Andika Munandar
• Metana
Biogas
• Hidrogen
• Pelet Kayu
Biomass • Limbah
padat
• Bioetanol
Biofuel • Biodiesel
• Bioavtur
Waste To Energy
Metana • 50-75%
Karbon
dioksida • 25-50%
Nitrogen • 5-10%
Hidrogen • 5-10%
Gas
Lainnya • 2-7%
Tahapan Hidrolisis
• C6H12O6 2CH3CHOHCOOH (asam laktat)
• C6H12O6 CH3CH2CH2COOH + H2O + 2H2
(asam butirat)
• C6H12O6 CH3CH2COOH + 2CO2
(asam propionat)
• C6H12O6 CH3COOH (asam asetat)
Tahapan pengasaman
• 4H2 + CO2 CH4 + 2H2O
• 4COOH CH4 + 3CO2 + 2H2O
• CH3COOH CH4 + CO2
• CH3CH2COOH + 1/2H2O 7/4CH4 + CO2
• 4CH3OH 3CH4 + CO2 + 2H2O
• CH3(CH2) 2COOH + 2H2O + CO2 CH3COOH + CH4
• 4CO + 2H2O CH4 + 3CO2
• 4CH3N + 6H2O 9CH4 + 3CO2 + 4NH3
Tahapan pembuatan
Metana
• Menghasilkan energi yang bersih dengan nyala api
berwarna biru
• Menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat
diperbarui
• Dapat digunakan untuk berbagai penggunaan
Keuntungan Teknologi
• Mengurangi polusi udara
• Memaksimalkan proses daur ulang
• Pupuk yang dihasilkan bersih dan kaya nutrisi
• Menurunkan emisi gas metan dan CO2 secara signifikan
• Memperkecil kontaminasi sumber air karena dapat
menghilangkan bakteri coliform sampai 99%
• Tidak menimbulkan bau yang berbahaya bagi kesehatan
manusia
Keuntungan Lingkungan
• Ditinjau dari siklus ulang proses, digester anaerobik lebih
ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya
• Alat yang digunakan mudah ditemui di sekitar, untuk
pembuatan biogas sederhana
• Perawatan dan operasional lebih murah
Keuntungan ekonomi
• Jenis bahan organik (substrat)
• Derajat Keasaman (pH)
• Imbangan C/N
• Suhu
• Loading rate (laju pengumpanan)
• Zat toksik
• Pengadukan
• Starter
• Waktu retensi
Parameter Proses
Pembentukan Gas
Terima Kasih
Bioalkohol
Andika Munandar
Bioalkohol
• Bioalkohol merupakan bahan bakar nabati cair
yang paling banyak dan penggunaannya dapat
mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar fosil, mengurangi polusi udara dan
perubahan iklim global akibat penumpukan
karbon dioksida
Bioalkohol
• Bahan baku yang dapat digunakan untuk
produksi bioalkohol dapat berupa
– bahan berpati (singkong, jagung, gandum, sagu,
kentang)
– bahan bergula (molase, nira tebu, sorgum manis)
– bahan berselulosa (limbah pertanian, seperti
jerami padi, ampas tebu)
Bahan berselulosa
Bioalkohol
bioetanol
Bioalkohol
biobutanol
Etanol Versus Butanol
Etanol Butanol
• Etanol atau etil alkohol • Butanol atau butil alkohol
(C2H5OH) (C4H9OH)
• 46 g/mol • 74.12 g/mol
• titik didih 78,5 °C • Titik didih 116 - 118 °C
• densitas 0,79 g/cm3 pada • 0,81 g/cm3 pada 20°C
20 °C
ABE Fermentation
Rasio ABE fermentation
Bioetanol versus biobutanol
Bioetanol Biobutanol
– S. cerevisiae (yeast) – Clostridium (bacteria)
– Temp 30°C – Temp 30-40°C
– pH 6 – pH 6.8-7 drops to 5.0
– No extracellular enzymes (acidogenesis) and increases to
7.0 (solventogenesis)
– Monomeric sugars (6C)
– Presence of extracellular
– Products: 50% ethanol, 50% enzymes
CO2
– Starch, cellobiose and monomers
– Toxicity of the final product (5 and 6 C)
over 100g/L of ethanol
– Variety of products
– Toxicity of the final products
• 20g/L max of acetone, butanol,
and ethanol
Pembuatan bioalkohol
• Produksi bioalkohol oleh mikroorganisme
anaerob dibedakan berdasarkan jalur
(pathway) konversi asam piruvat menjadi
asetaldehid yang selanjutnya direduksi
menjadi alkohol oleh alkohol dehidrogenase
(Bringer-Meyer dkk.,1986 dalam Rogers dkk.,
2006; Kim dkk., 2008; Gottschalk, 1986).
Jalur pembuatan bioalkohol
Pembuatan bioalkohol
• Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau jagung dihancurkan
Gelatinisasi dan dicampur air sehingga menjadi bubur, yang diperkirakan mengandung pati
27-30 persen.
• Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang mempunyai
distilasi kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati proses destilasi untuk memisahkan
alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan
tersebut yang kemudian diembunkan kembali
Pembuatan bioalkohol
Etanol butanol
Jalur pertama pembuatan bioetanol
piruvat : ferredoksin
oksidoreduktase
CH3–CO–COOH + Fd CH3–CO-CoA + Fd.H2 (2.1)
CoA-SH CO2
Aldehid dehidrogenase
CH3–CO–CoA+NADH + H+ CH3–CHO+NAD+ (2.2)
Alkohol dehidrogenase
+
CH3–CHO + NADH + H CH3–CH2OH + NAD+ (2.3)
Alkohol dehidrogenase
+ +
CH3–CHO + NADH + H CH3–CH2OH + NAD (2.7)
Jalur glukosa-etanol pada Saccharomyces cerevisiae ditulis sebagai berikut
(Kosaric dan Sukan 2001) :
Jadi, pupuk kompos adalah pupuk (bahan/unsur) yang berasal dari sisa bahan organic yang
berasal dari makhluk hidup yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
JENIS-JENIS KOMPOS
• kompos Cacing (vermicompost) yaitu kompos yang terbuat dari bahan organic yang dicerna oleh
cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
• Kompos Bagase yaitu pupuk yang berbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di pabrik
gula.
• Kompos Bokashi yaitu pupuk kompos yang berasal dari proses fermentasi bahan organic dengan
teknologi penggunaan mikroorganisme (azotabacter sp, lactobacillus sp, ragi, bakteri fotosintetik
dan jamur pengurai selusosa)
MANFAAT KOMPOS
Kompos memiliki banyak manffat yang ditinjau dari beberapa aspek :
Aspek Ekonimi :
• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
• Mengurangi volume / ukuran limbah.
• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan aslinya.
Aspek Lingkungan :
• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas petana dari sampah organic
yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah.
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
Aspek bagi tanah / tanaman :
• Meningkatkan kesuburan tanah.
• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah.
• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
• Meningkakan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, jumlah panen)
• Menyediakan hormone dan vitamin bagi tanaman.
• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.
BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOSKAN
PROSES PENGOMPOSAN
Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu : tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat
dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan ph kompos. Suhu akan meningkat hingga
di atas 50 - 70 oc. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini
adalah mikroba termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah
sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat
ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak
ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, di mana mikroba
menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga
terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak
diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses
anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam
organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
PROSES PENGOMPOSAN TERGANTUNG PADA
Extensive
E E
300 Devolatilisation 300
and
carbonisation
(E)
D
TORREFACTION
250 D D 250
Limited
devolatilisation
Temperature (°C)
Temperature (°C)
and
carbonisation (D) C
200 200
C
depolymerisation
and
recondensation
(C)
150 150
glass transition/ A
softening (B)
drying (A)
A
100 100
Hemicellulose Lignin Cellulose
A match shows the simple
production of charcoal
The combustion flame (“C”) burns gases and provides heat to sustain
pyrolysis (“P”). Ash is held in the charcoal until “G” (char-gasification)
releases it. When “C” goes out, visible smoke shows condensing gases.
Making charcoal
• the first synthetic material produced by man.
• used to draw on the walls of caves, and
• used to transport fire (embers) to new locations.
• later used for smelting tin to make bronze tools.
• easier to do than any of the coal – oil – gas
options:
– Converting wood to charcoal is done by heating in an
atmosphere of limited oxygen.
– Known as “Pryolysis” or “Carbonization”, we do it
every time we make a fire with wood.
– And Mother Nature’s forest fires predate Smoky the
Bear ……
Chemical changes as wood becomes biochar:
Created by photosynthesis using
solar energy + CO2 + H2O
0%
20%
40%
60%
80%
100%
To d C et s
ra
Mobile H & O
rr hi - A
ss ef ps
G P ie -
ra e d B
F
Ju per ar car 1 -
ni B Bio bo N
pe io c n
r ca arb - O
B rb o
io o n
c n -
Fi arb # P
rB o 2
io n # - Q
ca 3
MODIFIED ULIMATE ANALYSES OF CHARS
rb - R
on
Source: McLaughlin, Anderson, Shields & Reed (2009). All Biochars Are Not Created Equal…terrapreta.bioenergylists.org
-S
Mobile Carbon
As h (non-s oluble)
Conclusion # 2:
• Charcoal is made by the thermal
transformation of biological matter,
mainly carbohydrates.
< 300
in 1950
Shows ONLY 400,000 years. “Civilization” is less than 10,000 years old.
Global Temperature and Atmospheric CO2 over Geologic Time
Today
Late Carboniferous to Early Permian time (315 mya -- 270 mya) is the only time period
in the last 600 million years when both atmospheric CO2 and temperatures were as low
as they are today (Quaternary Period ). Temperature after C.R. Scotese http://www.scotese.com/climate.htm CO2 after R.A. Berner, 2001 (GEOCARB III)
Source: http://www.geocraft.com/WVFossils/Carboniferous_climate.html
Conclusion # 3:
• Global warming can be debated, but the increase in
atmospheric CO2 levels is clearly measured and due
to human activities.
• The Earth is very capable of existing with much
higher CO2 levels, but our current human society
probably could not.
• The only current reasonable method for human
action to remove significant amounts of atmospheric
CO2 is through biochar for carbon sequestration.
• And Conclusion # 1 states that Biochar is being
shown to improve poor soils, so put char into soils!
Potential Sources of Biochar
Chart of Potential Sources of Biochar
Source: McLaughlin, Anderson, Shields & Reed (2009). All Biochars Are Not Created Equal…terrapreta.bioenergylists.org
Applica-
tion
Fire Lump Biomass to By or Co- Sole
Residual Charcoal Energy product product
Description Fireplace Primitive kilns Downdraft Traditional retort Biocarbon for energy
(Highly Forest fire Updraft Specialized retort Biochar for soil
general- Incineration Modern Top-Lit UpDraft Fast Pyrolysis Bio-Gas & Bio-Oil
ized)
kilns (TLUD)
Oxygen? Oxic - Uncontrolled Oxic = limited Oxic Anoxic (usually) Anoxic and Oxic
oxygen and
Anoxic = no oxygen
Commercial No. Basically Yes. Established Biochar is NOT the Initial efforts & biochar is Initial efforts
for biochar? destructive. product – for cooking primary objective. NOT the primary goal
End of the Beginning about Biochar Basics
• Further discussions can cover issues of:
– Production of biochar, including cook stoves.
– Application of biochar.
– Impact of biochar on plants and soil microbes.
Or is this the Beginning of the End?
• With the rising CO2 level, living conditions of most
of humanity will be affected, and current cultural
structure and political stability are unlikely to
continue for another 100 years.
• Issues of atmospheric CO2 concentrations will not
be resolved without conscious and significant
actions by all the fuel-intense nations of the World
– and actions on the ground everywhere.
PEMANFAATAN LIMBAH
INDUSTRI KARET
KELOMPOK 4
1. SULLY KUSUMA WARDANI (25117001)
2. MELYANA (25117013)
3. M. KHOIRIL ICHSANI (25117028)
4. PUTRI HARLYANTI (25116003)
5. SHINTA MARSELA UTAMIE (25117071)
OUTLINE
– Latar Belakang
– Tujuan
– Pengolahan Crumb Rubber
– Alternatif Pengolahan Limbah Produksi Crumb Rubber
– Analisis Pemilihan Teknologi
LATAR BELAKANG
Karet merupakan suatu polimer isoprene dan juga merupakan hidrokarbon dengan rumus
umum monomer (C5H8)n. Zat ini umumnya berasal dari getah berbagai tumbuh-tumbuhan
di daerah panas, terutama dari pohon karet. Getah ini diperoleh setelah dilakukan
pengerjaan pada pohon karet yaitu, pohon karet yang telah cukup umur di deres
batangnya, sehingga getahnya keluar, getah yang keluar inilah sering disebut dengan lateks
(karet alam).
karet Crumb Rubber adalah bahan baku karet dalam bentuk padatan.
Karet Crumb Rubber dibuat secara khusus agar mutu karet tetap terjaga dan dapat
bersaing dengan karet sintesis.
2 jenis bahan baku yang
diterima di Pabrik Pengolahan
Karet Crumb Rubber
1. Cup Lump (Lump Mangkok)
– Cup Lump atau populer juga dengan sebutan "Lump Mangkok" adalah bekuan
lateks yang menggumpal secara alami didalam mangkok pengumpul lateks.
2. Slab
– Slab adalah bekuan lateks yang digumpalkan dengan sengaja dengan cara
menambah zat koagulan/penggumpal. Koagulan yang biasa digunakan (dan
disarankan) adalah asam semut (Formic Acid).
Diagram Alir Pengolahan Crumb
Rubber
Bak Air
Blending I Pencucian
memindahkan isi box dryer ke meja sortasi Penimbangan untuk mendapatkan berat 1 bandela
(35 kg)
A. Aspek Teknologi
Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet Remah Sebagai Media
Pertumbuhan Chlorella Vulgaris Untuk Pakan Alami Ikan
PARAMETER KANDUNGAN
pH 4,2 - 6,3
COD 3.000-5.000 mg/L
BOD 2.300- 2.700 mg/L
NH3 - N 100-300 mg/L N-NH3
FOSFOR 20-40 mg/L P-PO4
SALINITAS 30 ppt
Pertumbuhan Optimal C.
vulgaris
suhu 25-30 0C
pH 4,5-9,3
Diagram Alir Pembuatan
Pakan Alami Ikan dari
C.vulgaris
Isolat Murni C. Peremajaan 24 jam
vulgaris suhu 37 derajat
celcius
C. vulgaris
Fase Log
Bioreaktor
Close Pond Penambahan aerasi,
pupuk NPK, cahaya
lampu TL selama 7
Pemanenan hari
Single Cell
Protein C.
vulgaris
Botol steril
Pengemasan
disimpan didalam
C. vulgaris lemari es
Pakan ikan
alami dan
bahan baku
pakan buatan
Teknologi yang di gunakan dalam pengolahan limbah cair termasuk dala ]m
teknologi tepat guna, dimana teknologi tersebut mengunakan alat dan bahan
sederhana, sehingga untuk pengoperasiannya pun sederhana ( tidak
memerlukan tenaga ahli).
B. Aspek Lingkungan
Kelompok 11 :
Kesimpulan
Pendahuluan
CINA
Teh Hijau
Daun Teh Teh Hitam
Diperoleh tanpa Diperoleh melalui
proses oksimatis proses oksimatis
Teh Oolong
Teh Putih
Diperoleh melalui
Tidak mengalami .
proses semi oksimatis
proses oksimatis
sama sekali
Pengolahan Teh
Limbah Pengolahan Teh
5. Masker Kecantikan
Kandungan Ampas Teh
Limbah teh memiliki kandungan •Serat kasar
seperti: •Lignin
•asam amino •Mineral (karbon organik, tembaga (Cu),
•Protein Magnesium (Mg) dan kalsium).
•Vitamin
•Pigmen Kandungan ampas teh beragam jenis, tergantung
•Selulosa dari sumber dan perusahaan yang mengelolanya.
•Elemen mikro Dari kandungan diatas maka ampas teh dapat
•Tanin berpotensi sebagai bahan baku pakan ternak.
•Polifenol
•Protein kasar
Pemanfaatan Limbah
Pemanfaatan limbah yang terpilih
adalah limbah padat yang
dijadikan sebagai
Pakan Ternak
Alternatif Teknologi
Proses pengolahan ampas teh untuk pakan 2. Penggilingan
ASPEK
LINGKUNGAN
ASPEK
EKONOMI
ASPEK
SOSIAL BUDAYA
ASPEK
ASPEK ASPEK
TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Teknologi yang digunakan dalam Manfaat ampas teh sebagai pakan
2. Ember berserakan
3. Cara pencegahan akibat pencemaran limbah ampas teh yaitu dengan memanfaatkan limbah
tersebut menjadi suatu bahan/ produk yang dapat dimanfaatkan kembali dan memiliki nilai
ekonomis. Missal seperti pembuatan papan partikel, alternatif absorben, masker kecantikan, pakan
ternak dan bahkan kompos.
TERIMAKASIH
PT. P&K
TIRTAMATA
KELOMPOK 10
TEN TEAM
PROFIL
PERUSAHAAN
PT. P&K TIRTAMARTA didirikan pada
21 N ovember 2019. Perseroan
memproduksi bubur kertas (pulp), berbagai
jenis produk kertas yang terdiri dari kertas
untuk keperluan tulis dan cetak (berlapis
dan tidak belapis), kertas fotokopi, kertas
industri seperti kertas kemasan yang
mencakup containerboard (linerboard dan
corrugated medium), corrugated shiping
containers (konversi dari containerboard),
boxboard dan kertas berwarna.
Pemanfaatan Limbah
Industri Kertas
Penyebaran informasi mengenai potensi
dan alternatif pemanfaatan limbah yang
dapat dilakukan oleh industri pulp dan
kertas sangat di-perlukan. Oleh
karenanya, perlu dilakukan kajian teknis
mengenai teknologi pemanfaatan
limbah padat industri pulp dan kertas
tanpa risiko lingkungan dan bernilai
ekonomi. Hal ini akan membantu pihak
industri dalam menentukan strategi
pengelolaan lingkungan yang
diselaraskan dengan program pengem-
bangan masyarakat dan pemberdayaan
potensi daerah setempat.
PROSES
PRODUKSI
Gambar. alur proses produksi kertas
LIMBAH
YANG
DIHASILKAN
Limbah Cair Limbah Padat
• Padatan tersuspensi yang mengandung partikel • Sludge dari pengolahan limbah
kayu, serat dan pigmen primer dan sekunder
• Senyawa organik koloid terlarut seperti
hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpenting, • Limbah dari potongan kayu
zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis
yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen
Demand) tinggi,
• Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari
lignin dan pewarna kertas,
• Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Percetakan
Proses pencetakan dengan ukuran sesuai SNI 15-2094-2000 dilakukan
dengan manual ayau dengan mesin cetak
Pembakaran
Pengeringan udara selama 2 minggu, dilanjutkan dengan pembakarnan
pada suhu 850-950°C selama 2-4 hari.
ANALISIS ASPEK
Aspek Teknologi
• Dari hasil evaluasi kekuatan tekan menunjukkan
bahwa bata merah yang dibuat dengan mesin
mempunyai kekuatan tekan lebih tinggi dari nilai
minimal kelas 25 kgf/cm2 sesuai dengan persyaratan
SNI 15-2094-2000.
• Kualitas bata merah press yang dibuat dengan
pencampuran fly ash 20-60% menunjukkan
kekuatan tekan antara 33-59 kgf/cm2,
sedangkan yang dibuat dengan pencampuran bottom
ash memberikan kekuatan tekan lebih rendah,
yaitu berkisar antara 31-41 kgf/cm2.
• Kualitas bata merah terbaik diperoleh dari
pencampuran fly ash 20% yang memberikan
kekuatan tekan 58,4 kgf/cm2 hampir mendekati bata
merah press kualitas tinggi di pasaran yang
memberikan hasil uji kekuatan tekan 60,5 kgf/cm
Aspek Lingkungan
• Mengingat bahwa fly ash dan bottom ash adalah limbah padat
yang mengandung cemaran logam berat, maka terhadap air
hasil rendaman bata merah selama 24 jam telah diuji kadar
logam beratnya
• Hasil uji air rendaman bata merah yang dibuat dari
campuran fly ash/bottom ash 60% menunjukkan nilai
lebih rendah dari persyaratan baku mutu TCLP yang
ditetapkan dan juga relatif tidak berbeda dengan
kadar logam berat dari rendaman bata dipasaran,
berarti pembuangan air rendaman tidak menimbulkan
risiko pencemaran lingkungan khususnya terhadap air
tanah
Aspek Ekonomi
Meliputi :
• Total cost
• Capital investment cost (Rp/m3 treated
waste)
• Operating (production) cost ( Rp/m3
treated waste)
• Payback period (y)
• Direct revenues (Rp/(t/h))
• Inderect revenues
Tabel. Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Bata Merah Campuran
No. material kuantitas harga satuan (Rp) total harga (Rp)
1. fly ash dan bottom ash 2000kg - Rp0
2. mesin pencetak bata 1 Rp40.000.000 Rp40.000.000
mesin dompeng 1 Rp5.000.000 Rp5.000.000
bangunan pengolahan
a. mesin air
b. drum air
3.
c. gerobak arcob 1 Rp15.000.000 Rp15.000.000
d. gerobak kayu
e. cangkul
f skop
4. bahan bakar solar Rp500.000
5. listrik dan air Rp750.000
6. karyawan 50 Rp1.000.000 Rp50.000.000
total Rp111.250.000
WOODGROVE 2
BANK
LATAR BELAKANG
WOODGROVE 3
BANK
Tujuan Manfaat
WOODGROVE 4
BANK
Pakan : adalah bahan makanan baik yang diolah
maupun yang tidak diolah dan diberikan kepada
hewan untuk kelangsungan hidupnya
Pakan Hijauan
Pakan
Tambahan
WOODGROVE 5
BANK
PROSES PEMBUATAN PAKAN TERNAK
Pengayakan Pengemasan
WOODGROVE 6
BANK
Bonggol
Jagung
WOODGROVE 7
BANK
ALTERNATIF PEMILIHAN TEKNOLOGI
Produk Fesyen
Pemotongan
WOODGROVE 8
BANK
ALTERNATIF PEMILIHAN TEKNOLOGI
Bioetanol
WOODGROVE 9
BANK
DITINJAU DARI ASPEK
LINGKUNGAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA
Produk hasil bioetanol Produksi bioetanol skala Dengan dilakukannya praktik
dalam aspek laboratorium menghasilkan pengolahan bioetanol tersebut
lingkungan memiliki sebanyak 0,1013 liter. Asumsi untuk membuka lapangan
manfaat yang bagus harga jual per liter adalah Rp. pekerjaan baru bagi
yaitu sebagai pengganti 15.000,00 penerimaan yang kehidupan sosial agar sesuai
bahan bakar fossil didapat pada rancangan pertama dengan kualifikasi serta
(R1) adalah Rp. 1.518,95. Total kemampuan setiap
biaya Rp. 175,58 keuntungan individunya.
yang diperoleh (R1) adalah
sebesar Rp. 1.343,37.
WOODGROVE 10
BANK
WOODGROVE
BANK
THANK YOU
Pemanfaatan
limbah industri
kayu dan rotan
× Alvie Nanda Gutama 25117091
× Azila Shafiya Ersali 25117021
× Christina Lumban Tobing 25117046
× Megawati Putri 25117027
2
JENIS LIMBAH YANG
DIHASILKAN
outline
3
× NAMA PERUSAHAAN : VILA TIGA FURNITURE
× ALAMAT : Jl. Grand Bunder 2 Kav. 5, Gresik, Jawa
Timur
× GAMBARAN UMUM : Perusahaan VILA TIGA
Furniture adalah perusahaan yang bergerak di
bidang produksi dan penjualan mebel. Produk
berupa berbagai jenis mebel keperluan rumah
tangga dan perkantoran dsb.
4
Diagram alir proses produksi
5
× Kayu gelondongan/log masuk mesin Saw Mill
× Proses pengeringan (Kiln Dried) dengan sistem pemanasan tertentu
× Proses pembelahan menjadi komponen sesuai dengan lebar yang
dikehandaki dengan mesin SERCLE
× Proses pemotongan dengan mesin potong/CUTTER SAW
× Proses pembuatan komponen furniture dengan memakai mesin
SCRALL BAND SAW.
× Proses penyerutan
× Proses memasukkan ke dalam mesin SANDING untuk semua
komponen yang sudah selesai diproses, sehingga akan diperoleh
komponen yang sudah halus dengan ukuran yang sama sebelum
dilakukan penyetelan.
6
× Proses ASSEMBLING atau penyetelan yaitu proses
menyetel/merangkai dari komponen menjadi barang jadi
× Proses Finishing, yaitu proses pengamplasan terakhir dengan
sistem manual. Proses finishing ini juga bisa meliputi proses politur
atau cat apabila diperlukan.
× Proses packing, yaitu proses pengepakan dengan box agar
barang-barang yang akan dikirim tidak mengalami kerusakan.
× Proses pengiriman produk kepasaran di dalam negeri maupun
luar negeri (ekspor).
7
Jenis – jenis Limbah Mebel
• Pasahan (shaving), partikel kayu kecil berdimensi tidak
menentu yang dihasilkan apabila mengentam lebar atau
mengetam sisi ketebalan kayu
• Serpih (flake), partikel kayu kecil
• Biskit (wafer), serupa serpih dalam bentuknya tetapi lebih
besar
• Tatal (chips), sekeping kayu yang dipotong dari satu balok
dengan pisau yang besar
• Serbuk gergaji (sawdust), dihasilkan oleh pemotong dengan
gergaji
8
Pengolahan Limbah Serbuk Kayu
Menjadi Bahan Mebel
Sebagai bahan referensi pertama dalam pengolahan serbuk
kayu menjadi bahan mebel meninjau penelitian karya dari
Sutopo, Trias Wurgandini, Abdul Harits Amrullah jurusan Kriya
Institut Seni Indonesia.
9
Diagram Alir Proses Pengolahan Serbuk Kayu
10
Parameter yang diuji adalah Sifat Fisis (kadar air,
kerapatan, pengembangan tebal, daya serap air),
11
ASPEK YANG
DITINJAU
12
Aspek
+
TEKNOLOGI • Menggunakan bahan campuran yang
mudah dijumpai
• alat dan bahan yang tidak mahal
• Pengolahan tergolong cepat
• Teknologi mudah diaplikasikan secara
komersil
13
Kebutuhan Input, Proses dan Output
14
15
× energi listrik untuk penggerak mesin press
× Kemudahan / Tingkat Kecanggihan
Teknologi yang Diterapkan konvensional
× Kemudahan Pengoperasian Teknologi yang
Diterapkan
× Teknologi ini akan terus berlanjut seiring
dengan industri mebel masih menggunakan
kayu sebagai bahan baku utama produksi.
16
• Perlindungan lingkungan terhadap
pemotongan pohon bahan baku mebel tidak
terjadi secara berlebihan
• Limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan papan partikel berupa sisa-sisa
kotoran yang menyatu dengan serbuk kayu.
Biasanya seperti paku,tanah,kerikil dll
• maka upaya dalam mengurangi emisi
Aspek
pemanasan global terjadi. Karena serbuk
kayu diolah tidak dibiarkan membusuk,
ditumpuk dan dibakar sehingga menurunnya
nilai pencemaran gas co2 dan abu
lingkungan 17
Untuk mensiasati kurangnya bahan dasar
pembuatan mebel seperti kayu dapat
menggantinya dengan serbuk kayu karena
memiliki manfaat yang baik sebagai bahan
campuran dalam pembuatan mebel. Biasanya,
beberapa pengerajin mebel saat ini sudah
tidak menggunakan bahan kayu utuh untuk
membuat mebel tetapi sudah mulai
menggunakan serbuk kayu sebagai bahan
Aspek
campuran untuk pembuatan mebel. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi penggunaan kayu
utuh dan menekan biaya produksi
ekonomi 18
Aspek • merupakan usaha dalam
membantu mengurangi pemanasan
global melalui eco-design.
19
THANKS!
Any questions?
20