Anda di halaman 1dari 5

1.

Apa Hubungan antara DPRD sebagai Badan Legislasi Daerah dengan Pemerintahan Daerah sebagai
Eksekutif Daerah?

• DPRD SEBAGAI BADAN LEGISLASI DAERAH

Keberadaan badan legislasi daerah ini sejalan pula dengan UU No. 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan yang dalam penyusunan Perda ini lebih banyak memberi
peran kepada DPRD dalam proses legislasi pembuatan perda. Peran ini dimulai pada tahapan
perencanaan melalui program legislasi daerah (Prolegda) yang penetapannya dilakukan dengan
Keputusan DPRD. Fungsi legislasi ini tentu mempunyai arti yang penting dan strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dikatakan sebagai fungsi yang penting dan strategis karena
fungsi ini sebagai wahana utama untuk merefleksikan aspirasi dan kepentingan rakyat (publik) dalam
formulasi peraturan daerah. Salah satu sarana dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan
tugas pembantuan adalah dibentuknya Peraturan Daerah. Dengan kata lain Peraturan Daerah
merupakan sarana yuridis untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah dan tugas-tugas pembantuan.

- peranan DPRD dalam menjalankan fungsi legislasinya bertumpu pada tiga pengertian. Ketiga
pengertian tersebut meliputi:

1. Prakarsa pembuatan peraturan daerah /legislative initiation.

2. Pembahasan rancangan peraturan daerah /law making process. Dan,

3. Penetapan rancangan peraturan daerah/law enactment approval. (untuk Peraturan daerah


tertentu masih ada prosedur selanjutnya yaitu pengesahan). Berkaitan dengan ketiga pengertian
di atas maka peran badan legislasi daerah meliputi prakasa pembuatan peraturan daerah dan
pembahasan rancangan peraturan daerah. 1

• PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI EKSEKITIF DAERAH

Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai
Badan Eksekutif Daerah. Pemerintah Daerah untuk mengatur mengenai persoalan pemerintahan di
daerah dan persoalan yang berkaitan dengan soal desentralisasi.

Peraturan perangkat organisasi daerah ini diperlukan sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah.
Pasal 18 ayat (6) yang menyatakan Pemerintah Daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Perda berlaku setelah
diundangkan dalam lembaran daerah. Perda disampaikan kepada Pemerintah Pusat paling lama 7 hari
setelah ditetapkan. Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk melaksanakan

1
Jurnal Peran Badan Legislasi Daerah dalam Menjalankan Fungsi Legislasi di DPRD Provinsi Jawa Barat. Oleh Efik
Yusdiansyah. Diakses melalui https://www.neliti.com/publications/25289/peran-badan-legislasi-daerah-dalam-
menjalankan-fungsi-legislasi-di-dprd-provinsi, pada tanggal 9 mei 2020, pukul 20.00.
Perda dan atas kuasa peraturan perundang-undangan, kepala daerah mengeluarkan peraturan kepala
daerah dan/atau keputusan kepala daerah. Peraturan kepala daerah dan/atau keputusan kepala daerah
tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, Perda, dan peraturan perudang-undangan yang
lebih tinggi.2

•HUBUNGAN

Lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang


memisahkan DPRD dari Pemerintah Daerah dimaksudkan untuk menempatkan DPRD sebagai komponen
penting dan sentral dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pemikiran demikian
merupakan usaha perwujudan prinsip kedaulatan rakyat di daerah, yang tercermin dengan adanya
keikutsertaan rakyat lewat lembaga perwakilan di daerah dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintahan dan pembangunan di daerah yang bersangkutan. 3

Setelah adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, maka DPRD dipisahkan dari Pemerintahan
Daerah dan dikembalikan ke fungsi yang seharusnya, yaitu sebagai badan legislatif dengan kedudukan
yang sederajat dengan Pemerintah Daerah sebagai badan eksekutif. Hubungan antara DPRD dengan
Pemerintah Daerah adalah hubungan kemitraan.4

 Kewenangan DPRD dalam membentuk Perda dalam Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999
dinyatakan bahwa DPRD bersama-sama Gubernur/Bupati/Walikota mebentuk Perda.
Sehubungan dengan fungsi utama ini kepada DPRD diberi hak antara lain hak mengajukan
Rancangan Perda dan hak mengadakan perubahan atas Rancangan Perda (Pasal 42 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004). Ketentuan ini diperkuat lagi dengan Pasal 43 yang
berbunyi: DPRD mempunyai tugas dan wewenang membentuk Perda yang dibahas dengan
Kepala Daerah untuk mendapat persetujuan bersama. Modoeng mengemukakan bahwa,
meskipun undang-undang menyebutkan bahwa Kepala Daerah menetapkan Perda dengan
persetujuan DPRD, tidak berarti bahwa semua kewenangan membentuk Perda ada pada Kepala
Daerah, dan DPRD hanya memberikan persetujuan saja. DPRD dilengkapi dengan hak
mengajukan rancangan Perda dan hak mengadakan perubahan terhadap Rancangan Perda.
Bahkan persetujuan itu sendiri mengandung kewenangan menentukan (decicive).

 Fungsi lembaga legislatif terhadap eksekutif sepenuhnya ditujukan untuk memastikan


akuntabilitas eksekutif, salah satu peran dan ruang lingkup pengawasan yang penting dilakukan
oleh legislatif adalah melakukan pengawasan terhadap peran dan kinerja Pemerintahan dalam
implementasi kebijakan. Fungsi pengawasan peraturan daerah sangatlah penting yang
memberikan kesempatan kepada DPRD untuk lebih aktif dan kreatif menyikapi berbagai kendala
terhadap pelaksanaan Perda. Melalui pengawsan dewan, eksekutif sebagai pelaksana kebijakan
2
Aristo Evandy A. Barlian, Konsistensi Pembentukan Peraturan Daerah Berdasarkan Hierarki Perundang-undangan
dalam Perspektif Politik Hukum, Fiat Justisia Jurnal Hukum Universitas Lampung, Vol. 10., No.4., Oktober-Desember
2016, hlm. 590.
3
Krishna Darumurti dan Umbu Rauta, Otonomi Daerah Perkembangan Pemikiran dan Peaksanaan, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2000, hlm 47.
4
Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas & Isu Federalisme Sebagai Suatu Alternatif, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2000, hlm 7.
akan terhindar dari barbagai penyimpangan dan penyelewengan, dari hasil pengawsan dewan
akan diambil tindakan penyempurnaan memperbaiki pelaksanaan kebijakan tersebut. Untuk
menghindari berbagai kesalahan administratif dalam tata laksana birokrasi pemerintahan
daerah tanpa mereka sadari dapat bermuara pada dugaan tindak pidana korupsi bagi pejabat
publik yang menangani urusan publik tersebut, dengan adanya pengawasan DPRD akan dapat
memberikan perlindungan yang cukup efektif terhadap eksekutif dalam menjalankan tata
laksana birokrasi pemerintahan secara optimal.

 Berkaitan dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Daerah menurut pasal 1 huruf (b)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya dalam Siswanto (2016:55), juga
mengatakan bahwa berdasarkan suatu teoritis atau asumsi-asumsi yang dapat diungkapkan
adalah pola hubungan kewenangan yang setara, seimbang, dan sinergis, antar pemegang
kekuasaan, yakni lembaga eksekutif dan lembaga legislatif daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, akan dapat menjadi basis ke arah terciptanya sistem checks and balance
sebagai prasyarat kearah perwujudan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih
demokratis.5

2. Apa itu Organisasi Perangkat Daerah, Bagaimana Bentuk Struktur Organisasi Perangkat Daerah dan
Apa Hubungan antar Satu Struktur dengan Struktur lainnya?

• ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Pengertian Perangkat Daerah menurut ketentuan umum PP No. 41 Tahun 2007 adalah
organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan kebutuhan Daerah. Dalam UU Nomor 32
Tahun 2004 Perangkat Daerah diatur dari pasal 120 sampai dengan pasal 127. 6

•BENTUK STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan


berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan daerah mengatur mengenai susunan, kedudukan,
tugas pokok organisasi perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut dengan
peraturan Gubernur/Bupati/Wali kota.

a) Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah.

5
Siswanto, Sunarno, H. 2016. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
6
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah
b) Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

 Sekretariat Daerah merupakan unsur staf. Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban
membantu Gubernur, Bupati atau Wali kota dalam menyusun kebijakan dan mengoorDinasikan
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas,
Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah melalui Sekretaris
Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas
Daerah, Sekretariat DPRD dan Lembaga Teknis Daerah, dengan demikian Kepala Dinas,
Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah bukan merupakan
bawahan langsung Sekretaris Daerah.

 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD) merupakan unsur pelayanan
terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan
menyediakan serta mengoorDinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.

 Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi, Inspektorat


Kabupaten, dan Inspektorat Kota adalah unsur pengawasan daerah yang dipimpin oleh
Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur,
Bupati atau Wali kota.

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah.

 Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan.

 Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala daerah. Lembaga Teknis
Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik.

 Rumah Sakit Daerah adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat yang dikategorikan ke dalam Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus
Daerah.
 Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten dan daerah
Kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati/Wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, serta menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh lurah.

 Beberapa perangkat daerah yang menangani fungsi pengawasan, kepegawaian, rumah sakit,
dan keuangan, mengingat tugas dan fungsinya merupakan amanat peraturan perundang-
undangan, maka perangkat daerah tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja diatur tersendiri.(PP no.18
tahun 2006) (Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah) 7

• HUBUNGAN BENTUK STRUKTUR DAERAH SATU DENGAN YANG LAINNYA.

Pada pelaksanaan antar organisasi perangkat daerah akan saling mengutamakan pembinaan
dan pengendalian Perangkat Daerah dalam Peraturan Pemerintah. Hal ini dimaksudkan dalam rangka
penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi antar Daerah dan antar sektor, sehingga
masing-masing Pemerintah Daerah taat asas dan taat norma dalam penataan kelembagaan Perangkat
Daerah. Menteri atau gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat dapat membatalkan Perda tentang
pembentukan Perangkat Daerah yang bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini.

Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian penataan Perangkat Daerah, Pemerintah


Pusat melakukan fasilitasi melalui asistensi, pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi,
pelatihan, dan kerja sama, sehingga sinkronisasi dan simplifikasi dapat tercapai secara optimal dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah ini memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada Daerah dalam
menata Perangkat Daerah secara efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan nyata dan
kemampuan Daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta
komunikasi kelembagaan antara Pusat dan Daerah.

7
Wikipedia, Perangkat Daerah. Diakses melalui https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perangkat_daerah . pada tanggal
10 mei 2020, jam 14.00.

Anda mungkin juga menyukai