Anda di halaman 1dari 4
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Gembala Baik dan Murah Hati J. Katedral no. 7, Jakarta 10710, Indonesia Telp : (62 21) 3814322, 3813345, 3511141, Fax: (62.21) 3855681 worwkajorid No. :034/3.5.1.2/2018 KEBIJAKAN PASTORAL KAJ : PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PADA HARI JUMAT PANTANG MASA PRAPASKAH, TANGGAL 16 FEBRUARI 2018, 1. Pengantar Kebijakan Pastoral KAJ ini dibuat untuk menjawab, bagaimana sebagai orang Katolik merayakan tahun baru Imlek yang jatuh pada hari jumat pantang dalam masa Prapaskah tahun 2018, II, Budaya dan Tradisi Tionghoa : Imlek ‘Tahun baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa. Perayaan tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: IE i; pinyin: zhéng yua) dalam penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh +3. 3¢ #7 pada tanggal kelima belas (pada saat bulan pumama). Perayaan imlek sejatinya adalah perayaan untuk menyambut pergantian musim yakni dari musim dingin menuju ke musim semi. Musim semi identik dengan kehidupan arena selama musim dingin hampir semua kehidupan di alam mati, kini pada musim semi kehidupan itu bersemi kembali. Dengan merayakan perayaan ini, maka orang Tionghoa sejatinya merayakan kehidupan. Mereka juga pada akhimya merayakan penghormatan kepada Sang Pemberi hidup. Kehidupan baru selalu dipenuhi dengan sukacita. Kehidupan baru bagi orang Tionghoa berat memiliki pengharapan baru. Pengharapan Yang senantiasa dimohonkan oleh orang Tionghoa yakni kebahagiaan, kesejahteraan, rejeki dan kesehatan'. Ada banyak tradisi orang Tionghoa merayakan imlek, namun secara garis besar mereka melakukan hal-hal berikut: a, Persiapan Menyambut Perayaan Imlek Setiap orang senantiasa mempersiapkan suatu perayaan besar dengan sungguh-sungguh. Demikian pula Orang Tionghoa dalam menyambut perayaan Imlek. Mereka melakukan persiapan sebagai berikut 1) Orang Tionghoa membersihkan rumahnya menjelang perayaan Imlek (sampai dengan malam tahun baru). 2) Melakukan ritual sembahyang /berdoa kepada leluhur pada hari sebelum perayaan Imlek, 3) Makan malam bersama seluruh keluarga pada malam menjelang perayaan Imlek. Malam tahun baru Imlek dikenal sebagai ChéxT yang berarti “malam pergantian tahun”. Selain tradisi makan pada malam itu, ada pula sebagian orang Tionghoa memilih melakukan Chia chay atau tidak menyantap makanan yang berjiwa (Daging dll), yaitu suatu cara membersihkan diri dalam rangka menyambut tahun baru Imlek. b. Pada Saat Perayaan Imlek Orang Tionghoa akan bersembahyang di Klenteng /Vihara pada pagi hari pertama perayaan Imlek. Mereka bersembahyang untuk mengucapkan syukur dan memohon berkat bagi perjalanan * Fol, Filuit Laurentius, Imlek: Perayoan Kehidupan (Sebuah Pendekatan Antropologis Dalam Terang Ajaran Iman istiani); STFT Widya Sasana, Malang ; 2015 ys, KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ) Gembala Baik dan Murah Hati 11. Katedral no. 7, Jakarta 10710, Indonesia Telp : (62 21) 3814322, 3813345, 3511141, Fax: (62 21) 3855681 wowkajorid hidup sepanjang tahun baru ini. Mereka bersembahyang kepada Tian’. Mereka percaya kepada Tian sebagai prinsip yang menggerakkan apa yang ada di alam semesta ini. Orang Tionghoa penganut Konfusianisme mengatakan Tian, Daoisme mengatakan Dao. Setelah beribadah, mereka tak lupa berbagi angpao atau sedekah kepada orang miskin papa yang datang ke Klenteng/Vihara tersebut. Pada hari kedua Tahun baru Imlek biasanya mereka mengunjungi sanak saudara, sahabat-sahabat, handai taulan dan para tetangga terdekat. Setelah bersembahyang dan berbagi rezeki, orang Tionghoa melakukan Pay Chia yaitu mengunjungi keluarga yang lebih tua Pay Chia merupakan sebuah bentuk penghormatan, enghargaan, serta kunjungan persaudaraan yang dilakukan pada saat perayaan Imlek seperti halal bihalal pada hari raya Idulfitri, Tujuan dari Pay Chia ini adalah perwujudan bakti anak kepada orang- tua, Mereka tidak melupakan asal mereka. Selain itu, Pay Chia juga untuk menjalin keakraban, kerukunan, dan persaudaraan di dalam keluarga, serta membaharui tali persaudaraan di antara keluarga dan tetangga dalam masyarakat ©. Penutupan Perayaan Perayaan Imlek dapat dirayakan selama empat belas hari. Perayaan ini ditutup dengan Perayaan cap go meh (Hokkian: +R / malam kelima belas). Mereka menutup perayaan Imlek pada tanggal 15 penangealan Cina. Bulan terlihat penuh pada tanggal tersebut alias bulan purnama. ‘Orang Tionghoa yang lahir di pulau Jawa atau beberapa daerah lain merayakan cap go meh dengan memakan makanan yang khas yakni lontong cap go meh. IL. Nilai-Nilai Yang Dapat Kita Petik dalam Perayaan Imlek Gereja Katolik menghargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Ada beberapa nilai yang dapat kita maknai kembali sebagai orang beriman Katolik dari budaya merayakan Imlek : 1) Perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan, Sang Pencipta (tagwa), manusia dan alam ciptaan. 2) Perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaan 3) Perayaan Imlek merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak) 4) Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat 5) Perayaan Imlek adalah perayaan persaudaraan yang diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita, II, Merayakan Imlek sebagai Orang Katolik Perayaan imlek telah menjadi bagian tradisi dari kehidupan orang Tionghoa. Hal ini dapat dimengerti Karena seluruh perayaan imlek memiliki makna yang mendalam yakni sebuah perayaan akan kehidupan yang mencerminkan keagungan Allah sang Pencipta, dan keluhuran hidup serta martabat manusia dan alam ciptaan. Kita merayakan tahun baru Imlek dalam terang iman Gereja Katolik. +) Sembahyang kepada Tian biasanya dlakukan pada hari ke 8 setelah har aya Imlek dalam tradisiTionghos suku tertentu 2 KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Gembala Baik dan Murah Hati J Katedra no.7, Jakarta 10710, Indonesia me oF Telp: (6221) 3014322, 3813345, 3511141, Fax: (6221) 3855681 Senso wwhaorid ans Re a. Persiapan Merayakan Imlek Sebelum merayakan imlek, orang Tionghoa melakukan ritual pembersihan rumah. Tyjuan dari ritual ini adalah agar rumah menjadi bersih sehingga nyaman sebagai tempat berkumpul bersama keluarga pada saat perayaan Imlek. Praktek ini hendaknya diberi makna lebih dalam oleh umat Kristiani yakni tidak hanya sekedar agar rumah nyaman untuk didiami oleh seluruh keluarga namun juga nyaman untuk menjadi tempat kediaman Allah, Tempat kediaman yang nyaman bagi Allah di sini adalah batin manusia. Hal praktis yang dapat dilakukan misalnya berdoa bersama keluarga dengan tujuan mengungkapkan syukur atas pemeliharaan Tuhan sepanjang tahun, dilanjutkan pemercikan rumah dengan air suci yang dapat dilakukan oleh bapak keluarga (atau imam untuk pemberkatan rumah). Makan bersama keluarga menjadi suatu hal yang biasa dilakukan di dalam merayakan perayaan imlek. Keluarga Tionghoa mengungkapkan kegembiraannya karena dapat berkumpul bersama keluarga dengan makan bersama. Alangkah baiknya sebagai orang Katolik perayaan makan bersama ini diawali dengan doa dan mendengarkan Sabda Tuhan. b. Pada Saat Perayaan Imlek ‘Alangkah baiknya Orang Katolik Tionghoa pada hari pertama tahun baru, datang dan ‘memohon kepada Allah agar menyertai kehidupan mereka sepanjang tahun yang baru ini dalam perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi menjadi puncak perayaan kegembiraan dan syukur atas tahun baru imfek. Inilah ungkapan yang sangat indah dimana manusia menyandarkan hidup mereka hanya kepada Allah. Terkait dengan tradisi pay chia dan hongbao hal itu masih dapat dilakukan. Pay chia menunjukkan tanda hormat bakti anak kepada orang tua. Maka pay chia dapat dilakukan dan sangat sesuai dengan ajaran Kristiani, Tradisi memberikan hongbao pun dapat dijalankan oleh orang Tionghoa yang telah percaya kepada Kristus. Prinsip hongbao adalah berbagi kebahagiaan dan rejeki. Oleh karena itu yang perlu ditanamkan adalah bukan besarnya wang yang diberikan, melainkan etulusan hati untuk memberi kebahagiaan dan berbagi. Alangkah baiknya di dalam hongbao tersebut juga orang tua memberikan selipan ayat-ayat Kitab Suci sehingga dapat menjadi bekal rohani bagi anak-anak mereka. Setelah berbagi hongbao di antara keluarga, sudah selayaknya kita juga bberbagi kebahagiaan dan rejeki kepada sesama yang miskin dan menderita atau yang membutuhkan. ¢. Penutupan Perayaan Imlek Kegembiraan perayaan hari raya imlek berlangsung selama 14 hari. Pada tanggal 15 penanggalan Cina mereka menutup perayaan imlek. Pada tanggal itu bulan terlihat penuh (bulan purnama). Itulah bulan purnama pertama mereka. Penutupan perayaan imlek ini disebut dengan perayaan cap go meh. Perayaan cap go meh juga disemarakkan dengan festival lampion yuaniaojie (BB). Di Asia Tenggara perayaan ini dikenal pula sebagai hari valentine (kasih sayang), IV. Usulan Kebijakan Pastoral Perayaan Imlek 2018 Keuskupan Agung Jakarta mengharapkan umat Allah yang masih merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa tersebut. Semoga kita semakin dewasa dalam mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran Gereja Katolik tentang pantang dan puasa di masa Prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa. Oleh karena itu Keuskupan Agung Jakarta menawarkan kebijakan sebagai berikut: 3 tN, s KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Gembala Baik dan Murah Hati 41, Katedral no. 7, Jakarta 10710, Indonesia S.=° Telp: (62.21) 3814322, 3813345, 3511141, Fax: (62 21) 3855681, ‘tat dmd —— wwwkajorid 1) Umat Allah dapat merayakan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada hari Jumat tgl 16 Februari 2018 dengan penuh sukacita dan berbela rasa serta berbagi rejeki kepada orang yang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan Khusus. KAJ mengharapkan umat Allah agar tetap pantang pada hari jumat tersebut. Bisa juga umat Allah mencari hari lain untuk menggantikan ibadah jalan salib dan hari jumat pantangnya, baik secara_pribadi- maupun kelompok/komunitas/paroki. 2) Sukacita perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari, maka perayaan Misa Syukur Tahun Baru Imlek dapat dilaksanakan pada saat perayaan Imlek atau hari-hari biasa sesudah perayaan Imlek, namun tidak menggantikan misa minggu Prapaska I tahun 2018. 3) Apabila umat Allah belum dapat merayakan Misa Syukur Tahun Baru Imlek atau tidak adanya Misa Syukur tersebut di paroki setempat, maka dapat diperkenankan mempersembahkan intensi misa (doa) pada hari minggu Prapaska | atau Prapaska II tahun 2018. Demikian kebijakan pastoral Keuskupan Agung Jakarta tentang merayakan Imlek pada tahun. 2018 yang bertepatan dengan hari Jumat sesudah Hari Rabu Abu (Jumat Pantang tel 14 Febuari 2018). Semoga umat Allah Keuskupan Agung Jakarta semakin tangguh dalam iman, terlibat dalam persaudaraan inklusif dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya, Amin. Rm.Samuel Pangesti Vikaris Jenderal KAJ ,

Anda mungkin juga menyukai