Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kode : INA.S230.223.60.03.07
PELATIHAN
2007
PELATIHAN
2007
I. ~ 41
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
MODUL TP-03
Pembuatan Adukan Plesteran
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globallsasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya "Bakuan Kompetensi" untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan per<3turan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatankualitas SOM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dan hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun mated uji kompetensinya
disusun oleh Tim PenyusunlTenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pad a jabatan kerjanya.
Oengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SOM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala keeil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian.
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli I terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, keeukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SOM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan eara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Tukang Plester (Plasterer)
merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi
pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga
kerja yang berkiprah dalam bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Tukang Plester (Plasterer) ini terdiri dari 1 (satu)
kompetensi umum dan 4 (em pat) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan
yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Tukang Plester
(Plasterer).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Tim Penyusun
------- ---------------.~-- .. ~
DAFTAR lSI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. ..
DAFT AR lSi............................................................................................. iv
PANDUAN PEMBElAJARAN.................................................................. ix
BAB I: PENDAHUlUAN
2.2. Jenis dan Fungsi Bahan Adukan ............. ... ................................ 11-1
2.2.1 Semen. ......... ..... ..... ........... ............ ....... ....................... 11-1
2.3. Mutu Bahan Adukan.......... .......... ......... ....... ....... .... .................... .... 11-4
Rangkuman ... ............ ......... .......... ................. ...... ..... ...... ................. 11-7
Rangkuman ... ............. ......... ............... .......... .............. ......... ............ 111-4
BABV: PEMEMBUATADUKAN
5.1 Umum ........ ............. ........................ ..... ............ .................. ...... ....... V-1
5.2.2 Adukan Acian................. ..... ........ ........ ........ ..................... ... V-1
5.4 Cara Mencampur Adukan dengan Alat Tangan ..... ......... .......... ....... V-2
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Cara Penempatan Semen .......................................................... 111-2
Gambar 3.2
Cara Penempatan Kapur................................................................. 111-2
Gambar 3.3
Cara Penempatan Pasir .................................................................. 111-2
Gambar 3.4
Cara Penempatan Gipsum .............................................................. 111-3
Gambar4.1
Menakar Dengan Kotak................................................................... IV-3
Gambar4.2
Menakar Dengan Ember................................................................. IV-3
Gambar4.3
Menakar Dengan Sekop.................................................................. IV-3
Gambar 5.1
Cara Menimbun Bahan Adukan...... ................................................ V-2
Gambar 5.2
Cara Membuat Adukan Dengan Mesin ............................................ V-3
DAFTAR TABEL
Halaman
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu membaca mengarahkan 1;~lYananl
• Kriteria Penilaian
PANDUAN PEMBELAJARAN
No. I
Kode Judul Modul
Modul
1 TP-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaanl
8ab I, Pendahuluan
Waktu : 5 menit
Waktu : 30 menit
Waktu : 15 menit
BABI
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul TP-03: Pembuatan Adukan Plesteran mempresentasikan salah satu unit
kompetensi dari program pelatihan Tukang PIester (Plasterer).
Modul ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari:Bab I, menguraikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan unit kompetensi yang berkaitan dengan pembuatan adukan
dan penilaiannya.; Bab II, menguraikan tentang bahan adukan; Bab III, menguraikan
tentang penyiapan bahan adukan; Bab IV, menguraikan tentang caramenakar
bahan adukan, serta Bab V, menguraikan tentang cara membuat adukan.
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
pekerjaan plesteran adalah :
a. Judul unit:
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul J title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit:
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku ke~a yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalarn judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:
Sewaktu menu lis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (lUK).
Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan
OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
Materi pembelajaran.
Spesifikasi T eknis
BAB II
BAHAN ADUKAN
2.1. UMUM
2.2.1 Semen
a. Fungsi Semen
Fungsi semen dalam adukan adalah sebagai bahan pengikat. Artinya
bahan yang merekatkan antara butir pasir yang satu dengan lainnya dan
kalau dicampur dengan air akan membentuk suatu massa yang
1) Semen Portland (SP)
Semen portland (SP) adalah semen hidrolis yang dibuat dengan cara
menggiling halus klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis dan gipsum sebagai bahan pembantu. Berdasarkan
tujuan penggunaannya semen portland (SP) terdiri dari 5 jenis:
a) Jenis I, yakni untuk konstruksi pada umumnya yang tidak
menuntut persyarataan khusus
b) Jenis II, yakni untuk konstruksi pada umumnya yang menuntut
persyaratan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang
sedang
c) Jenis III, yakni untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
kekuatan awal yang tinggi
d) Jenis IV, yakni untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
panas hidrasi yang rendah
e) Jenis V, yakni untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
sang at tahan terhadap sulfat
2.2.2 Kapur
a. Jenis Kapur
1) Kapur tahar
Kapur tahor adalah hasil pembakaran batu kapur pada suhu tertentu
yang apabila diberi air secukupnya dapat dipadamkan (dapat
bersenyawa membentuk hidrat).
2) Kapur padam
b. Fungsi Kapur
Fungsi kapur dalam adukan sarna dengan fungsi semen yakni sebagai
bahan pengikat. Kapur lebih lunak dan lebih lambat mengeras dari pada
semen.
2.2.3 Pasir
a. Jenis pasir
1) Pasir sungai
Pasir sungai merupakan butiran-butiran mineral keras dan tajam yang
dihasilkan dari dasar sungai.
2) Pasir gunung
Pasir gunung merupakan bahan alami yang dihasilkan dari galian
pad a tebing/bukit. Butiran pasir gunung lebih kasar dan lebih lunak
daripada pasir sungai.
3) Pasir taut
Pasir laut merupakan butiran-butiran mineral keras yang dihasilkan
dari tepi pantai/laut. Pasir laut mengandung kadar garam yang dapat
merusak adukan. Kalau terpaksa digunakan, kandungan kadar
garamnya harus dinetralisir terlebih dahulu yakni dengan cara dicuci
dengan air tawar.
b. Fungsi pasir
Fungsi pasir dalam adukan adalah sebagai bahan pengisi (aggregate
halus). Artinya bahan tambahan supaya tidak terjadi penyusutan pada
adukan yang kemungkinan akan menimbulkan retak-retak pada
plesteran.
2.2.4 Air
2.2.5 Gipsum
Supaya mutu adukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, maka sebelum
dicampur bahan-bahan perlu dipilih terlebih dahulu sesuai standar mutu yang
sudah ditetapkan untuk masing-masing bahan tersebut. Berikut adalah cara-cara
yang harus dilakukan dalam memilih bahan yang akan digunakan.
RANGKUMAN
2. Berdasarkan bahan dasar yang digunakan jenis semen terdiri dari: semen portland
(SP). semen portland pozolan (SPP), semen posolan kapur (SPK), dan semen
portland putih
4. Jenis kapur terdiri dari: kapur tohor, kapur padam, kapur udara, kapur hidrolis dan
kapur magnesia
5. Fungsi pasir dalam adukan adalah sebagai bahan pengisi (aggregate halus)
6. Berdasarkan pengambilannya jenis pasir terdiri dari: pasir sungai, pasir gunung, dan
pasir laut
7. Fungsi air dalam adukan adalah sebagai bahan pembantu proses pengerasan.
8. Fungsi gipsum dalam pekerjaan plesteran adalah sebagai bahan untuk membuat
ornament
9. Semen bermutu baik jika butirannya lolos ayakan 0 1,2 mm, pengikatan awal
minimum 1 jam ,dan pengikatan akhir maksimum 8 jam
10. Kapur bermutu baik jika butirannya lolos ayakan 0 6,7 mm, ketetapan bentuk tidak
retak, dan kadar air maksimum 15%
11. Pasir bermutu baik jika 10105 ayakan diameter 4,8 mm, dan kadar lumpur maksimum
5%
12. Air bermutu baik jika bersih/dapat diminum, tidak mengandung: garam yang dapat
merusak adukan, lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
secara visual
13. Gipsum bermutu baik jika butirannya lolos ayakan 0 0,0025 mm, dengan pengikatan
awal antara 20 - 35 menit
14. Cara memilih semen: melihat periode pengiriman, mengamati kehalusan butiran
15. Cara memilih kapur: mengamati kehalusan butiran, memeriksa kelunakan butiran
16. Cara memilih pasir: mengamati variasi butiran, memeriksa kekerasan dan
ketajaman, memeriksa kadar Lumpur
17. Cara memilih air: memeriksa warna, benda terapung dan bau
eLE,.eNK~MPEErEN$1·& KRlTERIA
LATIHAN I PENILAIANMANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
1. Menjelaskan bahan adukan
1 Jenis bahan adukan 1. Jelaskan jenis semen yang bisa digunakan
dikenali secara benar dalam pekerjaan plesteran!
2. Apa fungsi semen dalam adukan
plesteran?
3. Jelaskan jenis kapur untuk adukan
plesteran!
4. Apa fungs! kapur dalam adukan plesteran?
5. Jelaskan jenis pasir yang bisa digunakan
untuk adukan plesteran!
6. Pasir dalam adukan plesteran berfungsi
sebagai bahan ...
7. Jelaskan fungsi air dalam adukan!
8. Gipsum pada pekerjaan plesteran
digunakan untuk ....
2 Mutu bahan adukan 1. Jelaskan mutu semen yang baik
dijelaskan secara benar berdasarkan pengamatan di lapangan!
2. Jelaskan mutu kapur yang baik
berdasarkan pengamatan di lapangan!
3. Jelaskan mutu pasir yang baik berdasarkan
pengamatan di lapangan!
4. Jelaskan mutu air yang baik berdasarkan
pengamatan di lapangan!
5. Jelaskan mutu gipsum yang baik
berdasarkan pengamatan di lapangan~
3 Cara memilih bahan 1. Bagaimana cara memilih semen yang baik
adukan dijelaskan dengan di lapangan?
benar 2. Bagaimana cara mernilih kapur yang baik
di lapangan!?
3. Bagaimana cara memilih pasir yang baik di
lapangan?
4. Bagaimana cara memilih air yang baik di
lapangan?
BAS III
3.1. UMUM
Variasi ukuran butir kapur atau pasir yang memenuhi standar bisa didapatkan
dengan cara mengayak kapur atau pasir dengan ayakan sUmdar. Menggunakan
ayakan standar di lapangan merupakan satu hal yang tidak mungkin dilakukan
karena pekerjaan akan menjadi tidak produktif.
Dalam pelaksanaan di lapangan supaya butiran kapur atau pasir tersebut
mendekati standar, sebelum digunakan biasanya diayak terlebih dahulu dengan
ayakan dari kawat has ukuran 0 5 mm.
Dengan perkembangan teknologi peralatan dewasa ini kapur atau pasir gunung
sebelum dipasarkan terlebih dahulu digiling dengan mesin giling (milling machine).
Bahkan kapur sudah bisa diperoleh dalam bentuk butiran yang halus dan dikemas
dalam karung.
Semen
200
~
80
r
Gb.3.1 Cara Penempatan Semen
Kapur
..~:...........(
. . ~": . . ' .
'. ,,
Gb. 3.2 Cara Penempatan Kapur
, ,
\.
. '.
.". ~
Lantai
... .. ~ ........... ~:.~. ~. :. :.:. . .....
Prlsir
.", .....
',',' "'.
. .
/ ' .
Gipsum
. . . .~-- Masuk
200
50
80
RANGKUMAN
4. Dalam pelaksanaan di lapangan kapur atau pasir diayak terlebih dahulu dengan
ayakan dar; kawat has ukuran 12' 8 mm, supaya mendekati standar
5. Semen harus ditempatkan di dalam ruangan yang terlindung dari air dan udara
lembab
6. Pengambilan semen dari tumpukannya harus diatur, sehingga semen yang lama
bisa diambil lebih dahulu
7. Kapur sebaiknya ditempatkan di tempat yang terlindung dari hujan dan terik
matahari
Tukang (Plasterer)
MODUL TP-03 BAB-III
Pembuatan Adukan Plesteran Menyiapkan Bahan Adukan di Lapangan
1
Variasi ukuran butir bahan 1. Jelaskan ukuran butir kapur tohor
adukan dijelaskan secara berdasarkan standar mutu!
benar 2. Jelaskan ukuran butir kapur padam
berdasarkan standar mutu!
3. Jelaskan ukuran butir pasir berdasarkan
standar mutu!
BAB IV
4.1. UMUM
Adukan semen , kapur dan pasir sebaiknya tidak digunakan untuk dinding bagian
luar atau yang berhubungan langsung dengan air.
Adukan acian bisa saja dibuat langsung dari bahan semen yang dicampur
dengan air. Adukan acian semen lebih cocok digunakan untuk dinding
bag ian luar.
Pengerjaan acian dengan semen sedikit agak sulit karena acian semen
cepat kering sehingga kadang-kadang hasilnya tidak rata . Karenanya
adukan acian yang dibuat dari campuran semen dan kapur akan lebih
mudah dikerjakan dengan hasil lebih rata.
Adapun komposisi adukan acian semen-kapur bisa dilihat seperti pad a tabel
4.3.
1 semen 3 pasir
1. Menyediakan ember
2. Memasukkan semen dan pasir yang sudah diayak ke dalam ember
dengan jumlah masing-masing sesuai komposisi yang telah ditentukan
missal 1 semen, 4 pasir (Iihat gam bar 4.2)
3. Meratakan bagian atas semen dan pasir sama dengan permukaan sisi
atas ember
1 semen 4 pasir
a. Menyediakan sekop
b. Mengambil semen dan pasir dengan sekop dengan jumlah masing
masing sesuai komposisi yang telah ditentukan missal 1 semen, 2 pasir
(Iihat gambar 4.3)
"" . .~. /
~ ."
+
1 semen :2 pasir
Menakar bahan adukan dengan sekop dilakukan hanya untuk kebutuhan adukan
dalam jumlah yang sedikit. Tidak dianjurkan untuk kebutuhan adukan dalam
jumlah banyak karena tidak produktif dan jumlah takaran tidak teliti akibat banyak
butir pasir atau semen yang berjatuhan dari sekop pada saat diangkat yang
jumlahnya tidak akan sama.
Contoh :
komposisi adukan yang digunakan 1 semen : 3 pasir, maka bahan adukan yang
dibutuhkan adalah :
RANGKUMAN
3. Alat yang digunakan untuk untuk menakar bisa dalam bentuk kotak kayu, ember
atau sekop
5. Cara/urutan langkah menakar secara garis besar terdiri dari menyiapkan takaran,
memasukkan bahan ke dalam takaran dan meratakan bahan
6. Menakar dengan menggunakan sekop kurang teliti karena jumlah bahan antara
sekop tidak akan sama sehingga menakar dengan sekop dilakukan jika adukan
yang diperlukan hanya sedikit
7. Supaya adukan tidak terbuang percuma, maka dalam pembuatan adukan harus
memperhitungkan kebutuhan bahan sesuai waktu yang tersedia dan kemampuan
mengerjakan dalam satuan jam
BABV
PEMBUATAN ADUKAN
5.1. UMUM
Dalam membuat adukan seorang tukang plester harus dapat mengetahui jenis
adukan untuk plesteran dan acian, mutu adukan, cara mencampur adukan
dengan alat tangan, serta cara mencampur adukan dengan mesin.
Adukan yang umum d;gunakan di lapangan pada saat ini adalah adukan plesteran
dan adukan acian:
5.2.1 Adukan Plesteran
a. Adukan acian semen, yakni adukan acian yang dibuat dari semen dan
air. Adukan acian jenis ini mempunyai sifat cepat mengeras sehingga
agak susah pengerjaannya (workability rendah)
b. Adukan acian semen-kapur, yakni adukan acian yang dibuat dari semen,
kapur dan air. Adukan jenis ini mempunyai sifat agak lambat mengeras
sehingga lebih mudah pengerjaannya (workability tinggi).
Baik b~ruknya mutu adukan akan sangat tergantung kepada bahan yang
digunakan. Bahan yang bermutu tinggi akan menghasilkan suatu adukan yang
bermutu tinggi. Kuat daya rekatnya, padatltidak keropos, tidak lapuk, tidak retak
dan pengerjaan mudah (workability tinggi).
Urutan langkah mencampur adukan dengan alat tangan adalah seperti berikut:
1. Sediakan tempat membuat adukan kira-kira ukuran 1,5 x1,5 meter yang
keempat sisinya dibatasi dengan papan dan bag ian bawahnya diberi alas
dari seng atau plesteran
2. Tuangkan pasir yang sudah diayak (misalkan sebanyak tiga kotak)
3. Tuangkan semen di atas timbunan pasir (misalkan sebanyak satu kotak)
4. Aduk-aduk semen dan pasir dalam keadaan kering sampai warnanya merata
dengan menggunakan cangkul atau sekop
5. Tumpuk kembali bahan-bahan sehingga membentuk gunungan kecil
kemudian bentuk kawah di tengahnya
6. Tuangkan air secukupnya ke dalam kawah tersebut
7. Aduk-aduk bahan yang sudah diberi air sedikit demi sedikit sehingga
membentuk gumpalan adukan yang kenyal. Tidak terlalu encer juga tidak
terlalu kental dan adukan siap dipakai
~ Papan batas
~+t-
RANGKUMAN
1. Jenis adukan plesteran yang umum digunakan di lapangan pada saat ini adalah
adukan semen-pasir dan adukan semen-kapur-pasir
2. Mutu adukan akan sangat tergantung kepada: bahan yang digunakan, alat yang
digunakan dan pengetahuan serta keterampilan pekerja
3. Membuat adukan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin bisa juga dengan
menggunakan alat-alat tangan
4. Secara garis besar cara/urutan langkah membuat adukan dengan alat-alat tangan
adalah: menyiapkan tempat mengaduk, menuangkan bahan adukan sesuai
komposisi yang sudah ditentukan, mencampur bahan dalam keadaan kering, dan
menuangkan air sedikit demi sedikit ke atas bahan sambil diaduk-aduk
6 Pengisi
8 Membuat ornamen
_ ......
I
KRtTERIA UNJUK K<&RJA (KUK) &
JAWAI'AN .
2. Mutu bahan adukan dijelaskan secara benar
1
• Lolos ayakan (2) 1,2 mm
• Tidak mengkristal
I I
4 • a) 8ersih/dapat diminum
b), Tidak mengandung lumpur,
minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual
i
5 • Lolos ayakan (2) O. I
• Tidak mengkristal
• Mencium bau
i
JAWABAN
3 Ukuran butir pasir berdasarkan standar mutu adalah antara 0,15 - 4,80 mm
!<iX·· .·KRlfERtAUNdUK'i{ERJA(KUK).&
f. ..
JAWABAN .
I
3 Ditempatkan di tempat yang terlindung dari hujan dan terik matahari
4 Ditempatkan di dalam ruangan yang terlindung dari air dan udara lembab .
dengan jarak ± 80 em dari dinding dan ± 50 em dari dasar lantai
JAWA6AN
2. Cara menakar bahan dijelaskan berdasarkan volume.
1 ! Menyediakan kotak - Memasukkan bahan ke dalam kotak - Meratakan
bahan
3 Karena banyak butir pasir atau semen yang berjatuhan dari sekop pada •
saat diangkat yang jumlahnya tidak akan sama
.. ·cC
~\ .
liRt"F:ERIA UNJUK KERJA (KU.Kl&
JAWABAN
1. Jenis adukan dijelaskan sesuai jenis pekerjaan .
1 - Adukan semen -pasir
- Adukan semen-kapur-pasir
2 - Adukan acian semen
- Adukan acian semen-kapur
I
KRIT&RIA UNJUK KERJA (KUK) &
••
JAWASAN
4. Cara mencampur adukan dengan mesin dijelaskan dengan benar
1 Hidupkan mesin - masukkan pasir dan ke dalam tong - biarkan beberapa
menit - tuangkan sedikit demi sedikit
I
DAFTAR PUSTAKA