POKOK BAHASAN
1. Defenisi
2. Ruang lingkup
3. Proses SMK3
METODE PEMBALAJARAN
Contextual instruction & Small Group Discussion.
URAIAN M ATERI
3. SMK3 Acak
Organisasi yang telah menjalankan program pengendalian dan pencegahan
risiko yang tepat sesuai dengan realita yang ada dalam organisasi, namun tidak
memiliki elemen-elemen manajemen K3 yang diperlukan untuk memastikan bahwa
proses pencegahan dan pengendalian tersebut berjalan dengan baik. Elemen K3 yang
digunakan bersifat acak dan tidak memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
4. SMK3 Komprehensif
Organisasi yang menerapkan dan mengikuti proses sistem yang baik. Elemen
SMK3 dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi risiko, dilanjutkan dengan
menetapkan langkah pencegahan dan pengamanan, serta melalui proses manajemen
untuk menjamin penerapannya secara baik.(Lokajaya, 2018)
K3 Rumah Sakit atau yang selanjutnya disingkat dengan K3RS merupakan segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat
kerja di rumah sakit. Adapun wujud dari penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit yakni:
1. Membentuk dan mengembangkan SMK3 Rumah Sakit
2. Penerapan Standar K3 Rumah Sakit.
Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas
proses kerja di Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,
aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit. Adapun SMK3 RS terdiri dari:
Kebijakan K3RS ditetapkan secara tertulis dengan Keputusan Kepala atau Direktur
Rumah Sakit dan disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah Sakit. Adapun ruang lingkup
dari kebijakan K3 rumah sakit yaitu:
- penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS;
2. perencanaan K3RS;
Perencanaan K3RS dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan perundang-
undangan, dan persyaratan lainnya. Perencanaan K3RS ditetapkan oleh Kepala atau
Direktur Rumah Sakit. Perencanaan K3RS disusun berdasarkan tingkat faktor risiko.
Perencanaan K3RS dibuat secara berkala setiap 1 (satu) tahun dan ditinjau jika
terdapat perubahan sarana dan prasarana serta proses kerja di Rumah Sakit.
d. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
f. pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
g. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilakukan oleh sumber daya manusia di bidang
K3RS yang ditugaskan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilaksanakan melalui pemeriksaaan, pengujian,
pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit.
Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki sumber daya manusia di bidang K3RS untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dapat menggunakan jasa pihak lain.
Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS digunakan untuk melakukan tindakan
perbaikan.
5. peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS.
Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan
efektivitas penerapan SMK3 Rumah Sakit.
Peninjauan dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
rencana, dan pemantauan dan evaluasi.
Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja K3RS.
Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.
c. analisis risiko;
d. evaluasi risiko;
e. pengendalian risiko;
Pemetaan area risiko merupakan hasil identifikasi area risiko terhadap kemungkinan
kecelakaan dan gangguan keamanan di Rumah Sakit.
c. upaya pengendalian.
Upaya pengendalian merupakan tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan dan
gangguan keamanan.
Sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) paling sedikit meliputi:
f. spill kit.
pintu darurat;
jalur evakuasi;
tangga darurat;
pengendali asap;
e. Simulasi kebakaran.
Simulasi kebakaran dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.