Modul 3 Resume
Modul 3 Resume
MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
2. Landasan Psikologis
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member
informasi secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak
hanya menilai produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk
menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif.
2. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio
Shaklee et.al (1977):
1) Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio
2) Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati
3) Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti yang diperlukan
4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio
siswa
5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6) Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan
7) Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan
3. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong dan memotivasi siswa
b. Memonitor pelaksanaan tugas
c. Memberikan umpan balik
d. Memamerkan hasil portofolio siswa
5. Tahap Penilaian
1) Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2) Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3) Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4) Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan.
1. Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
yang positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran
tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu :
1. Receiving, merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus, misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding, merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari.
3. Valuing, merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau
sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization, merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai
membangun sistem internal yang konsisten.
5. Characterization, merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini
siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep
diri dan nilai.