Nature of Auditing
Sifat Audit
Peran auditor dalam masyarakat, dan bagaimana tanggung jawab auditor makin
meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal
atas pelaporan keuangan perusahaan terbuka.
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan criteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen.
Untuk melakukan audit harus ada informasi yang dapat di verifikasi dan
beberapa standar (criteria) yang dapat dopakai auditor untuk mengevaluasi informasi
itu. Informasi ini bisa dan memiliki beberapa bentuk. Auditor biasanya menggunakan
informasi yang terukur termasuk laporan keuangan perusahaan dan PPh seseorang.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus untuk memeriksa apakah informasi
yang tercatat mencerminkan dengan benar peristiwa ekonomi yang terjadi sepanjang
periode akuntansi. Karena GAAP menjadi dasar dalam kritera mengevaluasi
informasi akuntansi, maka auditor harus memahami GAAP. Auditor juga harus
memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan bukti audit.
3. Resiko Informasi
Risiko informasi mencerminkan kemungkinan bahwa informasi di atas dimana
keputusan risiko usaha dibuat tidak akurat. Penyebab kemungkinan risiko
informasi adalah kemungkinan laporan keuangan tidak akurat.
Ada beberapa alasan terjadinya resiko informasi:
a) Jauhnya informasi => kemungkinan adanya penyalahsajian baik sengaja
maupun tidak sengaja karena informasi diperoleh dari pihak lain tidak
diperoleh dari pihak pertama secara langsung.
b) Bias dan motif pihak penyedia => informasi yang sengaja dibiaskan demi
keuntungan pihak penyedia.
c) Data yang sangat banyak => semakin banyak volume transaksi semakin
besar kemungkinan pencatatan informasi yang kurang tepat bahkan mungkin
terkubur oleh informasi lainnya.
d) Transaksi perusahaan yang kompleks antarorganisasi yang membuat
transaksi lebih sulit dicatat dengan tepat.
Mengurangi resiko informasi :
a) Pengguna memverifikasi informasi
Pengguna biasanya memperoleh informasi tentang keandalan dan reabilitas
secara langsung. Akan tetapi cara tersebut tidak efisien dan tidak praktis dari
segi biaya. Secara ekonomis juga tidak efisien bagi semua pemakai untuk
memverifikasi sendiri informasi itu.
b) Pengguna berbagi resiko informasi dengan manajemen
Pengguna dapat menjadi dasar tuntutan hukum kepada manajemen. Jika
pengguna mengandalkan laporan keuangan yang tidak akurat dan sebagai
akibatnnya akan menanggung kerugian keuangan. Hal ini memungkinkan
kesulitan dalam informasi manajemen adalah pengguna tidak akan menerima
penggantian atas kerugian yang dideritanya.
c) Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan dari sisi ini peran auditor
sangat diharapkan untuk meminimalisir resiko informasi
Pengambilan keputusan dapat memanfaatkan hasil audit dengan asumsi
lengkap, akurat, dan tidak bias. Biasanya manajemen suatu perusahaan
tertutup atau komite audit perusahaan terbuka menugaskan auditor untuk
memberikan kepastian kepada pemakai bahwa laporan keuangan perusahaan
tersebut itu dapat diandalkan.
Assurance Services
Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Individu individu yang bertanggung jawab
membuat keputusan bisnis memerlukan jasa asurance untuk membantu meningkatkan
keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai keputusannya.
Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai profesional
lainnya. Sebagai contoh, Yayasan lembaga konsumen indonesia (YLKI),Sebuah
organisasi nirlaba, menguji beraneka macam produk yang digunakan konsumen dan
melaporkan hasil evaluasinya atas mutu produk yang diuji dalam warta konsumen.
1. Jasa astetasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance dimana KAP
mengeluarkan laporan tentang realibilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.
Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
a) Audit atas laporan keuangan historis => laporan tertulis yang menyatakan
pendapat bahwa laporan keuangan secara wajar sesuai dengna prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b) Atestasi mengenai pengendalian internal aas pelaporan keuangan =>
menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah ditentukan.
c) Telaah (review) atas laporan keuangan historis => tingkat kepastian moderat
atas laporan keuangan biasanya dilakukan oleh organisasi non publik.Jasa
atestasi mengenai teknologi informasi => jasa web trust yaitu memberi
kepastian kepada pengguna situs internet ada juga jasa sys strust yaitu
mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang.
d) Jasa atestasi lain => memenuhi keinginan klien yang menginginkan kepastian
yang independen suatu informasi .
e) Jasa assurance lainnya : meningkatkan mutu informasi bagi pengambil
keputusan, misalnya ISO 9000, audit lingkungan, jasa konsultan manajemen
(konsultasi adalah memberikan rekomendasi) untuk itu auditor harus
memahami tentang GAAP, keahlian dalam mengumpulkan dan
menginterpretasikan bukti audit, serta informasi yang berorientasi modern
seperti penggunaan teknologi internet untuk memberikan rekomendasi yang
dapat meningkatkan mutu perusahaan.
2. Jasa assurance lainnya
Kebanyakan layanan jaminan lainnya tidak memenuhi definisi formal jasa
atestasi. Persyaratan KAP ke layanan jaminan lain:
a) 1. KAP harus mandiri.
b) 2. KAP harus memberikan jaminan.
c) 3. KAP tidak diharuskan untuk memberikan laporan tertulis.
Komite Elliott telah dibebankan dengan meneliti dan mengembangkan pelayanan
peluang jaminan bagi KAP untuk memberikan kepada nasabah bisnis dan
individu yang membutuhkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan untuk
pengambilan keputusan baru kritis.
Contoh Jasa Assurance Lain
1. Kontrol atas dan risiko yang berkaitan dengan investasi, termasuk kebijakan
yang terkait dengan derivatif, melibatkan penilaian proses dalam praktek-praktek
investasi perusahaan untuk mengidentifikasi risiko dan untuk menentukan
efektivitas proses-proses tersebut.
2. Mystery shopping, melibatkan melakukan belanja anonim untuk menilai tenaga
penjual yang transaksi dengan pelanggan dan prosedur yang mereka ikuti.
3. Menilai risiko akumulasi, distribusi, dan penyimpanan informasi digital,
melibatkan resiko keamanan menilai dan terkait kontrol atas data dan informasi
lainnya disimpan secara elektronik, termasuk kecukupan cadangan penyimpanan
dan off-site.
4. Penilaian Resiko tindakan Fraud dan ilegal, meliputi pengembangan profil
resiko fraud dan menilai kecukupan sistem dan kebijakan perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi fraud dan tindakan-tindakan ilegal.
5. Kepatuhan terhadap kebijakan perdagangan dan prosedur, melibatkan
memeriksa transaksi antara mitra dagang untuk memastikan bahwa transaksi
sesuai dengan perjanjian, mengidentifikasi dalam perjanjian
6. Kepatuhan terhadap perjanjian royalti hiburan, melibatkan menilai apakah
royalti dibayarkan kepada seniman, penulis, dan lain-lain sesuai dengan
perjanjian royalty
7. Sertifikasi ISO 9000, melibatkan sertifikasi kepatuhan perusahaan ISO 9000
standar kualitas kontrol, yang membantu memastikan produk perusahaan
berkualitas tinggiL
8. ingkungan audit, melibatkan menilai apakah kebijakan perusahaan dan praktek
memastikan kepatuhan perusahaan dengan standar lingkungan dan hukum,
Types of Audits
Jenis-Jenis Audit
Akuntan publik melakukan tiga jenis utama aktivitas audit berikut ini :
1. Audit operasional , mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasionaln, manajemen
biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Sebagai Contoh,
auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan akurasi pemrosesan transaksi penggajian
dengan sisitem komputer yang baru dipasang. Contoh lainnya, di mana kebanyakan
akuntan merasa kurang menguasai bidang ini, adalah mengevaluasi efisiensi, akurasi,
dan kepuasan pelanggan atas pemrosesan pendistribusian surat dan paket oleh
perusahaan semacam federal express.
2. Audit ketaatan ( kompliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan
oleh otoritas yang lebih tinggi.
Contohnya :
a) Menentukan apakah personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan
oleh pengawas perusahaan.
b) Telaah tarif upah untuk melihat ketaatan dengan ketentuan upah minimum
c) Memeriksa perjanjian kontraktual dengan bankir dan pemberi pinjaman
lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan menaati persyaratan-
persyaratan hukum.
3. Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan
apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu. Kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan
keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar
lainnya yang cocok untuk organisasi tersebut. Contoh: Audit Tahunan laporan
keuangan perusahaan Boing, Informasi yang telah disetujui adalah laporan keuangan
Boeing; Didirikan Kriteria umum prinsip-prinsip akuntansi, Tersedia Dokumen Bukti,
catatan, dan sumber-sumber di luar bukti.
Types of Auditors
Jenis-Jenis Auditor
Ada beberapa jenis auditor diantaranya:
1. Kantor akuntan publik
Kantor akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis
yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahan lain
yang besar,dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil.
2. Auditor internal pemerintah
Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk badan pengawasan
keuangan dan pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah.
3. Auditor badan pemeriksaan keuangan
Auditor badan pemeriksaan keuangan adalah auditor yang bekerja untuk badan
pemeriksa keuangan (BPK) Republik indonesia,badan yang didirikan berdasarkan
konstitusi indonesia.
4. Auditor pajak
Auditor pajak ini bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak.
Salah satu tanggung jawab dirjen pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk
menentukan apakah SPT itu mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini
murni bersifat ketaatan. Audit yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor
pajak.
5. Auditor internal
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor
internal sangat beragam, tergantung dari yang mempekerjakan mereka. Ada staf
audit internal yang hanya terdiri dari satu atau dua karyawan yang melakukan
audit ketaatan secara rinci.