkait dengan perintah untuk menjaga kebersihan dan keindahan. Jelaskan
pernyataan tersebut!
Jawab:
karena bersih/suci tubuh, pakaian, dan tempat adalah syarat sahnya ibadah salat, dan kita
diperintahkan untuk menggunakan pakaian terbaik dalam pelaksanaan salat.4

5. Salat itu menjadikan seseorang itu pribadi yang berakhlak mulia dan mencegah seseorang
dari perbuatan yang keji dan mungkar. Jelaskan pernyataan tersebut!
Jawab:
Dalam shalat ada tiga hal di mana jika tiga hal ini tidak ada maka tidak disebut shalat.
Tiga hal tersebut adalah ikhlas, rasa takut dan dzikir pada allah. Ikhlas itulah yang
memerintahkan pada yang ma’ruf (kebaikan). Rasa takut itulah yang mencegah dari
kemungkaran. Sedangkan dzikir melalui al qur’an yang memerintah dan melarang
sesuatu. Sesungguhnya allah selalu menjaga dan akan memperindah akhlaknya yang
senantiasa melaksanakan shalat baik dari gerak-gerik hati, ucapan maupun tingkah laku.
Dan shalat demikian itu yaitu jika engkau bertekad untuk bermaksiat atau hatimu
condong pada maksiat, lalu engkau lakukan shalat, maka terhapuslah semua keinginan
jelek tersebut.jikalau shalat yang kita lakukan tidak mencegah dari yang mungkar, maka

3
Ibid., h. 6
4
Ibid., h. 8
sungguh itu berarti kita semakin jauh dari Allah dan tidaklah bermanfaat kecuali jika
shalat tersebut membuat seseorang menjadi taat.5

6. Jelaskan filosofi atau hikmah beberapa hal yang terkait dengan Salat berjamaah, berikut
ini:
Jawab:

a. Imam
Imam di sini berfungsi sebagai pemimpin dalam sholat, sudah semestinya
sebagai pemimpin menjadi orang yang harus paling memahami dan mengerti
kaifiah shalat dan semua gerakannya (gerakan dalam arti gerakan sholat) harus
diikuti oleh makmumnya. Posisi imam berada didepan menjadi pendahulu dan
semua wajib mematuhi apa yang diperintahkan oleh imam.
b. Orang yang shalat persis di belakang imam
Orang yang dibelakang imam memiliki tanggung jawab besar dan berilmu
yang siap menggantikan imam.Dalam sholat berjamaah juga mengajarkan jika
memang seorang pemimpin itu sudah tidak mampu untuk memimpin, hendaklah
dirinya mundur dari kepamimpinannya. Misalnya, dalam sholat berjamaah,
seorang imam jika merasakan buang angin dan sudah tidak bisa menahannya atau
bahkan sudah buang angin, seorang imam harus mengundurkan diri dari posisinya
sebagai imam, dan jamaah dilanjutkan dengan dipimpin oleh seorang jamaah
yang berada tepat di belakang imam dengan melangkahkan kakinya untuk maju
ke posisi imam dan menjadi imam. Dan sholat berjamaah tetap dilanjutkan sampai
akhir.

c. Orang salat pada shaf pertama


5
M. QuraishShihab, Tafsir Al-Misbah : “Pesan, Kesandan Keserasian Al-Qur’an” volume 10, ( Jakarta:LenteraHati, 2002), h. 98
Orang di shaf pertama merupakan orang terdekat dengan imam, dan
memiliki tanggung jawab besar untuk membantu imam menyampaikan gerakan
shalat ke shaf kedua dan selanjutnya apabila suara imam kurang terdengar jelas,
bagitupun secara filosofis mereka adalah pembantu pemimpin yang meneruskan
perintah kepada rakyat.
d. Jika imam salah maka makmum harus mengingat imam
Adakalanya gerakan sholat yang dilakukan seorang imam boleh tidak
diikuti makmum, yaitu saat seorang imam melakukan gerakan atau membaca
bacaan yang salah.Jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh imam, makmum
shaf pertama yang memang dekat dengan imam harus mengingatkannya. Dari itu,
bisa diambil pelajaran bagi seorang pemimpin, baik pemimpin daerah atau
pemimpin keluarga yang notabene seorang manusia biasa yang tak lepas
darisalah. Karena pemimpin merupakan manusia biasa tentulah bisa saja salah,
jadi pemimpin tidaklah benar mutlak.
e. Makmum harus mengikuti imam
Semua gerakannya (gerakan dalam arti gerakan sholat) harus diikuti oleh
makmumnya. Jika mendahuluinya maka sholatnya batal. Maka dalam kehidupan
sebagai seorang makmum harus mengikuti satu perintah dari pemimpinnya
supaya bersatu, dan apabila makmum tidak patuh akan tercerai berai. Dan
hancurnya sebuah kesatuan.
f. Pahala 27 kali lipat
Para ulama mengartikan redaksi “derajat” dalam teks hadits dengan makna
“shalat”. Dengan begitu arti secara pemahaman dari hadits adalah “Shalat
berjamaah melampaui shalat sendirian dengan keunggulan 27 shalat”. Dengan
begitu orang yang melaksanakan shalat berjamaah jika dibandingkan dengan
orang yang melaksanakan shalat dengan sendirian terlampau selisih 27 shalat dan
mereka yang sholat berjamaah memiliki selisih pahala 27 kali lebih banyak. Dan
dalam filosofi sosial bekerja dengan bersama sama akan mendapat hasil lebih
banyak.
g. Shalat berjamaah sarana bersilaturahmi
Di kehidupan ini, kita disibukkan oleh berbagai masalah dan juga
kegiatan. Waktu yang terbatas membuat kita sulit untuk menyambung
silahturrahim. Dengan sholat berjamaah memberikan kita kesempatan untuk
meluaskan dan mempererat silahturrahim dengan tetangga, orang-orang dekat
bahkan jauh bisa bersama dan bertemu juga saling menguatkan ukhuwah
persaudaraan sesama umat islam6

6
Shalih bin Ghanim as-Sadlan, FiqhShalatBerjamaah, (Jakarta: Pustaka as-sunnah, 2006), hlm.40

Anda mungkin juga menyukai