A. Defenisi Appendisitis
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing ( apendiks ). Usus buntu sebenarnya adalah sekum(caecum). Infeksi ini bisa
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam
pencernaan. Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara pasti, namun usus
buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang berfungsi untuk mempertahankan atau
imunitas tubuh. Dan bila bagian usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit
Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi, walaupun
Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan yang telah
didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau catatan medik klien.
Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding abdomen seperti caesarean section
Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi
lebih umum pembedahan perut (Harjono, 2016). Ramali Ahmad (2010) mengatakan
bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi.
dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus
peradangan pada bagian usus (Caecum) yang disebabkan karena ada obstruksi yang
a. Anatomi Apendiks
inci), lebar 0,3 - 0,7 cm dan isi 0,1 cc melekat pada sekum tepat dibawah katup
ileosekal. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu : taenia anterior,medial dan posterior.
Secara klinis, apendiks terletak pada daerah Mc.Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis
yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan dengan pusat. Lumennya
sempit dibagian proksimal dan melebar dibagian distal. Namun demikian, pada bayi,
apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya.
Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus vagus yang
simpatis berasal dari nervus torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada
b. Fisiologi Apendiks
yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat
tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali jika dibandingkan dengan
jumlahnya disaluran cerna dan diseluruh tubuh. Apendiks berisi makanan dan
efektif dan lumennya cenderung kecil, maka apendiks cenderung menjadi tersumbat
menjadi 2 yaitu :
1. Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak
umbilicus. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu
makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney.
Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan
2. Apendisitis kronis
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya riwayat
nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara
apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel
5%.
D. Etiologi
debris fekal ) atau parasit (Katz, 2013). Apendisitis penyebabnya paling umum adalah
4
inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen. Kira-kira 7% dari
populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup
mereka: pria lebih sering dipengaruhi wanita, dan remaja lebih sering dari pada
dewasa. Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat
Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin
sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali
1. Sumbatan lumen
E. Manifestasi Klinis
setempat. Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa tanda nyeri antara
a. Apendiksitis
1) Nyeri samar-samar
3) Anoreksia.
5) Diare
5
6) Konstipasi
7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal.
b. Apendiksitis perforasi
4) Konstipasi BAB
6) Pada auskultasi, bising usus normal atau meningkat pada awal apendisitis
9) Respirasi retraktif.
tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases), tumor, atau benda
Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi pada lumen
perkembangan bakteri. Hal lain akan terjadi peningkatan kogesif dan penuruna pada
perfusi pada dinding apendiks yang berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi, maka
nyamanan abdomen.
proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks dengan omentum dan usus
halus sehingga terbentuk massa periapendikular yang secara salah dikenal dengan
istilah infiltrate apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya
dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu memberikan respon imflamasi berbentuk
G. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak dengan
appendicitis.
2. Pemeriksaan Urinalisis
ginjal. Meskipun demikian, hematuria ringan dan pyuria dapat terjadi jika
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas USG lebih dari 85% dan
atau inflammatory bowel disease. False negatif juga dapat muncul karena
letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang terisi banyak udara
4. CT-Scan
kira-kira 95-98%. Pasien- pasien yang obesitas, presentasi klinis tidak jelas,
dan curiga adanya abscess, maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan
8
test diagnostik. Diagnosis appendicitis dengan CT-scan ditegakkan jika
appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada diameternya. Dinding pada appendix
H. Penatalaksaan
1. Penanggulangan konservatif
2. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan Apendisitis maka tindakan yang
3. Pencegahan Tersier
infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila diperkirakan terjadi perforasi maka
keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. Faktor penderita
dan mortalitas. Proporsi komplikasi Apendisitis 10-32%, paling sering pada anak
kecil dan orang tua. Komplikasi 93% terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun dan 40-
75% pada orang tua. CFR komplikasi 2-5%, 10-15% terjadi pada anak-anak dan
orang tua.43 Anak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih
sedangkan pada orang tua terjadi gangguan pembuluh darah. Adapun jenis komplikasi
diantaranya:
1. Abses
Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa lunak di
kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini mula- mula berupa flegmon
dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus. Hal ini terjadi bila
2. Perforasi
Perforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke
rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama sejak awal sakit, tetapi
meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi dapat diketahui praoperatif pada 70%
kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari 36 jam sejak sakit, panas
lebih dari 38,50C, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis
10
terutamapolymorphonuclear (PMN). Perforasi, baik berupa perforasi bebas
maupun mikroperforasi dapat menyebabkan peritonitis.
3. Peritonitis
dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila infeksi tersebar luas pada
peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya
Peritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen,
11
Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
1. Indetitas klien
Biasanya indetitas klien terdiri Nama, umur, jenis kelamin, status, agama,
2. Alasan masuk
Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit perut di kuadran
kanan bawah, biasanya disertai muntah dan BAB yang sedikit atau tidak sama sekali,
3. Riwayat kehehatan
d. Pemeriksaan Fisik
12
Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis, E :4 V:5 M:6. Tanda-
tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh klien merasakan nyeri
dimulai dari tekanan darah biasanya tinggi, nadi takikardi dan pernafasan
e. Kepala
Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau penyakitnya itu
apenditis mungkin pada bagian mata ada yang mendapatkan mata klien
seperti mata panda karena klien tidak bisa tidur menahan sakit.
f. Leher
Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada klien yang
menderita apedisitis.
g. Thorak
Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau gangguan
bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya sonor kedua lapang
klien juga tidak ada masalah bunyi jantung klien regular ketika di
auskultrasi, Bunyi jantung klien regular (lup dup), suara jantung ketiga
disebabkan osilasi darah antara orta dan vestikular. Suara jantung terakir
(S4) tubelensi injeksi darah. Suara jantung ketiga dan ke empat disebab kan
tidak ada kalau ada suara tambahan seperti murmur (suara gemuruh,
berdesir)
h. Abdomen
Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan bawah atau
terbatas pada region iliaka kanan, dapat disertai nyeri lepas. Kontraksi otot
perut kiri bawah akan dirasaka nyeri diperut kanan bawah yang disebut
14
B. Diagnosa Keperawatan
lingkungan
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Manajemen nyeri
Pemberian analgesik
2. Hipetermi
Manjemen hipertermi
Pemantauan cairan
Pemantauan obat
Edukasi dehidrasi
3. Defisit nutrisi
15
Manajemen nutrisi
Manajemen cairan
Pemantauan cairan
Pemantauan nutrisi
4. Resiko infeksi
Manjaemen imunisasi/vaksinasi
Pencegahan infeksi
Pemantauan nutrisi
Pemberian obat
16
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013, Keperawatan Medikal Bedah: Jakarta: EGC. Brunner,
Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG. Brunner dan
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2015. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC. Smeltzer,
Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2015, Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah .
Syamsuhidayat, R., Jong, W.D. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC.
Williams, L & Wilkins. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Alih
17
LAPORAN PENDAHULUAN
APENDISITIS AKUT
DI SUSUN OLEH
JP020.02.022
CI INSTITUSI
JAYA PALU
18
2021