A. Sinopsis
Buku ini berisi uraian dasar mengenai sains dan teknologi Islami. Dijelaskan dalam
buku ini sains Islam berkembang dalam peradaban Islam khususnya selama abad
kedelapan sampai enam belas masehi. Namun sayangnya berfikir tauhid ini
nampaknya sudah mulai hilang di kalangan sainstis muslim saat ini. Mereka beragama
Islam dan menjalankan penelitian sainstifik, namun hanya dalam pikiran mereka,
bahkan menganggap sains adalah netral dan bebas nilai, alias terpisah dari norma-
norma agama. Maka lahirlah teori-teori yang menolak Tuhan dalam mekanisme alam
hingga penggunaan senjata pemusnah missal. Lahirnya teori-teori ekonomi komunis
maupun neoliberal pun merupakan bukti bahwa saintek tidak bebas nilai. Sains
sekuler terbukti bermasalah, dan ilmuwan yang menekuninya pun akan selalu
memandang bahwa agama tidak perlu dilibatkan dalam pengaturan urusan sains dan
kehidupan public. Oleh karena itu perlu dilakukan Islamisasi sains, agar sains kembali
pada fitrahnya. Proses Islamisasi sains ini dapat dilakukan melalui tiga dimensi, yaitu
pendalaman terhadap teori-teori sains sebagai wujud dari sikap kritis ilmuwan
muslim, mewarnai pembahasan sains dengan aspek-aspek metafisika yang selaras
dengan nilai-nilai Islam dan mengarahkan aplikasi sains ke dalam teknologi yang
menjamin keberlangsungan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
B. Isi Buku
Buku ini terdiri atas 16 bab, dengan judul yakni
1) Keutamaan Ilmu.
Pada Bab 1, Penulis membahas tentang ilmu dalam pandangan islam, Islam
mempunyai peranan yang sangat besar, dan memiliki kedudukan yang tinggi di
sisi Allah. Bahkan islam identik dengan ilmu. Ilmu adalah islam,dan islam adalah
ilmu.
Terdapat banyak ayat,hadist,atsar,dan qoul ulama,yang berkenaan dengan
keutamaan ilmu.Diantaranya adalah,
Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada
ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher
babi.” (HR. )
2) Pengertian Ilmu
Pada Bab 2, Penulis membahas tentang ilmu secara bahasa dan ilmu secara istilah
Ilmu secara bahasa adalah,kata ‘ilm termasuk yang berkaitan dengan ‘alam
(dunia),dalam pengamatan Rosenthal terdapat 750 kali pengulangan. Menempati
urutan ketiga sesudah kata Allah dan Rabb yang diulang masing-masing sebanyak
2.800 dan 950 kali.
Ilmu secara ilstilah adalah, ilmu sebagaimana didefinisikan Oxford English
Dictionary memiliki tiga pengertian,yaitu (i) informasi dan kecakapan yang
diperoleh melalui pengamatan atau pendidikan; (ii) keseluruhan dari apa yang
diketahui; (iii) kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan
suatu fakta atau keadaa.
Dalam hal ini, Hamid Fahmy Zarkasyi menjelaskan secara periodik tahapan-
tahapan kelahiran ilmu dalam Islam, yang bisa menjadi penjelas tentang
keberadaan al-'ulûm al-syar'iyyah ini. Menurut Hamid, kelahiran ilmu dalam
Islam dibagi ke dalam empat periode, yang akan dijelaskan pada uraian berikut
ini. Periode pertama, turunnya wahyu dan lahirnya pandangan hidup Islam.
Turunnya wahyu pada periode Mekah merupakan pembentukan struktur konsep
dunia dan akhirat sekaligus, yang merupakan sebuah struktur konsep tentang
dunia (world structure) yang baru.
Selanjutnya pada bab ini penulis membahas prestasi ilmuwan muslim, salah satu
prestasi besar dalam dunia ilmiah islam dapat ditemui dalam bidang matematika.
Kaum muslim pada awalnya belajar matematika dari orang-orang india. Mereka
mengenal angka satu sampai sembilan dari india, yang di Barat kemudian dikenal
dengan Arabic numbers. Akan tetapi umat islam mencatatkan prestasi tersendiri
dalam bidang ini dengan penemuan angka nol oleh Al-Khawarizmi (w. 833 M)
yang disebutknya shifr.
Selanjutnya pada bab ini penulis membahas tentang proses islamisasi ilmu
pengetahuan kontemporer. Setelah mengtahui mengenai pandangan hidup Islam
dan Barat, maka proses Islamisasi ilmu pengetahuan saat ini melibatkan dua
proses yang terkait. Yang pertama yaitu mengisolasi unsur-unsur dan konsep-
konsep kunci yang membentuk budaya dan peradaban budaya dan peradaban
Barat dari setiap bidang ilmu pengetahuan modern saat ini.
Yang kedua yaitu memasukkan unsur-unsur Islam beserta konsep-konsep kunci
dalam setiap bidang dari ilmu pengetahuan saat ini yang relevan.
Pada bab ini penulis juga membahas Islamisasi Kampus. Sekarang ini, terjadinya
kemunduruan universitas bukan karena tiada kemampuan profesional. Secara
umum, universitas berada di tingkat seperti pada peringkat menteri-menteri, guru,
dan dosen. Semua dilahirkan dari perguruan tinggi. Namun, mereka hanya
memiliki kualitas keilmuan yang terbatas, yakni hanya aspek-aspek kognitif atau
psikomotor. Akan tetapi, tujuan dari kemampuan itu bukan lillahi taʼala melainkan
hanya untuk sukses sendiri saja. Inilah gambaran dari pendidikan yang tidak
sesuai dengan arah tujuannya.