Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

FAKTOR - FAKTOR PROSES KOAGULASI

2.1. Pembuluh Darah


Peran pembuluh darah dalam mencegah perdarahan meliputi proses
vasokonstriksi serta aktivasi trombosit dan pembekuan darah. Bila pembuluh
darah terluka, terjadi vasokonstiksi secara reflektoris, kemudian dipertahankan
oleh faktor lokal meliputi 5-hidroksitriptamin (5-HT), serotonin dan epinefrin.
Vasokonstriksi menyebabkan pengurangan aliran darah pada daerah luka. Pada
pembuluh darah kecil, proses tersebut dapat menghentikan perdarahan, sedangkan
pada pembuluh darah besar masih diperlukan sistem lain seperti trombosit dan
faktor pembekuan.4,5
Pembuluh darah dilapisi oleh sel endotel. Apabila lapisan endotel rusak,
maka jaringan ikat di bawah endotel seperti serabut kolagen, serabut elastin dan
membrane basalis terbuka sehingga terjadi aktivasi trombosit; menyebabkan
adhesi trombosit dan pembentukan sumbat trombosit. Selain itu juga terjadi
aktivasi faktor baik dari jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik yang menyebabkan
pembentukan fibrin.4,5,6

2.2. Sistem Trombosit


Trombosit berperan dalam pembentukan dan stabilisasi sumbat
trombosit. Pembentukan sumbat trombosit melalui beberapa tahap yaitu adhesi,
agregasi dan reaksi pelepasan.5,6,7 Luka akan menyebabkan sel endotel rusak.
Jaringan ikat di bawah endotel akan terbuka. Hal ini akan memicu adhesi
trombosit, yaitu proses dimana trombosit melekat pada permukaan asing terutama
serat kolagen. Adhesi trombosit sangat tergantung pada protein plasma yang
disebut faktor von Willebrand’s (vWF) yang disintesis oleh endotel dan
megakariosit. Faktor ini berperan sebagai perantara trombosit dan jaringan
subendotel. Selain melekat pada permukaan asing, trombosit akan melekat pada
trombosit lain, disebut sebagai agregasi trombosit. Agregasi trombosit awalnya

3
dipacu oleh ADP yang dikeluarkan trombosit yang melekat pada subendotel.
Agregat tersebut merupakan agregasi trombosit primer dan bersifat reversibel.
Trombosit pada agregasi primer akan mengeluarkan ADP sehingga terjadi
agregasi sekunder dan bersifat irreversibel. Selain ADP, untuk agregasi trombosit
diperlukan ion kalsium dan fibrinogen. Agregasi tombosit terjadi karena adanya
pembentukan ikatan antara fibrinogen yang melekat pada dinding trombosit dan
diperantarai kalsium. Awalnya ADP terikat reseptornya di permukaan trombosit.
Interaksi ini menyebabkan reseptor untuk fibrinogen terbuka sehingga
memungkinkan ikatan antara fibrinogen dengan reseptor tersebut. Ion kalsium
akan menghubungkan fibrinogen sehingga terjadi agregasi. ADP yang terikat
reseptor pada permukaan trombosit mengaktifkan enzim fosfolipase A2,
kemudian memecah fosfolipid yang terikat pada dinding trombosit dan
melepaskan asam arakhidonat. Asam arakhidonat akan diubah oleh enzim siklo-
oksigenase menjadi prostagalandin G2 (PGG2), kemudian diubah lagi menjadi
prostaglandin H2 (PGH2) oleh enzim peroksidase. PGH2 diubah oleh enzim
tromboksan sintetase menjadi tromboksan A2 (TxA2) sehingga merangsang
agregasi trombosit. TxA2 segera diubah menjadi bentuk tidak aktif TxB2. Dalam
sel endotel terjadi proses yang sama, akan tetapi PGH2 diubah oleh enzim
prostasiklin sintetase menjadi prostasiklin (PGI2) yang efeknya berlawanan
dengan TxA2.5,7
Selama proses agregasi, terjadi perubahan bentuk trombosit dari bentuk
cakram menjadi bulat disertai dengan pseudopodi. Akibat perubahan bentuk ini
maka granula trombosit akan terkumpul di tengah dan melepaskan isinya. Proses
ini merupakan proses pelepasan yang membutuhkan energi. Zat aggregator lain
seperti trombin, kolagen, epineprin dan TxA2 dapat menyebabkan reaksi
pelepasan. Tergantung zat perangsang, akan dilepas bermacam-macam substansi
biologik yang terdapat di dalam granula padat dan granula alfa. Trombin dan
kolagen menyebabkan pelepasan isi granula padat, alfa dan lisosom. Dari granula
padat dilepaskan ADP, ATP, ion kalsium, serotonin, epineprin dan nor-epineprin.
Dari granula alfa dilepaskan fibrinogen, vWF, F.V, platelet faktor 4 (PF4), beta
tromboglobulin (ßTG). Sedangkan dari lisosom dilepaskan bermacam-macam

4
enzim hidrolase asam. Massa agregasi trombosit akan melekat pada endotel,
sehingga terbentuk sumbat trombosit yang menutup luka pada pembuluh darah.
Walaupun masih permeabel terhadap cairan, sumbat trombosit mungkin dapat
menghentikan perdarahan pada pembuluh darah kecil. Tahap terakhir untuk
menghentikan perdarahan adalah pembentukan sumbat trombosit stabil melalui
pembentukan fibrin.5,6,7 (Gambar 1 dan 2)

Gambar 1. Injury pada pembuluh darah

Gambar 2. Peran trombosit pada hemostasis

Dikutip dari : 9, 10

5
2.3. Faktor Koagulasi
Proses pembekuan darah terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik yang
melibatkan protein plasma yang disebut sebagai faktor pembekuan darah atau
faktor koagulasi, fosfolipid dan ion kalsium. Faktor koagulasi dinyatakan dalam
angka Romawi sesuai dengan urutan ditemukannya. Berikut ini adalah tabel faktor
koagulasi.5,7,8,9,10

Tabel 1. Faktor – faktor koagulasi


Faktor Nama Sinonim
I Fibrinogen -
II Prothrombin -
III Tromboplastin Tissue factor
IV Ion kalsium -
V Proaccelerin Labile factor
VII Proconvertin Stable factor
VIII Antihemophilic factor (AHF) Antihemophilic globulin (AHG)
IX Plasma Tromboplastin Component (PTC) Christmas factor
X Stuart factor Prower factor
XI Plasma Tromboplastin Antecendent (PTA) Antihemophilic factor C
XII Hageman factor Contact factor
XIII Fibrin Stabilizing factor (FSF) Fibrinase, Laki lorand factor
- High Molecular Weight Kinnogen (HMWK) Fitzgerald factor
- Pre Kallikrein (PK) Fletcher factor
- Kalikrein -
- von Willebrand’s Factor (vWF) -

Dikutip dari : 5, 9, 10

2.4. Sistem Fibrinolitik


Sistem fibrinolitik merupakan suatu sistem untuk mencegah proses
pembentukan bekuan yang berlebihan dan oklusi pembuluh darah utama
(trombosis) serta emboli. Peranan fibrinolisis adalah menyingkirkan bekuan
darah, menghancurkan fibrin (fibrinolisis), dan menghambat faktor – faktor yang
teraktivasi sesaat setelah perbaikan pembuluh dimulai.8,9
Komponen penting dari sistem ini adalah plasminogen, aktivator
plasminogen, plasmin, fibrin, fibrin degradation products (FDP), dan inhibitor
aktivator plasminogen dan plasmin akan dibahas lebih lanjut pada bab
selanjutnya.8,9

Anda mungkin juga menyukai