Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN DATA POSYANDU PADA BALITA DI RT 003/002 KP.

WARU
DESA WARGASETRA KECAMATAN TEGALWARU KABUPATEN
KARAWANG

Disusun Oleh:

Nama: DEBI AYU LESTARI

NPM: 113118040

Tingkat: 3A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktikum Tentang Penilaian Status Gizi di posyandu dan Diajukan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penilaian Status Gizi. Kegiatan Praktikum
yang dilaksanakan di RT 003/002 di kp waru. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih atas semua dukungan, bantuan serta bimbingan dari
semua pihak selama proses belajar dan penyusunan laporan ini. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Teguh Akbar Budiana, SKM., M.GIZI.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan Gizi ini, masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam sistematika penulisan
maupun penggunaan bahasa. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

karawang, Januari 2021


Debi Ayu
Lestari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL…...........................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................1

C. Manfaat....................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Antropometri........................................................................................2

B. Status Gizi.............................................................................................5

C. Definisi Posyandu….............................................................................7

D. Angka Kecukupan Gizi.........................................................................8

BAB III ANALISIS SITUASI

A. Data Geografi RT...............................................................................10


B. Data Posyandu…................................................................................11
C. Data Recall 1x24 Jam.........................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran...............................................................................16
B. Pembahasan......................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan….....................................................................................17
B. Saran…...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18
DATA TABEL

Tabel 2.1 Data angka kecukupan gizi di Indonesi….............................................9

Tabel 3.1 .Data posyandu balita desa wargasetra mekar.......................................11

Tabel 3.2 pengukuran antropometri.......................................................................12

Tabel 3.3 hasil recall jam......................................................................................13


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta desa wargasetra RT 003/002........................................................10


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaa suvei posyandu di RT 003/002 Kp. Waru merupakan
penerapan seorang mahasiswa/i pada dunia kerja nyata yang sesungguhnya,
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan etika pekerjaan, serta
untuk mendapatkan kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang ada kaitannya dengan kurikulum pendidikan.
Pelaksanaan survey posyandu menamlkan tentang data-data dan
informasi mengenai posyadu di RT 003/002 Kp.waru. Pelaksanaan Survei
Posyandu merupakan praktik mata kuliah wajib Penilaian Status Gizi yang
dilaksanakan oleh mahasiswa/i Regular tingkat III Program Studi Kesehatan
Masyarakat S-1 dengan bobot 2 SKS bertempat di wilayah RT masing-
masing. Kegiatan ini diharapkan Mahasiswa/i dapat melakukan kegiatan-
kegiatan kesehatan masyarakat di tempat wilayah RT masing- masing dan
dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dalam perkuliahan.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Memberikan Pembelajaran Lapangan dengan mencari informai dan
data mengenai Kegiatan posyandu di RT 003/002 Kp.waru
2. Mendapatkan informasi yang akurat mengenai data posyandu yang
terdapat di RT 003/002 Kp.waru.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran Kegiatan posyandu di RT 003/002 Kp.waru

C. Manfaat
Mengetahui program posyandu yang terdapat di wilayah RT 003/002 Kp.waru.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Antropometri
1. Antropometri Gizi
Kata antropometri berasal dari bahsa latin antropos yang berarti
manusia (human being). Sehingga antropometri dapat diartikan sebagai
pengukuran pada tubuh manusia (soekirman, 2000). Pengukuran
antropometri, khususnya bermanfaat bila ada ketidakseimbangan
antara protein danenergi. Dalam beberapa kasus, pengukuran
antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang maupun
parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi status kekurangan(defisiensi) gizi tertentu (Gibson,
2005).
Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan
kelebihan, yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat gizi
masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama melalui
metode pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
relatif cepat, mudah, dan reliable menggunakan peralatan-peralatan
yang portable, tersedianya metode-metode yang terstandardisasi, dan
digunakannya peralatan yang terkaliberasi. Untuk membantu dalam
menginterpretasi data antropometrik, pengukuran umumnya
dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur
(Gibson, 2005).
2. Jenis parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari
tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal
lemak di bawah kulit (Supariasa dkk, 2001).
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status
gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status
gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn
untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh
sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks
BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam
melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan
paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran,
hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke
waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat
dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi
badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan)
jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya
hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan
dan akibat tidak sehat yang menahun (Depkes RI, 2004).
d. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan
untuk menentukan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak

3
memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.
Akan tetapi ada ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama
jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi.
e. Lingkar kepala
Lingkar kepala adalah prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala. Lingkar kepala terutama
dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak
meningkat secara tepat selama tahun pertama, akan tetapi besar kepala
tidak menggambarkan keadaan kesehatan gizi.
f. Lingkar dada
Biasanya digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan
lingkar dada pesat sampai anak berumur 3tahun. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indicator KEP (Kekurangan Energi
Protein) pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.
Setalah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat dibandingkan lingkar
dada. Pada anak yang KEP (Kekurangan Energi Protein) terjadi
pertumbuhan lingkar dada yang lambat dengan rasio lingkar dada dan
kepala <1.
g. Lingkar pinggul
Pengukuran lingkar panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus
memperhatikan penyebabnya marena simpanan lemak atau otot tarso yang
berkembang. Perlu diukur lingkar panggul untuk mengetahui resiko tinggi
terkena penyakit DM II, kolestrol, hipertensi dan jantung.
h. Tebal lemak dibawah kulit
Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi
kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan
salah satu indeks antropometri untuk mengukur status gizi. Pengkuran
lemak bawah perut biasanya digunakan untuk penilaian status gizi dengan
pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari bebrapa tempat yaitu:
trisep, bisep, subscapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha
depan, betis medial, dan mid aksal. Lemak dapat diukur secara absolut
(dalam kg) dan secara relative (%) terhadap berat badan total. Banyak
lemak dalam tubuh beraneka ragam tergantung jenis kelamin dan umur.
Ketebalan lipatan merupakan suatu pengukuran kandungan lemak tubuh
karena sekitar
separuh dari cadangan lemak tubuh terdapat di bawah kulit. Pengukuran
tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan
komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh untuk menentukan status
gizi.

B. Status Gizi
1. Pengertian status gizi
Status gizi adalah kuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi
merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia
dan riwayat diit (Beck, 2000:1).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi atara lain:
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki
keluarga tersebut (Santoso, 1999).
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan
dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
4) Budaya
Budaya adalah sesuatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
a. Faktor Internal
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang
dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam,
2001).
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status
kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang
kesehatannya buruk adalah sangat rawan, karena pada periode
hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna
makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
3. Penilaian Status Gizi
a. Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001) dapat
dilakukan dengan:
1. Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh mansuai. Sedangkan
antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
keseimbangan asupan protein dan energi.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi
berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4. Biofisik
Penilaian status gizi dengan biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan
struktur dan jaringan.
b. Penilaian status gizi secara tidak langsung menurut Supariasa, IDN (2001)
dapat dilakukan dengan:
1) Survey Konsumsi Makanan
Survey Konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi
yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang
tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi balita,
kecenderungan untuk mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi
dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope
Syndrome ), membesar-besarkan konsumsi makanan yang bernilai
sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral
tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).
2) Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.
3) Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

C. Definisi Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat,
termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena
selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai
penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
D. Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi (AKG) adalah rata-rata asupan gizi harian yang
cukupuntuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang terdiri atas persentase, Angka Kecukupan Gizi terhadap Energi
(AKE), Angka Kecukupan Gizi terhadap Protein (AKP), Angka Kecukupan Gizi
terhadap Lemak (AKL) yang digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi
kecukupan gizi masyarakat (Hardiansyah,2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan gizi kecukupan gizi setiap
rumah tangga berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor-
faktor antara lain :
1. Pendapatan Rumah Tangga
2. Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
3. Jumlah Anggota keluarga
4. Usia Ibu Rumah Tangga
Faktor utama dalam perhitungan AKG yaitu tinggi dan berat badan. Suatu
faktor jenis kelamin dan usia dapat diketahui dengan cara menghitungnya sendiri.
Untuk tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan microtoise staturmeter.
Penggunaan alat tersebut dengan cara dipasang pada dinding lalu seseorang yang
akan diukur tingginya harus berdiri dibawah alat. Sedangkan berat badan dapat
diukur dengan menggunakan timbangan berat badan analog dan digital.
Penggunaan alat tersebut dengan cara menginjak langsung timbangan dengan
berdiri tegap agar mendapatkan hasil pengukuran yang baik.
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi di Indonesia
BAB III
ANALISIS SITUASI

A. DATA GEOGRAFI RT
Letak geografis wilayah di RT 003 RW 002 desa wargasetra kecamatan
tegalwaru kabupaten karawang. Dengan gambar peta sebagai berikut:

Gambar 3.1 Peta Letak Geografis

Batas desa wargasetra:


a. Luas wilayah : 973. Ha
b. Tanah sawah : 292. Ha
c. Tanah darat : 681. Ha

Keadaan fisik geografis desa:

 Sebelah Utara Desa Cintalaksana Kec. Tegalwaru


 Sebelah Selatan Desa Mekarbuana Kec. Tegalwaru
 Sebelah Barat Desa Cigunungsari Kec. Tegalwaru
 Sebelah Timur Desa Mekarbuana Kec. Tegalwaru
B. DATA POSYANDU
Tabel 3.1 Data Posyandu RT 003/002

No Nama Balita JK Tgl Ukur RT BB TB

1 Balita 1 L Desember 2020 003 19 102

2 Balita 2 L Desember 2020 003 19 99

3 Balita 3 P Desember 2020 003 14 101

4 Balita 4 L Desember 2020 003 14 81

5 Balita 5 L Desember 2020 003 14 104

6 Balita 6 P Desember 2020 003 15 105

7 Balita 7 P Desember 2020 003 12 94

8 Balita 8 P Desember 2020 003 13 104

9 Balita 9 P Desember 2020 003 13 89

10 Balita 10 P Desember 2020 003 14 96

11 Balita 11 P Desember 2020 003 12 86

12 Balita 12 L Desember 2020 003 12 93

13 Balita 13 L Desember 2020 003 10 79

14 Balita 14 P Desember 2020 003 10 80

15 Balita 15 P Desember 2020 003 8 66

16 Balita 16 L Desember 2020 003 10 76

17 Balita 17 L Desember 2020 003 10 80

18 Balita 18 L Desember 2020 003 10 81

19 Balita 19 P Desember 2020 003 8 67

20 Balita 20 L Desember 2020 003 10 73


Tabel 3.2 Pengukuran Antropometri
No Balita BB/ Interpretasi TB/U Interpretasi BB/TB Interpretasi
U Atau Atau
PB/U BB/PB

1 Balita 1 9,8 Resiko BB -24,6 Normal 2,5 Gizi lebih


Berlebih

2 Balita 2 9,8 Resiko BB -24,6 Normal 32,25 Gizi lebih


Berlebih

3 Balita 3 5,5 Resiko BB -23,9 Normal -1,30 Normal


Berlebih

4 Balita 4 4,8 Resiko BB -25,7 Normal 3,4 Obesitas


Berlebih

5 Balita 5 4,8 Resiko BB -25,7 Normal -1,6 Normal


Berlebih

6 Balita 6 6,5 Resiko BB -23,54 Normal -1,12 Normal


Berlebih

7 Balita 7 3,5 Resiko BB -24,7 Normal -1,23 Normal


Berlebih

8 Balita 8 4,5 Resiko BB -24,3 Normal -2 Normal


Berlebih

9 Balita 9 4,5 Resiko BB -24,3 Normal 0,6 Normal


Berlebih

10 Balita 10 5,5 Resiko BB -23,9 Normal -0,07 Normal


Berlebih

11 Balita 11 3,3 Resiko BB -24,3 Normal 0,44 Normal


Berlebih

12 Balita 12 2,6 Resiko BB -26,0 Normal -1,45 Normal


Berlebih

13 Balita 13 0,6 Normal -26,8 Normal -0,44 Normal

14 Balita 14 1,3 Normal -25,1 Normal -0,2 Normal

15 Balita 15 0,58 Normal -25,9 Normal 0,71 Normal

16 Balita 16 0,6 Normal -26,8 Normal 0,28 Normal


17 Balita 17 0,6 Normal -26,8 Normal -0,66 Normal

18 Balita 18 0,6 Normal -26,8 Normal -0,88 Normal

19 Balita 19 0,58 Normal -25,9 Normal 0,42 Normal

20 Balita 20 0,6 Normal -26,8 Normal 2 Gizi lebih

C. DATA RECALL 1X24 JAM


D. Waktu Makanan URT Gram Energi Kh Prot Lemak
(jam) (kkal)
(g) (g) (g)

19:00 Jus alpuket 1 gelas 65 51,4 7,7 0,3 2,5

17:00 Kentang 1 butir 55 51,1 11,9 1,1 0,1


goreng
1 gelas
Air mineral

15:30 Nasi liwet 1 centong 150 195,0 42,9 3,6 0,3


(tahu, tempe, nasi
cah
kangkung) Tahu 1

Air mineral Tempe 1

Kangkung 2
sendok

1 botol
(500ml)

11:00 Es kelapa 1 gelas 40 28,0 4,0 0,2 1,4

08:00 Bubur ayam 1 mangkok 150 238,4 42,9 7,6 3,1

Air mineral 1 gelas

Tabel 3.3 data recall

Total analysis

Energy 1214,5 kcal

Water - g
Protein (10%) 31,4 g

Fat (14%) 18,7 g

Carbohydr (76%) 226,8 g

Dietary fiber 7,2 g

Alcohol (0%) - g

PUFA 3,3 g

Cholesterol 115,4 mg

Vit A 104,1 mg

Carotene - mg

Vit E 0,6 mg

Vit B1 0,3 mg

Vit B2 0,5 mg

Vit B6 0,7 mg

Tot. Fol.acid 62,8 mg

Vit C 17,8 mg

Sodium 103,4 mg

Potassium 779,4 mg

Calcium 216,3 mg

Magnesium 134,6 mg

Phosphorus 486,6 mg

Iron 3,2 mg

Zinc 4,1 mg

perhitungan rata-rata

rata-rata asupan energi total dari 1x24 jam recall : 1214,5 kkal

rata-rata asupan KH total dari 1x24 jam recall :226,8 g

rata-rata asupan total protein 1x24 jam recal:31,4 g


rata-rata asupan total lemak dari 1x 24 jam recall:18,7 g

IMT

BB: 55

TB:161

IMT= (BB (kg)/(TB2(m)

= (55) / (161)2=55/3,22=17,08 kg/m2

(dalam kategori kurus)

Kebutuhan energi perhari = 0,9 kkal x 55 kg x 24 jam =1,188

Kebutuhan protein/hari
10%×1.166
Prot = = 29,15
4

15%×1.166
= 4 = 43,72

50%×1.166
KH = 4 = 145,5

70%×1.166
= 4 = 204,5

15%×1.166
Lemak = = 19,43
9

25%×1.166
= 9 = 32,38

Interpretasi

Energi yang di peroleh dari asupan makan yaitu 1214,5 kkal kharbohidrat yang diperoleh
sebanyak 226,8 dengan presentase 76% protein yang diperoleh sebanyak 31,4 dengan
persentase 10% dan lemak yang diperoleh sebanyak 18,7 dengan persentase 14%. Dapat
disimpulkan bahwa responden mengalami kelebihan karbohidrat dan sebaiknya dianjurkan
untuk mengurangi makanan yang berkarbo dan mengubah pola makan secara lebih baik serta
tingkatkan lagi makanan agar lebih seimbang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran yang telah di dapat di RT 003/003 kp. Waru desa wargasetra
kecamatan tegalwaru kabupaten karawang dengan 20 balita yaitu menunjukan
bahwa:

B. Pembahasan
1. Berat Badan
Hasil analisis menunjukan bahawa dari 20 balita, bahwa berat badan balita
rata- rata menunjukan 12 balita mengalami BB resiko berlebih dan 8 balita
memiliki BB normal.
2. Tinggi badan
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 20 balita semuanya memiliki tinggi
badan yang normal dari hasil perhitungan yang sudah di analisis.
3. Status gizi
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 20 balita terdapat 1 balita mengalami
status gizi obesitas dan terdapat lagi 3 balita mengalami status gozo lebih,
sisanya terdapat 16 balita memiliki status gizi normal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan

Dapat di simpulkan dari data posyandu di desa wargasetra RT 003/002 rata-


rata berat badan, tinggi badan, tanda klinis, kesehatan anak dapat dijadikan ukuran
apakah gizi seseorang sudah terpenuhi. Karena berat badan dan tinggi badan yang
kurang tidak sesuai dengan umur sesuai standar normal sudah bisa terbilang gizi
kurang,begitu pun dengan tanda klinis yang diikuti dengan kesehatan anak jika
kesehatan anak mengalami penurunan dan sudah nampak tanda-tanda klinik yang di
akibatkan oleh kekurangan gizi dapat disebut anak yang bergizi kurang.
2. Saran
Pemenuhan gizi sangatlah pentin,hal terpenting ialah pemenuhan gizi
seseorang yang di dapat sejak bayi lahir bahkan sejak dalam kandungan pun sangat
diperlukan. Karena gizi yang baik dapat membuat seorang ibu melahirkan bayi
dengan berat badan normal dan tidak kekurangan suatu apapun, begitu pula
sebaliknya ibu yang memiliki gizi kurang memiliki resiko yang sangat besar
melahirkan bayi BBLR bahkan bayi yang lahir meninggal.
Syarat pemenuhan gizi yang baik dan gizi apa saja yang baik untuk di
konsumsi dapat kita dapat memalui informasi yang sudah meluas seperti internet atau
lebih baik lagi datang ke petugas kesehatan terdekat seperti puskesmas dan rajin
melakukan uji kesahatan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/article/download/17578/7477

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/840/766

Putranto, Haryanto, 1993, Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Universitas Indonesia.

Depkes RI, 2006). (Alven, 2008). http://eprints.ums.ac.id/16071/4/

http://med.unhas.ac.id Diakses pada tanggal 21 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai