Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN KARDIOVASKUER : HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. NOVITA NURSOKHIBA ( A02019052)
2. NOWO SEPTIARSIH (A02019053)
3. NURLITA MUTIARA FLUORENSA ( A02019054)
4. PRATIWI DWI CAHYANINGRUM (A02019055)
5. RAHMAH SARASWATI MALONDA ( A02019056)
6. RETNO TRI WINARSIH ( A02019057)
7. RINA ISNAENI ATUS SANGADAH ( A02019058)
8. RIO RIAN RAMADHAN ( A02019059)
9. ROSINTA PERMADANI ( A02019060)
10. SANIA HUSNA SAPUTRI (A02019061)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga kali pemeriksaan tekanan darah yang melebihi tekanan darah
optimal yaitu 140/90 mmHg saat istirahat, diperkirakan mempunyai tekanan darah
tinggi. Tekanan darah yang terlalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk
terjadinya stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau keatas, diukur pada lengan minimal tiga kali jangka beberapa minggu.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Sakit Kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak Nafas
6. Gelisah
7. Pandangan Kabur

C. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2:
a. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak / belum dikrtahui penyebabnya
(terdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi).
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan / sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stress,
alcohol atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang. Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu, jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal, kelainan
hormonal, obat-obatan, dan penyebab lainnya.

D. PATOFISIOLOGI
Hipertensi terjadi apabila daya pompa jantung dipaksa melalui pembuluh
darah, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang juga dapat
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi yaitu arteri kecil mengkerut karena
perangsangan saraf/ hormon didalam fungsi darah. Mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di
otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah
ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.

KASUS

Ny.K berusia 55 tahun. Bekerja sebagai petani. Tn. JK menderita hipertensi sejak 2 bulan
yang lalu. Keluarganya mempunyai riwayat dengan hipertensi. pasien senang mengkonsumsi
makan – makanan yang berlemak dan siap saji. Saat ini Ny.K tidak mengkonsumsi obat –
obatan hipertensi secara teratur. Ny.K mengeluh pusing dan nyeri dibagian kepala. Pasien
mengatakan sering mengalami sesak nafas ketika aktifitas jalan 200m. Berat badan saat ini 70
kg dengan tinggi badan 160 cm. Tekanan darah saat ini 170/90 mmHg, RR : 24 x/menit, N :
112 x/ menit, S: 36,50C

A. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny.K
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kebumen
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Dx medis : Hipertensi
Penaggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak dari pasien
B. Keluhan utama : Pasien mengatakan sakit kepala.
C. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dating di Rumah Sakit tanggal 1 Juli 2020 dengan keluhan pusing. Pasien
mengatakan mengeluh sakit di kepala sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. P
: nyeri bertambah apabila duduk, nyeri berkurang apabila tidur; Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk; R : nyeri hanya di kepala saja, tidak menyebar; S : skala nyeri 6; T : nyeri pusing
hilang timbul. Terpasang infus RL 20 tpm. TD: 170/90 mmHg; RR : 24 x/menit; N : 112
x/menit; S : 36,50C, BB : 70 kg, TB : 170 cm.
D. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit hipertensi sejak 2 bulan lalu, namun pasien tidak rutin
minum obat.
E. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya ada yang memiliki penyakit yang sama, tetapi tidak
ada yang memiliki penyakit menular.
F. Pengkajian Pola Fungsional Virginia Henderson
1. Bernafas dengan Normal
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami sesak, bernafas dengan normal
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak nafas, RR 24 x/menit
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien biasa makan 3x1 hari , Minum 5-6 gelas sehari
Saat dikaji : pasien makan sesuai yang diberikan oleh RS, habis
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien biasa BAB 1x perhari, BAK 3-4 x perhari tanpa keluhan.
Saat dikaji : pasien BAB 1 x perhari, terpasang pispot dan dibantu keluarga.
4. Pola Bergerak/Beraktivitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan bergerak bebas tanpa mengalami kelelahan
Saat dikaji : pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan hanya
berbaring ditempat tidur.
5. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien biasa ganti baju 1 x sehari sehabis mandi tanpa bantuan.
Saat dikaji : pasien memakai baju dengan bantuan keluarganya.
6. Pola Istirahat/ tidur
Sebelum sakit : pasien bisa tidur lelap 6-7 jam perhari tanpa gangguan.
Saat dikaji : pasien tidur kurang 4-6 jam perhari.
7. Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2 x perhari, sikat gigi 2x, Keramas 1 x dalam 3
hari tanpa bantuan.
Saat dikaji : pasien hanya diseka dan dibantu oleh keluarganya.
8. Temperatur Suhu
Sebelum sakit : pasien biasa menggunakan selimut jika kedinginan, suhu normal.
Saat dikaji : pasien tidak panas, Suhu klien 36,5 0 C.
9. Rasa Aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa nyaman ditengah – tengah keluarganya, di lingkungan
dan kondisi rumah juga membuat pasien merasa aman.
Saat dikaji : pasien kurang nyaman karena pusing nya mengganggu.
P : nyeri bertambah apabila duduk, nyeri berkurang apabila tidur
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri hanya di kepala saja, tidak menyebar
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
10. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit : pasien biasa solat 5 waktu seperti biasa.
Saat dikaji : pasien tidak bisa tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya.
11. Kebutuhan bekerja
Sebelum dikaji : pasien kadang bekerja disawah dari pagi sampai sore saat sholat
pasien pulang dan istirahat sebentar.
Saat dikaji : pasien tidak bisa memenuhi kebutuhan bekerja, karena tidak boleh
bergerak terlalu lama
12. Kebutuhan bermain
Sebelum sakit : pasien hanya dirumah, kadang–kadang kerumah tetangga atau
kerumah anaknya bermain dengan cucunya., pasien jarang berolahraga
Saat dikaji : pasien tidak bisa memenuhi kebutuhan bermainnya karena sakit, tidak
bisa beranjak dari tempat tidurnya
13. Kebutuhan Komunikasi
Sebelum sakit : pasien bisa berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa.
Saat dikaji : pasien bicara dengan bahasa jawa dan bahasa Indonesia lancar, tapi
agak lemah.
14. Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit : pasien hanya mengetahui bahwa tekanan darah tinggi itu hipertensi,
sudah pernah mendapatkan informasi sejak dulu
Saat dikaji : pasien mengetahui penyakitnya lebih luas dari Dokter.
G. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : cukup baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign : TD 170 /90 mm/ hg, N : 112 x/ menit, S: 36,50 C ,RR ; 24 x / menit
BB : 70 kg, TB : 170 cm
Pemeksiaan Fisik
1. Kepala : Tidak ada luka simetris bentuk mechochepal
2. Rambut : Hitam, bersih, lurus
3. Mata : konjungtiva ananemis, sklera : ikterik,
4. Hidung : simetris, cuping hidung tidak ada , sekret tidak ada
5. Telinga : simetris , bersih , lesi tidak ada
6. Mulut : simetris , mukosa lembab
7. Leher : JVP tidak meningkat.
8. Dada
- Inpeksi : simetris, tidak adanya retraksi dinding dada, pengembangan dada
sama
- Palpasi : vocal vermitus antara kanan-kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
9. Abdomen
- Inpeksi : peristaltik normal , terpasang infuse RL 20 tetes
permenit, lemas
- Palpasi : tidak ada udema dan lesi
- Auskultasi : bising usus 10x/menit
- Perkusi : bunyi timpani
10. Ektremitas :
- Atas : Lemah , terpasang Infus RL 20 tetes per menit, ditangan kiri, udema tidak
ada.
- Bawah : Lemah, tidak ada udema dan lesi.
11. Kulit : Sawo matang, lembab , sianosis tidak ada, turgor baik.
12. Kuku : CRT baik, tidak ada sianosis.
H. Analisa Data
D TANGGA DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
X L
1 1 Juli DS : pasien mengatakan Penurunan Perubahan Preload
2020 merasa lemas. Curah
Jantung
Pasien mengatakan sering
mengalami sesak nafas
ketika aktifitas jalan 200m
DO :
TD: 170/90 mmHg;
N : 112 x/menit;
BB : 70 kg.

2 1 Juli DS : Pasien mengatakan Nyeri akut Agens cedera


2020 mengeluh sakit di kepala Biologis
Pukul
P : nyeri bertambah apabila
14.00
duduk, nyeri berkurang
WIB
apabila tidur
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri hanya di kepala
saja, tidak menyebar
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
DO:-

I. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Preload
2. Nyeri b.d agen cedera fisik

J. Intervensi
TGL/JAM DX KRITERIA HASIL INTERVENSI
01 Juli 1 Setelah dilakukan tindakan #monitor TTV
2020 keperawatan 2x24 jam masalah
Penurunan Curah Jantung b.d 1.Monitor TD,Nadi,dan
Pukul
Perubahan Preload berkurang
14.00 status pernafasan dengan
dengan kriteria hasil:
WIB
a)Keefektifan Pompa Jantung tepat

Indikator A T 2.periksa secara berkala


TD sistol 2 5 keakuratan instrumen
yang digunakan untuk

TD diastol 3 5 perolehan data pasien

#Manajemen Energi
Dypsnea dengan
aktivitas ringan 2 5
3.Ajarkan pasien
mengenai pengelolaan
kegiatan dan teknik
menejemen waktu untuk
mencegah kelelahan

#manajemen obat

4.konsultasikan dengan
perawatan profesional
lainnya mengenai jumlah
dan dosis obat

03/08 2 Setelah dilakukan tindakan


1. Observasi
2019 keperawatan 2x24 jam masalah
Nyeri akut b.d agens cedera karakteristik nyeri,
Pukul biologis dapat berkurang lokasi, skala, waktu
14.15 dengan kriteria hasil :
WIB lama; observasi ttv
b) kontrol nyeri
2. Lakukan tindakan
Indikator A T nonfarmakologi :
- Mengenali distraksi relaksasi
3 5
kapan nyeri
terjadi
3. Kolaborasi dengan
- Menggunakan 3 5 dokter mengenai
tindakan peresepan analgesic
pengurangan
nyeri tanpa 4. Motivasi pada pasien
analgesik untuk tidak terlalu
- Melaporkan banyak bergerak
nyeri yang 3 5
terkontrol

K. Implementasi Keperawatan
No. Tgl /Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Dx
1 01 Juli 2020 1.Memonitor Ds: pasien bersedia
untuk dipantau ttvnya
pukul14:00 TD,Nadi,dan status
WIB pernafasan dengan Do :
TD:165/84,N:100x/me
tepat nit

2.memeriksa secara
berkala keakuratan Ds:pasien tampak
kooperatif
instrumen yang
Do: pasien tampak
digunakan untuk tidak pucat
perolehan data
pasien

14:15
3.mengajarkan
Ds:pasien mengatakan
pasien mengenai tidak merasakan sesak
pengelolaan Do:pasien tampak
kegiatan dan teknik senang
menejemen waktu
untuk mencegah
kelelahan

14.30
4.MengkonsultasikDs: pasien mengatakan
an dengan dokter meminum obat yang
diberi rumah sakit
mengenai jumlah
Do:pasien tampak
dan dosis obat kooperatif

2 1 Juli 2020 1. Mengobservasi Ds : Pasien


pukul mengatakan mengeluh
karakteristik
sakit di kepala, nyeri
06.00 nyeri, lokasi, bertambah apabila
skala, waktu duduk, nyeri berkurang
apabila tidur; nyeri
lama; observasi seperti ditusuk-tusuk;
07.00 ttv nyeri hanya di kepala
saja, tidak menyebar;
skala nyeri 5; nyeri
hilang timbul
Do : Pasien terlihat
kesakitan;

08.00

2. Melakukan
tindakan Ds : Pasien mengatakan
nonfarmakologi: bersedia untuk
melakukan teknik
distraksi distraksi relaksasi
relaksasi Do :Pasien tampak
lemas

3. Mengkolaborasi
dengan dokter Ds : Pasien mengatakan
bersedia diberikan obat
mengenai
Do : Pasien tampak
peresepan kooperatif, paracetamol
analgesic 500 mg

4. Memotivasi pada
pasien untuk tidak
Ds : Pasien tidak akan
terlalu banyak
bergerak terlalu keras
bergerak Do : Pasien tampak
kesakitan

1. 2 juli 2020 1.Memonitor Ds:pasien mengatakan


obat diminum tepat
TD,Nadi,dan status
waktu
pernafasan dengan
Do: TD:155/80
tepat
N:95x/mrnit
2.memeriksa secara
berkala keakuratan Ds:pasien mengatakan
instrumen yang pagi tadi jalan-jalan di
area bangsal rs dan
digunakan untuk sudah tidak merasa
perolehan data sesak ketika berjalan
pasien Do:wajah pasien
tampak tidak pucat dan
sklera tidak pucat
3. 2 juli 2020 1. Melakukan Ds: pesien mengatakan
nyeri yang dirasakan
tindakan
pasien sudah hilang
nonfarmakologi:
Do:pasien tampak
distraksi relaksasi senang melakukan
teknik distraksi
relaksasi
2. Memotivasi pada
pasien untuk tidak Ds: pasien mengatakan
geraknya hanya sebatas
terlalu banyak
jalan-jalan sebentar
bergerak
Do: pasien tampak
sudah tidak menahan
nyeri

L. Evaluasi
Hari,tanggal No.dx Evaluasi TTD
1 Juli 2020 1. S: Pasien mengatakan dapat istirahat dan tidak merasa
pusing atau sakit kepala lagi
O: pasien tampak tidak pucat,
TD:165/84,N:100x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1 Juli 2020 2: S: Pasien mengatakan sudah dapat mengatasi nyeri
O: Pasien tampak kooperativ
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 Juli 2020 1. S: Pasien mengatakan obat diminum tepat waktu
O: TD:155/80
N:95x/mrnit
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2 Juli 2020 2. S: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pasien
sudah hilang
O: pasien tampak sudah tidak menahan nyeri
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai