Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Energi telah menjadi komponen penting yang tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan dan perkembangan dunia. Salah satu bentuk energi yang
mempermudah kehidupan manuasia adalah listrik. Listrik merupakan energi
sekunder yang dapat diproduksi dengan mengkonversi energi primer seperti
minyak bumi, batubara, gas, energi angin, ombak, dan lainnya.
Dewasa ini banyak pihak yang sadar pentingnya pemanfaatan energi
terbarukan sebagai pengganti energi tidak terbarukan seperti minyak bumi,
batubara dan gas. Menipisnya cadangan energi tidak terbarukan dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan menjadikan energi terbarukan sebagai pilihan
sebagai sumber energi ramah lingkungan.
Salah satu bentuk pemanfaatan energi terbarukan adalah pembangkit
listrik tenaga angin (PLTB). Dengan menggunakan tubin angin, angin yang
bergerak bebas dikonversi menjadi listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik.
PT. Lentera Bumi Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pengembangan dan implementasi PLTB. Menggunakan turbin
angin tipe The Sky Dancer 500 (TSD-500) yang merupakan hasil penelitian
panjang, PT. Lentera Bumi Nusantara telah mengiplementasikan penggunaan
PLTB di beberapa daerah di Indonesia dengan terus melakukan pengembangan
dan penelitian serta transfer teknologi. Turbin angin TSD-500 mampu
menghasilkan energi hingga 500 watt dan bekerja pada kecepatan angin 3 m/s
hingga 12 m/s.
Pada PLTB terdapat beberapa komponen antara lain adalah bilah, turbin
angin, Controller dan baterai. Turbin angin menghasilkan tegangan bolak-balik
yang fluktuatif dan amplitudo berubah-ubah tergantung pada kecepatan angin
yang diterima oleh bilah. Baterai diperlukan untuk menyimpan energi yang

1
2

dihasilkan oleh turbin angin. Baterai memerlukan tegangan searah yang konstan
untuk menyuplainya. Disinalah peran rangkaian kendali (controller) sebagai
penyerarah tegangan yang dihasilkan turbin angin dan sebagai proteksi baterai.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Tegangan keluaran dari generator pada turbin angin TSD-500 merupakan
tegangan bolak-balik (AC) dan angin sebagai penggerak turbin merupakan
sumber tenaga yang tidak konstan kecepatannya sehingga amplitudo tegangan
yang sihasilkan tidak konstan. Dalam instalasi kita memerlukan tegangan yang
konstan, untuk mengatasi hal tersebut digunakan baterai untuk menyimpan energi
yang dihasilkan turbin angin untuk selanjutnya dapat digunakan. Untuk
menyearahkan dan menjaga level tegangan keluaran turbin angin agar sesuai
dengan baterai serta untuk melindungi baterai dari kerusakan maka diperlukan
rangkaian pengendali/kontrol.

1.3. BATASAN MASALAH


Dalam penulisan ini akan dibahas tentang pengendalian tegangan keluaran
dari turbin angin tipe TSD-500 berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis
terhadap rangkaian kontrol turbin angin TSD-500.

1.4. TUJUAN
Adapun maksud tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain :
1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi D3
Teknik Elektro Universitas Riau.
2. Mengetahui dan mengenal secara langsung kondisi pembangkit energi
listrik terbarukan yang berfokus kepada energi angin di PT. Lentera Bumi
Nusantara.
3. Dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan
bekerja melalui penerapan ilmu pengetahuan, latihan kerja dan
pengamatan teknik yang diterapkan di PT. Lentera Bumi Nusantara
3

sehingga dapat bekerja sama sebagai tim dalam memecahkan suatu


masalah.
4. Dapat membandingkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan yang diperoleh dari dunia kerja.
5. Mengetahui sistem pembangkitan energi listrik terbarukan dan masalah
apa saja serta cara mengatasinya.
6. Mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis di lapangan yang
sesungguhnya sebagai sebuah tim sehingga akan didapat gambaran yang
nyata tentang berbagai hal mengenai dunia kerja yang aplikatif.

1.5. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 30 Juli 2017 sampai
dengan tanggal 30 Agustus 2017. Bertempat di PT. Lentera Bumi Nusantara yang
merupakan Pusat Studi dan Pengembangan Teknologi dam Energi Terbarukan
yang beralamat di Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya,
Jawa Barat, Indonesia.

1.6. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang dilakuakan dalam pelaksanaan Kerja
Praktek (KP) ini adalah sebagai berikut :

1. Metode observasi
Merupakan cara pengumpulan data dengan cara melihat secara langsung
pekerjaan di lapangan.

2. Metode dokumentasi
Pengumpulan data yang bersifat objektik, guna mendapatkan gambaran
secara nyata tentang bentuk-bentuk objek terkait.

3. Metode studi literatur dan pustaka


4

Untuk mengumpulkan data-data yang umumnya bersifat teoritis.


Dilakukan melalui pengumpulan buku-buku dan literatur-luiteratur yang
terkait dengan isi paparan.

4. Metode wawancara
Dilakukan dengan menggali informasi secara langsung kepada narasumber
dan pihak perusahaan, melalui diskusi maupun wawancara.

5. Metode partisipasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melibatkan diri
secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan,
terutama dalam kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN


Laporan kerja praktek ini terdiri menjadi lima bab utama dan beberapa bab
tambahan. Dengan pembagian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang pelaksanaan Kerja Praktek (KP), batasan
masalah, tujuan pelaksanaan KP, serta metode dan sistematika penulisan

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN


Memuat profil singkat dari PT. Lentera Bumi Nusantara

BAB III : TINJAUAN KEPUSTAKAAN


Berisi landasan teori yang berkaian dengan pembahasan yang akan dilakukan,
yaitu mengenai pengendalian turbin angin TSD-500

BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai alur pengendalian turbin
angin TSD-500 berdasarkan analisa dan pengamatan yang telah penulis
lakukan.

BAB V : PENUTUP
Berisikan kesimpulan berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan
5

DAFTAR PUSTAKA
Berisi literar-literatur yang penulis gunakan dalam penulisan Laporan Kerja
Praktek ini.

LAMPIRAN
Berisikan data-dara yang perlu dilampirakan sehubungan dengan Kerja
Praktek yang telah penulis lakukan serta penulisan laporan ini.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Awal 2011, Ricky Elson bersama dengan pemuda Indonesia membentuk


sebuah wadah pengembangan potensi diri melalui teknologi untuk berkonstribusi
dalam membangun negeri dan menyelesaikan permasalahan energi di daerah
tertinggal dan pulau-pulau terluar Indonesia.
Pada tahun 2012, Lentera Angin Nusantara (LAN) mendirikan pusat
penelitian teknologi pemanfaatan energi angin di Ciheras, Tasikmalaya, Jawa
Barat dan berfokus pada sistem pembangkit listrik hybrid tenaga bayu dan surya.
Pada tahun 2013, Pembangunan site kincir angin dengan 100 unit turbin
angin di 4 desa di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Merupakan langkah awal terjun
dalam kegiatan sosial pengembangan masyarakat.
Pada tahun 2014, Lentera Angin Nusantara meningkatkan kapasitas
menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT.Lentera Angin Nusantara). Melalui kincir
angin atau pembangkit listrik tenaga angin, daerah yang belum dialiri listrik
seperti pantai dan pegunungan di pelosok Indonesia diharapkan mampu
merasakan manfaat listrik. Selain memanfaatkan energi angin, LAN juga
memanfaatkan energi matahari untuk mengoptimalkan sumberdaya alam yang
dapat dimanfaatkan masyarakat. Pemanfaatan energi tersebut dapat dilakukan
untuk penyedian air bersih, penerangan, atau pengaplikasian yang lebih kecil
skalanya seperti perikanan atau pengeringan padi di pedesaan. Pada tahun ini
perusahaan mulai bergerak di berbagai bidang dan khususnya bidang energi,
pangan dan air. Pada tahun ini pula mulai inisiasi berdirinya PT. Lentera Bumi
Nusantara
Pada tahun 2015, berdirinya PT. Lentera Bumi Nusantara yang merupakan
pengembangan dari PT. Lentera Angin Nusantara. Dengan berdirinya PT. Lentera
Bumi Nusantara kini pergerakan perusahaan tidak hanya pada bidang

6
7

pengembangan dan pengaplikasian PLTB, namun juga ke bidang pangan, energi


terbarukan, penyediaan air bersih, dan pengembangan teknologi tepat guna.
Pada tahun 2016, PT. Lentera Bumi Nusantara memulai inisiasi kemitraan
dengan masyarakat dan investor serta pengolahan hasil pertanian dan peternakan
guna meningkatkan nilai jual komoditas serta melakukan pemberdayaan
masyarakat.
Pada tahun 2017, PT. Lentera Bumi Nusantara terus mengembangkan
perusahaan kearah pemberdayaan lingkungan dan masyarakat, transfer teknologi,
serta pengembangan dan implementasi teknologi.

2.2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

2.2.1. Visi PT. Lentera Bumi Nusantara

Mewujudkan tempat pembelajaran memanfaatkan potensi energi, pangan,


dan air untuk bersama-sama membangun sustainable community di Nusantara
melalui penguasaan, penerapan, dan pengembangan teknologi.

2.2.2. Misi PT. Lentera Bumi Nusantara

1. Melakukan proses transfer teknologi untuk pengembangan sumber daya


manusia.
2. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk penguasaan teknologi.
3. Menyelesaikan permasalahan energi, pangan, dan air.
4. Mengembangkan teknologi agar lebih efisien, ramah lingkungan,
berdampak, dan berkelanjutan.

2.3. PRODUK PERUSAHAAN

Selain mengembangkan turbin angin juga mengembangkan kendaraan


listrik serta memasarkan beberapa produk berikut yang merupakan bentuk
peningkatan nilai jual komoditas lokal dan pemberdayaan masyarakat ;
8

1. Virgin Coconut Oil (VCO), teh daun kelor, dan sari mengkudu
2. Minyak atsiri
3. Madu
4. Domba, ikan lele, dan ikan nila

2.4. STUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

DIREKTUR

Inayah N. Zahra

SEKRETARIS BENDAHARA CHIEF OF HRD MANAGER KOMISARIS


ENGINEERING RnD
Grace Triana Piala Ameldam
Peranghinaling Inayah N. Zahra Ricky Elson Unwanus Sa’adah Simanjuntak

FIELD ENGINEER FIELD ENGINEER FIELD ENGINEER FIELD ENGINEER FIELD ENGINEER FIELD ENGINEER

Gusviadi Nur Sabba Herson Budiman Hendri Kinoy Ghafur

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Lingkup tugas dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:


1. Direktur
Bertanggung jawab untuk mengawasi semua tugas bagian yang di
bawahnya serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan akhir.
2. Sekretaris
Melaksanakan pekerjaan rutin, tugas-tugas administratif, pengaturan
agenda, merekam kegiatan dalam bentuk catatan ataupun tulisan.
3. Bendahara
Mengatur pengeluaran dalam setiap kegiatan, melakukan perancanaan
keuangan dan penanggung jawab keuangan.
4. Komisaris
Memiliki wewenang yang sama dengan direktur, namun baru bisa
berwewenang ketika direktur sedang tidak ada di tempat.
9

5. HRD Manager
Bertugas untuk mengatur serta mangembangkan sumber daya atau
kemampuan pekerja yang ada dalam suatu perusahaan.
6. Chief of Engineering Research and Development
Mengepalai dan bertanggung jawab atas semua field engineer, serta
bartanggung jawab dalam bidang riset dan pengembangan.
7. Field Engineer
Melaksanakan pekerjaan lapangan, seperti: survei, maintenance, serta
pemasangan dan perbaikan alat.
BAB III
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

3.1. PROSES PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA ANGIN

Angin atau tenaga angin pada dasarnya merupakan bentuk tenaga surya
yang dikonversi. Radiasi matahari memanas di berbagai tempat di bumi dengan
kecepatan yang berbeda pada siang dan malam hari. Hal ini menyebabkan
berbagai bagian atsmosfer memanas dalam waktu yang berbeda. Udara panas
mearik dan udara yang lebih sejuk tertarik untuk mengantikannya. Inilah yang
menyebabkan angin. Dengan kata lain, angin merupakan gerakan molekul udara
di atmosfer, berasal dari energi matahari. Semua benda statis termasuk molekul
udara menyimpan energi laten yang disebut dengan energi potensial. Pada saat
molekul udara mulai bergerak, maka energi potensialnya dikonversi menjadi
energi kinetik (energi gerakan) sebagai akibat dari kecepatan molekul udara.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin mcnjadi energi listrik
dengan turbin angin atau kincir angin. Angin akan dikonversi menjadi energi
gerak oleh bilah. Energi gerak akan di konversi menjadi energi listrik oleh
generator. Tegangan keluaran dari generator akan teruskan ke rangkaian kendali,
dimana tegangan tersebut akan disearahkan dan disesuaikan level tegangannya
sesuai dengan tegangan kerja baterai, agar kemudian dapat disimpan kebaterai.

Gambar 3.1. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin

10
11

Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan


mengkonversinya menjadi energi alistrik. Ada dua jenis turbin angin, yaitu :
turbin angin dengan poros horizontal atau Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT)
dan turbin angin dengan poros vertikal atau Vertikal Axis Wind Turbine (VAWT).
Terdapat tiga jenis sistem instalasi listrik tenaga angin, yaitu :
1. On grid atau sistem yang terhubung ke jaringan PLN
Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energi angin
bisa dihubungkan ke jaringan tersebut.

Gambar 3.2. On Grid System

2. Off grid atau sistem yang berdiri sendiri


Sistem ini dapat beroperasi tanpa topangan eksterior sehingga sangat
sesuai untuk penggunaan di daerah terpencil.

Gambar 3.3 Off Grid System


12

3. Sistem listrik hybrid


Dengan menggunakan turbin angin bersama sumber energi yang lain
(photovoltaic, generator diesel) akan dapat meningkatkan produksi energi
dari sistem tersebut dan menurunkan resiko kekurangan energi.

Gambar 3.4. Hybrid System

3.2. KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN


3.2.1. Turbin Angin
Turbin angin merupakan komponen yang menerima energi angin pertama
kali untuk kemudian dikonversikanmenjadi energi listrik. Turbin angin antara lain
terdiri dari bilah, generator, fin dan menara penopang.

Gambar 3.5. Bagian-bagian Turbin Angin


13

Bilah atau blade merupakan bagian yang mentransformasikan energi


kinetik angin ke energi mekanik (identik dengan berputar) yang dikopel dengan
generator. Bilah sudah berkembang dalam desin aerodinamik dan material yang
digunakan dari awalnya kayu hingga yang modern terbuat dari alumunium (logam
dan fiberglass sebagi komposisi yang meningkatkan kekuatan, umur dan
keseimbangan bilah.
Berdasarkan desainnya terdapat tiga jenis bilah, yaitu : taper (mengecil di
ujungnya), taperless (pangkal dan ujungnya berukuran sama) dan inverse taper
(melebar diujungnya). Kapasitas/kemampuan masing-masing tipe bilah berbeda.
Bilah tipe taper cocok untuk angin berkecepatan tinggi. Sementara bilah tiper
inverse taper cocok untuk angin berkecepatan rendah (kecepatan putar rendah
dengan torsi yang tinggi). Dan bilah tipe taperless diantara keduanya.
Generator digunakan untuk mengkonversikan energi mekanik atau gerakan
menjadi energi listrik. Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam
sistem turbin angin, antara lain generator serempak (syncronous generator),
generator tak-serepmak (unsyncronous generator), dengan rotor belitan maupun
rotor sangkar ataupun generator dengan magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan untuk mengatur tegangan
dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur arus medan dari
generator. Sayangnya penggunaan generator serempak jarang diaplikasikan
karena biayanya yang mahal, memputuhkan arus penguat dan membutuhkan
sistem kontrol yang rumit. Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem
turbin angin dan sistem mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem
variable-speed.
Fin atau sirip terdapat pada turbin agin tipe poros horizontal. Fungsi dari
fin ini adalah agar bilah dapat selalu sejajar dengan arah datangnya angin.
Biasanya generator di kemas dalam rangka atau nacelle bersama dengan
komponen mekanik lain seperti gearbox. Nacelle dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat berputar bebas mengikuti arah angin.
14

3.2.2. Rangkaian Kendali Penyearah (Rectifier Controller)


Rectifier controller pada pembangkit listrik tenaga angin bertujuan untuk
mengatur tengangan keluaran yang dihasilkan turbin angin. Tegangan keluaran
yang berupa tegangan bolak-balik tiga fasa perlu disearahkan terlebih dahulu.
Tegangan yang telah disearahkan masih fluktuatif nilainya sesuai dengan
kecepatan angin. Untuk menjaga tegangan tetap konstan maka diperlukan DC to
DC converter sehingga tegangan dapat tetap konstan sesuai dengan rating
tegangan baterai.

Gambar 3.6. Rangkaian Kontrol Turbin Angin TSD-500

3.2.3. Baterai
Baterai adalah sebuah alat yang dapat merubah dapat menyimpan energi
listrik dalam bentuk energi kimia serta dapat mengkonversikannya kembali
menjadi energi listrik sehingga dapat digunakan oleh suatu alat elektronik.
Diperlukannya baterai pada pembangkit listrik tenaga angin adalah karena tidak
tetapnya kecepatan angin. Sedangkan perangkat listrik memerlukan sumber
tegangan yang stabil.
Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian
(charge) energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran (discharge)
energi kimia diubah menjadi energi listrik. Antara satu sel dengan sel lainnya
dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap
ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga
tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang
bocor/merembes). Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang diisi
15

dengan cara mengalirkan listrik DC, dimana kutub positif baterai dihubungkan
dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik
negatif.

Gambar 3.7. Cara Kerja Accumulator

3.2.4. Inverter
Inverter adalah suatu sirkuit atau rangkaian yang berfungsi untuk
mengkonversi tegangan DC ke tegangan AC. Lebih tepatnya, inverter
mentransfer daya dari sumber DC ke beban AC. Inverter diperlukan karena
umunya beban yang digunakan (peralatan elektronik) adalah beban AC
sedangkan energi listrik yang disimpan dari pembangkit listrik tenaga angin
adalah dalam bentuk tegangan DC pada baterai.

3.3. POTENSI ANGIN DI INDONESIA


Pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) menggunakan angin sebagai
energi penggerak generator untuk menghasilkan energi listrik. Berdasarkan
spesifikasi turbin angin tipe TSD-500, diperlukan angin dengan kecepatan
minimal 3 m/s sehingga tegangan yang dihasilkan oleh turbin angin dapat
disimpan ke baterai. Daerah di Indonesia yang memiliki kecepatan rata-rata angin
diatas 3 m/s banyak ditemui di pesisir selatan Pulau Jawa, Pulau Sumatra dan
pulau-pulau bagian timur Indonesia.
16

Gambar 3.8. Peta Potensi Angin di Indonesia

Tim Lentera Bumi Nusantara telah melaukan survei di beberapa daerah di


Indonesia. Daerah berwarna merah memiliki energi angin yang sangat potensial
untuk dimanfaatkan. Ribuan pulau di Indonesia bagian timur memiliki energi
angiin yang sangat potensial. Hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan
kebutuhan listrik pada daerah tersebut.
Tim Lentera Bumi Nusantara mengadakan pengujian potensi angin dan
juga turbin angin di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat sejak bulan
Januari 2012. Berdasarkan hasil pengujian yang didapatkan bahwa kecepatan
angin di atas 3 m/s pada ketinggian 5 meter berhembus selama 2510 jam atau
sekitar 104 hari pertahun dengan daya rata-rata energi perharinya sebesar 490
Wh.

Gambar 3.8 Grafik Probabilitas Kecepatan Angin di Ciheras


17

Gambar 3.9. Grafik Distribusi Arah Angin di Ciheras

Gambar 3.10. Grafik Energi yang Dihasilkan Turbin Angin

Dalam menentukan energi angin di suatu daerah tidak cukup hanya dengan
mengetahui kecepatan angin rata-rata pada daerah tersebut karena kecepatan angin
sangat fluktuatif setiap waktunya maka yang terpenting adalah perhitungan
lama/durasi kecepatan angin produktif tersebut setiap harinya dan energi listrik
yang dapat dihasilkannya. Misalnya dengan kecepatan angin 3 m/s bila konstan
terjadi dalam 8 jam, maka mampu menghasilkan energi 415 Wh/hari dengan
asumsi panjang bilah 1 meter dan densitas udara 1,255 bar/inchi. Oleh sebab itu,
pengukuran angin dan pengajian ini perlu dilakukan langsung di tempat yang akan
dijadikan site energi angin selama beberapa waktu (bulan atau tahun bila
diperlukan).
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. TURBIN ANGIN TSD-500


Turbin angin TSD-500 merupakan tipe horizontal axis wind turbine
(HAWT), memiliki 3 bilah, mampu menghasilkan daya hingga 500 Wp pada
kecepatan angin 12 m/s dengan putaran maksimum 1000 RPM, sistem
penyimpanan (baterai) 24 V, menggunakan generator 3 fasa yang mampu
menghasilkan tegangan keluaran hingga 160 V.

Tabel 4.1. Spesifikasi Turbin Angin TSD-500

Pada sistem pembangkitan listrik di PT.LBN merupakan sistem off-grid


sehingga membutuhkan storage system sebagai penyimpanan energi dari proses
pembangkitan listrik. Storage system yang digunakan adalah baterai lead-acid

18
19

dengan tegangan kerja 2 Volt. Baterai tersebut disusun secara seri sebanyak 12
buah sehingga memiliki tegangan 24 Volt.
Berikut gambar dan karakteristik dari Baterai Lead-Acid yang digunakan
pada PT.Lentera Bumi Nusantara :

Gambar 4.1. Baterai Lead-Acid pada Turbin Angin TSD-500

Tabel 4.2. Karakteristik Baterai Lead-Acid pada PT.LBN

Capacity 800 Ah at 10hr-rate to 1.80 V per cell at 25°C


Weight Approx 630 Kg
Internal Resistance
Approx 0.30m
(Full Charged)
Maximum Discharge
3500 A (5 sec)
Current
Operating Discharge : -40°C-70°C. Charge: 0°C-50°C. Storage
Temperature Range : -20°C-60°C
Nominal Voltage 2V (Single cell)
Float Charging
2.25 to 2.3 VDC/unit Average at 25°C
Voltage
20

Maximum Charging
160 A
Current Limit
Self discharge ratio less than 2% per month at
Self Discharge
25C. Please charge the batteries before using
Terminal Thread insert & Bolt (F10-MB)
Containe and Cover Container A.8.S (UL94-HBL) and UL94-VO is
Material optional
Cycle Use D00 80% 1200 Cycle
Optimal
25°C± 5°C
Temperature Range
Cycle Service 2.37 to 2.40 VDC/unit Average at 25°C

Baterai Lead-Acid harus dicatu dengan tegangan searah. Sedangkan


keluaran dari generator TSD-500 adalah tegangan bolak balik 3 fasa sehingga
tidak bisa langsung digunakan untuk mengecas baterai. Maka dibutuhkan sebuah
kontroller elektronik agar daya yang dibangkitkan dapat disimpan kedalam
baterai.
Kontroler berfungsi sebagai charger baterai. Prinsip kerjanya adalah
mengubah masukan yang merupakan keluaran generator dalam bentuk tegangan
bolak balik 3 fasa menjadi tegangan searah sebesar 24 volt. Kondisinya adalah
daya keluaran generator tidak selalu sama sedangkan dibutukan tegangan konstan
untuk mengecas baterai. Maka dibutuhkan controller yang dapat menjaga keluaran
tegangan yang stabil. Hal ini dianggap penting agar dapat menjaga usia pakai dan
kemampuan baterai dalam menyimpan.

4.2. RECTIFIER CONTROLER


TUBIN ANGIN TSD-500
Turbin angin TSD-500 menggunakan controller pabrikan Nidec, produsen
motor listrik asal Jepang. Controller berperan sebagai alat konversi energi listrik
21

dari AC menjadi DC dan pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif dari
generator. untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.
Pada controller, rectifier berperan dalam mengkonversi tegangan AC
menjadi DC sehingga sesuai dengan media penyimpanan listrik, yaitu baterai DC.
Hasil dari rectifier ini kemudian diolah oleh sistem MPPT dengan bantuan
transformer dan mosfet yang mengkonversi DC power untuk dipecah-pecahkan
menjadi tegangan DC yang lebih kecil dan arus yang disesuaikan sehingga cocok
dengan kapasitas baterai. Misalnya saja, tegangan dan arus AC dari sumber
awalnya bernilai 160V dari 3A (P=V.I , maka nilai powernya 480W) dilalirkan ke
controller untuk di konversi menjadi listrik DC yang sesuai dengan kapasitas
baterai, maka tegangan dan arusnya menjadi 24V dan 20A.(P=480W). Untuk
memenuhi tujuan tersebut maka dalam kontroller turbin angin TSD-500 terdapat
rangkaian penyearah, rangkaian filter, rangkaian DC-DC converter, rangkaian
sensor, rangkain driver dan mikrokontroller.

Gambar 4.2. Wiring Diagram Turbin Angin dan PV di PT. LBN


22

Gambar 4.3. Kontroller TSD-500

Gambar 4.4. Diagram Blok Kontroller TSD-500

Hubungan tiap bagian rectifier controller turbin angin TSD-500 dijelaskan


sebagai berikut :
1. Turbin angin akan mengkonversi energi angin menjadi energi listrik tiga
fasa. Keluaran turbin angin selanjutnya di searahkan oleh penyearah tiga
fasa jembatan.
2. Selanjutnya tegangan yang telah disearahkan akan di deteksi oleh sensor
tegangan yang akan di teruskan ke mikrokontroler.
3. Bila level tegangan telah memenuhi kriteria maka mikrokontroller akan
mengaktifkan relay sehingga terminal keluaran turbin angin dengan
rectifier kedua akan terhubung, yaitu pada saat tegangan keluaran turbin
23

berada diantara 35 V sampai dengan 160 V. Rectifier kedua yang berupa


penyearah tiga fasa jembatan akan menyearahkan tegangan keluaran dari
turbin. Tegangan yang dihasilkan akan mendekati tegangan searah namun
dengan ripple (riak) yang besar.
4. Untuk mengurangi riak tersebut maka tegangan dari rectifier akan
diteruskan ke rangkaian filter dimana filter yang digunakan berupa filter
kapasitor, dengan menggunakan rangkaian filter ini akan mengurangi
ripple sehingga tegangan yang dihasilkan akan mendekati tegangan searah
(DC). Level tegangan masih terlalu tinggi untuk dicatukan ke baterai yang
memiliki tegangan kerja 24 V.
5. Digunakan rangkaian penurun tegangan berupa DC-DC converter tipe
buck converter. DC-DC converter ini akan menurunkan tegangan keluaran
hingga sebesar 110% sampai dengan 115% dari tegangan nominal baterai.
Buck converter bekerja menggunakan saklar elektronik (metode PWM)
oleh karena itu diperlukan driver mosfet, yang mana mosfet merupakan
salah satu komponen dari buck converter. Driver mosfet mengatur besar
duty cycle yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan yang sesuai
untuk mencatu baterai.
6. Besarnya duty cycle ditentukan oleh mikrokontroler berdasarkan keluaran
dari sensor tegangan. Selanjutnya tegangan melewati blocking diode, yang
mana fungsinya adalah untuk mencegah terjadinya arus balik dari baterai
ke turbin saat tegangan pada anoda (turbin) lebih kecil dari pada tegangan
pada sisi katoda (baterai).
7. Sebelum mencatu baterai terdapat sensor arus yang berfungsi untuk
mendeteksi arus masukan agar tidak melebihi arus nominal baterai, yaitu
tidak lebih dari 20 A. Terdapat pula sensor tegangan pada baterai untuk
mengukur tegangan baterai saat ini. Keluaran sensor arus dan tegangan ini
diteruskan ke mikrokontroler.
8. Bila arus catu baterai melebihi arus nominal atau tegangan baterai telah
melebihi tegangan nominal maka mikrokontroler akan memberikan
instruksi ke relay sehingga saklar pada relay terbuka dan memutuskan
24

hubungan dari turbin ke rectifier kedua, yang artinya memutus suplai ke


baterai. Mikrokontroler akan memberikan instruksi kepada relay untuk
menutup saklar pada saat tegangan turbin sesuai kriteria dan arus catu dan
tegangan baterai tidak melebihi arus dan tegangan nominal baterai.

4.3. PENYEARAH
Fungsi penyearah atau rectifier didalam rangkaian catu daya adalah untuk
mengubah tegangan listik AC dari turbin angin menjadi listrik arus searah atau
DC. Pada umumnya tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah masih
belum rata dan masih memiliki riak atau ripple tegangan yang cukup besar.
Pada rangkaian kendali penyearah tutbin angin TSD-500 ini digunakan
penyearah tiga fasa gelombang penuh atau dikenal juga sebagai penyearah enam
pulsa (six pulse rectifier).

Gambar 4.5. Penyearah Tiga Fasa Gelombang Penuh

Gambar 4.6. Tegangan dan Arus Keluaran Penyearah Tiga Fasa


Gelombang Penuh
25

Dengan menggunakan persamaan berikut dapat dihitung tengan keluaran rata-rata


penyearah tiga fasa gelombang penuh.

2 π /3
6
V dc = ∫ √3 V m sin θ dθ
2π π /3

3 √3
V dc =V m =1,654 V m
π

Dengan persamaan yang lain dapat dihitung tengangan terukur pada beban.
2π/3

V L=
9
π√ ∫ (V m sinθ)2 dθ
π/3

3 9 √3
V L=V m
√ +
2 4π
=1,655 V m

Dengan asumsi turbin bekerja pada kemampuan maksimum sehingga


menghasilkan tegangan keluaran sebesar 160 V, maka besar keluaran penyearah
adalah sebagai berikut :

Tegangan keluaran turbin (fasa-fasa) ¿ V ¿ =160 V


V ¿ 160 V
Tegangan keluaran turbin (fasa-netral) ¿ V ln = = =92,37 V
√3 √3
Tegangan keluaran turbin (maksimum)¿ V m=V ln × √ 2=130,64 V
Tegangan keluaran rata-rata penyearah ¿ V dc =1,654 ×V m=216 V
Tegangan pada beban (rms) ¿ V L=1,655 ×V m=216,2 V
26

Gambar 4.7. Rangkaian Penyearah Tiga Fasa Gelombang Penuh


pada Simulasi PSIM

Gambar 4.8. Gelombang Tegangan Input dan Output Penyearah Tiga Fasa
Gelombang Penuh pada Simulasi PSIM

Gambar 4.9. Tegangan Rata-rata dan Tegangan Beban


pada Software PSIM
27

4.4. FILTER C
Tegangan keluaran dari suatu rangkaian penyearah pada akan
menimbulkan tegangan ripple (riak). Untuk menkompensasinya dibutuhkan
sebuah komponen elektrionika yang dipakai untuk mengurangi bahkan
menghilangkan tegangan tersebut karena dapat mempengaruhi keluaran.
Komponen tersebut disebut filter. Fungsi filter pada catu daya adalah sebagai
penyaring arus ripple sehingga bentuk tegangan keluaran akan mendekati DC
murni. Filter yang umum dipakai adalah filter dengan kapasitor.
Filter tipe kapasitor menghasilkan tegangan keluaran DC yang sama
dengan nilai puncak tegangan rectifier. Tipe ini umum dipakai dalam sistem DC
power supply. Prinsip filter kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan
kapasitor. Saat dioda forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan
periode ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum,
pada saat itu tegangan C sama dengan Vp.
Pada ayunan turun kearah reverse, kapasitor akan mengosongkan
muatannya. Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan Vp,
tetapi jika ada beban maka keluarannya (Vout) memliki sedikit ripple akibat
kondisi pengosongan.

Gambar 4.10. Filter Kapasitor

Gambar 4.11. Keluaran Filter Kapasitor


28

Pada filter kapasitor perhitungan tegangan ripple adalah :


1
V r=
fC

4.5. BUCK CONVERTER


Tegangan keluaran yang diteruskan oleh rectifier sudah merupakan
tegangan searah DC. Namun tegangan yang dihasilkan masih sangat fluktuatif
tergantung kecepatan angin. Agar dapat diteruskan ke baterai maka tegangan
harus distabilkan pada tegangan 24-28 volt (sesuai spesifikasi baterai). Agar
tegangan yang dihasilkan stabil maka digunakan rangkaian buck converter (step-
down converter) untuk menurunkan tegangan menjadi 24 volt. Tegangan dan arus
AC dari sumber awalnya bernilai 160 V dan 3 A (P=V × I ), maka nilai dayanya
480 W) dialirkan ke controller untuk dikonversi menjadi litrik DC yang sesuai
dengan kapasitas baterai. Maka tegangan dan arusnya menjadi 24 V dan 20 A (
P=V × I =24 ×20=480 W ).

Gambar 4.12. Konversi Daya pada Rectifier Controller TSD-500

Rangkaian buck converter pada controller TSD-500 menggunakan


beberapa komponen, yaitu power transistor tipe IPB320N20N3G, dioda tipe
RF1501N3S, induktor 200 µH, dua buah kapasitor yang masing-masing besarnya
2200 µF dan 2200 pF serta resistor 3,3 Ω . Berikut ini adalah beberapa komponen
beserta ukuran yang digunakan untuk menyusun rangkaian buck converter pada
TSD-500 :
29

Gambar 4.13. Komponen Buck Converter pada Rectifier Controller TSD-500

Rangkaian buck converter yang terdapat pada rectifier controller TSD-500


ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.14. Buck Converter pada Rectifier Controller TSD-500

Pada dasarnya buck converter memiliki karakteristik yaitu nilai tegangan


keluaran lebih kecil atau sama dengan tegangan masukannya. Buck converter
terdiri dari beberapa komponen yaitu MOSFET, dioda, inductor dan kapasitor
(sebagai tapis keluaranya), serta resistor (sebagai pengganti beban). Mosfet
digunakan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran (Vout) dengan cara
30

mengatur besarnya duty cycle pada PWM yang kemudian mengatur mosfet.
Besarnya dutty cycle akan mempengaruhi tegangan keluaran (Vout) dari buck
converter. Nilai duty cycle akan bernilai fluktuatif tergantung pada tegangan input
generator. Besarnya duty cycle dirumuskan sebagai :
V out
D=
V¿
dimana :
D = duty cycle
Vout = tegangan keluaran (Volt)
Vin = tegangan masukan (Volt)

Berikut adalah perubahan nilai duty cycle (D) pada saat tegangan masukan (Vin)
berubah-ubah dan tegangan keluaran (Vout) tetap.

Tabel 4.4. Perubahan nilai duty cycle saat tegangan masukan berubah-ubah

Vin (Volt) D Vout (Volt)


30 0,833 25
40 0,625 25
50 0,5 25
60 0,4167 25
70 0,3571 25
80 0,3125 25
90 0,2778 25
100 0,25 25
110 0,2272 25
120 0,2083 25
130 0,1923 25
140 0,1785 25
150 0,1667 25
160 0,15625 25

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan masukan (Vin) yang
diteruskan dari generator ke controller, maka akan semakin kecil duty cycle yang
digunakan pada controller tersebut.
31

Gambar 4. 15. Rangkaian Buck Converter

4.6. SENSOR TEGANGAN


Sensor tegangan adalah suatu alat yang mengukur tegangan pada alat
elektronik. Sensor tegangan pada umumnya berupa rangkaian pembagi tegangan
atau biasa disebut voltage divider. Sensor tegangan dapat digunakan untuk
mengukur tegangan AC maupun DC, namun algoritma pengukuran yang
digunakan tidaklah sama.
Nilai tegangan DC relatif konstan sehingga mudah diukur, berbeda dengan
tegangan AC yang terus berubah sesuai bentuk gelombang sinus dan memiliki
magnitude tegangan dalam wilayah positif dan negatif. Besaran tegangan efektif
AC dapat diketahui apabila tegangan maksimum/puncak diketahui menggunakan
algoritma yang tepat dan persamaan matematis yang sesuai.
Ada tiga buah sensor tegangan yang digunakan pada kontrol turbin angin
TSD-500. Pertgama digunakan untuk mendeteksi tegangan input. Yang kedua
untuk mendeteksi enable mikrokontroler. Terakhir untuk mendeteksi tegangan
keluaran dari rangkaian kontrol.
Besar output dari pembagi tegangan adalah sebagai berikut :

R2
V out = ×V¿
R1 + R2
32

Gambar 4.16. Sensor Tegangan (Pembagi Tegangan)

4.7. SENSOR ARUS


Sensor arus adalah perangkat yang mendeteksi arus listrik (AC maupun
DC) pada penghantar, dan menghasilkan tegangan atau arus (sinyal) yang
sebanding dengan besarnya arus pada penghantar. Sinyal yang dihasilkan dapat
berupa sinyal analog atau digital. Sinyal ini kemudian diukur atau disimpan untuk
analisisi lanjut, pendataan maupun untuk tujuan kontrol.
Sensor arus (current sensor) pada rectifier controller TSD-500 digunakan
utuk pembacaan arus keluaran pada buck converter sebelum dialirkan ke baterai.
Sensor arus pad controller TSD-500 menggunakan IC tiper MAX4081TAU

Gambar 4.17. Sensor Arus MAX4081TAU

4.8. RELAY PENGAMAN


Setelah proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik terjadi di
generator, maka keluaran daya dari generator kemudian dialirkan menuju ke
33

controller. Bagian pertama yang dilewati adalah relay. Relay digunakan untuk
mengatur tegangan yang masuk ke controller dengan tujuan untuk melindungi
komponen-komponen pada controller.
Pada controller TSD-500 terdapat dua jenis relay, yaitu break circuit relay
dan short circuit relay. Break circuit relay terdiri dari tiga buah relay yang
difungsikan untuk mengatur masuk atau tidaknya daya input dari generator
dengan dikendalikan oleh mikrokotroler. Relay ini akan aktif apabila tegangan
input yang dibaca oleh mikrokontroler melebihi ≥28 Volt dan akan memutus (off)
apabila tegangan input ≥160 Volt. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kerusakan komponen akibat tegangan lebih.
Short circuit relay digunakan untuk pengereman turbin angin. Short
circuit relay diatur agar aktif pada saat kecepatan angin lebih dari 12 m/s. Pada
kecepatan tersebut tegangan pada sisi input akan meningkat hingga pada level
yang membahayakan controller dan turbin angin itu sendiri. Pengereman
dilakukan dengan mengghubungkan dua fasa dari generator sehingga putaran dari
generetor akan melambat.

Gambar 4.18. Break Circuit Relay dan Short Circui Relay pada Rectifier
Controller TSD-500

4.9. MIKROKONTROLER
Mikrokontroler atau Micro Controller Unit (MCU) merupakan sebuah
komponen elektronika berupa chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian
34

elektronik dan umumnya dapat menyimpan program di dalamnya. Mikrokontroler


terdiri dari Central Processing Unit (CPU), memori serta Input dan Output (I/O)
tertentu, seperti analog-to-digital converter (ADC) yang telah terintegrasi
didalamnya.
Mikrokontroler pada controller TSD-500 berperan sebagai otak yang
mengatur semua fungsi dari controller TSD-500, mulai dari proses switching,
sensing arus dan tegagnan, mengatur duty cycle dan PWM pada buck converter
serta me-nonaktifakan atau mengaktifkan relay pengaman.
Controller TSD-500 menggunakan mikrokontroller tipe dsPIC30F3013
profiksi Microchip Technology Inc. Fitur-fitur umum yang dimiliki ioleh
mikrokontroler dsPIC30F3013 antara lain : modul timer 16-bit dan 32-bit,
counter, modul PWM/capture/compare, modul USART/UART, 12-bit ADC.
Spesiifikasi lain dari mikrokontroler dsPIC30F3013 adalah : tegangan kerja 2,5 V
hingga 5,5 V, tiga buah external interrupt dan dua buah modul
captur/compare/PWM, memori program hingga 48 Kbyte, ADC 12-bit dengan 13
kanal input.

Gambar 4.19. Mikrokontroler dsPIC30F3013


BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
1. Fungsi rangkaian kontrol penyearah pada pembangkit litrik tenaga angin
adalah :
a. Sebagai penyearah tegangan keluaran turbin angin agar dapat mengisi
daya baterai
b. Sebagai pemabatas tegangan keluaran turbin agar sesuai dengan
tegangan kerja baterai
c. Sebagai pengaman apabila terjadi badai
2. Rangkaian kontrol penyearah turbin angin TSD-500 menggunakan
rangkaian kontrol dari perusahaan Nidec.
3. Rangkaian kontrol penyearah turbin angin TSD-500 memiliki beberapa
bagian antara lain :
a. Penyearah tiga fasa gelombang penuh
b. Filter C
c. Buck converter
d. Sensor Tegangan
e. Sensor arus
f. Relay pengaman
g. Mikrokontroler

5.2. SARAN
Dari kerja praktek yang telah dilakukan penulis merasa perlu memberikan
saran mengenai pelaksanaan kerja praktek ini. Yaitu perlunya koordinasi dan
komunikasi yang lebih baik lagi dalam pembimbingan di lapangan. Sehingga
peserta kerja praktek dapat lebih memahami kondisi lapangan saat pelaksanaan
kerja praktek.

35
DAFTAR PUSTAKA

[1] M.H.Rashid. Power Electronic Handbook. Canada, Penerbit Academic Press,


2001.
[2] Z.Abidin. 2015. Pemodelan Power Supply Dc Dengan Multisim 12.0 Sebagai
Media Pembelajaran. Jurnal Teknika. http://www.e-
jurnal.com/2016/10/pemodelan-power-supply-dc-dengan.html.
[3] A.Racman. 2012. Analisis Pemetaan Potensi Angin di Indonesia. Skripsi FT
UI.http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307824-S42323-Akbar
%20Rachman.pdf.
[4] Kementrian Dalam Negri. 2016. Buku Panduan Energi yang Terbarukan.
PNPM Mandiri. http://spae.teknik.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2016/11/Buku-Panduan-Energi-yang
Terbarukan_guidebook-renewable-energy-small.pdf
[5] A.P.Adityawan., D.Cahya.H., L.Sulistijono., dan Madyono. 2017. Sistem
Pengisian Batteray Lead Acid Secara Adaptive.
https://www.pens.ac.id/uploadta/downloadmk.php?id=1859.
[6] Lentera Bumi Nusantara. 2017. Company Profile.
http://www.lenterabumi.com/aboutus.html

36

Anda mungkin juga menyukai