Anda di halaman 1dari 12

SISTEM MANAJEMEN K3 DAN K3

MODUL RUMAH SAKIT


10

POKOK BAHASAN
1. Defenisi
2. Ruang lingkup
3. Proses SMK3

DESKRIPSI SINGKAT POKOK BAHAS AN


Matakuliah ini membahas defensisi system Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja serta ruang lingkup pembahasannya yang tercakup di dalam proses Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

KOMPETENSI / SUB KOMPETENSI/ KEM AMPUAN AKHIR YANG


DI HARAP KAN
Mampu mengerti dan memahami tentang SMK3 serta kaitannya dengan upaya K3

METODE PEMBALAJARAN
Contextual instruction & Small Group Discussion.
URAIAN M ATERI

1.1. Latar Belakang Smk3


Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa adanya tanpa adanya intevensi
dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Karena itu, ahli K3 sejak
awal tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak, khususnya manajemen
organisasi untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lainnya dalam
organisasi.
Semua sistem manajemen K3 bertujuan untuk mengelola resiko K3 yang ada
dalam perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan
kerugian dapat dicegah.
Hasil studi tersebut menyimpulkan sebagai berikut :
 Sebagian besar kecelakaan penerbangan bersumber dari faktor manusia
(human eror)
 Kesalahan manusia ini mengindikasikan adanya faktor carelessness atau kurang
kompeten dalam melakukan pekerjaan namun tidak sepenuhnya benar
 Faktor manusia hanyalah mata rantai paling ujung dari proses terjadinya
kecelakaan
 Kecelakaan tidak dapat dicegah dengan mengganti manusia, tetapi hanya dapat
dicegah dengan menghilangkan penyebab tidak langsung sebagai penyebab
dasar suatu kecelakaan.
 Sebagian besar mata rantai kecelakaan berada dibawah kendali organisasi yang
disebut organizational accident yang hanya dapat dikontrol melalui suatu safety
management system.(Soehatman Ramli, BE, SKM, 2009)
1.2. Pengertian SMK3
Sistem Majemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.(PERATURAN PEMERINTAH, 2012)

1.3. Tujuan SMK3


Penerapan SMK3 bertujuan untuk:
a. meningkatkan efektifitas perlindungan terukur, terstruktur, dan terintegrasi; Pasal 2
koselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan.kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/bwuh, dan/atau serikat pekerja/serikat bwuh;
serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.(PERATURAN PEMERINTAH, 2012)

1.4. Proses SMK3


Menurut OHSAS 18001, sistem manajemen merupakan suatu himpunan
elemen-elemen yang saling terkait untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk
mencapai tujuan. SMK3 terdiri dari 2 (dua) unsur pokok, yaitu proses manajemen dan
elemen-elemen implementasinya. Proses SMK3 menjelaskan bagaimana sistem
manajemen tersebut dijalankan atau digerakkan. Sedangkan elemen merupakan
komponen-komponen kunci yang terintegrasi satu dengan lainnya membentuk satu
kesatuan sistem manajemen.
Elemen-elemen ini mencakup tanggung jawab, wewenamg, hubungan antar
fungsi, aktivitas, proses, praktis, prosedur dan sumber daya. Elemen ini dipakai untuk
menetapkan kebijakan K3, perencanaan, objektif dan program K3.
Proses SMK3 menggunakan pendekatan PDCA (Plan, Do, Check and Action),
yaitu mulai dari perencanaan, penerapan, pemeriksaan dan tindakan perbaikan.
Dengan demikian SMK3 akan berjalan terus menerus secara berkelanjutan selama
aktivitas organisasi masih berlangsung.
SMK3 dimulai dengan penetapan kebijakan K3 oleh manajemen puncak sebagai
perwujudan komitmen manajemen untuk mendukung penerapan K3. Kebijakan k3
selanjutnya dikembangkan dalam perencanaan. Tanpa perencanaan yang baik, proses
K3 akan berjalan tanpa arah, tidak efisien dan tidak efektif.
Berdasarkan hasil perencanaan tersebut dilanjutkan dengan penerapan dan
operasional, melalui pengerahan semua sumber daya yang ada, serta melakukan
berbagai program dan langkah pendukung untuk mencapai keberhasilan.
Secara keseluruhan, hasil penerapan K3 harus ditinjau ulang secara berkala
oleh manajemen puncak untuk memastikan bahwa SMK3 telah berjalan sesuai dengan
kebijakan dan strategi bisnis, serta untuk mengetahui kendala yang dapat
mempengaruhi pelaksanaannya. Dengan demikian, organisasi dapat segera melakukan
perbaikan dan langkah koreksi lainnya.(Lokajaya, 2018)

1.5. Kategori Penerapan SMK3 Dalam Organisasi


Penerapan SMK3 dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja K3
dengan melaksanakan upaya K3 secara efisien dan efektif sehingga risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dapat dicegah atau dikurangi. Setiap organisasi memiliki risiko
K3 sesuai dengan sifat dan jenis kegiatannya. Karena itu organisasi tersebut pasti
sudah menjalankan upaya K3. Yang membedakan adalah kualitas implementasinya.
Dalam organisasi yang tradisional, program K3 mungkin telah dilakukan namun tidak
menggunakan kerangka sistem yang baik. Bentuknya tidak beraturan dan acak,
sehingga hasil yang dicapai juga kurang efektif.
Sering perusahaan telah menerapkan SMK3, tetapi kecelakaan masih saja
terjadi. Hal tersebut disebabkan karena kualitas penerapan SMK3 di dalam perusahaan
masih belum menyeluruh dan lengkap (komprehensif). Beberapa jenis penerapan
SMK3 adalah sebagai berikut :
1. SMK3 Virtual
Organisasi telah memiliki elemen SMK3 dan melakukan langkah pencegahan
yang baik, namun tidak memiliki sistem yang mencerminkan bagaimana langkah
pengamanan dan pengendalian risiko dijalankan.
2. SMK3 Salah Arah
Organisasi telah memiliki elemen SMK3 yang baik, tetapi salah arah dalam
mengembangkan langkah pencegahan dan pengamanannya. Akibatnya isu atau
potensi bahaya yang bersifat kritis bagi organisasi terlewatkan.

3. SMK3 Acak
Organisasi yang telah menjalankan program pengendalian dan pencegahan
risiko yang tepat sesuai dengan realita yang ada dalam organisasi, namun tidak
memiliki elemen-elemen manajemen K3 yang diperlukan untuk memastikan bahwa
proses pencegahan dan pengendalian tersebut berjalan dengan baik. Elemen K3 yang
digunakan bersifat acak dan tidak memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

4. SMK3 Komprehensif
Organisasi yang menerapkan dan mengikuti proses sistem yang baik. Elemen
SMK3 dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi risiko, dilanjutkan dengan
menetapkan langkah pencegahan dan pengamanan, serta melalui proses manajemen
untuk menjamin penerapannya secara baik.(Lokajaya, 2018)

1.6. Kunci Keberhasilan Penerapan SMK3


1. SMK3 harus Komprehensif dan terintegrasi dengan seluruh langkah
pengendalian yang dilakukan.
2. SMK3 harus dijalankan dengan konsisten dalam operasi satu satunya cara untuk
pengendalian resiko dalam organisasi.
3. SMK3 harus konsisten dengan hasil identifikasi bahaya dan peniliaian resiko
yang sudah dilakukan.
4. SMK3 harus mengandung elemen elemen implementasi yang berlandaskan
siklus proses manajemen (PDCA).
5. Semua unsur atau individu yang terlibat dalam operasi harus memahami konsep
dan implementasi SMK3.
6. Adanya dukungan dan komitmen manajemen puncak dan seluruh elemen dalam
organisasi untuk mencapai kinerja K3 terbaik.
7. SMK3 harus terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya yang ada dalam
organisasi.(Soehatman Ramli, BE, SKM, 2009)

1.7. K3 Rumah Sakit

K3 Rumah Sakit atau yang selanjutnya disingkat dengan K3RS merupakan segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat
kerja di rumah sakit. Adapun wujud dari penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit yakni:
1. Membentuk dan mengembangkan SMK3 Rumah Sakit
2. Penerapan Standar K3 Rumah Sakit.

1.8. Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit

Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas
proses kerja di Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,
aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit. Adapun SMK3 RS terdiri dari:

1. penetapan kebijakan K3RS;

Kebijakan K3RS ditetapkan secara tertulis dengan Keputusan Kepala atau Direktur
Rumah Sakit dan disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah Sakit. Adapun ruang lingkup
dari kebijakan K3 rumah sakit yaitu:
- penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS;

- penetapan organisasi K3RS; dan

- penetapan dukungan pendanaan, sarana, dan prasarana.

2. perencanaan K3RS;
Perencanaan K3RS dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan perundang-
undangan, dan persyaratan lainnya. Perencanaan K3RS ditetapkan oleh Kepala atau
Direktur Rumah Sakit. Perencanaan K3RS disusun berdasarkan tingkat faktor risiko.
Perencanaan K3RS dibuat secara berkala setiap 1 (satu) tahun dan ditinjau jika
terdapat perubahan sarana dan prasarana serta proses kerja di Rumah Sakit.

3. pelaksanaan rencana K3RS;

Pelaksanaan rencana K3RS meliputi:


a. manajemen risiko K3RS;
b. keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;

c. pelayanan Kesehatan Kerja;

d. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja;

e. pencegahan dan pengendalian kebakaran;

f. pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;

g. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan

h. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.


Pelaksanaan rencana K3RS sesuai dengan standar K3RS. Pelaksanaan rencana K3RS
harus didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan
anggaran yang memadai.

4. pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS; dan

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilakukan oleh sumber daya manusia di bidang
K3RS yang ditugaskan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilaksanakan melalui pemeriksaaan, pengujian,
pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit.
Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki sumber daya manusia di bidang K3RS untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dapat menggunakan jasa pihak lain.
Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS digunakan untuk melakukan tindakan
perbaikan.
5. peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS.
Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan
efektivitas penerapan SMK3 Rumah Sakit.
Peninjauan dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
rencana, dan pemantauan dan evaluasi.
Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja K3RS.
Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.

1.9. Standar K3 Rumah Sakit


Standar K3RS meliputi:
 manajemen risiko K3RS;
Manajemen risiko K3RS bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan
kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap
keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung. Manajemen risiko K3RS harus dilakukan secara menyeluruh yang
meliputi:
a. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya;

b. identifikasi bahaya potensial;

c. analisis risiko;

d. evaluasi risiko;

e. pengendalian risiko;

f. komunikasi dan konsultasi; dan

g. pemantauan dan telaah ulang.

 keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;


Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang aman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung. Keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit dilakukan melalui : a. identifikasi dan penilaian risiko;
Identifikasi dan penilaian risiko dilakukan dengan cara inspeksi keselamatan dan
Kesehatan Kerja di area Rumah Sakit.

b. pemetaan area risiko; dan

Pemetaan area risiko merupakan hasil identifikasi area risiko terhadap kemungkinan
kecelakaan dan gangguan keamanan di Rumah Sakit.

c. upaya pengendalian.
Upaya pengendalian merupakan tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan dan
gangguan keamanan.

 pelayanan Kesehatan Kerja;


Pelayanan Kesehatan Kerja dilakukan secara komprehensif melalui kegiatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan yang bersifat promotif
paling sedikit meliputi pemenuhan gizi kerja, kebugaran, dan pembinaan mental dan
rohani. Kegiatan yang bersifat preventif paling sedikit meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan, surveilans lingkungan kerja, dan surveilans medik. Imunisasi dilakukan bagi
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan serta SDM Rumah Sakit lainnya yang
berisiko. Pemeriksaan kesehatan dilakukan bagi SDM Rumah Sakit yang meliputi:
a. pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja;
b. pemeriksaan kesehatan berkala;

c. pemeriksaan kesehatan khusus; dan

d. pemeriksaan kesehatan pasca bekerja.

Jenis pemeriksaan kesehatan disesuaikan berdasarkan risiko pekerjaannya.


Kegiatan yang bersifat kuratif paling sedikit meliputi pelayanan tata laksana penyakit
baik penyakit menular, tidak menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja,
dan penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis).
Kegiatan yang bersifat rehabilitatif paling sedikit meliputi rehabilitasi medik dan program
kembali bekerja (return to work).
 pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja bertujuan untuk melindungi sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari
pajanan dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja dilaksanakan melalui:
a. identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit;
b. menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (material safety data
sheet);

c. menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);

d. pembuatan pedoman dan standar prosedur operasional pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3) yang aman; dan

e. penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) paling sedikit meliputi:

a. lemari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);

b. penyiram badan (body wash);

c. pencuci mata (eyewasher);

d. Alat Pelindung Diri (APD);

e. rambu dan simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); dan

f. spill kit.

 pencegahan dan pengendalian kebakaran;


Pencegahan dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan SDM Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
dilakukan melalui :
a. identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan;

b. pemetaan area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan;

c. pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan;


d. pengendalian kebakaran; dan

Pengendalian kebakaran dilakukan dengan pemenuhan paling sedikit meliputi:

 alat pemadam api ringan;

 deteksi asap dan api;

 sistem alarm kebakaran;

 penyemprot air otomatis (sprinkler);

 pintu darurat;

 jalur evakuasi;

 tangga darurat;

 pengendali asap;

 tempat titik kumpul aman;

 penyemprot air manual (hydrant);

 pembentukan tim penanggulangan kebakaran; dan

 pelatihan dan sosialisasi.

e. Simulasi kebakaran.
Simulasi kebakaran dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

 pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan


Kerja;
Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan
kehandalan sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
 pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
 Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.

Standar K3RS harus dilaksanakan oleh SDM Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lemak
    Lemak
    Dokumen13 halaman
    Lemak
    Kejeng Kar
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ikm
    Bahan Ikm
    Dokumen11 halaman
    Bahan Ikm
    Kejeng Kar
    Belum ada peringkat
  • Dasar K3
    Dasar K3
    Dokumen6 halaman
    Dasar K3
    Kejeng Kar
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ikm
    Bahan Ikm
    Dokumen11 halaman
    Bahan Ikm
    Kejeng Kar
    Belum ada peringkat