Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena bawang merah memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja
yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah.
Bawang merah banyak digunakan sebagai bahan baku masakan dapur. Kebutuhan
bawang merah yang tinggi akan membuat banyaknya peluang pasar yang
membutuhkan bawang merah sehingga dapat menjadikan motivasi petani untuk
membudidayakan bawang merah (Sumarni dan Hidayat., 2005)
Produksi bawang merah pada saat ini banyak berasal dari beberapa provinsi
di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2017), terdapat 6 provinsi yang
merupakan sentra penghasil bawang merah yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Barat. Produksi bawang
merah secara nasional mencapai 1,470 juta ton. Meskipun produksi tahun 2017
tumbuh sebesar 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi pertumbuhan
produksi 2017 menurun. Konsumsi bawang merah penduduk Indonesia rata-rata
mencapai 2,56 kg/tahun. Permintaan bawang merah terus menerus meningkat karena
pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dan membuat
kebutuhan pasar juga meningkat.
Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2016), Jawa Timur
merupakan provinsi penghasil bawang merah nomer dua terbesar di Indonesia. Pada
tahun 2014 terdapat 5 kabupaten dengan produksi bawang merah terbanyak yaitu
Kab. Nganjuk nilai produksi 140.222 ton atau sebesar 47.83% dari nilai total
produksi bawang Merah di Jawa Timur dan nomer dua yaitu Kabupaten Probolinggo
yaitu produksinya sebesar 57.041 ton atau sebesar 19.46% dari nilai total produksi
bawang merah di Indonesia. Sentra penghasil bawang merah di Probolinggo salah
satunya yaitu terletak di Desa Sokaan Kecamatan Krejengan. Desa Sokaan adalah
daerah penghasil bawang merah dan sebagian petani membudidayakan bawang merah
sehingga petani disana sangat bergantung terhadap budidaya bawang merah.
Masalah yang banyak dihadapi oleh petani yaitu adanya serangan hama ulat
bawang Spodoptera exigua. Menurut Marsadi dkk (2017), Spodoptera exigua adalah
hama utama yang menyerang tanaman bawang merah sepanjang tahun baik musim
hujan maupun musim kemarau. Gejala serangan hama ulat Spodoptera exigua
ditandai dengan adanya bercak-bercak transparan yang ada di daun hal ini
diakibatkan oleh adanya aktivitas makan ulat yang memakan jaringan daun bagian
dalam dan sedangkan pada lapisan epidermis luar daun tidak dimakan. serangan larva
Spodoptera exigua berupa bercak-bercak transparan pada daun akibat termakannya
jaringan daun bagian dalam, sedangkan lapisan epidermis luar ditinggalkan. Serangan
berat Spodoptera exigua dapat menyebabkan daun bawang mengering sehingga
dengan berjalannya waktu daun tersebut menjadi gugur dan dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas bawang merah. Serangan berat ulat bawang dapat
menimbulkan penurunan hasil hingga 57% (Su’ud dkk., 2019)
Tingkat serangan hama Spodoptera exigua ini sangat beragam dan dapat
menyebabkan kerugian yang dialami oleh Petani, karena di Desa Sokaan Kecamatan
Krejengan Kabupaten Probolinggo belum perna dilakukan penelitian tentang
serangan yang di akibatkan oleh hama ulat bawang (Spodoptera exigua) maka
berdasarkan hasil tersebut dilakukan penelitian tentang “Intensitas Serangan Hama
Ulat Bawang (Spodoptera exigua) Di Desa Sokaan Kecamatan Krejengan”
DAFTAR PUSTAKA

Marsadi, D., Supartha, I. W dan Sunari, A. S. 2017. Invasi dan Tingkat Serangan Ulat
Bawang (Spodoptera exigua Hubner) pada Dua Kultivar Tanaman Bawang
Merah di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Agroekoteknologi Tropika, 6(4): 360-369.

Sumarni, N dan A. Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah. Bandung: Balai


Penelitian Tanaman Sayuran.

Su'ud, M., Suyani, I. S dan Afani, A. 2018. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Penggunaan Varietas Dan
Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Agrotechbiz, 5(1), 29-36.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Bawang Merah.

Anda mungkin juga menyukai