Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu:
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf
organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan
dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan strategik.
Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses
perumusan strategi, yaitu:
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana
strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-
program.
Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi
Perencanaan strategik sangat
penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi, antara lain:
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi
persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya goal
congruence.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan restrukturisasi dan reoragnisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi dan
desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan pada prinsip:
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap
yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang
agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah
adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.
Peniliaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang merupakan
bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian.
Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan
mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman
(punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.