Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Teori Tentang Hipertensi

1. Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi(hypertension) adalah suatu keadaan di
mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukan
oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainya. (JNC 8: Evidence-based
Guideline,2014)
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan ,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 140/90 mmHg. Dalam
aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan
meningkat diwaktu beraktivfitas atau berolahraga. (JNC 8: Evidence-based
Guideline,2014)
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan
pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si
penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Tekanan
darah tinggi yang terus menerus meneyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras.
Akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah
jantung,ginjal,otak dan mata.
Penyakit hipertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan
serangan jantung ( heart attack ). Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah dan jantung menagkibatkan supalai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya.
Penaykit darah tidak asing lagi bagi masyarakat, tapi apakah masyarakat
mengetahui bahwa penyakit dengan nama lain hipertensi dan sering tidak dsiadari
penderitanya juga pemicu penyakit kelas berat seperti gagal jantung bahkan stroke yang
mematikan.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti berarti tekanan tinggi di dalam
arteri-arteri. Arteri-arteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari
jantung yang memompa keseluruh jaringan dan oragan tubuh.
Tekanan darah sering disebut sebagai pembunuh gelap/silent killer karena
termasuk penyakit yang mematikan. Hipertensi adalah penyakit yang menyerang siapa
saja, baik muda maupun tua. Hipertensi merupakan salah satu penayakit paling
mematikan di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau dari 4 orang dewasa
menderita penyakit ini. Diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat
menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025.(WH0,2013).
Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderitanya, akan tetapi hipertensi
memicu munculnya penyakit lain yang mematikan. Laporan komite nasional
pencegahan, deteksi, evaluasi dan penangan hipertensi menyatakan bahwa tekanan
darah yang tinggi dapat dapat meningkatkan resiko serangan jantung,stroke, dan gagal
ginjal (WHO,2013).
Seiring berubahnya gaya hidup mengikuti era globalisasi, kasus hiepertensi terus
meningkat. Gaya hidup gemar makanan fast food yang kaya lemak, asin, malas
berolahraga dan mudah tertekan ikut berperan dalam menambah jumlah pasien
hipertensi.
Peneyebab hipertensi primer terdiri dari faktor genetik dan keturunan dan
lingkungan. Faktor keturunan dapat dilihat dari riwayat penyakit kardiovaskuler dalam
keluarga yang dapat berupa sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,
peningkatan reaktifitas vaskular (terhadap vasokontriktor) dan resistensi insulin.
Konsumsi garam (natrium) berlebihan,stress psikis dan obesitas diyakini sebagai
penyebab hipertensi yang berasal dari lingkungan. penyakit darah tinggi atau sering
disebut juga hipertensi dikelompokan dalam 2 tipe klasifikasi, yakni :
a. Hipertensi primary. Hipertensi adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah
tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang yang pola makanya tidak
dikontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas, hal ini
merupakan pemicu awal ancaman penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula
seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi. Sangat
mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi termasuk pula orang yang kurang
olahraga pun dapat mengalami tekanan darah tinggi.

b. Hipertensi secondary. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya


peningkatan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit
lainya seperti gagal jantung, gagal giinjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.

Tabel Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa diatas 18 tahun

Klasikasi tekanan Darah Tekanan Sistol Tekanan Diastol


Normal <140 <90
Prehipertensi 140-160 90-95
Hipertensi stadium I 140-160 90-105
Hipertensi stadium II >180 >105

Tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal setidaknya diukur pada tiga kesempatan
dengan perbedaan waktu. Menurut WHP dan ISH batas hipertensi ditetapkan >140/90
mmHg

2. Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan dan sebuah
manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah darah dalam unit yang disebut
milimeter air raksa(mmHg). Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa
dengan pompa udara sampai dengan tekanan yang menghalangi aliran darah di arteri
utama (brachial artery) yang berjalan melalui lengan. Lengan kemudian ditaruh
disamping badan pada ketinggian dari jantung, dan tekanan secara berangsur-angsur.
Ketika tekanan didalam manset berkurang , seseorang doketer mendengar dengan
stetoskop melalui arteri pada bagian dapan dari sikut. Tekan pada mana dokter pertama
kali mendengar denyutan dari arteri adalah tekanan sistolik ( angka yang diatas). Ketika
tekanan manset berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya berhenti
adalah diastolik (angka yang di bawah)
Tekanan darah normal adalah dibawah 140/90 tekanan darah antara 140/90
dan 160/105 disebut pra-hipertensi (pre-hypertension) dan tekanan darah dari 180/015
diatasnya dianggap tinggi.(JNC 8: Evidence-based Guideline,2014)
Angka yang diatas, tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan di
dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maji kedalam arteri-arteri.
Angka yang dibawah, tekanan diastolik, mewakili tekanan di dalam arteri-arteri ketika
jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan
paling rendah yang dihadapkan pada erteri-arteri. Suatu peningkatan dari tekanan
daraah sistolik atau diastolik meningkatkan resiko mengembangkan penyakit jantung
(cardio), penyakit ginjal (renal arteriosclerosis) , kerusakan mata, dan stroke
(kerusakan otak). Komplikasi-komplikasi dan hipertensi ini sering dirujuk sebagai
keruskan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir tekanan
darah tinggi kronis. Untuk sebab itu, diagnosa tekanan darah tinggi sangat penting
sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan
mencegah komplikasi komplikasi. Pada awalnya diperkirakaan bahwa kenaikan-
kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor resiko yang lebih penting dari
pada peningkatan-peningkatan sistolik. Namun sekarang diketahui bahwa pada orang-
orang berumur 50 tahun atau lebih hipertensi sistolik mewakili suatu resiko yang lebih
besar.

3. Penyabab

Penyebab hipertensi dibagi 3 yaitu:


1. Secara genetis menyebab kelainan berupa :
a. Ganguan fungsi barostat renal
b. Sensitivitas terhadap konsumsi garam
c. Abnormalitas transportasi natrium kalium
d. Respon SSP (sistem syaraf pusat) terhadap stimulasi psiko-sosial
e. Gangguan metabolisme (glukosa,lipid, dan resistensi insulin)

2. Faktor lingkungan
a. Faktor psikososial : kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktifitas fisik status
sosial ekonmi, keturanan, kegemukan , dan konsumsi minuman keras
b. Faktor konsumsi garam
c. Pengguna obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortision) dan beberapa
obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi) secara terus
menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang . Merokok juga
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah
tinggi dikarenakan temabakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung
alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan daraha tinggi . stop menjadi alcholic!
d. Adaptasi struktural jantung secara pembuluh darah
a. Pada Jantung : terjadi hyppertropi dan hyperlasia miosit
b. Pada pembuluh darah : terjadi vaskuler hypertropi
4. Tanda dan gejala
a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
b. Nyeri pada Kepala
c. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial
d. Adanya pembengkakan karean meninngkatnya tekanan kapiler
a. Pemeriksaan penunjang
Pemerikasaan penunjang yang sebaiknya dilakukan untuk memantapkan
diagnosa
b. Faktor Rrsiko
Orang yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi berpotensi penyakit-
penyakit berikut antara lain:
1. Stroke
2. Serangan Jantung
3. Gagal Ginjal
4. Kebutaan

5. Pengobatan
Pengobatan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas dan
mengontrol tekanan darah. Dalam pengobatan hipertensi ada 2 cara yaitu non
farmakolgi(perubahan gaya hidup) dan pengobatan farmakologi
1. Pengobatan nonfarmakologi
Pengobatan ini dilakukan dengan cara :
a. Pengurangan berat badan : penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk
menurunkan berat badan , membatasi asupan kalori dan peningkatan pemakaian
kalori dengan latihan fisik yang teratur
b. Menghentikan alkohol : alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi. Penderita yang minum
alkohol sebaiknya membatasi asupan etanol; sekitar satu ons seahari.
c. Menghentikan merokok : merokok tidak berhubungan langsung dengan
hipertensi tetapi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskular. Penderita
hipertensi sebaiknya dianjurkan berhenti merokok.
d. Melakukan aktifitas Fisik : penderita hipertensi tanpa komplikasi dapat
meningkatkan aktifitas fisik secara aman. Penderita dengan penyakit jantung
atau masalah kesehatan lain yang serius memerlukan pemeriksaan yang lebih
lengkapa misalnya dengan excercise test dan bila perlu mengikuti program
rehabilitasi yang diawasi oleh dokter
e. Membatasi asupan garam : kurangi asupan garam sampai kurang dari 100mmol
perhari atau kurang dari 2,3 gr natrium atau kurang dari 6gr Nacl. Penderita
hipertensi dianjurkan juga untuk menjaga asupan kalsium dan magnesium
2. Pengobatan Farmakologi
Pengobatan farmakologi pada setiap penderita hipertensi memerlukan
pertimbngan berbagai faktor seperti beratnya hipertensi, kelaianan organ dan faktor
resiko lain. Hipertensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup. Pengobatan
dengan anti-hipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak berhasil. Dokter
pun memiliki alasan dalam memberikan obat mana yang sesuai dengan kondisi
pasien saat menderita hipertensi
Tujuan pengobatan farmakolgi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah diturunkan serendah meungkin yang
gtidak mengganggu fungsi ginjal, otak ,jantung, maupun kulitas hidup sambil
dilakukan pengendalian faktor resiko kardiovaskuler.
Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi terbagi menjadi beberapa golongan,
yaitu diuretik yang dapat mengurangi curah jantung, beta bloker, penghamabat ACE,
antagonis kalsium yang dapat mencegah vasokontriksi. Mayoritas pasien dengan
tekanan darah tinggi akan memerlukan obat-obatan selama hidup mereka untuk
mengontrol tekanan darah mereka

6. Pencegahan

Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup

a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan


untuk menurunkan berat badannya samapai batas ideal
b. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolestrol darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3
gr natrium atau 6 gr natrium klorida setipa harinya(disertai dengan asupan
kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
c. Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktifitasnya selama tekanan darah terkendali.

Aerobik yang melelahkan dilarang untuk penderita hipertensi dengan kelainan organ
target. Bila harus makan obat dimakan setelah latihan kira-kira 6 jam kemudian.
Sebaiknya penderita hihpertensi menjalani pemeriksaan pembebanan sebelum
melakukan program latihan yang bertujuan :
a. Mengetahui tekanan darah pada saat latihan fisik
b. Menilai tekanan darah yang aman untuk penderita sebelum terjadi keluhan
seperti pusing, rasa lemas, dan lain lain
c. Penilaian obat hipertensi.

Resiko yang bisa terjadi selama latihan adalah stroke apabila tekanan darah melebihi
250mmHg serta serangan jantunng terutama pada penderita yang sudah mempunyai
kelainan pada jantung

a. Merubah pola hidup sehat sambil meningkatkan efek anti-hipertensi


b. Mengendalikan stress (relaksasi dapat mengurangi denyut jantung)
c. Priksa tekanan darah secara teratur
d. Melakukan aktifitas fisik selama 30 menit setiap hari
e. Tidak merokok
f. Cukup Istirahat

7. Perawatan pada penderita hipertensi

Bergaya hidup sehat


1. Mengurangi garam
2. Berat badan jangan terlalu berlebihan maksimal 110% dari ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Stop Merokok
5. Menghindari alkohol

8. Pertahankan tekanan darah normal

Asupan garam (natrium chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa


penelitian menunjukan bahwa rata-rata penurunan natrium ± 1,8 gr/hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada penderita
hipertensi dan penuruan lebuh sedikit pada individu dengan tekanan darah normal.
Respon perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu
yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor usia. Disarankan asupan garam <6
gr/perhari atau kurang dari 1 sendok teh penuh. Hasil penelitian membuktikan bahwa
kenaikan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah dan terjadinya hipertensi.
Penurunan tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang di inginkan.
Penurunan sistolik dan diastolik rata-rata per kilogram penurunan berat badan. 1,6/1,1
mmHg, sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan normal untuk
menghindari hipertensi. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau bahan
makanan yang mengandung alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
penelitian klinis memperlihatkan adanya pemberian suplemen kalium dapat
menurunkan tekanan darah. Pemberian diet kalium 60-120 mmol/hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,2 mmHg pada penderita
hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada organ normal.

9. Latihan aerobik bagi penderita hipertensi

Bagi penderita hipertensi faktor yang harus diperhatikan adalah tingginya


tekanan darah. Semakin tinggi tekanan darah semakin keras kerja jantung, sebab untuk
mengalirkan darah saat jantung memompa maka jantung harus mengeluarkan tenaga
sesuai dengan tingginya tekanan tersebut. Jantung apabila tidak mampu memompa
dengan tenaga setinggi itu, berarti jantung akan gagal memompa darah.
Latihan olahraga dapat menurunakan tekanan sistolik maupun diastolik pada
usia 20 s/d 35 tahun. Latihan olahraga tidak signifikan menurunkan tensi pada penderita
yang mengalami hipertensi berat, tetapi paling tidak olahraga membuat seseorang
menjadi lebih santai.
Pada penderita hipertensi faktor tekanan darah memegang peranan penting di
dalam menentukan boleh tidaknya berolahraga, takaran dan jenis olahraga. Beberapa
pedoman dibawah ini perlu dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga antara lain :
a. Penderita hipertensi dikontrol tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan
darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak lebih dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik tidak melebihi 100 mmHg.
b. Sebelum berolahraga, perlu mendapatkan informasi mengenai penyebab
hipertensinya. Sealain itu, kondisi organ tubuh yang akan terpengaruh oleh
penyakit tersebut seperti : keadaan jantung, keadaan ginjal, keadaan mata,
(untuk mngetahui derajat hipertensi), serta pemeriksaan laboratorium darah
maupun urin. Kondisi oragan tersebut akan mempengaruhi keberhasilan
olahraga yang dilakukan
c. Penderita hipertensi sebelum latihan sebaiknya melakukan uji latihan jantung
terlebih dahulu dengan beban (treadmil/ergometer) agar dapat di nilai reaksi
tekanan darah dan perubahan aktifitas listrik jantung, serta menilai tingkat
kapasitas fisik.
d. Tekanan darah secara teratur diperiksa sebelum dan sesudah latihan. Olahraga
pada penderita hipertensi tidak hanya ditentukan oleh denyut jantung, tetapi
juga berdasarkan reaksi tekanan darah tersebut
e. Hasil latihan jika menunjukan penurunan tekanan darah maka dosis obat yang
diberikan sebaiknya dikurangi/ disesuaikan.

Pada orang dewasa yang menderita hipertensi mengalami berat badan berlebih
dan obesitas dapat meningkatkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa
jenis kanker (WHO,2015). Hipertensi terjadi berkaitan dengan beragam faktor resiko,
baik yang tidak dapat di ubah.

Faktor resiko yang tidak dapat diubah meliputi genetik, keadaan gizi, dan
umur. Faktor resiko yang dapat di ubah adalah kegemukan, diet, dan aktifitas
fisik/olahraga.

Dilain pihak kegemukan disebabkan oleh konsumsi makanan berlebihan dan


aktifitas fisik/olahraga kurang ( Suranti,2016). Melakukan kegiatan olahraga terprogram
sudah menjadi satu komponen dasar pengobatan hipertensi sebelum pemberian obat-
obatan (JNC8,2014).

Menurut pemabagiannya, olahraga dibagi menjadi olahrag bersifat aerobik dan


anaerobik. Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang kerja otot atau gerakan
ototnya dilakukan menggunakan oksigen untuk melepaskan energi dari bahan-bahan
otot.

Penyerapan dan pengankutan oksigen ke otot-otot diangkut oleh sistem


kardiorespirasi. Sehingga olahraga yang bersifat aerobik memper kuat sistem
kardiovaskular dan respirasi untuk mempergunakan oksigen dalam otot. Sedangkan
olahraga anaerobik adalah olahraga yang tidak menggunkan oksigen dalam penyedian
energi selama olahraga berlangsung. Pelatihan olahraga yang dianjurkan American
College Of Sports Medicine.

Brisk walking exercise sebagai salah satu bentuk latihan aerobik merupakan
bentuk latihan aktifitas sedang pada pasien hipertensi dangan menggunakan tehnik jalan
cepat selama 20-30 menit dengan rerata kecepetan 4-6km/jam. Dalam seminggu bisa
dilakukan brisk walking exercise adalah 3x sehari perminggu nya.

Kelebihan adalah latihan ini cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas


maksimal denyut jantung, merangsang kontraksi otot, pemecahan glikogen dan
peningkatan oksigen jaringan. Latihan ini juga dapat mengurangi pembentukan plak
melalui peningkatan penggunaan lemak dan peningkatan penggunaan glukosa
(Kowalski, 2013).

Brisk walking exercise berdampak pada penurunan resiko mortalitas dan


morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori, mempertahankan
berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa beta endorpin yang dapat
menurunkan stress serta keamanan 7 penerapan brisk walking execercise pada semua
tingkat umur penderita hipertensi (Ganong & Price,2013).

Brisk walking execercise bekerja melalui penurunan resistensi perifer. Pada


saat otot berkontraksi melalui aktifitas fisik akan terjadi peningkatan aliran darah 30 kali
lipat ketika berkontraksi dilakukan secara ritmik. Adanya dilatasi sfinter prekapiler dan
arteriol menyebabkan peningkatan pembukaan 10-100 kali lipat darah dan sel aktif serta
jarak tempuh difusi O2 serta zat metabolik sangat berkurang yang dapat meningkatkan
fungsi sel karena ketercukupan suplai darah, oksigen serta nutrisi dalam sel.
Menurut penelitian Sukarmin, Elly dan Dewi (2014) bahwa adanya perbedaan
yang signifikan dalam tekanan darah sistolik maupun diastolik. Pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah Brisk walking dalam hasil peneltian kamal, dkk (2013)

10. Kerangka Konsep penelitian

Kerangka Konsep merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan


dengan faktor telah di indetifikasi sebagai masalah yang penting.(Sugiyono,2014).
Adapun kerangka konsep penelitian mengenai “Pengaruh brisk walking execercise
terhadap penurunan tekanan darah diRS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2019”. Adapun
kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut

Variabel independen Variabel Dependen

Skema
Pengaruh2.1 brisk walking
Penurunan tekanan darah
exercise
Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Diteliti

Pengaruh

11. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


dimana masalah penelitian telah dinyatan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan didasarkan relevan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jika hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah, belum jawaban empirik dengan data (Sugiyono,2014). Hipotesi dalam
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh brisk walking excercise terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Grandmed
Lubuk Pakam 2019.

Anda mungkin juga menyukai