Anda di halaman 1dari 31

HOSPITALISASI

HOSPITALISASI

stres

STRES (PRBHN STATUS KESEHATAN)


KETERBATASAN MEKANISME KOPING
PENGERTIAN
• Hospitalisasi  proses karena suatu alasan yg terencana atau darurat,
mengharuskan anak utk tinggal di RS. menjalani terapi & perw sampai
dipulangkan kembali ke rumah
• Bila anak stress org tua jg mjd stress & akan membuat stress anak
semakin meningkat (Supartini, 2000)
• Perasaan yang sering muncul pada anak: cemas Marah,Sedih, Takut dan Rasa
berslah ( Wong, 2000)

• Askep tdk hy berfokus pd anak…., ttp juga pd ortu


APA PENYEBABNYA????
• Timbulnya stres hospitalisasi pada anak antara lain karena:
• Anak menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya
• Rasa tidak aman dan tidak nyaman
• Perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya
• Terdapat sesuatu yang dirasakan menyakitkan
CONTOH.........

• Penyebab kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak


yaitu ketika baru pertama kali mengalami perawatan anak di
rumah sakit, orang tua kurang mendapat dukungan emosi
dan sosial dari keluarga, kerabat, bahkan petugas kesehatan
CONTOH.........
• Penelitian menunjukkan bahwa pada saat mendengarkan keputusan dokter tentang diagnosis
penyakit anaknya merupakan kejadian yang sangat membuat stres orang tua (Tiedeman, 1997)
• Apabila anak stres selama dalam perawatan, orang tua menjadi stres pula
• Semakin meningkat stres orang tua semakin stres anak meningkat
STRESSOR UMUM PADA HOSPITALISASI

• Perpisahan
• Kehilangan kendali
• Perubahan gambaran diri
• Nyeri dan rasa takut
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES
HOSPITALISASI PADA ANAK
• Berpisah dengan orang tua dan sparing.
• Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan, monster, pembunuhan dan binatang
buas diawali dengan yang asing.
• Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan
• Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit.
• Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian
PRINSIP HOSPITALISASI
• Mencegah cedera dan nyeri
• Perpisahan
• Peningkatan teknik relaksasi
• Kehilangan kendali
• Informed consent
• Perubahan gambaran
diri • Persiapan prosedur
• Nyeri • Persiapan psikologis
• Rasa takut • Persiapan fisik
• Meningkatkan • Penampilan prosedur
kemampuan orang tua • Dukungan pasca prosedur
• Memodifikasi • Menggunakan bermain selama
Lingkungan prosedur
• Rasa cemas takut
• Tumbuh kembang
HUBUNGAN HOSPITALISASI DAN PENYEMBUHAN

• HOSPITALISASI • STRESOR • STRES

• ADAPTASI

MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN
FC YG MEMPENGARUHI REAKSI ANAK THD
KONDISI KRISIS

• •Usia Perkembangannya
• •Pengalaman perpisahan
• •Support sistem
• •Keseriusan penyakit
FAKTOR RESIKO YG MENINGKATKAN
STRESS ANAK PD SAAT HOSPITALISASI

• •Temperamen
• •Ketidakserasian hubungan anak & ortu
• •Gender
• •Usia
• •Inteligensia
• •Stres yg multiple & terus menerus
REAKSI ORG TUA TERHADAP
HOSPITALISASI ANAK

• Perasaan cemas dan takut


• Perasaan sedih
• Perasaan frustasi
REAKSI DAN MEKANISME KOPING ORTU

• DIPENGARUHI OLEH
• •Seriusnya penyakit
• •Pengalaman sebelumnya
• •Prosedur medik
• •Adanya support sistem
• •Kekuatan ego individu
• •Kemampuan koping sebelumnya
• •Adanya stres lain dalam keluarga
• •Pola komunikasi dalam keluarga, agama, kepercayaan & adat
PRINSIP PERAWATAN HOSPITALISASI PD
ANAK

• •Mencegah & meminimalkan perpisahan


• •Mengurangi pembatasan pergerakan
• •Meningkatkan kebebasan bergerak
• •Mempertahankan rutinitas anak
• •Meminimalkan cedera tubuh
• •Pengkajian nyeri
DAMPAK HOSPITALISASI

• •Privasi
• •Gaya Hidup
• •Otonomi
• •Peran
REAKSI ANAK
TERHADAP HOSPITALISASI
Anak  menunjukan bbg perilaku sbg reaksi thd pengalaman hospitalisasi
Rx bersifat individu  tgt pd usia perkemb anak, pengalaman sblmnya thd sakit,
sistem pendukung yg tersedia & kemampuan koping yg dimiliki
Rx umum  kecemasan, kehilangan, perlukaan tbh & rasa nyeri
MASA BAYI (0-1 THN)
Msl utama  dampak perpisahan dg ortu 
ggn pembentukan rasa percaya & kasih sayang
Usia > 6 bln  stranger anxiety : cemas dgn org
yg tdk dikenal & karena perpisahan dg ibunya
Rx yg sering muncul : menangis, marah dan byk
melakukan gerakan
Cemas bila ditinggalkan ibunya  nangis keras
Respon thd nyeri  nangis keras, pergerakan
tbh banyak & ekspresi wjh yg tdk
menyenangkan
MASA TODDLER (2-3 THN)

Rx  sesuai sbr stess  utama “perpisahan”


Respon perilaku ada 3 tahapan :
 Protes  nangis kuat, menjerit panggil ortu, menolak perhatian yg diberikan org lain
 Putus asa  menangis berkurang, anak tdk aktif, kurang minat utk bermain & makan, sedih & apatis
 Pengingkaran (denial)  scr samar mulai menerima perpisahan, membina hub scr dangkal & anak mulai
terlihat menyukai lingk
MASA PRASEKOLAH ( 3 – 6
Reaksi thd perpisahan : THN)
Menolak makan
Menangis pelan
Sering bertanya
Tidak kooperatif
Kehilangan kontrol :
Pembatasan aktifitas sehari-hari dan kehilangan kekuatan diri
Dirawat merupakan hukuman  malu, bersalah, takut
Takut thd perlukaan  menganggap tindakan dan prosedur akan
mengancam integritas  agresif, ekspresi verbal, dependent
USIA SEKOLAH (6 – 12 THN)

Cemas  perpisahan dgn kelompok sosial


Kehilangan kontrol :
Perubahan peran dlm keluarga
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dlm kelompok
Reaksi thd nyeri :
Mampu mengkomunikasikan rasa nyeri
Mampu mengontrol perilaku jika merasa nyeri  dengan cara : menggigit bibir,
mengenggam sesuatu dgn erat
USIA REMAJA (12-18 THN)
Cemas  akibat perpisahan dgn teman sebaya
Kehilangan kontrol karena pembatasan fisik / ketergantungan  menolak, tdk
kooperatif, menarik diri
Penyakit / pembedahan  perasaan tdk aman  respon :
Banyak bertanya
Menarik diri dan
Menolak org lain
REAKSI ORG TUA TERHADAP
HOSPITALISASI ANAK
Berbagai macam perasaan muncul pd org tua yaitu :
takut, rasa bersalah, stress dan cemas (Halsom and
Elander, 1997)
Rasa takut pd org tua selama anak di RS terutama
pd kondisi sakit anak yg terminal, karena takut
kehilangan anak yg dicintainya dan adanya perasaan
berduka (Brewis, 1995).
Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena apabila
org tua merasa stress, hal ini akan membuat ia tdk
dpt merawat anaknya dgn baik dan akan
menyebabkan anak menjadi semakin stress
(Supartini, 2000).
Reaksi org tua thd perw anak di RS dan
LB yg menyebabkan sbb :
Perasaan cemas dan takut
Rasa cemas paling tinggi dirasakan org tua pd saat menunggu informasi ttg
diagnosis peny anaknya (Supartini, 2000)
Rasa takut muncul pd org tua terutama akibat takut kehilangan anak pd
kondisi sakit yg terminal (Brewis, 1995).
Perilaku yg sering ditunjukan org tua berkaitan dgn adanya perasaan cemas
dan takut ini adl : sering bertanya atau bertanya ttg hal sama berulang-ulang
pd org yg bbd, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini,
2000)
Perasaan sedih
Perasaan ini muncul terutama pd saat anak dlm kondisi terminal dan org tua
mengetahui bahwa tdk ada lagi harapan anaknya utk sbh
Pd saat menghadapi anaknya yg menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan
dialami org tua
Pd kondisi ini org tua menunjukkan perilaku isolasi atau tdk mau didekati
org lain, bahkan bisa tdk kooperatif thd petugas kesehatan (Supartini, 2000).
Perasaan frustrasi
Pd kondisi anak yg telah dirawat cukup lama dan dirasakan tdk
mengalami perubahan serta tdk adekuatnya dukungan
psikologis yg diterima org tua, baik dari keluarga maupun
kerabat lainnya maka org tua akan merasa putus asa, bahkan
frustrasi.
Sering kali org tua menunjukkan perilaku tdk kooperatif, putus
asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa
REAKSI SAUDARA KANDUNG
TERHADAP PERW ANAK DI RS
Org tua pd dasarnya tdk boleh membedakan perlakukan pd anak
yg sedang sakit dan dirawat di RS dgn saudara kandung lainnya di
rumah
Selain kehadiran fisik org tua di RS, perhatian dlm bentuk lain mis :
uang, makanan dan hal lain yg berhubungan dgn perw anak di RS
menuntut org tua utk memprioritaskannya dibanding keperluan
anak lain
Reaksi yg sering muncul pd saudara kandung (sibling) thd kondisi
ini adl : marah, cemburu, benci dan rasa bersalah.
Marah  jengkel thd org tua yg dinilai tdk memperhatikan
Cemburu  dirasakan orrg tua lbh mementingkan saudaranya yg
sedang sakit
Rasa bersalah  anak berfikir mungkin saudaranya sakit akibat
kesalahannya
INTERVENSI KEPRW DALAM MENGATASI
DAMPAK HOSPITALISASI

Upaya meminimalkan stresor :


Upaya meminimalkan stresor dpt dilakukan dgn cara mencegah atau mengurangi
dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan mengurangi/
meminimalkan rasa takut thd perlukaan tbh dan rasa nyeri
Utk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dpt dilakukan dgn
cara :
1. Melibatkan org tua berperan aktif dlm merawat anak dgn cara membolehkan mereka
tinggal bersama anak selama 24 jam (rooming in)
2. Jika tdk mungkin utk rooming in, beri kesempatan org utk melihat anak setiap saat dgn
maksud mempertahankan kontak antar mereka
3. Modifikasi rgn perawatan dgn cara membuat situasi rgn rawat perawatan seperti di
rumah, a.l dengan cara membuat dekorasi ruangan yg bernuansa anak
4. Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah, a.l dgn memfasilitasi pertemuan dgn
guru, teman sekolah dan membantunya melakukan surat menyurat dgn siapa saja yg
anak inginkan
Utk meminimalkan rasa takut thd cedera tbh dan rasa
nyeri dpt dilakukan dgn cara :
1. Mempersiapkan psikologis anak dn org tua utk tind prosedur
yg menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan
persiapan fisik anak,,mis : bercerita yg berkaitan dgn
tindakan yg akan dilakukan
3. Pertimbangkan utk menghadirkan org tua pada saat anak
dilakukan tindakan yg menimbullan rasa nyeri
4. Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama dlm
mengurangi rasa takut akibat prosedur yg menyakitkan.
5. Pada tind pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus jauh
hari sebelumnya apabila memungkinkan
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak :
1. Membantu perkembangan org tua dan anak dgn cara memberi
kesempatan org tua mempelajari tumbang anak dan reaksi anak
thd stresor yg dihadapi selama perw di RS
2. Hospitalisasi dpt dijadikan media utk belajar org tua. Utk itu
perw dpt memberi kesempatan pd org tua utk belajar ttg peny
anak, terapi, perw dsb. sesuai dgn kapasitas belajar
3. Utk meningkatkan kemampuan kontrol diri dpt dilakukan dgn
memberi kesempatan pd anak mengambil keputusan, tdk terlalu
bergantung pd org lain dan percaya diri.
4. Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisainya dgn sesama pasien
yg ada, teman sebaya atau teman sekolah.
Memberi dukungan pd anggota keluarga lain :
1. Berikan dukungan pd keluarga utk mau tinggal dgn anak di RS
2. Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga utk berkonsultasi pd
psikolog/ahli agama, karena sgt dimungkinkan keluarga
mengalami msl psikososial dan spiritual yg memerlukan
bantuan ahli
3. Beri dukungan keluarga utk menerima kondisi anaknya dgn
nilai-nilai yg diyakini
4. Fasilitasi utk menghadirkan saudara kandung anak apabila
diperlukan keluarga dan berdampak positif pd anak yg dirawat
maupun saudara kandungnya
Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan di RS
Pada tahap sebelum MRS dpt dilakukan :
Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn
peralatan yg diperlukan
Apabila anak harus di rawat secara berencana, 1 – 2 hari sebelum dirawat,
dioreintasikan dgn situasi RS dengan bentuk miniatur bangunan RS
Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
Kenalkan perawat dan dokter yg akan merawatnya
Orientasikan anak dan org tua pd rg rawat serta fasilitas
Kenalkan dgn ps anak lain yg akan jadi teman sekamarnya
Berikan identitas pd anak, mis : papan nama anak
Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yg akan diikuti
Lakukan pengkajian riwayat keperawatan
Lakukan pemeriksaan fisik dan pemr lainnya sesuai dgn program

Anda mungkin juga menyukai