Hera Maheshwari
Wasmen Manalu
Ronald Tarigan
Ion
• Atom atau molekul yang mendapat atau kehilangan satu
atau lebih elektron dan akan bermuatan listrik (dominasi
adalah natrium, kalium, dan klorida)
• Dasar sinyal listrik dalam tubuh
• Ditemukan di CES dan CIS
• Kation: Na+, K+, Ca2+, H+, Mg2+
• Anion: Cl-, HCO3-, HPO4-, SO42-
Sel terdiri dari senyawa fosfolipid turunan
gliserol dan membentuk lapis ganda lipid
Polar
Mosaic fluid model (1971)
Pergerakan senyawa kimia melalui membran fosfolipid
Kompartemen tubuh berada dalam kondisi
ekuilibrium osmotic dan disekuilibrium kimiawi
Homeostasis ≠ Ekuilibrium
Potensial Ekuilibrium
Ekuilibrium listrik
Disekuilibrium kimia
Persamaan Nerst:
Skin 500ml
Lungs 400ml
Urine 1,500ml
Faeces 100ml
2,500ml
Kehilangan cairan tubuh
• Kulit luka/ vulnus
• Saluran pencernaan diare, muntah
• Ginjal Poliuria, pemberian diuretikum
• Hemoragi
Transpiration / Insensible loss
- Inevitable loss (Kehilangan yg tdk dpt
dihindarkan)
- Bergantung pada lingkungan
integritas kulit
- Rata-rata evaporasi melalui kulit 500-
750 ml/day
- Kehilangan elektrolit dapat diabaikan
(Perspiration – visible excretion)
Symptoms:
- Dry throat & mouth - Difficulty in speech
- Lethargy - ↓ Urine output
- Weight loss - Dry lips and tongue
- ↓ Skin turgor - Sunken eye balls
- ↓ Blood pressure - ↑ Heart rate and pulse rate
- Flat neck veins
Jenis-Jenis Dehidrasi:
• Dehidrasi Isosmotik
• Dehidrasi Hiperosmotik
• Dehidrasi Hiposmotik
Dehidrasi Isosmotik
↓ Volume Plasma Hemoragi
Diare dan Muntah
Luka (vulnus)
Mekanisme:
Kehilangan cairan dari plasma interstitium
Intestines
Plasma
- ECF tidak ada perubahan osmolalitas
ISF - Tidak ada pergerakan cairan dari ICF
Plasma hiperosmotik
Mekanisme:
i. Kehilangan NaCl dari plasma Plasma osmolality
Cairan berpindah dari plasma ke interstitium
ii. Interstitial osmolality Cairan berpindah dari ECF ke
ICF
Terapi:
• Diuretikum
• Batasi input cairan
• Penderita lemah jantung ACE inhibitors
• Diet rendah natrium (garam)
Overhidrasi Isosmotik
Penyebab:
Administrasi Oral/IV isotonic normal saline (0.9 %
NaCl) dalam jumlah besar
Mekanisme:
I. ECF volume ↑
II. Osmolalitas ECF/ ICF tidak berubah
Terapi:
Diuretikum
Overhidrasi Hiperosmotik
Penyebab:
Administrasi Oral/IV hypertonic saline dalam jumlah besar
Mekanisme:
I. Osmolalitas plasma meningkat
Penyebab:
a) Intake air dalam jumlah sangat berlebih
b) Retensi air oleh ginjal (SIADH)
Sistem terbuka dan kelebihan CO2 dapat dilepas atau dibuang melalui paru
paru, [CO2] menjadi tetap 1.2 mM, maka:
pH = 6.10 + log (24.4-10)/1.2 = 7.17
Sekalipun masih rendah masih dalam jangkauan kehidupan dan paru paru
dapat dirangsang melalui pusat respirasi di otak, terjadi hiperventilasi untuk
membuang sedikit CO2. Jika CO2 mencapai 0.9 mM maka pH menjadi 7.29
Ginjal juga akan mengambil alih koreksi pH.
Berapa pH apabila tidak ada buffer????
Phosphate buffer system
• pH 5.7
pH = pK + log [HPO42-]/[H2PO4-]
5.7 = 6.7 + log [HPO42-]/[H2PO4-]
log [HPO42-]/[H2PO4-] = -1
[HPO42-]/[H2PO4-] = 1/10
• pH 8.7
pH = pK + log [HPO42-]/[H2PO4-]
8.7 = 6.7 + log [HPO42-]/[H2PO4-]
log [HPO42-]/[H2PO4-] = 2
[HPO42-]/[H2PO4-] = 100
Sumber asam (H+) dalam tubuh?
1. Metabolisme makanan
– Metabolisme asam amino Methionin, Cystein (mengandung
gugus sulphur) H+ dan SO42-
– Metabolisme karbohidrat asam laktat
– Metabolisme lemak asam asetat, as beta hidroksibutirat
2. Metabolisme obat
– Direct metabolism of drug to more acidic compound eg
salicylates urates etc
– Induction of enzymes which metabolise other compounds
(endogenous or exogenous) to acids
3. Inborn errors of metabolism
– Organic acid disorders
– Lactic acidosis
Greatest potential source of acid is Carbon dioxide
Resp Acidosis
and
Met Alkalosis
pH N No acidemia
No A-B Dis
/alkalemia
Met Acidosis
and
Resp Alkalosis
pH
pCO2 N, HCO3 Uncomp Met Acidosis
pH
pCO2 N, HCO3 Uncomp Met Alkalosis
• Non-Respratory asidosis
Penyebab: Diabetes, produksi keton (asam),
kelaparan, diet protein tinggi rendah lemak,
kehilangan HCO3- karena diare, keracunanh salisilat
dan alcohol.
Pencegahan: Bikarbonat dan cegah penumpukan H+
diginjal dengan diet.
Ingat Anderson Hesellbach
Penderita serangan jantung dibawa ke RS dan dianalisa pH darahnya
7.25, PCO2 28 mm Hg dan HCO3-nya 12mM.
Turunnya HCO3- dan CO2 secara drastis karena pada serangan jantung
terjadi produksi laktat (asam) yang tinggi
Hipovolemia
– Reabsorbsi natrium akan meningkat (buffer di ginjal)
– Muntah kekurangan ion Cl- absorbsi Na+ di usus
dipertahankan dengan meningkatkan absorbsi HCO3-
dan meningkatkan ekskresi H+ and K+
Kelebihan Mineralocorticoid (aldosterone)
– Reabsorbsi natrium meningkat eksresi ion H+
kecenderungan utk alkalosis
Potassium depletion
Ion K+ dan H+ akan berkompetensi untuk kotransprort
(exchange) dengan Na+
Deplesi K+ meningkatkan ekskresi H+
Alkalosis
Respiratory alkalosis
ditandai dengan meningkatnya pH darah kesekitar 7.64, darah
menjadi lebih basa dan HCO3- 24.4 mM.
Penyebab:
Terjadi hiperventilasi sehingga [CO2] berkurang misal kelevel 0.7 mM
akibat ketinggian udara, meningitis, encephalitis atau cerebral
haemorrage. Juga hormone dan kecemasan.
Jangka pendek: Bernafas dalam udara yang kaya akan CO2 (dalam
kantung)
Jangka panjang: Infus NH4Cl karena NH4Cl NH4+ + Cl- dan NH4+ akan
terurai menjadi NH3 (dibuang lewat paru paru) dan H+ berikatan
dengan Cl- menurunkan pH.
Alkalosis
Non-respiratory alkalosis
Penyebab:
• Peningkatan HCO3- dan hilangnya H+
• Kehilangan H+ karena muntah dan diuritikum